Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213989 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jaya Ishwari
"Penelitian ini mengeksplorasi pengaruh budaya Tri Hita Karana terhadap dynamic capabilities, entrepreneurial leadership, dan kinerja hotel (dimoderasi oleh Critical Success Factors) di Bali. Data penelitian diperoleh dari 130 hotel bintang tiga, empat, dan lima yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Partial Least Squares Structural Equation Modeling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tri Hita Karana berpengaruh positif terhadap dynamic capabilities dan entrepreneurial leadership, tetapi tidak mempengaruhi kinerja hotel secara positif dalam jangka pendek. Namun, integrasi nilai-nilai budaya THK ke dalam pengoperasian hotel akan meningkatkan daya saing dan kinerja hotel dalam jangka panjang.

This research explores how the influence of Tri Hita Karana culture on the dynamic capabilities, entrepreneurial leadership, and hotel performance (moderated by critical success factors) in Bali. This study gathered data from 130 hotels rated at three, four and five-stars that are then analysed using the method of Partial Least Squares Structural Equation Modelling. The results shows that while Tri Hita Karana does positively influenced dynamic capabilities and entrepreneurial leadership, it didn’t affect hotel performance positively in the short term. However, the research indicates the integration of THK culture into hotel operation will increase hotel performance in the long term."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Gde Bagus Udayana
"Pariwisata budaya yang dikembangkan di Bali diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 2, Tahun 2012 tentang Kepariwisataan Budaya Bali yang menekankan pentingnya tri hita karana dalam pengemban¬gan pariwisata di Bali. Oleh karena itu, idealnya segala aktivitas pengembangan pariwisata budaya di Bali, termasuk promosi pariwisata benar-benar menunjukkan aplikasi falsafah tri hita karana. Tujuan jangka panjang penelitian ini, terwujudnya media promosi pariwisata budaya Bali yang benar-benar mengimple¬mentasi ideologi tri hita karana. Terkait dengan tujuan ini, target khusus yang hendak dicapai adalah upaya penggambaran marginalisasi ideologi tri hita karana dalam media promosi pariwisata budaya Bali.
Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan dan target tersebut, berupa wawancara mendalam dan pengamatan serta penggunaan dokumen. Wawancara dilakukan dengan pihak terkait, seperti Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Tabanan, dan Gianyar, serta perusahaan di bidang panwisata maupun di bidang disain grafis di Bali. Pengamatan dilakukan terhadap billboard yang terkait dengan pariwisata serta dokumen berupa foto, brosur, leaflet, dan iklan tabloid yang mempromosikan panwisata dan diproduksi oleh para pihat terkait tersebut di atas.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan Based on the result of analysis bahwa yang memarginal-kan ideologi tri hita karana pada media promosi pariwisata budaya di Bali adalah ideologi kapitalisme dan ideologi dualisme kultural. Hal ini teijadi karena pembuatan media promosi pariwisata pada dasarnya bertu¬juan untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang mengunjungi objek yang dipromosikan. Tentu saja tujuan itu berujung pada pemngkatan perolehan keuntungan atau uang. Implikasi utama media promosi pariwisata budaya Bah yang ideologi tri hita karana-nya termarginalkan pada citra Bali sebagai daerah pariwisata adalah bahwa Bali tercitrakan sebagai daerah budaya pariwisata dan bukan pariwisata budaya."
Denpasar: Pusat Penerbitan LPPM Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
300 MUDRA 32:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Riski Hamonangan
"Peran usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sangat besar dalam perekonomian suatu negara. Sebagai salah satu negara berkembang, peran UMKM sangat sentral terhadap perekonomian Indonesia. UMKM merupakan sumbangsih PDB terbesar bagi Indonesia. Namun, UMKM di Indonesia menghadapi masalah terkait produktivitas yang masih rendah. Untuk itu penelitian ini mencoba untuk menganalisis variabel-variabel yang dapat mendorong kinerja bisnis UMKM. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana kepemimpinan kewirausahaan dapat mendorong kapabilitas dinamis, inovasi organisasi dan digitalisasi di UMKM, pada akhirnya faktor-faktor ini akan mendorong kinerja bisnis UMKM. Penelitian ini akan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan Partial Least Square (PLS). Penelitian ini menggunakan data dari 168 pemilik atau pengelola UMKM sektor makanan dan minuman di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap digitalisasi, inovasi organisasi, dan kapabilitas dinamis UMKM. Sedangkan kepemimpinan kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja bisnis UMKM hanya melalui inovasi organisasi.

The role of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) in a country's economy is very important. As one of the developing countries, the role of MSMEs in the Indonesian economy is very central, MSMEs are the largest contributor to GDP for Indonesia. However, MSMEs in Indonesia face problems related to low productivity. For this reason, this study tries to analyze the variables that drive MSME business performance. This research will examine how entrepreneurial leadership can drive dynamic capabilities, organizational innovation and digitization in MSMEs, in the end these factors will drive MSME business performance. This research will use the Structural Equation Modeling (SEM) method with the Partial Least Square (PLS). This study uses data from 168 MSME owners/managers in the food and beverage sector in Indonesia. The results of this study indicate that entrepreneurial leadership has a positive effect on digitalization, organizational innovation, and the dynamic capabilities of MSMEs. Meanwhile, entrepreneurial leadership influences MSME business performance only through organizational innovation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman
"Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Indonesia memiliki peran strategis dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan menyediakan layanan publik yang penting bagi masyarakat. Sebagai entitas bisnis yang dimiliki oleh pemerintah daerah, BUMD bertujuan tidak hanya untuk memperoleh keuntungan finansial tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan mengelola sumber daya lokal secara efisien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kebijakan kepemimpinan, kapabilitas dinamis dan ambidexterity organisasi terhadap kinerja keinginan di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuesioner kepada 100 BUMD di Indonesia. Dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM), hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan strategis berpengaruh positif dan signifikan terhadap kapabilitas dinamis dan ambidexterity organisasi . Selanjutnya kapabilitas dinamis, ambidexterity organisasi dan strategi kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja kemiskinan. Hasil penelitian bahwa kemampuan dinamis dan ambidexterity organisasi juga dapat memediasi pengaruh kepemimpinan strategis terhadap kelangsungan hidup.

Regional Owned Enterprises (ROE) in Indonesia have a strategic role in supporting regional economic development and providing important public services to the community. As a business entity owned by the local government, ROE aims not only to gain financial profit but also to improve social welfare and manage local resources efficiently. This research aims to analyze the influence of strategic leadership, dynamic capabilities, and organizational ambidexterity on the sustainability performance of Regional Owned Enterprises (ROE) in Indonesia. This research uses a quantitative approach by distributing questionnaires to 100 ROE in Indonesia. Using the Structural Equation Model (SEM) method, the research shows that strategic leadership has a positive and significant effect on dynamic capabilities and organizational ambidexterity. In the next dynamic capability, organizational ambidexterity and strategic leadership have a positive and significant effect on the sustainability performance. The research results that the dynamic capability and organizational ambidexterity can also be mediating factors influencing the relationship between strategic leadership and the sustainability performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Prihartini Endang Kusumastusti
"ABSTRAK
Berbagai penelitian akhir-akhir ini menunjukkan adanya korelasi antara budaya organisasi dengan tingkat capaian suatu perusahaan. Dengan demikian, usaha untuk mendalami lebih jauh tentang budaya organisasi menjadi semakin menarik dan relevan.
Hotel Ever Green (HEG) sebagai satu dari sejumlah hotel yang berkembang di Kawasan Puncak, sejak berdirinya pada tahun 1973, telah berupaya mengembangkan budaya organisasi yang mewujud dalam gaya kepemimpinan, situasi kepemimpinan dan iklim kerja dengan bercirikan asas sama rasa, sama kuasa dan sama rata. Walaupun demikian, dalam perkembangannya seiring dengan pergantian pucuk pimpinan, HEG telah menunjukkan adanya gejala penurunan kekuatan budaya organisasi. Berdasarkan fenomena ini, maka upaya meneliti, mengkaji, dan menganalisis berbagai hal yang berkaitan dengan perubahan tersebut, dan menelaah berbagai implikasinya bagi pencapaian organisasi/perusahaan menjadi penting. Empat masalah pokok yang dianalisis yaitu (1) bagaimana proses pembentukan budaya organisasi HEG, (2) apakah telah terjadi perubahan budaya organisasi di HEG, (3) apakah budaya organisasi di HEG sekarang ini melemah, dan (4) implikasi apa yang timbul dari keadaan budaya organisasi yang dimiliki saat ini.
Dengan penetapan responder sebanyak 58 orang yang dapat dirinci dalam dua kelompok yaitu kelompok responden kepemimpinan lama (30 orang) dan kelompok responden kepemimpinan baru (28) orang telah dikumpulkan data dengan memakai daftar kuesioner dan pedoman wawancara. Data dianalisis secara kualitatif sambil didukung oleh analisis kuantitatif berupa menghitung total skor untuk beberapa indikator.
Temuan penelitian ini dapat dirinci dalam beberapa hal berikut. Pertama, proses pembentukan budaya organisasi HEG dilaksanakan oleh pemilik sekaligus pendirinya sejak tahun 1973, proses mana dilakukan secara berangsur-angsur melalui gaya kepemimpinan, situasi kepemimpinan, dan iklim kerja berdasarkan prinsip sama rasa, sama kuasa, dan sama rata. Kedua, terdapat kesenjangan antara gambaran ideal budaya organisasi yang ingin dibentuk dengan budaya organisasi yang-berkembang dalam kehidupan organisasi. HEG sehari-hari: Ketiga, walaupun terdapat perbedaan penekanan pimpinan dalam menerapkan kepemimpinan, namun terdapat satu warna dasar kepemimpinan yang berusaha dikembangkan dalam HEG yaitu kepemimpinan sebagai pamong sekaligus sebagai satria(ing ngarso sung tolodo), pandhito (ing madyo mangun karso), dan ratu (tut wuri handayani). Keempat, perubahan budaya organisasi yang berjalan seiring dengan adanya pergantian pimpinan puncak organisasi menunjukkan adanya perbedaan kuat lemah tertanamnya budaya organisasi yang dapat ditunjukkan dengan hasil analisis kuantitatif berikut: (1) pada budaya lama (periode 1973 - 1982) pemimpin sering melakukan hal yang berkaitan dengan gaga kepemimpinan (total skor 56,87..) sedangkan pada budaya baru pemimpin jarang melakukan hal-hal yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan (total skor 42,6%), (2) pada budaya lama, bagian terbesar anggota (69,5%) mendukung hal-hal yang berkaitan dengan situasi kepemimpinan sedangkan pada budaya baru, hanya sebagian kecil anggota (48,7%) yang mendukung, (3) iklim kerja baik pada budaya lama maupun budaya baru dapat dikatakan cukup baik dengan total skor masing-masing 70,5% dan 59,5%. Kelima, kuat lemahnya budaya organisasi terbukti membawa implikasi bagi tingkat efektifitas (dilihat dari tingkat pendapatan) yang dicapai oleh perusahaan dimana pada budaya lama yang relatif kuat dapat memberikan kenaikan rata-rata 18,45% per tahun, hasil mana berbeda dengan kenaikan rata-rata yang dicapai pada budaya baru dengan cirri budaya organisasi yang relatif lemah yaitu hanya12,16% pertahun.
Dengan berbagai temuan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai sumbangsih penelitian ini. Pertama, demi penguatan kembali budaya organisasi yang kini melemah, maka perlu bagi pimpinan untuk membuka diri sehingga dapat menampung segala keluhan, hambatan kerja disamping pimpinan perlu meningkatkan perannya sebagai motivator. Kedua, perlu dilakukan perbaikan tata cara penyelenggaraan organisasi dengan melembagakan bagan struktur organisasi secara tertulis, penetapan standar penilaian prestasi kerja yang lebih transparan dan adil. Ketiga, perlu ditingkatkan pelimpahan wewenang dan tugas-tugas pekerjaan kepada karyawan tingkat staf sehingga pimpinan dapat menyeimbangkan perannya sebagai satrio, pandhito, dan ratu. Keempat, perlu dilembagakan pertemuan-pertemuan baik rutin maupun tidak guna menampung semua masalah yang berkembang khususnya yang berkenaan dengan pengoperasian HEG. Kelima, perlu diciptakan suasana yang kondusif bagi terbentuknya keberanian seluruh karyawan untuk mengeluarkan pendapat, saran ataupun pemikiran lainnya sebagai perwujudan budaya organisasi yang berasaskan sama rasa, sama kuasa, dan sama rata."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Widagdo
"This study is conducted for analyzing the correlation of organization culture and leadership on the employee's performance in the State Corporation (Perjan) "Harapan Kita" Child and Maternity Hospital (RSAB). Jakarta. This study also tests the significance and determination of organization cultural correlation on employee's performance, leadership on employee's performance, and the correlation of organization culture and leadership on employee's performance.
The population in this study are employees in the Perjan "Harapan Kita" RSAB Jakarta from the management position to staff position as many as 1214 employee's, with the sample respondents of 275 persons (with reference of Krejcie table) divided into two elements, i.e. 40 respondents of managerial position and 235 respondents of staff, respectively are taken by simple random sampling method.
Data collection method used questionnaire composed of 4 parts. Part one contains inquiries related to respondents' identity of 8 points, part two contains inquiries related to organization culture of 26 points, part three is of inquiries related to leadership of 30 points, and part four is of inquiries related to employee's performance that are divided into two: 8 points for managerial and 5 points for staff. A validity and reliability test was once conducted on 25 respondents and all have been stated valid and no single indicator is stated void.
The data processing and analysis used SPSS (Statistical Package For Social Science) program version 10.0 for testing the organization cultural correlation with employee's performance, the leadership correlation with employee's performance, while the correlation of organization culture and leadership on employee's performance uses Pearson correlation test technique (cross tabs).
The result of the test on organization culture and employee's performance indicates a very low correlation, positive with value (r) = 0.120, (p) = 0.047 and determination coefficient = 0.014. The test on correlation of leadership and employee's performance indicates no significant correlation with value (r) = 0.035, (p) = 0.568 and determination coefficient = 0.001, while the test on correlation of organization culture and leadership on employee's performance indicates no significant correlation with (r) = 0.125, (p) = 0.118 and determination coefficient = 0.16.
Thus, the hypothesis of study, stating that there is a correlation between organization culture and leadership on employee's performance in the Perjan "Harapan Kita" RSAB, Jakarta is not proven. In this opportunity, the writer would like to suggest as follows: To be able to survive in the global era, the Management of Perjan "Harapan Kita" RSAB should be willing and able to take the company to a global condition, i.e. a condition prioritizing customers' satisfaction as the service objective by visioner leadership in all lines. Miscommunication and misperception could be controlled by structured or formal and informal communication.
Besides, Perjan "Harapan Kita" RSAB has began to design communication by utilizing information technology, thus the information passed and provided are according to the communication objective. A structured planning should be made for understanding the information technology to avoid technology stammer. Perjan "Harapan Kita" RSAB should immediately attempt to have an evaluation of performance based on the objective or target, so as to be able to avoid subjectivity in evaluation and the most important aspect of all is to developing culture by achievement or results."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22328
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sindoro Salim Jibril
"Pemahaman fenomena budaya organisasi adalah fundamental untuk mengetahui yang terjadi di dalam organiasi, karena dapat membantu menjalankan dan meningkatkan kemampuan organisasi. Hubungan budaya organisasi proyek konstruksi terhadap kinerja waktu, ditentukan dengan mengidentifikasi dimensi budaya organisasi yang terkait dalam permasalahan pada industri konstruksi, dan mengukur pengaruhnya terhadap kinerja waktu menggunakan analisa korelasiregresi, sehinga dimensi budaya organisasi yang berpengaruh terhadap kinerja waktu, dapat dihasilkan. Dimensi budaya organisasi proyek yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja waktu adalah Efisiensi, Integrasi organisasi, Kejelasan sasaran, Komunikasi dan orientasi kinerja.

Phenomenon of organizational culture is fundamental to know within organization, because can help to perform and improve organizational capabilities. To determine the relationship of organizational culture on the performance of the construction project. By identifying relevant dimensions of organizational culture in the construction industry problems and measure its influence on time performance with correloation-regression analysis, then the dimensions of organizational culture wich significantly influence the performance time, will be acquired. the dimensions of organizational culture of construction projects that significantly affect the time performance is the efficiency, integration organization, clarity of objectives, communication, and performance orientation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T40820
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahardian Wahyu Pradana
"Skripsi ini membahas tentang pengaruh budaya organisasi dan kepemimpinan dan kinerja pada anggota Satuan Reserse Kriminal Polres Depok. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian mendapatkan hasil bahwa budaya organisasi pada anggota Satuan Reserse Kriminal Polres Depok cenderung kuat, sedangkan kepemimpinan, dan kinerja cenderung tinggi. Selain itu, penelitian ini mendapati adanya hubungan yang cukup dan positif antara variabel budaya organisasi dengan variabel kinerja, dan ada hubungan yang kuat dan positif antara variabel kepemimpinan dengan kinerja.

This research is explaining about the influence of organizational culture and leadership to employee performance in members of Criminal Investigation Unit in Depok local police. The research was designed as a quantitative research. The results of the research are that the organizational culture, leadership, and employee performance in the Criminal Investigation Unit in Depok Local Police are tent to be high. Besides, this research found out that there was a moderate and positive relationship between organizational culture and employee performance, and there was a strong and positive relationship between leadership and employee performance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Made Gede Oka Utama
"Saat ini, anggota polisi membutuhkan pendidikan tinggi, mobilitas tinggi untuk memaksimalkan pekerjaan mereka, namun lingkungan eksternal yang dihadapi oleh anggota polisi juga telah berkembang lebih kompleks dan dinamis. Perubahan lingkungan dari organisasi kepolisian tentunya menuntut anggota kepolisian untuk memiliki cara dan pola pikir baru dalam bekerja sehingga komitmen semua anggota kepolisian untuk melakukan perubahan sesuai dengan nilai-nilai peradaban masyarakat. Setiap organisasi membutuhkan komitmen dari anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Semakin tinggi kepuasan kerja, semakin tinggi komitmen karier. Terkait masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh budaya organisasi, kepuasan kerja, dan kepemimpinan terhadap komitmen organisasi. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survei dan studi literatur untuk mendukung hipotesisnya dan menggunakan teori Denison (2000) sebagai dimensi untuk menggambarkan temuan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja sebagai variabel kuat yang memberikan pengaruh terhadap komitmen anggota, di sisi lain, kepemimpinan memberikan pengaruh langsung terhadap komitmen, sedangkan budaya organisasi sebagai alat untuk komitmen memberikan pengaruh lebih dari keduanya, kepemimpinan dan kepuasan kerja.

Nowadays, police members need high education, high mobility to maximize their work, however, the external environment faced by members of the police has also developed more complex and dynamic. The environmental change of the police organization certainly requires members of the police to have new ways and mindset of working so that the commitment of all members of the police to make changes in accordance with the values of community civilization. Every organization needs a commitment from organizational members to achieve organizational goals. The higher job satisfaction the higher career's commitment. Regarding to the problem, the purpose of this research is to examines the influence of organizational culture, job satisfaction, and leadership on organizational commitment. This quantitative study uses survey methode and literature studies to support its hyphotesis and uses Denison (2000) theory as its dimention to describe the field finding. The results shows that job satisfaction as a powerful variabel that gives effect to member's commitment, on the other hand, leadership gives direct influence to the commitment, while, organizational culture as a tool to the commitment gives more influence than both, leadership and job satisfaction."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Lamhot Henry
"Lingkungan eksternal yang dihadapi industri sudah mengalami banyak perubahan, terutama mengenai tingkat persaingan yang semakin ketat (D?Aveni, 1994), termasuk di industri kimia (Bianchi, Minin & Frattini, 2011). Perubahan-perubahan di lingkungan eksternal tersebut perlu diantisipasi oleh masing-masing perusahaan. Sayangnya proses perubahan di organisasi tidak selalu berhasil. Salah satu faktor kunci penentu keberhasilan perubahan adalah Affective Commitment to Change (AC2C). AC2C sendiri dibentuk dari Readiness to Change (R2C) organisasi maupun para anggotanya.
Penelitian ini dilakukan di Kemira yang merupakan pelaku di industri kimia pulp & paper multinasional. Tekanan lingkungan mendorong Kemira melakukan perubahan yang besar, dengan melakukan merjer dan akusisi skala besar. Analisis dilakukan terhadap 50 manajer area Kemira di seluruh dunia (Asia Pasifik, Eropa dan Amerika). Pengujian model dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modeling, Diagonally Weighted Least Square/DWLS, dengan aplikasi Lisrel 9.1.
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa Change Leadership mempengaruhi Readiness to Change (R2C), khususnya Change Leadership-Selling. Terdapat budaya organisasi yang mendukung perubahan, yakni budaya keterlibatan dan budaya misi. Sementara budaya adaptasi justru menghambat kesiapan untuk berubah, dan budaya konsistensi tidak berpengaruh. Perceived Organization Support juga terbukti meningkatkan kesiapan untuk berubah. Readiness to Change (R2C) terbukti mampu meningkatkan Affective Commitment to Change (AC2C).

The external environment, in various industries, has changed dramatically, especially regarding the increasing competition levels (D'Aveni, 1994), including in the chemical industry (Bianchi, Minin & Frattini, 2011). Changes in the external environment should be anticipated by the respective companies. Unfortunately, the process of change in an organization is not always successful. One of the key factors determining the success of the changes is the Affective Commitment to Change (AC2C). AC2C itself is formed of Readiness to Change (R2C) organization and its members.
This research was conducted in Kemira, a multinational company in the chemical industry pulp & paper. Major environmental pressures, encourage Kemira to make changes in organization. Kemira pursuing a strategy of acquisitions and mergers in a large scale. Analysis was conducted on 50 area managers around the world (Asia-Pacific, Europe and America). Testing of the model using Structural Equation Modeling, Diagonally Weighted Least Square/DWLS, by 9.1 lisrel application.
The results show that Change Leadership influence Readiness to Change (R2C), especially Change Leadership-Selling. There is an organizational culture that supports the change, namely culture of involvement and culture of missions. While the culture of adaptations may constrain readiness for change. Perceived organization support increase the readiness for change and readiness to change increase affective commitment to change."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D2139
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>