Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155554 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mustafidz
"Prevalensi kanker, khususnya kanker payudara, semakin meningkat di seluruh dunia. Pasien kanker payudara merasakan berbagai gejala baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Hal ini tentunya akan berdampak terhadap kenyamanan pasien secara menyeluruh. Kenyamanan holistik menjadi komponen penting dalam perawatan pasien kanker dan menjadi tujuan utama dalam pemberian asuhan keperawatan. Penelitian dilakukan di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dari bulan Maret sampai April 2024. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel terdiri dari 218 pasien kanker payudara yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara beban gejala, dukungan sosial, kesejahteraan spiritual, kecemasan, dan depresi dengan kenyamanan holistik (p < 0,05). Variabel yang paling berpengaruh adalah dukungan sosial dengan nilai OR 6,288 (CI 95%: 2,554-15,482). Pasien dengan dukungan sosial tinggi merasakan kenyamanan holistik 6,288 kali lebih baik dibandingkan pasien dengan dukungan sosial rendah. Oleh karena itu, dukungan sosial merupakan hal yang penting dalam pemenuhan kebutuhan kenyamanan holistik pada pasien kanker payudara. Penelitian ini juga menekankan pentingnya kenyamanan holistik dalam perawatan pasien kanker payudara untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

The prevalence of cancer, particularly breast cancer, is increasing worldwide. Breast cancer patients feel a variety of physical, psychological, social, and spiritual symptoms. This will certainly have an impact on the patient's overall comfort. Holistic comfort is an important component in the care of cancer patients and is the main goal in providing nursing care. The study was conducted at RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang from March to April 2024. This study used quantitative research methods with a cross sectional design. The sample consisted of 218 breast cancer patients who met the inclusion criteria. The results showed there was a significant relationship between symptom burden, social support, spiritual well-being, anxiety, and depression with holistic comfort (p < 0.05). The most influential variable was social support with an OR value of 6.288 (95% CI: 2.554 - 15.482). Patients with high social support felt 6.288 times better holistic comfort than patients with low social support. Therefore, social support is important in fulfilling the needs of holistic comfort in breast cancer patients. This study also emphasizes the importance of holistic comfort in the care of breast cancer patients to improve their quality of life."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Murwaningsih
"Kemoterapi merupakan salah satu modalitas terapi kanker pada pasien kanker payudara. Kemoterapi selain memiliki efek akut juga menimbulkan efek jangka panjang. Efek kemoterapi yang dirasakan menjadi gejala yang tidak hanya satu gejala tetapi memiliki berbagai gejala yang menjadi beban gejala. Spiritual sebagai koping dalam meningkatkan kesejahteraan spiritual sangat dibutuhkan dalam membantu mengatasi beban gejala. Beberapa faktor diduga berpengaruh terhadap kesejahteraan spiritual seperti usia, agama, pendidikan, pekerjaan, stadium kanker, siklus kemoterapi dan jenis kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban gejala dengan kesejahteraan spiritual pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RS Kanker Dharmais. Penelitian ini menggunakan desain observasi studi cross sectional deskiritif analitik, dengan sampel 147 orang. Analisis data menggunakan uji korelasi, Chi Square dan uji Mann Whitney. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara beban gejala dengan kesejahteraan spiritual dengan nilai p sebesar 0,000 < 0.0. Faktor yang paling mempengaruhi kesejahteraan spiritual adalah agama dan stadium kanker. Penelitian ini merekomendasikan perawat untuk melakukan pengkajian spiritual sebagai screening awal untuk menentukan intervensi keperawatan spiritual dalam membantu mengatasi beban gejala, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.

Chemotherapy is one of the modalities of cancer therapy in breast cancer patients. Chemotherapy have an acute effect and long-term effects. Many symptoms result of the effects chemotherapy. Serious symptoms result of Chemo became a symptom burden. Spiritual as a coping in improving spiritual well-being is needed in helping to overcome the burden of symptoms. Several factors are thought to influence spiritual well-being such as age, religion, education, occupation, cancer stage, chemotherapy cycle and type of chemotherapy. This study aims to determine the relationship between symptom burden and spiritual well-being of breast cancer patients undergoing chemotherapy at Dharmais Cancer Hospital. This study used an analytical descriptive cross sectional observational study design, with a sample of 147 people. Data analysis used correlation test, Chi Square and Mann Whitney test. The results of this study indicate that there is a significant relationship between symptom burden and spiritual well-being with a p value of 0.000 < 0.05. The factors that most affect spiritual well-being are religion and the stage of cancer. This study recommends nurses to conduct a spiritual assessment as an initial screening to determine spiritual nursing interventions in overcoming the burden of symptoms, so as to improve the quality of life of breast cancer patients undergoing chemotherapy"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Pramudita
"Ketidaknyamanan seringkali dirasakan pasien kanker payudara seiring perjalanan penyakit dan efek samping pengobatan. Kesejahteraan spiritual dianggap dapat menjadi mekanisme koping dalam menghadapi situasi sulit sehingga dapat membantu meningkatkan kenyamanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kesejahteraan spiritual dengan kenyamanan. Desain penelitian berupa analitik korelasi dengan pendekatan cross-sectional, melibatkan 92 responden yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Studi ini menggunakan kuesioner SWBQ (Spiritual Well-Being Questionnaire) dan PKKP (Pengkajian Kenyamanan Kanker Payudara). Hasil penelitian menunjukkan 52,2% responden memiliki kesejahteraan spiritual tinggi serta terdapat proporsi yang imbang antara responden yang merasa nyaman dan yang tidak nyaman. Hasil uji chi-square didapatkan adanya hubungan antara kesejahteraan spiritual dengan kenyamanan pasien kanker payudara dengan p-value 0,007 (p < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan spiritual menjadi aspek penting dalam asuhan keperawatan untuk meningkatkan kenyamanan pasien kanker payudara.

Discomfort is often felt by breast cancer patients along with the course of the disease and the side effects of the treatment. Spiritual well-being is considered to be a coping mechanism in dealing with difficult situations so that it can help increase comfort. This study aims to identify the relationship between spiritual well-being and comfort. The research design is analytic correlation with a cross-sectional approach, involving 92 respondents selected by consecutive sampling technique. This study used the instrument of SWBQ (Spiritual Well-Being Questionnaire) and PKKP (Breast Cancer Convenience Assessment) questionnaires. The results showed that 52.2% of respondents had high spiritual well-being and there was an even proportion of respondents who felt comfortable and those who were uncomfortable. The results of the chi-square test found that there was a relationship between spiritual well-being and the comfort of breast cancer patients with a p-value of 0.007 (p <0.05). It can be concluded that spiritual well-being is an important aspect of nursing care to increase the comfort of breast cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lani Natalia Watania
"ABSTRAK
Kanker merupakan pertumbuhan sel-sel dalam tubuh yang abnomal dan secara agresif menyerang sel dan jaringan yang ada disekitarnya (Stephens & Aigner, 2016). Perawatan paliatif merupakan hal yang esensial bagi pasien dengan kanker dan salah satu fokus perawatan paliatif yang dinilai penting dan efektif untuk pasien adalah intervensi dalam aspek spiritualitas pasien yang dimana dapat memberikan dorongan atau semangat dari dalam diri pasien serta membantu pasien dalam proses koping dan penerimaan terhadap penyakitnya (Ahmadi, Darabzadeh, Nasiri, & Askari, 2015). Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara pelayanan kunjungan Gereja terhadap pemenuhan spiritualitas dan tingkat kenyamanan pasien kanker. Penelitian ini menggunakan metode analitik cross-sectional deng an teknik consecutive sampling pada 146 pasien kanker di Manado. Hasil menunjukkan bahwa pasien kanker yang dikunjungi oleh Gereja memiliki pemenuhan spiritualitas yang baik sebesar 77.4 % dan tingkat kenyamanan yang tinggi sebesar 50 %. Dalam analisis multivariate ditemukan bahwa faktor yang paling berpengaruh pada pemenuhan spiritualitas pasien kanker adalah pelayanan kunjungan Gereja (p=0.008) dan dukungan keluarga (0.017). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perawat untuk mendukung dan mengembangkan pelayanan kunjungan Gereja sebagai salah satu praktik spiritualitas yang berpengaruh bagi pasien kanker.

ABSTRACT
Cancer is an abnomal growth of cells in the body and aggressively attacks cells and tissues around it (Stephens & Aigner, 2016). Palliative care is essential for patients with cancer and one of the focuses of palliative care that is considered important and effective for patients is intervention in the spirituality aspect of patients who can provide encouragement or enthusiasm from within the patient and help patients in the process of coping and acceptance of their illness (Ahmadi, Darabzadeh, Nasiri, & Askari, 2015). The purpose of this study is to identify the relationship between Church visitation to spiritual well-being and the comfort level of cancer patients. This study used a cross-sectional analytical method with a consecutive sampling technique in 146 cancer patients in Manado. The results showed that cancer patients visited by the Church had good spiritual well-being of 77.4% and a high level of comfort by 50%. In multivariate analysis it was found that the most influential factor in spiritual well-being of cancer patients was Church visitation (p = 0.008) and family support (0.017). This research is expected to be a reference for nurses to support and develop Church visitation as one of spiritual practices that affect cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T55239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizatul Aini
"Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit pernapasan kronik yang menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Penyakit ini bersifat progressif dan irreversible, menjadi beban penyakit baik fisik, psikologi, sosial dan spiritual menyebabkan penurunan kualitas hidup bagi penderitanya. Banyak pasien PPOK yang menerima perawatan paliatif belum memadai. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan efikasi diri, symptom burden, kecemasan, dukungan sosial dan spiritual dengan kebutuhan perawatan paliatif pada pasien PPOK. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan purposive sampling sebanyak 143 orang. pengumpulan data menggunakan kuesioner dan medical record, kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif, uji bivariat dan uji multivariat. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pasien (55,9%) membutuhkan perawatan paliatif, sebagian besar memilikiefikasi diri tinggi (87,4%), symptom burden sedang (72%), kecemasan rendah (92,3%), dukungan sosial tinggi (64,3%) dan spiritual sedang (76,9%). terdapat hubungan yang signifikan efikasi diri, kecemasan dan dukungan sosial dengan kebutuhan perawatan paliatif dengan p value= <0,05, sementara symptom burden dan spiritual menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dengan kebutuhan perawatan paliatif dengan p value= >0,05. Berdasarkan hasil uji regresi logistik hubungan yang paling dominan dengan kebutuhan perawatan paliatif adalah dukungan sosial (p=0,020). Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah perawatan paliatif harus diintegrasikan sejak awal pasien terdiagnosa PPOK dan pentingnya edukasi terhadap pasien dan keluarga untuk mendapatkan perawatan dan penatalaksanaan komprehensif sesuai dengan kondisi penyakit.

Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a chronic respiratory condition that represent one of the leading causues of morbidity and mortality. This disease is progressive and irreversible, resulting in physical, psychological, social and spiritual burden that lead to a decline in the quality of life ffor those affected. Many COPD patients who receive palliative care do not receive adekuquate treatment. The objective of this study was to identify the relationship between self-effycacy, symptom burden, anxiety, social support and spirituality with the need for palliative care in COPD patients. This study used across-sectional design with purposive sampling, involving 143 participants. Data ware collected using questionare and medical records, and subsequently analyzed using descriptive statistics, bivariate tests and multivariate tests. The findings showed that the mayority of patients (55,9%) required palliative care, most had high self-efficacy (87,4%), moderate symptom burden (72%), low anxiety (92,3%), high social support (64,3%), and moderate spirituality (76,9%). Significant relationship were found between self=efficacy, anxiety and social support with the need for palliative care with p-values <0,05. However, symptom burden and spirituality showed no significant relationship with the need for palliative care, with p-values >0,05. Based on the logistic regression analysis, the most dominant factor influencing the need for palliative car should be integrated from the outset of COPD diagnosis, and it is assential to educate both patients and their families to recieve comprehensive care and management according to the disease's condition."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Lina Anisa
"

ABSTRAK 

Kecemasan dan depresi merupakan distres psikologis yang sering terjadi pada pasien kanker ginekologi. Hal tersebut disebabkan oleh koping yang maladaptif dan gangguan pada kesejahteraan spiritual pasien kanker ginekologi. Intervensi spiritual merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan koping dan kesejahteraan spiritual pasien kanker ginekologi guna menurunkan kecemasan dan depresi pada pasien kanker ginekologi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas intervensi spiritual terhadap kecemasan, depresi, koping dan kesejahteraan spiritual pada pasien kanker ginekologi. Desain penelitian ini adalah quasi experimental pre and post test design with control group pada 108 orang pasien di satu rumah sakit rujukan di Bandung, Jawa Barat. Metode sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS), Brief Cope dan Functional Assessment Chronic Illness Therapy Spiritual Well Being (FACIT Sp). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perubahan rerata skor kecemasan dan depresi pada kelompok intervensi setelah mendapatkan intervensi spiritual (p=0,001). Terdapat perbedaan rerata skor kecemasan dan depresi antara kelompok intervensi dan non intervensi (p=0,001). Perubahan rerata skor koping pada kelompok intervensi baik pada subskala problem focused coping (p=0,013) dan subskala emotion focused coping (p=0,001). Perubahan rerata kesejahteraan spiritual pada kelompok intervensi meliputi subskala meaning (p=0,031), faith (p=0,036) dan subskala peace (p=0,006) pada kelompok intervensi setelah mendapatkan intervensi spiritual. Penelitian juga menunjukkan bahwa setelah intervensi spiritual terdapat perbedaan rerata skor koping (p=0,004) dan kesejahteraan spiritual (p=0,001) antara kelompok intervensi dan non intervensi. Implikasi dari penelitian ini adalah dilakukannya intervensi spiritual sebagai bagian dari asuhan keperawatan holistik bagi pasien kanker khususnya kanker ginekologi.

Kata Kunci: depresi, intervensi spiritual, kanker, kecemasan, kesejahteraan, koping


ABSTRACT

Anxiety and depression are psychological distress that often occurs in gynecological cancer patients. This is caused by maladaptive coping and disruption to the spiritual well-being. Spiritual intervention is one alternative in improving coping and spiritual well-being of gynecological cancer patients to reduce anxiety and depression in gynecological cancer patients. The purpose of this study was to determine the effectiveness of spiritual interventions on anxiety, depression, coping and spiritual well-being in gynecological cancer patients. Design of this study was quasi experimental pre and post test design with a control group at 108 patients in a referral hospital in Bandung, West Java. Sampling methods was consecutive sampling. The instruments used in this study were the Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS), Brief Cope and Functional Assessment Chronic Illness Therapy Spiritual Well Being (FACIT Sp). Results showed that there was a change in the mean score of anxiety and depression in the intervention group after getting a spiritual intervention (p = 0.001). There were differences in mean scores for anxiety and depression between the intervention and non-intervention groups (p = 0.001). The average change in coping scores in the intervention group both on the problem focused coping subscale (p = 0.013) and the emotion focused coping subscale (p = 0.001). The mean changes in spiritual well-being in the intervention group included the subscale meaning (p = 0.031), faith (p = 0.036) and the peace subscale (p = 0.006) in the intervention group after receiving spiritual intervention. Research also shows that after spiritual intervention there are differences in mean coping scores (p = 0.004) and spiritual well-being (p = 0.001) between the intervention and nonintervention groups. The implication of this research is that spiritual intervention is part of holistic nursing care for cancer patients, especially gynecological cancer.

 

"
2019
T53063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Rahayu
"Tujuan: Penelitian bertujuan untuk menilai hubungan antara dukungan sosial, spiritualitas, dan stress terhadap beban keluarga dan kenyamanan pasien kanker. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik purposive sampling, melibatkan 106 keluarga dan 106 pasien kanker. Penelitian ini menggunakan lima instrumen yaitu: Multimodal Scale of Perceived Social Support (MSPSS), Functional Assessment of Chronic Illness Therapy Spiritual Well-Being Scale (FACIT-sp), Perceived Stress Scale (PSS-10), Caregiver Reaction Assessment Scale (CRA), dan kuesioner kenyamanan pasien kanker. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan beban keluarga (p value 0.030), spiritualitas dengan beban keluarga (p value 0,000), dan stress dengan beban keluarga (p value 0.024). Stadium kanker tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kenyamanan pasien kanker (p value 0.080). Kesimpulan: Dukungan sosial, spiritualitas, dan stress berpengaruh terhadap beban keluarga. Diperlukan intervensi terkait dukungan sosial, spiritualitas, dan menagamen stress untuk menurunkan beban keluarga pasien kanker. 

To determine the relationship between social support, spirituality, and stress towards the family caregivers burden and patients comfort. Method: Cross sectional was used. Purposive sampling technique involving 106 family caregivers and 106 cancer patients. This study utilized five instruments: Multimodal Scale of Perceived Social Support (MSPSS), Functional Assessment of Chronic Illness Therapy Spiritual Well-Being Scale (FACIT-sp), Perceived Stress Scale (PSS-10), Caregiver Reaction Assessment Scale (CRA), and instrument for cancer patients comfort. Result: There was a significant relationship between social support and family caregiving burden (p value 0.030), spirituality and family caregiving burden (p value 0,000), stress and family caregiving burden (p value 0.024). There was no significant relationship  between cancer stage and patients comfort (p value 0.080). Conclusion: Social support, spirituality, and stress affect the family caregiving burden. It need intervention in social support, spirituality, and stress management to decrease the family caregiving burden."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T54156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuanita Panma
"Hemodialisis merupakan salah satu terapi untuk pasien gagal ginjal kronik. Hemodialisis selain memiliki efek terapeutik juga menimbulkan dampakjangka panjang yang menurunkan kualitas hidup pasien. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien hemodialisis yaitu depresi, tingkat spiritual, dan dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan depresi, tingkat spiritual, dan dukungan sosial dengan kualitas hidup pasien hemodialisis di RSAU Dr. Esnawan Antariksa. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan jumlah sampel 119 orang pasien di unit hemodialisis. Analisis data menggunakan uji korelasi, independent t-test dan one way anova. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup dengan dukungan sosial p-value 0,009, r=0,240, tingkat spiritual p-value 0,000 dan depresi p-value 0,000. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidup yaitu depresi. Penelitian ini merekomendasikan kepada perawat untuk melakukan pengkajian depresi sebagai screening awal untuk menentukan intervensi keperawatan guna meningkatkan kualitas hidup.

Hemodialysis is one of the treatment of chronic renal failure. Beside its therapeutic effects, hemodialysis cause long term impact that decrease quality of life. There are several factors considered have influences quality of life of hemodialysis patients, which are depression, spiritual level and social support. The aim of this study is to determine relationship between depression, spiritual level and social support with quality of life of hemodialysis patient in RSAU Dr. Esnawan Antariksa. This study was a cross sectional design, involved 119 hemodialysis patients Data were analysed using correlation test, independent t test, and one way anova. The results showed there was a significant relationship between quality of life and social support p value .009, r .240, spiritual level p value .000 and depression p value .000 . The most influential factor quality of life is depression. This study recommends that nurses should assess depression level in hemodialysis patient as early screening to determine nursing intervention that can improve quality of life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Wiwin Kusuma Dewi
"Tanda dan gejala psikologis dari Penyakit jantung Koroner (PJK) salah satunya adalah kecemasan, kecemasan yang tinggi dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit jantung lainnya dan meningkatkan risiko serangan jantung berulang. Spiritualitas dilaporkan berkontribusi terhadap kesehatan dan kesejahteraan individu. Studi ini bertujuan mengidentifikasi hubungan kesejahteraan spiritual dengan kecemasan pasien PJK di rumah sakit. Penelitian potong lintang ini melibatkan sampel sebanyak 248 responden pasien PJK di rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit di daerah Jakarta Selatan. Cara pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan consecutive sampling. Instrumen yang digunakan dengan menggunakan kuesioner Spiritual Well Being Scale (SWBS) dan Hospital anxiety and Depression Scale (HADS). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kesejahteraan spiritual dengan tingkat kecemasan pada pasien PJK dengan p < 0,001 kurang dari 0,05. Studi lanjutan perlu dilakukan penelitian mengenai intervensi penerapan pemberian asuhan keperawatan spiritual terhadap pasien PJK.

One of the psychological signs and symptoms of coronary heart disease (CHD) is anxiety. High levels of anxiety can increase the risk of developing other heart diseases and increase the risk of recurrent heart attacks. Spirituality is reported to contribute to the health and well-being of individuals. This study aims to identify the relationship between spiritual well being and the anxiety of CHD patients in the hospital. This cross-sectional study involved a sample of 248 CHD patient respondents who were outpatients and inpatients at hospitals in the South Jakarta area. The method of selecting the sample used in this study was by consecutive sampling. The instruments used are the Spiritual Well Being Scale (SWBS) and Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) questionnaires. The results showed that there was a relationship between spiritual well being and anxiety level in CHD patients p <0,001 less than 0.05. Follow-up studies need to do research on interventions in the implementation of spiritual nursing care for CHD patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfasilah Darsandi
"Caregiver dapat merasakan adanya beban selama proses perawatan pasien kanker payudara. Beban dipercaya memengaruhi tingkat kecemasan pada caregiver. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan beban caregiver dengan tingkat kecemasan dalam merawat pasien kanker payudara. Penelitian menggunakan pendekatan Cross Sectional dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik convenience sampling. Responden dalam penelitian ini adalah caregiver pasien kanker payudara sebanyak 108 responden (Laki-laki n=67; Perempuan n=41). Instrumen yang digunakan adalah Zarit Burden Interview (ZBI) dan Hospital Anxiety Depression Scale (HADS). Hasil penelitian sebagian besar menunjukkan beban caregiver pada tingkat ringan-sedang dan tingkat kecemasan ringan. Analisis dengan uji korelasi Spearman menunjukkan hasil signifikan positif yakni terdapat hubungan beban caregiver dengan tingkat kecemasan dalam merawat pasien kanker payudara (r=0.693; p=0.000). Hasil tersebut berarti jika beban caregiver tinggi maka semakin tinggi tingkat kecemasan caregiver. Penelitian selanjutnya dapat menganalisa lebih lanjut mengenai dampak beban caregiver dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi tingkat kecemasan caregiver pasien kanker payudara. 

Caregivers can feel a burden during the process of caregiving breast cancer patient. Burden is believed to affect the level of anxiety in caregivers. This study aimed to determine the relationship between caregiver burden and anxiety levels in caregiving breast cancer patients. The study used a cross-sectional approach and sampling was done with convenience sampling  technique. Respondents in this study were caregivers of breast cancer patients with total 108 caregivers (Male n=67; Female n=41). The instruments used were Zarit Burden Interview (ZBI) and Hospital Anxiety Depression Scale (HADS). The results of the study mostly showed a mild-moderate level of caregiver burden and a mild level of anxiety. Analysis with the Spearman correlation test technique showed positive significant results, there was a relationship between caregiver burden and anxiety levels in caregiving breast cancer patients (r=0.693; p=0.000). These results indicate that if the caregiver burden is high, the higher anxiety level caregiver felt. Future research can further analyze the impact of caregiver burden and other factors that can affect the level of anxiety of caregivers of breast cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>