Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105570 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ariva Zulfira
"Karya sastra dapat menjadi medium untuk menyoroti permasalahan gender dalam masyarakat, baik modern maupun tradisional. Salah satu karya yang mengangkat isu ketimpangan gender dalam warna lokal adalah novel Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam karya Dian Purnomo. Novel ini bercerita tentang tokoh Magi Diela yang menjadi korban praktik kawin tangkap di Sumba. Praktik tersebut adalah bentuk penyelewengan tradisi akibat penyalahgunaan kekuasaan oleh Leba Ali. Hal ini menimbulkan tindakan seksisme terhadap Magi yang kemudian mendorongnya membuat strategi perlawanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi yang dilakukan Magi Diela untuk melawan seksisme, serta dampak dari strategi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif. Fokus penelitian terletak pada unsur intrinsik, yaitu tokoh dan penokohan Magi Diela. Penelitian ini menggunakan pendekatan dan teori gender dengan konsep seksisme ambivalen, feminisme multikultural, relasi kuasa, dan pembelajaran transformatif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa strategi perlawanan yang dilakukan Magi Diela terdiri atas tiga fase, yaitu fase perlawanan awal, fase pembelajaran, serta fase aksi dan implementasi. Selain itu, hasil analisis data juga menunjukkan bahwa strategi tersebut memberikan dampak terhadap diri Magi sendiri, pandangan masyarakat adat di sekitarnya, serta penyelesaian masalah penyimpangan tradisi kawin tangkap dalam novel.
Literary works can serve as a medium to highlight gender issues in society, both modern and traditional. One such work that addresses gender inequality within a local context is the novel Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam by Dian Purnomo. This novel tells the story of Magi Diela, who becomes a victim of the kawin tangkap (bride kidnapping) practice in Sumba. This practice is a form of tradition misused due to the abuse of power by Leba Ali, leading to acts of sexism against Magi, which in turn motivates her to develop resistance strategies. This study aims to examine the strategies employed by Magi Diela to combat sexism and the impact of these strategies. The research method used is descriptive qualitative. The focus of the study is on the intrinsic elements, specifically the character and characterization of Magi Diela. This research uses gender approaches and theories with the concepts of ambivalent sexism, multicultural feminism, power relations, and transformative learning. The findings reveal that Magi Diela's resistance strategies consist of three phases: the initial resistance phase, the learning phase, and the action and implementation phase. Furthermore, the data analysis results also show that these strategies have an impact on Magi herself, the surrounding traditional community's views, and the resolution of the deviation of the kawin tangkap tradition in the novel."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yustika Suci Oktaviani
"Aspek psikologis merupakan salah satu hal yang dapat dikaji dalam karya sastra. Aspek psikologis dalam karya sastra ditunjukkan melalui tokoh dan penokohan. Berdasarkan hal ini, terdapat banyak aspek psikologis yang dapat dikaji, salah satunya adalah trauma yang dialami tokoh. Berkaitan dengan hal tersebut, penelitian ini berfokus pada identifikasi trauma psikologis yang dirasakan oleh tokoh Magi Diela dalam novel Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa traumatis dan dampaknya pada tokoh Magi Diela serta cara Magi Diela dalam menghadapi trauma. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud yang berkaitan dengan trauma. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) terdapat beberapa peristiwa yang melatarbelakangi trauma tokoh Magi seperti penculikan, pelecehan seksual, dan pemerkosaan, 2) dampak yang dirasakan oleh tokoh Magi meliputi dampak pada fisik dan psikisnya, dan 3) terdapat berbagai cara yang dilakukan Magi dalam menghadapi traumanya seperti pembentukan reaksi, regresi, melarikan diri, dan membalas dendam.

Psychological aspect is considered to be one of the elements to be analyzed in literature. Psychological aspects in literature could be presented through character and the characterization. Hence, there are many psychological aspects that could be analyzed, one of them is the psychological trauma experienced by the caracter. In this regard, this study would focus on the psychological trauma experienced by the character, Magi Diela, in the novel Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam. This research aimed to describe traumatic events and its impact on the character Magi Diela, as well as the way Magi Diela deals with the trauma. This study used a descriptive analysis method by using Sigmund Freud psychoanalysis theory which related to trauma. The result of this study showed that 1) there are some events which cause trauma for the character, Magi, such as kidnapping, sexual harassment, and rape, 2) the impact experienced by the character Magi includes physical and psychological impact, 3) there are many things Magi did to deal with the trauma such as the creation of reaction, regression, self-escape, and revenge.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Purnomo
"Magi Diela diculik dan dijinakkan seperti binatang. Sirna sudah impiannya membangun Sumba. Kini dia harus melawan orangtua, seisi kampung, dan adat yang ingin merenggut kemerdekaannya sebagai perempuan. Ketika budaya memenjarakan hati Magi yang meronta, dia harus memilih sendiri nerakanya: meninggalkan orangtua dan tanah kelahirannya, menyerahkan diri kepada si mata keranjang, atau mencurangi kematiannya sendiri.
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam ditulis berdasarkan pengalaman banyak perempuan korban kawin tangkap di Sumba. Tradisi kawin tangkap menggedor hati Dian Purnomo untuk menyuarakan jerit perempuan yang seolah tak terdengar bahkan oleh Tuhan sekalipun."
Jakarta: PT. Gramdeia, 2024
899.221 DIA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibawarta
"ABSTRAK
Utakata no Ki merupakan salah satu dari tiga buah karya awal Mori Ogai, yaitu Miahime, Utakata no Ki dan Fumizukai. Tiga karya ini banyak diilhami oleh pengalaman pribadi Ogai selama tugas belajar di Jerman selama kurang lebih empat tahun. Tiga karya tersebut sering disebut sebagai Doitsu Sambu Saku atau oleh-oleh dari Jerman.
Dalam makalah ini akan dibahas masalah kedirian yang muncul pada tokoh wanita, Marie. Selain itu juga akan diungkapkan hubungan karya ini dengan fakta ataupun tulisan Ogai lainnya.
Kaya ini ada dua sifat Marie yang tumpang tindih, yang pertama adalah marie gadis penjual bunga violet enam tahun yang lalu, sedangkan satunya lagi adalah Marie yang muncul bagaikan Dewi Bavaria yang angkuh seperti yang ditampilkan pada awal cerita ini. Karena tingkah lakunya yang eksentrik, Marie sering dikatakan gila. Tetapi sebenarnya tingkah lakunya yang aneh tersebut justru lahir dari kesadaran akan kediriannya. Hal ini dapat terjadi karena ia mengalami berbagai pengalaman pahit.
Tampak luar sepertinya, sepertinya Marie hancur oleh suatu tenaga besar, tetapi pada bagian dalamnya tidaklah demikian. Ia tetap menjaga dan mempunyai kebangaan serta kepercayaan diri. Ada semacam jarak psikologi antara dirinya dan para mahasiswa di sekitarnya, sehingga mereka tidak dapat memahami Marie. Hanya Kosei seorang yang dapat mengerti akan diri Marie tersebut.
Sesuai dengan judul karya ini, yang menjadi tema adalah seperti kata-kata yang muncul pada bagian akhir karya ini, yaitu : atonaki utakata no utateki yo, atau berarti : dunia yang bagaikan buih yang hilang tak berbekas. Hal ini melangkan sosok Marie dan kefanaan yang muncul dalam karya ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Avita Nadhilah Puteri, auhor
"Warna merupakan aspek visual pembentuk film yang sangat penting. Warna dalam film tidak hanya hadir sebagai pelengkap, tetapi juga sebagai simbol yang dapat dimaknai. La Haine merupakan film hitamputih atau monokrom, yang dirilis pada masa teknologi film berwarna sudah muncul. Film ini menceritakan kerasnya kehidupan di banlieue dan bagaimana perilaku anak muda di sana. Tulisan ini membahas makna warna hitam-putih dalam film ini dengan menganalisis aspek naratif dan aspek sinematografis. Hasil analisis menunjukkan bahwa makna warna hitam-putih memiliki relasi dengan tokoh dalam film La Haine.

Color is an important visual aspect of a film. Color in film is not only presented as a complement, but also as a symbol which has a meaning. La Haine is a monochrome film, which was released in a time when the technology of making colored-film was already discovered. This film narrates about how hard it is to live in a banlieue and how the youth who lives there behave. This paper discusses about the meaning of the black and white color by analyzing the narrative and cinematographic aspects. The result of the analysis shows that the black and white color has a relation with the characters of the film."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembangunan karakter bangsa merupakan proses sehingga harus dilakukan sejak usia dini. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi yang jealas dan kebijakan yang tepat dengan melibatkan berbagai pihak dalam implementasinya. Implementasi multi arah diasumsikan akan mempercepat proses tersebut dalam rangka menyelaraskan kebutuhan kehidupan di era globalisasi yang erat kaitannya dengan perkembangan IPTEK."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardi
"ABSTRAK
Artikel ini mendeskripsikan etika kebijaksanaan dalam ajaran budi pekerti luhur penghayat kepercayaan. Pendeskripsian dilakukan dengan pemahaman analitis etnografis terhadap aktualisasi budi pekerti luhur penghayat kepercayaan kejawen. Pengumpulan data dilakukan dengan cara participant observation dan wawancara mendalam dengan informan secara snowballing. Hasil kajian menunjukkan bahwa etika kebijaksanaan dalam ajaran budi pekerti luhur penghayat kepercayaan kejawen dapat digolongkan dalam dua hal. Pertama, etika kebijaksanaan di tingkat paguyuban, yaitu hidup yang selalu mengedepankan sikap (1) pasrah, berserah diri kepada Tuhan secara total (sumarah) dan (2) bertindak jujur dan ikhlas. Kedua, penghayat hendaknya tolong-menolong. Etika kebijaksanaan ini merupakan
aktualisasi dari konsep tapa ngrame. Tapa ngrame dilakukan dengan semangat sepi ing pamrih yang diasumsikan akan menjadi perwujudan pandangan hidup ?memayu hayuning bawana.? Dengan cara ini penghayat meyakini bahwa hidup mereka kelak dapat mencapai cita-cita tertinggi, yaitu ?manunggaling kawula-Gusti.?
This article aims to describe wisdom etic in the dedactic of budi pekerti luhur on Javanese believe (vivify). The description is provided using ethnographic analytic on the actualization of budi pekerti luhur on Javanese believe. The data collection was held by taking participant observation and indepth interview with the informant using snowballing method. The study shows that budi pekerti luhur on Javanese believe can be categorized into two matters: The first, wisdom etic in congregation level i.c. life that always attitude of: (1) pasrah, submit to God totally (sumarah), and (2) the honest and sincere. The second, help mutual. This wisdom etic as actualization of concept tapa ngrame. Tapa ngrame conducted by sepi ing pamrih spirit than as shape of world view on memayu hayuning bawana. This way vivify believe that their the next time life can achievement of the desired high level on manunggaling kawula-Gusti."
Universitas Negeri Yogyakarta. Fakultas Bahasa dan Seni; Universitas Negeri Yogyakarta. Lembaga Penelitian, 2010
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Rizki Karimawanti Putri
"Skripsi ini membahas tokoh utama dalam novel Asmarani karya Suparto Brata. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tokoh-tokoh, khususnya tokoh utama dalam novel Asmarani. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Teori yang digunakan adalah teori struktural Luxemburg dan teori tema Panuti Sudjiman. Hasil penelitian ini menemukan karakteristik tokoh yang nakal, polos, suka mencari perhatian, dan kemudian karena peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya menjadikan tokoh Asmarani wanita yang dewasa.

Thithesis discussed on the main character in the novel Asmarani created by Suparto Brata. The aim of this research is to find out the character, particularry the main character in the novel Asmarani. This research using metodhs descriptove analysis. The basic theory that used is structural theory from Luxemburg and theme theory from Panuti Sudjiman. The result of this research find a naughty, plain, like to get attention, and then, bercause of the occasion that occurred in her lives, Asmarani become figures of a grown-up woman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhria Nesa
"Tesis ini membahas subjektivitas tokoh utama dalam novel Hanauzumi karya Watanabe Junichi 1970 dengan penjabaran penokohan. Analisis penokohan dilakukan dengan menggunakan unsur naratif yang dikemukakan oleh Luc Herman dan Bart Vervaeck 2001, kemudian pemaparan subjektivitas dilakukan dengan pendekatan subjektifitas Woodward 1999. Narasi memperlihatkan bahwa tokoh utama hadir sebagai perempuan mandiri, namun melalui penjabaran subjektivitas, tokoh utama dihadirkan sebagai perempuan yang tidak dapat mempertahankan perannya di ranah publik dan kembali menempatkan dirinya di ranah domestik. Novel ini menegaskan bahwa perempuan akan tetap berada di bawah laki-laki dan tidak dapat keluar dari kekuasaan patriarki.

This thesis discusses the subjectivity of the main character in the novel Hanauzumi written by Watanabe Junichi 1970 by observing the characterization. The characterization then will be analyzed using narrative element proposed by Luc Herman and Bart Vervaeck 2001 , while the subjectivity of the main character will be analyzed through a concept by Woodward 1999. The story presents the main character as an independent woman, however, through the subjectivity analysis, it is shown that the main character could not sustain her role in the public sphere, after which she returns and reestablishes herself in the domestic realm instead. This novel reaffirms that women will always be inferior to men and could not escape patriarchy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T47484
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldha Shafrieldha Sihab
"Penelitian ini mengkaji dinamika gangguan kecemasan pada tokoh Yevsey Klimkov pada novel Жизнь Ненужного Человека (Zhizn' Nenuzhnogo Cheloveka)‘Kehidupan Manusia yang Tidak Berguna’ karya Maxim Gorky menggunakan metode kualitatif dalam sudut pandang psikologi sastra. Teori struktur kepribadian Sigmund Freud dan teori gangguan kecemasan Karen Horney digunakan untuk menganalisis perkembangan karakter Yevsey dari waktu ke waktu serta bagaimana perkembangan itu terjadi. Melalui penelitian ini terlihat bahwa tokoh Yevsey adalah seorang pengidap neurotik. Sebagai penderita neurotik, Yevsey mengalami banyak dinamika gangguan kecemasan. Mulai dari konflik tanpa akhir, gejolak batin dan krisis identitas hingga sudut pandang Yevsey dan bagaimana Yevsey mengambil sikap terhadap konflik tersebut. Gorky sukses menggambarkan tokoh Yevsey sebagai orang yang sangat berkembang secara mental dan emosional tetapi sebenarnya jika melihat akhir cerita, ternyata dia tidak berkembang sama sekali.

This study examines the dynamics of anxiety in Yevsey Klimkov's character in the novel Жизнь Ненужного Человека (Zhizn' Nenuzhnogo Cheloveka)' Useless Human Life' by Maxim Gorkyusing qualitative methods from the point of view of literary psychology. Sigmund Freud's personality structure theory and Karen Horney's theory of anxiety disorders were used to analyze Yevsey's character development over time and how that development occurred. Through this research, it can be seen that Yevsey's character is a neurotic person. As a neurotic, Yevsey experiences many of the dynamics of anxiety disorders. Starting from endless conflicts, inner turmoil, and identity crisis to Yevsey's point of view and how Yevsey takes a stand against the conflict. Gorky is successful in portraying Yevsey's character as a person who is very mentally and emotionally developed but actually if you look at the end of the story, it turns out that he did not develop at all."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>