Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112223 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Runni Hana Fadhilah Hannis Putri
"Ekonomi digital membuat kita harus meninjau kembali mengenai definisi pasar karena pada hukum persaingan usaha hanya mencakup pasar produk dan pasar geografis sedangkan pasar digital belum ada definisinya. Pemahaman mengenai definisi pasar digital ini penting karena akan menentukan pasar bersangkutan (relevant market) yang menjadi dasar dalam kasus persaingan usaha. Hal ini menimbulkan tantangan bagi otoritas persaingan usaha untuk menentukan definisi pasar bersangkutan pada pasar digital. Bentuk-bentuk pasar ada berbagai macam serta perlu adanya pengaturan hukum dalam pasar. Kehadiran ekonomi digital yang pada akhirnya menghadirkan pula pasar digital, mengharuskan adanya pengaturan hukum didalam pasar digital itu sendiri. Karena peraturan pada hukum persaingan usaha di Indonesia sudah tidak relevan dengan era digital maka perlu adanya pembaharuan pada hukum persaingan usaha agar hukum tetap dapat menjadi alat kontrol sosial sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Roscoe Pound yaitu law as a tool of social engineering and social control.

The digital economy makes us have to review the definition of the market because the competition law only covers the product market and geographic market, while the digital market does not yet have a definition. An understanding of the definition of the digital market is important because it will determine the relevant market which is the basis in the case of business competition. This poses a challenge for the competition authorities to determine the definition of the relevant market in the digital market. There are various forms of market and the need for legal regulation in the market. The presence of the digital economy which in the end also presents a digital market, requires legal arrangements within the digital market itself. Because the regulations on business competition law in Indonesia are no longer relevant to the digital era, it is necessary to reform the business competition law so that the law can still be a tool of social control as the theory put forward by Roscoe Pound, namely law as a tool of social engineering and social control. "
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ammarsyarif Ghazyandra Goenawan
"Pasar bersisi banyak yang sering dikenal dengan multi sided market merupakan suatu fenomena yang ada pada dunia usaha pada zaman ini. Walaupun pada hakikatnya bentuk seperti ini telah ada pada waktu yang cukup lama, banyaknya bentuk seperti ini baru muncul dengan didukungnya kemajuan teknologi yang ada pada abad ke-21 ini dan kemajuannya pada revolusi industri. 4.0. Kemajuan ini dibuktinan pula di Indonesia dengan banyaknya bentuk usaha baru yang berbasis daring dan menggunakan bentuk multi sided market seperti Tokopedia, Gojek, dan berbagai macam hal lainnya. Hal ini juga berpengaruh pada pada dunia persaingan usaha. Terutama pada penentuan posisi dominan, dimana penentuan menggunakan pasar bersangkutan tidak bisa ditentukan semerta – merta begitu saja.. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif, dimana nanti akan dijelaskan bagaimana pengaturan mengenai posisi dominan di masa sekarang? Dan bagaimana pengaturan tersebut apabila digunakan untuk dapat menentukan posisi dominan pada multi sided market. Ditemukan bahwasannya dalam menentukan posisi dominan terdapat berbagai macam cara yang mana hal tersebut belum diperjelas pada hukum yang ada di Indonesia. Sehingga, dengan perkembangan teknologi dan perkembangan pelaku usaha yang ada sudah seharusnya Indonesia memperjelas agar dapat mengakomodir serta efektivitas dan efisiensi dari persaingan usaha lebih terlaksana.

The multi-sided market, which is often known as the multi-sided market, is a phenomenon that exists in the business world today. Although in essence this form has existed for quite a long time, many of these forms have only recently emerged with the support of technological advances in the 21st century and their progress in the industrial revolution. 4.0. This progress is also evident in Indonesia with many new business forms that are online and use multi-sided market forms such as Tokopedia, Gojek, and various other things. This also affects the world of business competition. Especially in determining the dominant position, where the determination to use the relevant market cannot be determined just like that. The research conducted is descriptive research, where will explain how the regulation of dominant position in the present is explained? And what about this arrangement if used to determine the dominant position in the multi-sided market. It was found that in determining the dominant position there are various ways in which this has not been clarified in the existing law in Indonesia. Thus, with the development of technology and the development of existing business actors, Indonesia should make it clear so that it can accommodate and the effectiveness and efficiency of business competition is more accomplished."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fintri Hapsari
"ABSTRAK
Fokus tesis ini adalah analisis berdasarkan Best Practices dan Empiris mengenai penetapan pasar bersangkutan dalam Putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha No. 09/KPPU-L/2009 tentang Akuisisi Alfa Retailindo oleh Carrefour. Analisis best paractices dilakukan dengan cara membandingkan sistematika penetapan pasar bersangkutan yang ditetapkan oleh Majelis Komisi dalam Putusan tersebut dengan teori pasar bersangkutan, pedoman tentang Pasar Bersangkutan dari otoritas pengawas persaingan usaha di negara lain dan praktik terbaik dalam menetapkan pasar bersangkutan sektor ritel di negara lain.Selain analisis best practices, penelitian ini juga menggunakan analisis empiris melalui survey konsumen untuk mengumpulkan informasi terkini mengenai pasar bersangkutan di sektor ritel berdasarkan preferensi konsumen. Hasil penelitian menyatakan bahwa metode penetapan pasar bersangkutan dalam Putusan tersebut secara garis besar telah mengikuti kelaziman proses identifikasi pasar bersangkutan dalam kerangka teoritis dan guideline, serta hasil praktik terbaik negara lain. Disarankan agar analisis pasar bersangkutan dapat ditingkatkan kualitasnya dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang lebih terukur, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

ABSTRACT
The focus of this study is to analyse the relevant market which defined in Commission on Supervision of Business Competition rsquo s Decision No. 09 KPPU L 2009 about Acquisition to Alfa Retailindo by Carrefour based on best practices. Best practices analysis by comparing the methodology used on relevant market delineation in the Decision with the perspective of economics theory, guidelines of relevant market from competition authorities other countries and best practices in determining the relevant market retail sector in other countries. This research also using empirical analysis for gathering information present about relevant market on the retail sector based on consumer preferences through surveys. The result shows that relevant market rsquo s delineation process is mainly has followed the prevalence of theidentification process either from theory nor guidelines perspectives. It is suggested to make some improvement on the process by using quantitative and qualitative scientific method."
2016
T47165
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Andriningdiah
"Skripsi ini menganalisa struktur pasar industri sepeda motor di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun (1997 ? 2006). Skripsi ini juga menganalisa industri sepeda motor di Indonesia dengan menggunakan alat analisis Structure Conduct dan Performance. Sedangkan alat analisis yang digunakan untuk menganalisa struktur pasar industri sepeda motor adalah Concentration Ratio (CR) dan Hirschman Herfindahl Index (HHI). CR adalah salah satu alat ukur yang mengukur pangsa pasar beberapa perusahaan terbesar.
Dalam penelitian ini akan digunakan CR3 karena dalam industri sepeda motor terdapat tiga perusahaan yang menguasai pangsa pasar lebih dari 60%. Selain itu, digunakan juga Hirschman Herfindahl Index (HHI) yang mengukur konsentrasi pasar tetapi dengan menggunakan data pangsa pasar dari seluruh pemain atau pelaku dalam industri sepeda motor.
Penelitian ini menggunakan data penjualan dan distribusi sepeda motor berdasarkan merek dari tahun 1997 ? 2006 ini diperoleh dari Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) Dari hasil penelitian, diketahui bahwa struktur pasar pada industri sepeda motor di Indonesia tahun 1997 - 2006 bercorak oligopoli, hal ini ditunjukkan oleh adanya 3 perusahaan principal asing selaku pemain utama yang mendominasi pasar dengan konsentrasi pasar industri sepeda motor yang tinggi, yaitu 98,63%.
Tiga pemain utama yang selalu mendominasi selama 10 tahun terakhir (1997 - 2006) adalah PT Federal Motor ( principal dari PT Astra Honda Motor). PT Indomobil Suzuki Internasional dan PT Yamaha Motor Indonesia. Nilai investasi yang sangat besar, efisiensi dalam produksi (economic of scale), penggunaan teknologi canggih yang menghasilkan produk dengan kualitas yang sangat baik serta banyaknya pilihan jenis sepeda motor dari berbagai tipe, cub/bebek, sport, business, dan scuter, (differensiasi produk dan economic of scope) yang diberikan oleh produsen kepada konsumen dengan tingkat harga yang sangat bersaing, merupakan hambatan untuk masuk ke dalam industri ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kefa Tazkia
"Skripsi non seminar ini meneliti potensi masuk pasar untuk Ultra Violette, sebuah merek tabir surya asal Australia yang dikenal karena pendekatannya yang berorientasi pada pelanggan dan dengan branding "fun & friendly", di dua pasar utama: Amerika Serikat dan China. Melalui analisis komprehensif yang mencakup analisis SWOT, kerangka Porter's Five Forces, dan rekomendasi strategis, studi ini memberikan wawasan tentang kesesuaian setiap pasar untuk ekspansi Ultra Violette. Analisis SWOT mengungkapkan kekuatan Ultra Violette terletak pada posisi mereknya yang unik dan beragamnya jangkauan produk, sementara menghadapi kelemahan dalam periklanan dan ancaman dari pesaing. Peluang muncul dari meningkatnya pasar tabir surya global. Analisis Porter's Five Forces mengindikasikan bahwa sementara kedua negara menunjukkan kekuatan tawar yang moderat bagi pemasok dan pembeli, China muncul sebagai pasar yang lebih menguntungkan karena regulasi yang kurang ketat dan pertumbuhan pasar yang lebih tinggi. Rekomendasi mengusulkan pendekatan bertahap untuk masuk pasar, dengan fokus pada e-commerce sebagai saluran awal untuk masuk ke China, dengan memanfaatkan Model Internasionalisasi Uppsala. Selain itu, strategi glocalization disarankan untuk menyelaraskan penawaran produk Ultra Violette dengan preferensi pasar China, terutama menekankan pada fitur multifungsional seperti efek pemutihan. Sebagai kesimpulan, masuk ke pasar tabir surya China tampak lebih layak bagi Ultra Violette dibandingkan dengan AS, mengingat pertimbangan regulasi dan dinamika pasar. Dengan memanfaatkan strategi e-commerce secara strategis dan menyesuaikan fitur produk melalui glocalization, Ultra Violette dapat menempatkan dirinya untuk sukses dalam lanskap pasar China yang dinamis.

This non-seminar thesis examines the market entry potential for Ultra Violette, an Australian sunscreen brand known for its customer-centric approach and "fun & friendly" branding, in two major markets: the United States and China. Through a comprehensive analysis encompassing SWOT analysis, Porter's Five Forces framework, and strategic recommendations, this study provides insights into the suitability of each market for Ultra Violette's expansion. The SWOT analysis reveals Ultra Violette's strengths lie in its unique brand positioning and diverse product range, while facing weaknesses in advertising and threats from competitors. Opportunities arise from the growing global sunscreen market. Porter's Five Forces analysis indicates that while both countries present moderate bargaining power for suppliers and buyers, China emerges as a more favorable market due to its less stringent regulations and higher market growth. Recommendations propose a phased approach for market entry, focusing on e-commerce as the initial channel for entry into China, leveraging the Uppsala Internationalization Model. Additionally, glocalization strategies are suggested to align Ultra Violette's product offerings with the preferences of the Chinese market, particularly emphasizing multifunctional features such as whitening effects. In conclusion, entering the Chinese sunscreen market appears more viable for Ultra Violette compared to the US, given regulatory considerations and market dynamics. By strategically leveraging e-commerce and adapting product features through glocalization, Ultra Violette can position itself for success in the dynamic Chinese market landscape."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anjar Adrias Pitaloka
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh right issue terhadap respon pasar yang terjadi pada emiten (perusahaan yang telah go public) pada tahun 1997-2002. Faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi respon pasar adalah perbandingan saham, ukuran perusahaan_ ukuran likuiditas saham, fraksi harga, Debt to Equity Ratio (DER), umur perusahaan. dan persentase saham publik.
Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti mengelompokkan sampel ke dalam dua kelompok yaitu untuk emiten jasa keuangan dan emiten di luar jasa keuangan yang melakukan right issue tahun 1997-2002. Total sampel yang diperoleh sebanyak 126 emiten yang terdiri dari 54 emiten jasa keuangan dan 72 emiten di luar jasa keuangan.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test, multiple regresion, dan F.test. Regresi dilakukan dengan menetapkan Cumulative Average Abnormal Return (CAAR) pada periode long event window (pengamatan jangka panjang) yaitu pada pengamatan t = -40 sampai dengan t = +5, di mans t = 0 merupakan tanggal efektif sebagai variabel terikat dengan beberapa variabel bebas. Untuk variabel bebas terdiri dari perbandingan saham, ukuran perusahaan, ukuran likuiditas saham, fraksi harga, DER, umur perusahaan, dan persentase saham publik.
Berdasarkan penelitian ini, pengumuman right issue yang dilakukan oleh emiten di Bursa Efek Jakarta tahun 1997-2002 berpengaruh negatif dan signifikan untuk periode long event window (pengamatan jangka panjang) dan short event window (pengamatan jangka pendek). Untuk pengamatan jangka panjang pada t = -40 sampai dengan t = +5, sedangkan pengamatan jangka pendek pada t = -3 sampai dengan t = +3.

This research has been performed to analyze the impact of right issue to the market response during the period 1997-2002. Some factors predicted to be influence to market response are stock comparison, the size of the company, stock liquidity, price fraction, debt to equity ratio, age of the company, and the percentage of public share holder.
This research takes samples of 124 public companies listed in Jakarta Stock Exchange (JSX) with have clone right issue during 1997-2002. The samples separate into the two groups are total company and non-financial services public company. Hypothetical test to the samples have been performed with the t-test analysis, multiple regression, as well as F-test. Regression analysis performed with period t = -40 until t = +5 with t = 0 is effective date is stated CAAR (Cumulative Average Abnormal Return) as dependent. Variable and several variables are independent variable. The independent variables are stock comparison, the size of the company, stock liquidity, price fraction, debt to equity ratio, age of the company, and the percentage of public share holder.
According to the final research, right issues tend to give negative reaction to the market in the short event window period as well as in the long event window. Short event window period with period t = -40 until t = +5. Long event window period with period t=-3 until t=+3.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20354
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Otto Eduard
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S17958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ayu Wulandari
"Penelltian membahas mengenai pengimplementasian IMC pada pasar internasional serta kendalanya. IMC adalah merupakan bagian dari market conduct yang harus juga melihat pada strategi produk dan penetapan harga. Pengimplementasian market conduct harus melihat pada struktur pasar. Juga mengetahui market performance sebagai evaluasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana peneliti berkedudukan sebagai participant observer. Hasil penelitian, implementasi IMC yang dilakukan mensinergikan personal selling, sales promotion, direct marketing dan pameran perdagangan. Pesan digerakkan dengan database customer sebagai acuan, indikasi bahwa IMC adalah outside-in. Kendalanya ada diluar IMC, keterlambatan pengiriman barang ataupun dokumen. Rekomendasi diberikan, seharusnya KJG menerapkan IMC kepada significant audiencenya.

This research was to discuss about implementing IMC in international market and obstacles that occurred. WC was a part of market conduct but also stated the importance of product strategy and verification of the fixed price. The implementation of market conduct should correspond to market structure. Moreover, the implementation itself should aware on the market performance as an evaluation. This research was using qualitative approach and the researcher acted as a participant observer, The result was the implementation synergized personal selling, sates promotion, direct marketing, and trade exhibition. The message was being launched with customer's database as an anchor, which indicated IMC as an outside-in. The obstacles were coming from external cause such as delayed goods or documents delivery. Finally, the recommendation was KIG should implement IMC to their significant audiences."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25664
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
First Lendy Al Adi Tafit
"Tesis ini membahas tentang kegiatan business coaching yang dilakukan kepada Ubrownies, UMKM yang menjual kue brownies berbahan dasar tepung mocaf. Tujuan dari tesis ini adalah untuk membantu Ubrownies meningkatkan penjualan dengan cara memperbaiki promosi, mendesain ulang kemasan, dan memperbaiki laporan. Data dari business coaching ini akan diolah dengan menggunakan analisis segmenting, targeting, and positioning STP , analisis bauran pemasaran, analisis peluang pasar, analisis SWOT, analisis jarak, dan analisis pertumbuhan pasar. Hasil yang diperoleh dari business coaching ini adalah perubahan pada desain kemasan dari produk Ubrownies yang memungkinkan untuk pengiriman jarak jauh, penggunaan media sosial seperti Instagram sebagai alat pemasaran, serta sistem pelaporan yang sudah ditingkatkan.

This thesis disscusses about business coaching activities to Ubrownies, a small and medium sized enterprise that sells brownie cakes made from mocaf flour. The aim of this thesis is to help Ubrownies to increase its sales revenues by improving its promotion, packaging, and reporting. Data from this business coaching will be analyzed using segmenting, targeting, and positioning STP analysis, marketing mix analysis, market opportunity analysis, SWOT analysis, gap analysis, and market growth analysis. Results of this business coaching are packaging redesign to enable Ubrownies in long distance delivery, use of social medias such as Instagram as a marketing tool, and improved reporting system.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hern Rizal Gobi
"Kenaikan harga-harga properti hunian di Indonesia pada kurun waktu 2010-2012 telah menimbulkan kekhawatiran akan adanya bubble. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bubble di pasar properti hunian dengan menggunakan 5 (lima) indikator: perbandingan antara harga rumah aktual dengan harga rumah berdasarkan predicted value-nya, perbandingan harga aktual dengan harga fundamentalnya berdasarkan ekspektasi rasional, mengukur price to income ratio dan price to rent ratio, menganalisis pertumbuhan kredit properti serta melibatkan control chart. Hasil penelitian menunjukan bahwa properti jenis apartemen menunjukan adanya indikasi bubble, namun untuk tipe perumahan, walaupun mengalami kenaikan di tahun 2012, bukan merupakan indikasi bubble. Hal ini dibuktikan dari hasil regresi yang dibuat menunjukan bahwa kenaikan harga rumah lebih disebabkan oleh perubahan faktor fundamental seperti peningkatan pendapatan penduduk, pertumbuhan populasi, tingkat inflasi yang stabil dan tingkat pengangguran yang cenderung turun, secara signifikan mempengaruhi kenaikan harga rumah.

The high increase of Indonesias property prices, particularly in the residential sector, during 2010-2012 has created a concern that it would lead to a bubble. This study aims to investigate the potential housing bubble in Indonesia using a combination of five (5) quantitative indicators, namely: a comparison between actual and predicted housing value, a comparison between actual price and fundamental price based on rational expectation, the price-to-income ratio and the price-to-rent ratio, development of mortgage loans and control chart as a statistical tool to quantify housing / apartment bubbles. The results suggest that the apartment sector was on its way of forming bubble in 2012, whereas the landed-house sector showed no indications of an impending bubble. Furthermore, based on the regression analysis, the rise of landed-house price was in line with fundamental factors such as increase in income, population growth, inflation and lower unemployment rate.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43249
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>