Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 216834 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wiwik Antaroza
"Lansia mengalami penuaan yang menyebabkan penurunan fungsi sistem tubuh. Fungsi sistem tubuh lansia yang menurun salah satunya adalah sistem muskuloskeletal. Penurunan fungsi sistem muskuloskeletal tersebut menyebabkan lansia rentan mengalami gangguan dalam mobilitas fisik. Gangguan mobilitas fisik yang paling jelas terlihat pada sistem muskuloskeletal salah satunya adalah penurunan kekuatan otot. Selain akibat penurunan sistem fungsi muskuloskeletal, disebabkan juga karena penyakit stroke. Penurunan kekuatan otot terjadi karena kelemahan yang dialami oleh pasien stroke. Masalah mobilitas yang terjadi pada lansia dapat diatasi dengan pemberian intervensi berupa latihan range of motion (ROM) dan genggam bola karet. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh penerapan intervensi latihan ROM dan menggenggam bola karet dalam meningkatkan kekuatan otot pada lansia yang mengalami gangguan mobilitas fisik. Instrumen yang digunakan adalah Manual Muscle Test (MMT) dengan responden berjumlah 3 orang lansia. Hasil dari intervensi yang berlangsung selama 16 kali pada ROM terjadi peningkatan kekuatan otot senilai 1 pada ekstremitas atas dan bawah serta peningkatan kekuatan otot senilai 1 untuk intervensi terapi genggam bola karet pada ekstremitas atas di pergelangan tangan senilai 1 dan pada jari-jari mengalami peningkatan 1 selama 12 kali latihan genggam bola karet. Dapat disimpulkan bahwa pemberian latihan ROM dan menggenggam bola karet khususnya bola karet bergerigi dapat meningkatkan kekuatan otot pada lansia. Latihan ini perlu dilakukan secara rutin untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam peningkatan kekuatan motorik.

The elderly experience aging which causes a decrease in body system function. One of the declining functions of the elderly body system is the musculoskeletal system. The decline in the function of the musculoskeletal system makes the elderly vulnerable to physical mobility disorders. One of the most obvious physical mobility disorders in the musculoskeletal system is decreased muscle strength. Apart from the decline in the musculoskeletal function system, it is also caused by stroke. Decreased muscle strength occurs due to weakness experienced by stroke patients. Mobility problems that occur in the elderly can be overcome by providing interventions in the form of range of motion (ROM) exercises and rubber ball grips. This study aims to identify the effect of applying ROM exercise interventions and grasping rubber balls in increasing muscle strength in the elderly who experience physical mobility disorders. The instrument used is the Manual Muscle Test (MMT) with 3 elderly respondents. The results of the intervention which lasted for 16 times in ROM there was an increase in muscle strength worth 1 in the upper and lower extremities and an increase in muscle strength worth 1 for the intervention of rubber ball grasping therapy in the upper extremities in the wrist worth 1 and in the fingers increased 1 for 12 times of rubber ball grasping training. This shows that giving ROM exercises and grasping rubber balls, especially serrated rubber balls, can increase muscle strength in the elderly. This exercise needs to be performed regularly to achieve the desired results in improving motor strength. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diany Nurliana Taher
"Latar belakang: Keterbatasan mobilitas pada kelompok lanjut usia  berkaitan dengan rendahnya kualitas hidup, menurunnya akses ke layanan kesehatan, meningkatknya mortalitas, morbiditas, dan beban pembiayaan kesehatan. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi fungsi mobilitas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan fungsi mobilitas dan mendapatkan hubungan antara usia, jenis kelamin, status gizi, kadar vitamin D, sarkopenia dan penyakit penyerta dengan fungsi mobilitas pada pasien geriatri.
Metode: penelitian cross-sectional ini dilakukan antara Desember 2022 sampai Januari 2023 di Poliklinik Geriatri RS Cipto Mangunkusumo Jakarta Indonesia. Pasien yang dapat berjalan mandiri dengan atau tanpa alat bantu diikutsertakan dalam penelitian. Fungsi mobilitas dinilai dengan Timed Up and Go (TUG) Test dan skor TUG dihubungkan dengan usia, jenis kelamin, status gizi, kadar vitamin D, sarkopenia, dan komorbid.
Hasil: Dari hasil analisis multivariat didapatkan bahwa kelompok usia lebih dari 80  tahun memiliki risiko penurunan fungsi mobilitas 1,9 kali lebih tinggi dengan IK 95% 1,139-3,118. Lansia perempuan berisiko 1,4 kali lebih tinggi dibandingkan lansia laki-laki dengan IK 95% 1.014-1.931 dan lansia dengan malnutrisi berisiko 1,8 kali dengan IK 95% 1.256-2.478. Ditemukannya sarkopenia pada pasien menjadi risiko terbesar untuk penurunan fungsi mobilitas yaitu berisiko 2 kali lebih tinggi dengan IK 95% 1,547-2,606. Sedangkan kadar vitamin D dan CCI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fungsi mobilitas.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, sarkopenia, dan malnutrisi dengan fungsi mobilitas pada pasien geriatri.

Background: Limited mobility in elderly is related to low quality of life, reduced access to medical services, increased mortality, morbidity, and health care financial burden. Many factors can influence mobility function. Therefore, this study aims to know the factors associated with mobility function and obtain the relationship between age, sex, nutritional status, vitamin D levels, sarcopenia, and comorbidities with impaired mobility function in geriatric patients.

Methods: This cross-sectional study was conducted between December 2022 to January 2023 in Geriatric Clinic of Cipto Mangunkusumo National Hospital in Jakarta Indonesia. All elderly patients visited the clinic who can walk with or without walking aids were included. We evaluated mobility function using Timed Up and Go Test (TUG), the TUG score was tested against age, sex, nutritional status, vitamin D levels, sarcopenia, and number of comorbidities to evaluate the association.
Result: We found, from multivariate analysis, that the age over 80 years had a risk of decreased mobility function 1.9 times higher with CI 95% 1.139-3.118. Elderly females have risk 1.4 times higher than elderly male with CI 95% 1.014-1.931 and elderly with malnutrition have a risk of 1.8 times with CI 95% 1.256-2.478. Sarcopenia is the greatest risk factor for decreased mobility function, 2 times higher with 95% CI 1,547-2,606. However, vitamin D level and CCI were not associated with mobility function.
Conclusions: There is a correlation between age, sex, sarcopenia, and malnutrition with functional mobility in geriatric patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reyna Sielvanie
"Peristiwa jatuh pada lansia berdampak pada kondisi fisik lansia. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah risiko jatuh. Risiko jatuh dan keseimbangan lansia dalam penelitian ini menggunakan pengukuran Morse Falls Scale (MFS), Time Up and Go Test (TUG) Berg Balance Scale (BBS). Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah program latihan keseimbangan dengan metode Otago Exercise Program (OEP).
Hasil dari latihan selama enam kali dibuktikan dengan hasil MFS sebelum latihan skornya 65 dan setelah latihan 45. Pengukuran TUG sebelum latihan 35 detik, sementara itu setelah latihan 26 detik. Keseimbangan lansia sebelum latihan skornya adalah 19, sedangkan setelah latih terjadi peningkatan signifikan dengan skor 29. Latihan keseimbangan menggunakan metode Otago Exercise Program terbukti mampu untuk mengurangi risiko jatuh, meningkatkan keseimbangan, kekuatan otot, dan gaya berjalan lansia.

Falling events in the elderly have an impact on the physical condition of the elderly. The writing of this scientific paper aims to describe nursing expectations in the elderly with the problem of falling risk. The risk of falling and elderly balance in this study uses the Morse Falls Scale (MFS), Time Up and Go Test (TUG) and Berg Balance Scale (BBS) measurements. One nursing intervention that can be done is a balance training program using the Otago Exercise Program (OEP) method.
The results of the six-time workout are proven by the MFS results before the practice score is 65 and after the practice 45. TUG measurement before exercise 35 seconds, meanwhile after training 26 seconds. The elderlys balance before the practice score is 19, whereas after training there is a significant increase with a score of 29. Balance exercises using the Otago Exercise Program method have proven able to reduce the risk of falls, increasing balance, muscle strength, and the gait of the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Tamayanti
"Lansia merupakan tahap terakhir dari perkembangan dan pertumbuhan manusia ditandai dengan adanya penurunan berbagai sistema dan fungsi tubuh. Sistem muskuloskeletal merupakan salah satu fisiolgis yang berdampak seperti penurunan kekuatan otot, kekauan sendi dan redistribusi massa otot. Perubahan tersebut salah satunya mengakibatkan arthritis yang dapat bermanifestasi menjadi nyeri. Nyeri yang dirasakan lebih dari 3 bulan dapat dikageorikan menjadi nyeri kronik. Format pengkajian yang dilakukan penulis menggunakan metode palliative, quality, región, severity dan time (PQRST). Salah satu intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk menangani masalah nyeri kronik adalah physical exercise program. Physical exercise program dipilih sebagai metode untuk menurunkan skala nyeri. Hasil yang didapatkan selama delapan kali melakukan latihan ini, menunjukkan adanya penurunan rata-rata skala nyeri dari 5 menjadi 3,25. Sehingga terdpat penurunan rata-rata skala nyeri sebanyak 1,75. Latihan ini direkomendasikan untuk diterapkan di setting long-term care sebagai aktivitas latihan yang bisa dijadwalkan untuk menurunkan skala nyeri.

Elderly is the last stage of human development and growth which is characterized by a decrease in various systems and bodily functions. The musculoskeletal system is one of the physiological effects such as decreased muscle strength, joint loss and redistribution of muscle mass. These changes one of which resulted in arthritis that can manifest into pain. Pain that is felt for more than 3 months can be categorized into chronic pain. The assessment format conducted by the author uses the palliative, quality, region, severity and time (PQRST) methods. One of the nursing interventions that can be given to deal with chronic pain is the physical exercise program. Physical exercise program was chosen as a method to reduce pain scale. The results obtained for eight times doing this exercise, showed an average pain scale from 5 to 3.25. That there is a decrease in the average pain scale of 1.75. This exercise is recommended to be applied in a long-term care setting as an exercise activity that can be scheduled to reduce the pain scale."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Dwi Darmayanti
"Lansia merupakan individu tahap akhir perkembangan yang memiliki beberapa perubahan pada sistem tubuhnya. Sistem muskuloskeletal ialah sistem yang identik dengan perubahan yang sering terjadi pada lansia. Perubahan pada sistem tersebut berdampak pada menurunnya kekuatan otot, tulang dan sendi yang dapat mengakibatkan lansia mengalami jatuh. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil asuhan keperawatan pada lansia yang memiliki masalah resiko jatuh. Format pengkajian morse fall scale (MFS) dan Timed up and Go test (TUG) digunakan untuk mengukur resiko jatuh klien. Salah satu intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk menangani masalah resiko jatuh ialah dengan latihan keseimbangan. Metode square stepping exercise (SSE) dipilih sebagai metode latihan keseimbangan yang digunakan. Hasil yang didapatkan selama memberikan asuhan kepererawatan menggunakan metode ini didapatkan peningkatan gaya berjalan klien yang lebih cepat saat dilakukan pengukuran awal dan akhir, lebih mahir melakukan gerakan latihan dan peningkatan kemampuan perpindahan kaki dari tiap pijakan latihan.  Latihan ini direkomendasikan untuk diterapkan di nursing home sebagai aktifitas latihan rutin untuk mencegah resiko jatuh lansia.

 


The elderly was the individuals which in the final stages of development. Musculosceletal system is a system that identical to frequent changes in the elderly. Changes in that system, have an impact on decreasing the strength of muscles, bones and joints which can cause elderly to fall. This paper aims to explain the results of nursing care to elderly who have a risk of fall. Morse fall scale (MFS) and Timed up and Go test (TUG) were used to measure risk of fall. Balance exercise is one of nursing intervention that can deal to risk of fall. The square stepping exercise (SSE) method was chosen as the balance exercise method used. The result obtained that there was increased gait during initial and final measurements; more skillfull when performing exercises movement and increased ability to move each steps. This exercise is recommended to be applied at nursing home as a new activities to prevent the risk of fall in elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Nissa Cantika
"Hambatan mobilitas fisik merupakan masalah yang umum terjadi pada lansia. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan pada sistem muskuloskeletal lansia secara fisiologis maupun patologis, seperti stroke. Kondisi post-stroke berdampak pada mobilisasi lansia dalam beraktivitas. Penulisan karya ilmiah dengan metode studi kasus ini bertujuan untuk menjabarkan asuhan keperawatan yang diberikan terhadap lansia post-stroke dengan masalah hambatan mobilitas fisik di Panti Sasana Tresna Werdha Budi Mulia 4 Ciracas dari tanggal 3-20 April 2023. Intervensi yang dilakukan berupa dance therapy sebagai latihan fisik dan berfokus pada peningkatan keseimbangan serta kekuatan otot lansia dengan cara sederhana serta menyenangkan. Hasil evaluasi dari intervensi yang dilakukan selama 10 hari terhadap klien menunjukkan peningkatan nilai Berg Balance Test dari 39 menjadi 49, Timed Up and Go dari 22 detik menjadi 11 detik, dan nilai kekuatan otot melalui Manual Muscle Test. Hal ini membuktikan terdapat peningkatan mobilisasi lansia dari keseimbangan dan kekuatan otot setelah melaksanakan intervensi menari.

Physical mobility limitation is a common problem for the elderly. This can be caused by physiological and pathological changes in the musculoskeletal system of the elderly, such as stroke. Post-stroke conditions can have an impact on the mobilization of the elderly in their activities. This scientific writing with case study method aims to describe the nursing care given to post-stroke elderly with physical mobility limitation at Panti Sasana Tresna Werdha Budi Mulia 4 Ciracas from April 3-20 2023. The intervention is dance therapy as physical exercise for the elderly and focus on increasing balance and muscle strength in a simple and fun way. Evaluation results of interventions carried out for 10 days on the elderly showed an escalation in Berg Balance Test values from 39 to 49, Timed Up and Go Test from 22 to 11 seconds, and muscle strength values through the Manual Muscle Test. This proves there is an increase in the mobilization for the elderly in terms of balance and muscle strength after carrying out dance therapy interventions.
"
Depok: 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Sari Cahya Ningsih
"Lansia mengalami penurunan fungsi fisiologis pada sistem musculoskeletal dikarenakan proses
menua. Perubahan sistem ini menimbulkan masalah risiko jatuh pada lansia. Risiko jatuh dapat
meningkatkan kerentanan kejadian jatuh, sehingga dapat menyebabkan cedera fisik. Penulis
ini bertujuan untuk menganalisis intervensi unggulan dalam mengatasi risiko jatuh pada lansia
yaitu intervensi Multifactorial Exercise dengan metode Stay and Independent for Life (SAIL).
Intervensi ini merupakan kombinasi antara latihan kekuatan otot dan keseimbangan dilakukan
selama 2 minggu dalam frekuensi 2 kali seminggu pada klien kelolaan. Hasil implementasi
akan dievaluasi menggunakan pengukuran Morse Falls Scale (MFS), Time Up and Go Test
(TUG) dan Berg Balance Scale (BBS). Hasil menunjukan peningkatan pada pengukuran TUG
yang melihat keseimbangan dalam pergerakan mobilitas klien, dan didapatkan skor 33 detik
menjadi 31 detik setelah intervensi. Pengukuran keseimbangan klien dengan BBS
menunjukkan peningkatan skor dari 14 menjadi 16. Rekomendasi penulis perlu ditambahkan
intervensi Multofactorial Exercise sebagai variasi dalam Terapi Aktivitas Kelompok yang
sudah dilakukan secara rutin. Manfaatnya agar lansia tidak cepat bosan dengan latihan yang
sedang diterapkan, selain itu variasi latihan dapat memberikan hasil yang optimal.

The elderly experience a decrease in physiological function in the musculoskeletal system due
to aging. This system change raises the risk of falling in the elderly. The risk of falling can
increase the susceptibility to falls, which can cause physical injury. This author aims to analyze
leading interventions in overcoming the risk of falling in the elderly, namely the Multifactorial
Exercise intervention with the Stay and Independent for Life (SAIL) method. This intervention
is a combination of muscle strength and balance exercises carried out for 2 weeks in a
frequency of 2 times a week on managed clients. Implementation results will be evaluated using
Morse Falls Scale (MFS), Time Up and Go Test (TUG) and Berg Balance Scale (BBS)
measurements. The results show an increase in TUG measurements that see balance in the
movement of client mobility, and obtained a score of 33 seconds to 31 seconds after the
intervention. Measurement of client balance with BBS shows an increase in score from 14 to
16. The authors recommendation needs to be added to the intervention of Multofactorial
Exercise as a variation in Group Activity Therapy that has been done routinely. The benefit is
that the elderly do not get bored quickly with the exercise being applied, besides that variations
of the exercise can provide optimal results."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Az-Zahra Anindya Ma'arip
"Lansia mengalami penurunan degeneratif baik fisiologis maupun patologis (seperti stroke) pada sistem muskuloskeletal sehingga timbulnya gangguan mobilitas fisik menjadi permasalahan yang sering dikeluhkan pada lansia. Kondisi ini berdampak pada kesulitan melakukan pergerakan dan mobilisasi dalam aktivitas sehari-hari. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil asuhan keperawatan yang diberikan pada lansia dengan masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Ciracas. Intervensi yang dilakukan adalah terapi latihan kekuatan otot dengan elastic band dan genggam bola karet terhadap lansia post stroke dengan kelemahan ekstremitas kiri selama 10 hari dengan durasi 60 menit. Hasil evaluasi menggambarkan
adanya peningkatan kekuatan otot dari 4442 menjadi 5544 , pemeriksaan berg balance test meningkat 4432 5543
dari skor 36 menjadi 45, dan pemeriksaan timed up and go test mengalami percepatan dari 23.69 detik menjdi 16.4 detik. Hal tersebut membuktikan adanya peningkatan kekuatan otot dan kemampuan mobilisasi secara fungsional pada lansia. Penulis merekomendasikan bagi pihak PSTW agar program latihan kekuatan otot dapat dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan untuk mengatasi terjadinya gangguan mobilitias fisik pada lansia sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup. Latihan harus dilakukan setiap hari, minimal satu kali dalam sehari selama 60 menit dengan tiga kali pengulangan gerakan dan masing-masing gerakan memiliki 10 hitungan. Perlu dievaluasi menggunakan penilaian MMT, TUG, BBT, beserta kekuatan lansia dalam menarik elastic band melalui pengukuran panjang diameter pita sebelum dan sesudah latihan kekuatan otot.

Degenerative in elderly both physiological and pathological (such as stroke) in musculoskeletal system cause quite high impaired physical mobility problem. This condition has an impact on difficulties in moving and mobilizing in daily activities. This scientific work aims to describe the results of nursing care given to the elderly with impaired physical mobility problems at the Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Ciracas. The intervention used was muscle strength exercise therapy with elastic bands and rubber ball grips for post stroke elderly with left extremity weakness for 10 days with a duration of 60 minutes. The evaluation results described an increase in muscle strength from 4442/4432 to 5544/5543, the berg balance test increased from a score of 36 to 45, and the timed up and go test experienced an acceleration from 23.69 seconds to 16.4 seconds. The evaluation results prove that there is an increase in muscle strength and functional mobilization ability in the elderly. The author recommends for PSTW that muscle strength training programs can be implemented consistently and continuously to overcome the occurrence of impaired physical mobility in the elderly so as to improve health and quality of elderly life. Exercise must be done every day, at least once a day for 60 minutes with three repetitions of the movement and each movement has 10 counts. It needs to be evaluated using MMT, TUG, BBT assessments, along with the strength of the elderly in pulling the elastic band through measuring the length of the band diameter before and after muscle strength exercise."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Didan Tarmansyah
"Lansia dengan demensia jumlahnya akan terus meningkat. Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Ciracas memiliki 48 lansia dengan demensia ringan khususnya di wisma Cendrawasih. Karya ilmiah ini dibuat untuk menjelaskan dan menggambarkan tindakan keperawatan yang dilakukan pada lansia S 68 tahun dengan keluhan lupa waktu kelahiran, waktu sekarang, tempat dan orang dengan nilai MMSE 18 kerusakan kognisi ringan dan CDR 1 demensia ringan . Terapi stimulasi kognisi dilakukan melalui orientasi realita dan mengingat kenangan pada kasus tersebut. Setelah dilakukan orientasi realita dan mengingat kenangan selama 7minggu 20x pertemuan dengan waktu 30-45menit/pertemuan diketahui terdapatnya peningkatan kemampuan kognisi MMSE 18 menjadi 21 dan CDR 1 menjadi 0,5 . Hasil ini menunjukan bahwa sangat diperlukan program orientasi realita dan mengingat kenangan pada lansia demensia. Perawat secara mandiri dapat melakukan stimulasi kognisi melalui orientasi realita dan mengingat kenangan pada lansia dengan demensia di fasilitas pelayanan kesehatan lansia.

Ageing population with dementia steadily increases in number. There are 48 elderly affected by mild dementia in nursing home of Tresna Werdha Budi Mulia 1 Ciracas, especially in Cenderawasih dormitory. This paper aimed to identify and describe nursing interventions which were implemented on Mr. S 68 years old who was not able to recall his own birthday, current day, place, and people with MMSE score of 18 mild cognitive impairment and CDR1 mild dementia . Cognitive stimulation therapy was applied by orientation of reality and recalling memories. Following the implementation of reality orientation 20 sessions with 30-45 minutes/session and memory recall for 7 weeks long, client demonstrated improvement of cognitive function from MMSE score of 18 into 21 and CDR1 into 0.5 . The result indicated that it is necessary to implement reality orientation and memory recall on elderly who was affected by dementia. Nurse may provide cognitive stimulation independently through reality orientation and memory recall on elderly affected by dementia in health facilities."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Dwi Asmaranti
"Perubahan yang terjadi pada sendi dan rasa nyeri merupakan faktor internal yang dapat menyebabkan hambatan mobilitas fisik pada lansia. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil asuhan keperawatan pada klien selama lima minggu. Evaluasi akhir menunjukkan gerakan fleksi-ekstensi sendi bahu sebesar 1100 (meningkat 200 dari pemeriksaan awal), edema tidak terlihat pada ekstremitas bawah, kekuatan otot meningkat pada ekstremitas atas, dan klien mengatakan bahwa badan terasa enak setelah melakukan gerakan. Hasil pemberian asuhan keperawatan menyarankan kepada petugas kesehatan untuk memberikan latihan rentang pergerakan sendi setiap hari kepada lansia yang mengalami hambatan mobilitas fisik untuk mencegah komplikasi dari imobilisasi dan meningkatkan taraf kesehatan lansia.

Changes that occur in the joints and pain became internal factors that may cause impaired physical mobility in elderly. This paper aimed to present the result of the nursing care in five weeks. Final evaluation showed the flexion-extension motion in shoulder joint about 1100 (increased 200 from the initial examination), edema wasn't seen in lower extremity, increased of muscle strength in the upper extremities, and the client said that her body felt good after do the motion. Nursing care result has suggested to healthcare practitioners in providing "row of motion" exercise every day to the elderly who had impaired physical mobility to prevent complications of immobilization and improve the elderly health.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>