Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185132 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Viona Alfonsa Batmanlussy
"Pendahuluan: Skizofrenia merupakan penyakit gangguan jiwa yang mempengaruhi aspek pikiran, perasaan dan perilaku seorang individu dan dapat ditandai dengan gejala positif maupun negatif sehingga menyebabkan individu mengalami kesulitan dalam menilai dan mendefinisikan realita. Prevalensi orang dengan skizofrenia di Sulawesi Utara berada di angka 0,19% atau 1 per 1000 penduduk. Gejala skizofrenia terbagi dua yaitu gejala positif dan negatif, salah satu gejala negatif adalah defisit perawatan diri. Dampak yang ditimbulkan oleh defisit perawatan diri dapat berupa gangguan fisik, gangguan dalam menjalani kehidupan pribadi dan pekerjaan, serta gangguan pada aspek psikososial. Oleh sebab itu, diperlukan tindakan untuk mengatasi masalah defisit perawatan diri pada pasien dan juga memberikan pengetahuan bagi keluarga tentang cara merawat pasien defisit perawatan diri. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan ners, terapi perilaku, psikoedukasi keluarga, dan terapi suportif terhadap gejala defisit perawatan diri, kemampuan pasien melakukan perawatan diri, dan kemampuan keluarga dalam merawat pasien defisit perawatan diri. Metode: Menggunakan desain penelitian Quasy experiment pre-post with control group yang dianalisis menggunakan univariat dan bivariat. Hasil: Penelitian menunjukkan penurunan gejala defisit perawatan diri, peningkatan kemampuan pasien dalam merawat diri, dan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat pasien defisit perawatan diri. Rekomendasi: Tindakan keperawatan ners, terapi perilaku, psikoedukasi keluarga, dan terapi suportif direkomendasikan sebagai upaya untuk menurunkan gejala defisit perawatan diri pada pasien, meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri, dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat pasien.

Introduction: Schizophrenia is a mental illness that affects the thoughts, feelings and behaviour of an individual and can be characterised by both positive and negative symptoms that cause individuals to experience difficulties in assessing and defining reality. The prevalence of people with schizophrenia in North Sulawesi is 0.19% or 1 per 1000 population. Symptoms of schizophrenia are divided into two positive and negative symptoms, one of the negative symptoms is self-care deficit. The impact caused by self-care deficits can be physical impairment, impairment in living personal and work life, as well as impairment in psychosocial aspects. Therefore, action is needed to overcome the problem of self-care deficits in patients and also provide knowledge for families on how to care for patients with self-care deficits. Aims: To determine the effect of nursing standard, behavioural therapy, family psychoeducation, and supportive therapy on symptoms of self-care deficits, the ability of patients to perform self-care, and family's ability to care for patients with self-care deficits. Methods: Using Quasy experiment pre-post with control group research design which was analysed using univariate and bivariate analyses. Results: The study showed a decrease in symptoms of self-care deficits, an increase in the patient's ability to care for themselves, and an increase in the family's ability to care for patients with self-care deficits. Recommendations: Standard nursing intervention, behavioural therapy, family psychoeducation, and supportive therapy are recommended as an effort to reduce symptoms of self-care deficits in patients, improve patients' ability to perform self-care, and improve family's ability to care for patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Surbakti
"Caring merupakan ciri khas perawat yang menentukan kualitas sebuah layanan. Namuntidak semua perawat memiliki perilaku caring yang baik. Salah satu penyebabrendahnya perilaku caring adalah rendahnya efikasi caring perawat yang menyebabkankurangnya keyakinan dan kemampuan diri untuk membina hubungan caring dalammemberikan asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpelatihan efikasi caring terhadap perilaku caring perawat. Penelitian ini menggunakandesain kuantitatif dengan metode quasi eksperimen dengan pendekatan pre-post testdesign with control group. Partisipan adalah 50 perawat pada kelompok intervensi diRSUD Kota Dumai dan 50 perawat pada kelompok control di RSUD Kecamatanmandau.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pelatihan efikasi caring terhadapperilaku caringperawat dengan nilai p = 0,0001, ada perbedaan bermakna pada nilaiperubahan perilaku caring baik di kelompok intervensi p = 0,0001 maupundikelompok kontrol p = 0,021 dengan ? = 0,005 dan pengetahuan memiliki hubunganbermakna dengan perilaku caring perawat. Pelatihan mampu meningkatkan efikasicaring sehingga perilaku caring perawat juga meningkat. Manajer perlu memikirkanupaya untuk mempertahankan perilaku caring yang telah dicapai terutama denganmeningkatkan pengetahuan perawat mengenai efikasi caring.

Caring is a characteristic of nurses that determine the quality of a service. But not allnurses have good caring behaviors. One of the causes of low caring behavior is the lowefficacy of caring that leads to lack of confidence and self ability to foster caringrelationships in providing nursing care. This study aimed to determine the effects ofcaring efficacy training on caring behavior of nurses. This research used quantitativedesign with quasi experimental method with approach of pre post test design withcontrol group. Participants were 50 nurses in the intervention group at RSUD Dumaiand 50 nurses in the control group at RSUD Mandau.
The results showed that there wasan effect of caring efficacy training on caring nurse behavior with p value 0.0001,there was significant difference in the value of caring behavior change in bothintervention group p 0.0001 and control group p 0,021 with 0.005 andknowledge have significant relationship with caring behavior of nurse. Training canimprove caring efficiency and increasescaring nurse behavior. Managers need to thinkabout efforts to maintain caring behavior that has been achieved primarily byincreasing the nurse's knowledge aboutcaring efficacy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doenges, Marilynn E.
Jakarta: EGC, [2000;2000;2000;2000;2000;2000, 2000]
610.73 DOE nt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gulanick, Meg
St. Louis: Mosby, 2007
610.73 GUL n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Carpenito-Moyet, Lynda Juall
Jakarta : EGC, 1999
610.73 CAR nt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
McFarland, Gertrude K.
St.Louis: Mosby, 1989
610.73 MCF n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Theresia M. Elsina
"Pendahuluan: Skizofrenia merupakan gangguan kejiwaan kronis yang ditandai dengan distorsi kognitif dan penarikan sosial. Gejala postif skizofrenia adalah halusinasi, sedangkan gejala negatif skizofrenia adalah defisit perawatan diri. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pre-post test with control group menggunakan teknik purposive sampling yang dianalisis menggunakan univarat dan bivariat. Hasil: penelitian ini menunjukkan penurunan tanda dan gejala dan peningkatan kemampuan klien halusinasi dan defisit perawatan diri, serta peningkatan kemampuan pelaku rawat dalam merawat klien dengan halusinasi dan defisit perawatan diri setelah mendapatkan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga. Kesimpulan: Tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga dapat menurunkan tanda dan gejala dan meningkatkan kemampuan klien halusinasi dan defisit perawatan diri, serta meningkatkan kemampuan pelaku rawat dalam merawat klien dengan halusinasi dan defisit perawatan diri Rekomendasi: Tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan sebagai upaya dalam proses pemulihan klien skizofrenia dengan halusinasi.

Introduction: Schizophrenia is a psychiatric disorder characterized by cognitive distortion and social withdrawal. Symptoms after schizophrenia are hallucinations, negative symptoms of schizophrenia are self-care deficits. Methods: The research design used was a quasi-experimental pre-post test with control group using purposive sampling technique which was analyzed using univariate and bivariate methods. Results: This study showed a decrease in signs and symptoms and an increase in the client's ability to hallucinate and self-care deficit, as well as an increase in the ability of caregivers to treat clients with hallucinations and self-care deficits after receiving self-care, cognitive therapy and family psychoeducation. Conclusion: Actions involving generalists, cognitive therapy and family psychoeducation can reduce signs and symptoms and improve the client's ability to hallucinate and self-care deficits, as well as improve the ability of caregivers in caring for clients with hallucinations and self-care deficits Recommendation: General treatment measures, cognitive therapy and education family is recommended as an effort in the recovery process of schizophrenic clients with hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fany Arighi Suhandi
"ABSTRAK
Peningkatan populasi perkotaan membuat masyarakat perkotaan dihadapi dengan berbagai ancaman. Asma bronkial merupakan penyakit tidak menular yang memiliki prevalensi tinggi pada masyarakat perkotaan. Alergen dan polusi udara di perkotaan dan masalah psikososial dapat memicu terjadinya asma. Ansietas merupakan masalah psikososial berupa perasaan tidak nyaman, khawatir, dan takut pada suatu ancaman atau situasi tertentu. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan pada klien dengan ansietas antara lain edukasi terkait masalah penyakit dan ansietas, teknik relaksasi napas dalam, teknik distraksi, teknik hipnosis lima jari, dan kegiatan spiritual. Tindakan keperawatan ansietas bertujuan untuk mengontrol perasaan ansietas klien yang dapat memicu dan memperparah serangan asma bronkial. Selama empat hari perawatan, Ny.I mengalami penurunan skala Hamilton Anxiety Rating Scale HARS , dari 14 menjadi 6. Dalam perawatan klien, perawat perlu melibatkan keluarga agar tingkat ansietas saat ini dapat dipertahankan atau bahkan menurun.

ABSTRACT
Increased of urban population makes urban communities faced with various threats. Bronchial asthma is a non communicable disease that has a high prevalence in urban communities. Allergen, pollution, and psychosocial problems can cause asthma exacerbation. Anxiety is a psychosocial problem that makes individual feels discomfort, anxiety, and fear of a particular threat or situation. Nursing care that can be performed on clients with anxiety include educational issues related to illness and anxiety, deep breathing technique, distraction technique, five finger hypnosis technique, and spiritual activity. It aims to control anxiety that can trigger and aggravate bronchial asthma attacks. During four days of nursing care, Hamilton Anxiety Rating Scale HARS of Mrs. I decreased from 14 to 6. Family involvement needs to be done in client care so this score can be maintained or decreased. "
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Supardi A.W.
"Dalam konvensi Gugus Kendali Mutu Asuhan Keperawatan pada tanggal 15 Oktober 1996 yang diikuti oleh 13 GKM, didapatkan hasil yang kurang memuaskan, tidak satupun GKM yang berketrampilan Baik Sekali. Oleh karena itu secara umum penelitian ini bertujuan untuk menilai Penerapan Pedoman Dasar Kegiatan GKM Askep dan Kegiatannya. Secara khusus penelitian ini menganalisis hubungan faktor-faktor dalam Pelaksanaan Kegiatan dengan Ketrampilan GKM Askep di RSUP Fatmawati.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dan bersifat cross sectional. Pengambilan data primer untuk variabel Penerapan Pedoman Dasar Pelaksanaan Kegiatan GKM Askep ditakukan dengan menggunakan kuesioner yang dibuet berdasarkan metoda rating yang dijumlahkan atau model penskalaan Likert. Untuk variabel bebas Bimbingan Facilitator, diperoleh dari daftar hadir pada pertemuan Bimbingan Fasilitator. Data sekunder digunakan untuk variabel bebas Pertemuan Anggota dan Ketrampilan GKM Askep.
Sampel penelitian ini adalah 13 GKM Askep yang mengikutri konvensi. Sedangkan responden penelitian ini adalah 65 anggota GKM Askep tersebut. Hasil penelitian menunjukkan :
1. Terdapat korelasi antara faktor-faktor Kerja Kelompok, Partisipasi Total, Bimbingan Facilitator, Dukungan Manajemen, Pengembangan Din dan Kesukarelaan dengan Ketrampilan GKM Askep.
2. Terdapat hubungan lemah, terbalik, antara Pertemuan Anggota dengan Ketrampilan GKM Askep, yang secara statistik tidak bermakna.
3. Ditemukan 6 faktor penyebab yang perlu diperhatikan untuk peningkatan Penerapan Pedoman Dasar Pelaksanaan Kegiatan GKM Askep.
Saran :
1. Kelanggengan penyelenggaraan konvensi GKM harus dipertahankan.
2. Kehadiran Direksi RSUP Fatmawati dalam konvensi GKM sangat dianjurkan.
3. Penyelenggaraan seminar tentang GKM untuk seluruh pejabat struktural dan fungsional.
4. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan talon Facilitator GKM.
5. Menyatukan Pertemuan Anggota GKM dengan Bimbingan Facilitator
6. Membuat sistem penghargaan yang baik.
Selanjutnya perlu diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi Kesukarelaan Anggota GKM.

In the convention occurred on October 15, 1996 which was participated by 13 Nursing Care Quality Control Circle (NCQCC), the result was found unsatisfying, none of them had excellent skills. The purpose of the study was to evaluate the conduct of NCQCC activities in Fatmawati General Hospital which consisted of voluntarism, total participation, self development, team work, management commitment, member's meeting and facilitators assistance. Specifically the objective of this study was to analys the correlation between the conduct of activities and the NCQCC skills.
This study is a cross sectional analytic descriptive research. The primary data was taken for implementation of basic guide in conducting NCQCC activities variable, which was done by using questionnaire that was made based on the summated rating method, known as Likert scale method. For independent variable facilitator assistance was obtained from attend list on the facilitator assistance meeting. Secondary data was used for independent variable member's meeting and NCQCC skills. Samples of this study wire 13 NCQCC that joined the convention. Meanwhile the research respondents were 65 NCQCC members.
This study shows :
1. There is a correlation between team work, total participation, facilitator assistance, management commitment, self development, voluntarism and NCQCC skills.
2. There is a weak reversed association, between member's meeting and NCQCC skills, which is statistically not significant.
3. 6 causing factors were found and need to be focused for increasing the implementation of basic guide in conducting NCQCC activities.
Recommendation :
1. Continuity of holding the NCQCC convention should be upheld.
2. The attendance of top management of Fatmawati General Hospital in the NCQCC convention is very recommended.
3. Holding the seminar about QCC (Quality Control Circle ) for all the structural and functional officer.
4. Holding the education and training for the QCC facilitator candidates.
5. To unite QCC members meeting with facilitator guide.
6. To make a good rewarding system.
Furthermore, the factors which influenced QCC voluntarism needs to be studied.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
St. Louis: Mosby, 2001
610.73 PAT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>