Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127026 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Hibatullah Wafi Yassar
"Magang Merdeka merupakan salah satu program Kampus Merdeka untuk mengasah kemampuan praktis mahasiswa yang masih aktif berkuliah. Peneliti ingin melihat hubungan antara setiap dimensi work-life balance dengan kesejahteraan subjektif pada 107 mahasiswa aktif S1 yang mengikuti program Magang Merdeka. Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan alat ukur The PERMA-profiler untuk mengukur kesejahteraan subjektif dan Work/Non-work Interference and Enhancement Scale untuk mengukur work-life balance. Hasil penelitian menunjukkan dimensi work enhancement of personal life memiliki hubungan yang signifikan dengan kesejahteraan subjektif sebesar (r = 0,02; p < 0,01; two tailed). Tidak ada hubungan antara dimensi work interference with personal life, personal life interference with work, dan personal life enhancement of work dengan kesejahteraan subjektif. Oleh karena itu, pemangku kebijakan perlu mengatur agar mahasiswa aktif S1 tidak terbebani dan membekali mereka dengan dukungan yang memadai untuk bisa mengatasi beban kerja dan beban akademik secara bersamaan.

Magang Merdeka is a program aimed at honing students' practical skills, but it has the potential to cause role conflicts among students. This study aims to examine the relationship between the dimensions of work-life balance and subjective well-being in students participating in the Magang Merdeka program. The total number of participants was 107, consisting of active students aged 19 to 23 years old, who have participated or are currently participating in the Magang Merdeka program. This study found a relationship between work enhancement of personal life and subjective well-being (r = 0.02; p < 0.01; two-tailed). Additionally, this study found that there was no relationship between other dimensions of work-life balance and subjective well-being in the context of students in the Magang Merdeka program."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Umar Rabani
"Job Performance karyawan menjadi salah satu hal krusial yang mempengaruhi kinerja perusahaan sehingga perusahaan perlu memperhatikan kinerja karyawannya. Salah satu hal yang mempengaruhinya adalah work-life balance. Banyak peneliti telah menerangkan bahwa work-life balance karyawan merangsang psychological wellbeing yang memengaruhi job performance. Job performance sendiri merupakan output dari work effort. Penelitian ini menggunakan desain konklusif dan deskriptif dengan pengambilan data single-cross sectional dan self-ratings survei. Structural Equation Modelling digunakan untuk menganalisis data. Penelitian ini menemukan bahwa psychological wellbeing tidak memediasi pengaruh Work-life balance terhadap work effort. Namun tetap menemukan bahwa work-life balance mempengaruhi psychological wellbeing dan work effort. Hal ini membuktikan pentingnya work-life balance bagi karyawan dan perusahaan. Di sisi lain job satisfaction memoderasi pengaruh work-life balance terhadap psychological wellbeing dan langsung mempengaruhi psychological wellbeing. Berdasarkan hasil tersebut perusahaan perlu menciptakan lingkungan yang mendukung work-life balance karyawan agar dapat meningkatkan work effort dan psychological wellbeing karyawan. Di sisi lain job satisfaction karyawan juga harus mendapat perhatian serius oleh perusahaan sehingga psychological wellbeing karyawan juga meningkat.

Employee Job Performance is one of the crucial things that affect company performance so companies need to pay attention to the performance of their employees. One of the things that influence it is the work-life balance. Many researchers have explained that employee work-life balance stimulates psychological well-being which affects job performance. Job performance itself is the output of work effort. This study uses a conclusive and descriptive design with single-cross sectional data collection and survey self-ratings. Structural Equation Modeling is used to analyze the data. This study found that psychological well-being did not mediate the effect of work-life balance on work effort. However, they still find that work-life balance affects psychological well-being and work effort. This proves the importance of work-life balance for employees and the company. On the other hand, job satisfaction moderates the effect of work-life balance on psychological well-being and directly affects psychological well-being. Based on these results, companies need to create an environment that supports work-life balance of employees in order to increase work effort and psychological well-being of employees. On the other hand, employee job satisfaction must also receive serious attention from the company so that the psychological well-being of employees also increases."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Nabila
"Beberapa tahun terakhir ini, jumlah mahasiswa yang mengikuti kegiatan magang semakin meningkat. Banyak tantangan dan tuntutan yang apabila tidak berhasil diatasi mahasiswa dapat mengalami stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh work-life balance terhadap stres kerja pada mahasiswa yang mengikuti magang. Hipotesis utama yang diajukan adalah terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara work-life balance terhadap stres kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan pada 149 partisipan yang merupakan seorang mahasiswa dan sedang melaksanakan program magang. Alat ukur yang digunakan adalah Work-Life Balance (WLB) Scale untuk work-life balance dan Job Stress (JS) Scale untuk stres kerja. Kuesioner disebarkan secara daring menggunakan Google Form. Dengan menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana, hasil penelitian menunjukkan bahwa work-life balance (M = 3,63, SD = 0,54) memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap stres kerja (M = 2,65, SD = 0,75), F(1,147)=64,73, p<0,01, R^2= 0,301. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda, diperoleh hasil bahwa dimensi work-life balance secara simultan memengaruhi stres kerja, F(4,144)= 17,18, p<0,01, R^2=0,304. Kesimpulannya, hasil penelitian mendukung hipotesisi, yaitu work-life balance berpengaruh secara negatif terhadap stres kerja. Individu dengan work-life balance tinggi, terutama pada dimensi PLIW dan WEPL, lebih mampu dalam mencegah munculnya stres kerja. Sebaliknya, individu dengan work-life balance rendah cenderung akan lebih mudah terpapar stres kerja. Berdasarkan hasil penelitian, organisasi atau perusahaan yang membuka program magang disarankan untuk menyediakan pembekalan dan seminar bagi peserta magang yang mendukung terciptanya work-life balance di tempat kerja yang dapat membantu mereka untuk bisa mengatur waktu antara kehidupan kerja dan pribadi sebaik mungkin agar tercipta keseimbangan.

In recent years, the number of students participating in internship programs has been increasing. Many challenges and demands, if not successfully addressed, students who participated in internship programs could experience job stress. This study aims to examine the effect of work-life balance on job stress among students participating in internships. The main hypothesis stated that there is a significant negative effect between work-life balance and job stress. This research is a quantitative study that was conducted using regression analysis on 149 Indonesians citizens who are students currently undergoing internship programs. The measurement instruments used are the Work-Life Balance (WLB) Scale for work-life balance and the Job Stress (JS) Scale for job stress. The questionnaire was distributed online using Google Form. Using simple linear regression analysis technique, the research findings indicate that work-life balance (M = 3,63, SD = 0,54) significantly negatively influences work-related stress (M = 2,65, SD = 0,75), F(1,147)=64,73, p<0.01, R^2=0,301. Based on the multiple linear regression analysis, it was found that the dimensions of work-life balance simultaneously affect job stress. In conclusion, the research findings support the hypothesis that work-life balance negatively influences job stress. Individuals with high work-life balance, especially in the dimensions of PLIW and WEPL, are more capable of preventing job stress. Conversely, individuals with low work-life balance are more likely to be exposed to job stress. Based on the research results, organizations and companies that offer internship programs are advised to provide training or seminars for interns that address the importance of work-life balance in the workplace. This can help them better manage their demands between work and personal life and achieve work-life balance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katiandagho, Charen Nataly
"Kemampuan digital workers dalam mengerjakan pekerjaan kapan pun dan di mana pun memiliki dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan adalah masalah keseimbangan antarperan (lack of work-life balance). Menurut beberapa penelitian, salah satu variabel yang berkorelasi positif dengan work-life balance adalah trait mindfulness. Akan tetapi, sebagian besar penelitian sebelumnya hanya meneliti mindfulness dengan work-family balance saja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara trait mindfulness dengan work-life balance, sebagai bentuk lebih luas dari work-family balance, pada digital workers. Work-life balance adalah variabel multidimensional yang memiliki empat dimensi, yaitu Work Interference with Personal Life (WIPL), Personal Life Interference with Work (PLIW), Work Enhancement of Personal Life (WEPL), dan Personal Life Enhancement of Work (PLEW). Alat ukur yang digunakan adalah Mindfulness Attention Awareness Scale (Brown & Ryan, 2003) yang telah diadaptasi oleh Rizky (2018) dan Work/Nonwork Scale (Fisher, 2001; Fisher et al., 2009) yang telah digunakan oleh Gupitararas (2016). Data penelitian ini berasal dari 155 digital workers yang bekerja secara full time. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara trait mindfulness dengan WIPL, PLIW, PLEW, tetapi tidak menunjukkan hubungan antara trait mindfulness dengan WEPL. Berdasarkan hasil ini, baik perusahaan maupun digital workers dapat mempertimbangkan trait mindfulness sebagai cara untuk mencapai work-life balance.

The ability of digital workers to work anytime and anywhere has positive and negative impacts. One of the negative impacts is lack of work-life balance. According to several studies, one of the variables that is positively correlated with work-life balance is trait mindfulness. However, most previous studies have only examined mindfulness with work-family balance. Therefore, this study aims to examine the relationship between trait mindfulness and work-life balance, as a broader variable than work-family balance, in digital workers. Work-life balance is a multidimensional variable that has four dimensions, namely Work Interference with Personal Life (WIPL), Personal Life Interference with Work (PLIW), Work Enhancement of Personal Life (WEPL), and Personal Life Enhancement of Work (PLEW). Instruments used in this study are Mindfulness Attention Awareness Scale (Brown & Ryan, 2003) which had been adapted by Rizky (2018) and the Work/Nonwork Scale (Fisher, 2001; Fisher et al., 2009) which had been adapted by Gupitararas (2016). This research data comes from 155 digital workers who work full time. The results of this study indicate that there is a significant relationship between trait mindfulness and WIPL, PLIW, PLEW, but did not show a relationship between the trait mindfulness and WEPL. Based on these results, both companies and digital workers can consider trait mindfulness as a way to achieve work-life balance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asiah Cantika
"Kepuasan hidup karyawan Generasi Y merupakan hal yang penting untuk dijaga karena banyaknya jumlah karyawan Generasi Y di angkatan kerja Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara work-life balance dengan kepuasan hidup pada karyawan Generasi Y. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan alat ukur Satisfaction with Life Scale untuk mengukur kepuasan hidup, dan Work / Non Work Scale untuk mengukur work-life balance. . Penelitian ini dilakukan pada 109 karyawan Generasi Y yang saat ini bekerja minimal enam bulan di perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan hidup karyawan Generasi Y akan meningkat jika dua dimensi work-life balance, peningkatan kehidupan pribadi kerja dan peningkatan kehidupan pribadi peningkatan pekerjaan meningkat. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa kepuasan hidup pada karyawan Generasi Y tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan dua dimensi work-life balance, gangguan kerja dengan kehidupan pribadi dan gangguan kehidupan pribadi dengan pekerjaan.

The life satisfaction of Generation Y employees is an important thing to maintain because of the large number of Generation Y employees in the Indonesian workforce. This study aims to see the relationship between work-life balance and life satisfaction in Generation Y employees. This research is a quantitative study that uses the Satisfaction with Life Scale measurement tool to measure life satisfaction, and the Work / Non Work Scale to measure work-life balance. . This research was conducted on 109 Generation Y employees who currently work for at least six months at the company. The results of this study indicate that the life satisfaction of Generation Y employees will increase if the two dimensions of work-life balance, an increase in personal work life and an increase in personal life increase in work. The results of this study also found that life satisfaction among Generation Y employees did not have a significant relationship with the two dimensions of work-life balance, disruption of work with personal life and disruption of personal life with work."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Muhammad Hilman
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya dinamika pada latar pekerjaan NGO dapat mengancam kesejahteraan dan keseimbangan antara urusan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadi pekerja yang disebut work-life balance dengan adanya penerapan sistem flexible working hours di Yayasan Lentera Anak. Sedangkan, dalam proses kerjanya terdapat hal-hal yang dapat mendukung ataupun menghambat work-life balance para pekerja baik dari dalam lingkup pekerjaan maupun dari lingkungan pribadi pekerja. Penelitian ini ditujukan menjawab dua pertanyaan penelitian mengenai kondisi work-life balance para pekerja NGO di Yayasan Lentera Anak yang menerapkan sistem flexible working hours, dan faktor-faktor pendukung dan penghambat para pekerja dalam mencapai kondisi work-life balance. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui: (1) wawancara dengan enam informan yang terdiri dari Manager Kepegawaian, HRD, dan empat orang pekerja divisi proyek Yayasan Lentera Anak; (2) observasi, dan (3) studi dokumentasi. Penelitian ini berlangsung pada rentang September 2022 - Juli 2023. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa para pekerja NGO di Yayasan Lentera Anak merasa sudah memiliki kondisi work-life balance yang baik dengan adanya penerapan flexible working hours karena memberikan mereka keleluasaan dalam mengatur waktu dan pekerjaan yang dimiliki sehingga kondisi kehidupan pekerjaan dan pribadi yang dimiliki menjadi seimbang serta mereka mengalami peningkatan kualitas hidup dan memiliki kepuasan yang baik atas pekerjaan yang dimiliki. Terungkap pula bahwa terdapat beberapa faktor pendukung work-life balance dari dalam lingkup pekerjaan seperti budaya kerja yang kekeluargaan, pemberian fasilitas yang cukup, banyaknya keringanan dan keleluasaan yang diberikan dalam proses kerja. Adapun faktor pendukung dan penghambat dari lingkup lingkungan pribadi pekerja seperti kurang memiliki manajemen waktu pribadi yang kurang baik, kemacetan lalu lintas, dan tekanan-tekanan dari pihak mitra maupun pendonor. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan kondisi kerja yang terdapat di Yayasan Lentera Anak beserta dengan penerapan sistem flexible working hours yang ada sudah sangat mendukung para pekerja dalam menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadinya dalam mencapai kesejahteraannya sebagai pekerja NGO. Hal tersebut membuat para pekerja menjadi nyaman tetap terjaga produktivitasnya. Hasil penelitian ini diharapkan bersumbangsih pada ilmu kesejahteraan sosial terkait bidang manajemen sumber daya manusia di latar pekerjaan organisasi non-pemerintah atau NGO sebagai suatu human service organization (HSO).

This research is motivated by the high dynamics in the background of NGO work that can threaten the welfare and balance between work-life affairs and workers' personal lives, which is called work-life balance with the implementation of a flexible working hours system at the Children's Lentera Foundation. Meanwhile, in the work process, some things can support or detain the work-life balance of the workers, both from within the scope of work and from the worker's environment. This study aims to answer two research questions regarding the work-life balance conditions of NGO workers at the Lentera Anak Foundation which implement a flexible working hours system, and the supporting and inhibiting factors for workers in achieving work-life balance conditions. This research conducted using a qualitative approach by collecting data through (1) interviews with six informants consisting of the Personnel Manager, HRD, and four project division workers at the Anak Lantern Foundation; (2) observation, and (3) documentation study. This research took place in the range of September 2022 - July 2023. It was revealed that the NGO workers at the Lentera Anak Foundation felt that they had good work-life balance conditions with the implementation of flexible working hours because it gave them the flexibility to manage their time and work so that their work and personal life conditions became balanced and they experienced an increased quality of life and had good satisfaction with the work they had. It was also revealed that there are several factors supporting work-life balance from within the scope of work such as a family work culture, providing adequate facilities, lots of leeway, and flexibility given in the work process. The supporting and inhibiting factors from the scope of the worker's environment such as lack of good personal time management, traffic jams, and pressure from partners and donors. Thus it can be concluded that the working conditions found at the Children's Lentera Foundation along with the implementation of the existing flexible working hours system have greatly supported workers in balancing their work life and personal life in achieving their welfare as NGO workers. This makes workers feel comfortable while maintaining productivity. This research is expected to contribute to the Social Welfare Science study program, especially on the human resource management on the Non-Governmental Organization as human service organization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Al Fiana
"Jakarta yang menjalankan peran ganda beserta faktor faktor pendorong dan penghambat terciptanya work-life balance. Penelitian ini dilakukan pada Agustus 2022 - Juli 2023. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi literatur yang melibatkan 5 orang informan. Adapun tujuan penelitian ini adalah pertama untuk mendeskripsikan kondisi work-life balance guru perempuan SMAN 1 yang menjalankan peran ganda, kedua untuk mendeskripsikan faktor pendorong dan penghambat tercapainya work-life balance. Penelitian ini memiliki manfaat penelitian untuk ilmu kesejahteraan sosial mengenai bahasan well being pekerja yang termasuk kesehatan dan keselamatan kerja. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan mengenai kondisi work-life balance dari keempat informan, 3 diantaranya berpandangan belum memiliki work-life balace yang baik. Hal ini disebabkan faktor kehidupan pekerjaan yang berat ditambahan faktor luar pekerjaan dimana ketiga informan masih memiliki anak balita-kanak kanak sehingga terjadinya kelekatan. Kondisi tersebut berbeda dengan satu informan yang menyatakn bahwa memiliki pandangan memiliki work-life balance yang baik hal tersebut dikarenakan informan memiliki kontrol personal terhadap pekerjaannya disisi lain informan memiliki anak yang berada di fase kanak-kanak akhir. Dari penelitian ini juga dapat diketahui bahwa terdapat faktor pendorong dan penghambat. Dari lingkup organisasi memiiliki rekan kerja yang suportif dan lingkungan kerja yang baik, adapun faktor pendorong lingkup rumah yakni pasangan yang suportif, orang tua yang turut membantu dan adanya asisten rumah tangga sedangkan faktor penghambat yang ditemukan hanya berasal dari lingkup pekerjaan yakni adanya perubahan sistem penerimaan siswa baru dan adanya kasus khusus pada peserta didik. Sementara itu ditemukan faktor pendorong dari individu yakni kontrol personal dan orientasi untuk bekerja.

This research describes the work-life balance conditions of female teachers at SMAN 1 Jakarta who have dual roles, along with the factors that promote and hinder the achievement of work-life balance. The research was conducted from August 2022 to July 2023. Data collection was done through interviews and literature study involving 5 informants. The objectives of this research are, firstly, to describe the work-life balance conditions of female teachers at SMAN 1 who have dual roles, and secondly, to describe the factors that promote and hinder the achievement of work-life balance. This research has research benefits for the social welfare field regarding the well-being of workers, including health and occupational safety. From the results of this research, it can be concluded that there are differences in work-life balance conditions among the four informants, with 3 of them expressing that they do not yet have a good work-life balance. This is due to the heavy work demands combined with external factors, as the three informants still have young children, resulting in attachment. This condition differs from one informant who stated that she has a positive view of having a good work-life balance, which is due to having personal control over her work, while also having a child in the late childhood phase. The research also revealed the presence of promoting and hindering factors. Within the organizational scope, supportive colleagues and a favorable work environment are promoting factors, while within the household scope, a supportive spouse, involved parents, and the presence of a household assistant are promoting factors. The hindering factors identified were related to the work domain, such as changes in the new student admission system and specific cases involving students. Meanwhile, personal factors such as personal control and work orientation were found to be promoting factors."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"What are the effects of conflict between home and work?
Does work stress affect those who live with you?
In the rapidly changing modern work environment, time pressures seem ever increasing and new technology allows work to be conducted any time and anywhere. These are just two of the factors that make it more and more difficult for working men and women to integrate work and home life. Consequently, there is a need for flexible and innovative solutions to manage the work-home interface.
Work-Life Balance: A Psychological Perspective presents up-to-date information on work-home issues, including the latest research findings. The book’s emphasis is strongly psychological, with a focus on practical solutions, and includes chapters which deal with psychological issues such as the conflict between work and family, how work stresses may affect partners, and recovery from work. It also includes sections on legal issues, as well as examples of initiatives being implemented by leading employers. Contributors are drawn from the leading researchers in their fields and reflect the international character of the current challenges facing employers and employees.
Its practical focus and innovative approach make this an essential book for managers, HR professionals and organizational psychologists, as well as students in these disciplines. The theoretical basis and research focus mean the book will also be invaluable for researchers investigating workplace issues."
London: Psychology Press, 2006
e20500587
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Steviani Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk dan dampak dimensi-dimensi work-life balance di kalangan perempuan pekerja di industri otomotif. Fokus penelitian adalah pada kondisi work-life balance yang dihadapi oleh perempuan pekerja, yang seringkali menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan tanggung jawab pekerjaan, kehidupan pribadi dan kehidupan rumah tangga. Kebaruan studi ini dengan melihat beban kerja, aktivitas personal, pembagian beban di rumah, dukungan keluarga, kebijakan perusahaan melihat perempuan pekerja, dan kepuasan diri perempuan pekerja di industri otomotif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus (case study) dengan unit analisisnya adalah perempuan pekerja yang sudah menikah dan bekerja di industri otomotif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa keempat informan OH, AN, NV dan MT menunjukkan mampu melakukan work-life balance baik dari segi time balance, involvement balance dan satisfaction balance dalam menjalani peran sebagai perempuan pekerja, kehidupan pribadi, dan ibu rumah tangga. Pada dasarnya menyeimbangkan pekerjaan, kehidupan pribadi dan keluarga penting untuk kesejahteraan dan produktivitas secara keseluruhan. Ketika seseorang tidak dapat menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka, ini dapat mengarah pada stres, kelelahan, dan penurunan produktivitas.

This research aims to examine the form and impact of work-life balance dimensions among women workers in the automotive industry. The focus of the research is on the work-life balance conditions faced by working women, who often face challenges in balancing work responsibilities, personal life and home life. The novelty of this study is by looking at workload, personal activities, distribution of burdens at home, family support, company policies regarding working women, and self-satisfaction of women workers in the automotive industry. This research uses a qualitative approach with a case study with the unit of analysis being married female workers who work in the automotive industry. The data collection method used was in-depth interviews. The results of the research showed that the four informants OH, AN, NV and MT showed that they were able to carry out work-life balance both in terms of time balance, involvement balance and satisfaction balance in carrying out their roles as working women, personal lives and housewives. Basically balancing work, personal and family life is important for overall well-being and productivity. When a person is unable to balance their work and personal life, this can lead to stress, burnout, and decreased productivity."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iga Larasati
"Skripsi ini membahas mengenai hubungan tingkat work-life balance terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan Yayasan Plan International Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kepuasan kerja (kesejahteraan) bagi karyawan organisasi pelayanan kemanusiaan atau Human Services Organization (HSO). Sedangkan, penelitian mengenai kepuasan kerja di HSO masih sangatlah minim. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat lemah antara tingkat work-life balance terhadap tingkat kepuasan kerja pada karyawan Yayasan Plan International Indonesia. Hal ini dapat dipengaruhi oleh adanya karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh HSO yang sangat berbeda dengan perusahaan. Di dalam HSO tingkat kepuasan kerja tidak selalu dikaitkan dengan tingkat work-life balance. Kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh adanya karakter HSO, seperti manusia sebagai raw material, tujuan organisasi yang tidak jelas dan bersifat problematik, ketidakpastian dalam menentukan teknologi pelayanan, ambiguitas pada moral, serta proses interaksi yang intensif dengan klien sebagai salah satu aktivitas utama dari HSO.

This undergraduate thesis discusses about the correlation of work-life balance to job satisfaction among Yayasan Plan International Indonesia’s Employees. This research is a quantitative research with descriptive design. This research is background by the importance of employee’s satisfaction in the Human Services Organization’s setting. Meanwhile, the research about employee’s job satisfaction among Human Services Organizatinon is still rare. The result of this research shows that there’s a very weak correlation between the level work-life balance to the level of job satisfaction among Yayasan Plan International Indonesia’s Employees. This can be caused by the difference in characteristic between HSO and company. Job satisfaction in HSO is not always correlated with the level of work-life balance. It can be correlated with its characteristic, people as a raw material, unclear and problematic organizatinons goals, uncertainty in determining service technology, moral ambiguity, and intensive interaction between employee and client as one of core activities in HSO."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>