Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86466 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rendhy Tito Apreza
"Tujuan: Mengetahui kualitas hidup pasien usia lanjut dengan kanker yang telah menjalani radioterapi di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo berdasarkan EORTC QLQ-C30 serta mengetahui faktor risiko yang berpengaruh.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang pada pasien berusia minimal 60 tahun dengan kanker yang telah menjalani radioterapi di RSUP Dr. Ciptomangunkusumo periode Januari sampai Desember 2020. Jenis kanker dalam penelitian ini adalah kanker ginekologi, kanker kepala dan leher, dan kanker payudara. Untuk menilai HRQOL, digunakan kuesioner EORTC QLQ-C30 dalam bahasa Indonesia. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney dan uji Kruskal-Wallis.
Hasil: Dari 80 subjek penelitian, 85% adalah perempuan. Rerata usia subjek penelitian adalah 66,14 tahun dan 48,7% subjek berada pada rentang usia 60-64 tahun. Hanya 25% subjek memiliki efek samping lanjut setelah radioterapi. HRQOL pada pasien kanker setelah radioterapi sebagian besar baik. Rerata status kesehatan global adalah 81,77. Skala fungsional dengan rerata skor tertinggi adalah fungsi emosional 92,81 dan skala gejala dengan rerata terendah adalah konstipasi 0,42. Faktor-faktor yang ditemukan mempengaruhi kualitas hidup adalah jenis kelamin, usia, pendidikan, pendapatan, asuransi, stadium kanker, pembedahan, interval diagnosis hingga terapi, dan efek samping lanjut.
Kesimpulan: Kualitas hidup pasien usia lanjut dengan kanker yang menjalani radioterapi dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama interval diagnosis dan tatalaksana serta ada atau tidaknya efek samping lanjut radiasi. Penggunaan radioterapi menunjukkan hasil yang baik, hal ini dibuktikan dengan kualitas hidup yang tinggi dan jumlah efek samping yang minimal.

Aims: This study will assess the quality of life of elderly patients with cancer after radiotherapy in Dr. Ciptomangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia and and factors that affect quality of life.
Methods: This study used a cross-sectional design on patients aged at least 60 years with cancer who had undergone radiotherapy at Dr. Ciptomangunkusumo Hospital in the period of January to December 2020. The types of cancer covered in this study are gynecological cancer, head and neck cancer, and breast cancer. To assess HRQOL, EORTC QLQ-C30 questionnaire in Bahasa Indonesia was used. Data analysis used Mann-Whitney test and Kruskal-Wallis test.
Results: Of the 80 research subjects, 85% were women. The mean age of the research subjects was 66.14 years and 48.7% of the subjects were in the 60-64 year age range. Only 25% of subjects had late side effects after radiotherapy. HRQOL in patients with cancer after radiotherapy is mostly good. The mean of global health status is 81.77. The functional scale with the highest mean score is emotional function of 92.81 and the symptom scale with the lowest mean is constipation of 0.42. Factors found to affect quality of life were gender, age, education, income, insurance, cancer stage, surgery, diagnosis-to-therapy interval, and late side effects.
Conclusions: The quality of life of elderly patients with cancer treated with radiotherapy is related by various factors, especially the interval of diagnosis and treatment also the late effects of radiotherapy. The use of radiotherapy shows good results for elderly cancer patients, this is showed by the high quality of life and minimal number of side effects.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Robiyatul Adawiyah
"Kualitas hidup merupakan salah satu parameter keberhasilan intervensi keperawatan pada penyakit kronik, terutama stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan empat dimensi kualitas hidup pasien pasca stroke menggunakan metode survei analitik pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 49 pasien pasca stroke. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Responden mengisi kuesioner berupa data demografi, 26 pertanyaan WHOQOL- Bref, 10 pertanyaan Index Barthel Scale (IBS), 19 pertanyaan Back Hopelessness Scale (BHS), dan 5 pertanyaan APGAR. Penelitian ini dianalisis menggunakan uji kai kuadrat.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara tingkat pendidikan dengan domain lingkungan (p=0.004), kategori klinik dengan domain psikologis (p=0.038), status kecacatan dengan domain fisik (p=0.039) dan domain lingkungan (p=0.009). Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambah besar sampel atau mespesifikasikan topik penelitian seperti faktor determinan yang mempengaruhi kualitas hidup pasien pasca stroke. Bagi pelayanan keperawatan dapat memberikan dan memodifikasi intervensi keperawatan untuk meningkatkan status kemampuan fungsional pasien.

The Quality of life is one of the success parameters of nursing interventions on chronic diseases, especially on stroke. The research aimed to identify the factors that related with four dimensions of quality of life in post-stroke patients used a survey analitic cross sectional design study. The research involved 40 post-stroke patients with using consecutive sampling. Respondents answered 26 questions of WHOQOL- Bref, 19 statements of BHS,5 statements of APGAR, they were tested by 10 questions of IBS.
The research shown a significant association between education level with environmental domain (p=0.004), clinical categorization with psychological domain (p=0.038), disability status with physical domain (p=0.039), environmental domain (p=0.009). Researcher recommends to perform further research with larger sampel size and specific research topics like the determinant factor that influences quality of life in post-stroke patients.While, the nursing services need to administer and modifiy nursing intervention for increasing the functional capability status of patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalinda Bella
"Latar belakang : Kanker Payudara memiliki efek jangka panjang limfedema. Limfedema mempengaruhi aspek fisik, psikologis, dan psikososial yang berdampak buruk terhadap kualitas hidup.
Metode : metode crosssectional menggunakan kuesioner demografi, Zung Anxiety Rating Scale, Enrichd Social Support Instrument, dan Lymphedema Life Impact Scale.
Hasil : 120 responden menyelesaikan kuesioner dihasilkan 3 variabel yang berhubungan yaitu derajat limfedema, riwayat anti kanker yang dijalani, dan tingkat kecemasan sebagai faktor dominan.
Kesimpulan : kecemasan mempengaruhi kualitas hidup pasien limfedema, sehingga perlunya edukasi kesehatan sejak dini dalam upaya meningkatkan pengetahuan pencegahannya.

Abstrak Berbahasa Inggris:
Background: Breast cancer has long-term effects of lymphedema. Lymphedema affects physical, psychological and psychosocial aspects which have a negative impact on quality of life.
Method: cross-sectional method using a demographic questionnaire, Zung Anxiety Rating Scale, Enrichd Social Support Instrument, and Lymphedema Life Impact Scale.
Results: 120 respondents completed the questionnaire resulting in 3 related variables, namely the degree of lymphedema, history of anti-cancer therapy, and level of anxiety as the dominant factor.
Conclusion: Anxiety affects the quality of life of lymphedema patients, so there is a need for health education from an early age in an effort to increase knowledge of prevention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggraini
"Kualitas hidup adalah kondisi fungsional lansia yang meliputi kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial lansia, serta aktivitas seksual, dan kondisi lingkungan (WHOQOL). Laju pertumbuhan penduduk di kota Tangerang Selatan merupakan yang paling cepat (3,36%) dibandingkan kabupaten/kota lain yang ada di provinsi Banten. Angka harapan hidup pada tahun 2015 merupakan yang tertinggi dibandingkan wilayah lain di Banten yaitu mencapai 72,2 tahun. Sekitar 5% penduduk di Tangerang Selatan berusia diatas 60 tahun (BPS, 2016) dan 0,8% dari total lansia di Tangerang Selatan memilih untuk tinggal di panti karena merasa mendapatkan banyak teman untuk beraktifitas, beribadah, dan menghilangkan rasa kesepian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup lansia dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia yang tinggal di panti werdha wilayah Tangerang Selatan.
Desain studi potong lintang digunakan pada 144 lansia yang terpilih secara acak dari 4 panti di Tangerang Selatan. Data dikumpulkan menggunakan metode wawancara menggunakan kuisioner yang sudah di uji validitas dan reliabilitasnya, serta dianalisis menggunakan uji regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukkan 74,3% lansia yang tinggal di panti wilayah Tangerang Selatan memiliki hidup berkualitas, pendidikan lansia merupakan faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia (p=0,003; OR 3,22; 95% CI 1,49-6,97). Lansia dengan pendidikan yang tinggi memiliki peluang 3,2 kali hidupnya lebih berkualitas dibandingkan lansia yang berpendidikan rendah.

Quality of life is the functional condition of the elderly which includes physical health, psychological health, elderly social relationships, as well as sexual activity, and environmental conditions. Population growth rate in South Tangerang is the fastest (3.36%) compared to other regencies / cities in Banten province. Life expectancy in 2015 is the highest compared to other regions in Banten which reached 72.2 years. Approximately 5% of the population in South Tangerang is over 60 years old (BPS, 2016) and 0.8% of the total elderly people in Tangerang Selatan prefer to stay in the orphanage because they feel have many friends for activities, worshiping and eliminate loneliness.
This study aims to determine the quality of life of the elderly and the factors related to the quality of life of elderly living in the werdha orphanage of Tangerang Selatan region.
Cross-sectional study design was used in 144 selected randomly elderly from 4 orphanages in South Tangerang. Data collected using interview method using questionnaires that have been tested for validity and reliability, and analyzed using multiple logistic regression test.
The results showed that 74.3% of elderly people living in the orphanage of Tangerang Selatan have quality of life, elderly education is a factor related to the quality of life of the elderly (p = 0,003; OR 3,22; 95% CI 1,49-6, 97). Elderly with a high education has a 3,2 times more quality of life than the poorly educated elderly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T49291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Aprillia Ariestine
"Latar Belakang: Kanker dan perawatannya memiliki dampak luas pada kualitas hidup pasien Dengan demikian, mengukur kualitas hidup pada pasien dengan kanker memberikan informasi penting tentang status kesehatan dan efek pengobatan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa banyak faktor dalam Comprehensive Geriatric Assessment (CGA) mempengaruhi kualitas hidup. CGA harus dilakukan pada pasien kanker, karena dapat memprediksi toksisitas, tingkat kelangsungan hidup secara keseluruhan dan dapat membantu menyesuaikan pilihan dan intensitas pengobatan pada setiap pasien. Namun, belum ada penelitian yang secara detail mengeksplorasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pada pasien yang lebih tua dengan Limfoma Non-Hodgkin (NHL). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi seberapa besar masing-masing faktor dalam CGA terkait dengan kualitas hidup pada pasien NHL usia lanjut.
Tujuan: Mengetahui gambaran kualitas hidup dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien lanjut usia dengan Limfoma Non Hodgkin yang mendapat kemoterapi.
Metode: Desain penelitian adalah cross-sectional yang dilakukan pada pasien NHL berusia ≥60 tahun, penelitian dilakukan di Poliklinik Geriatri Terpadu dan Poliklinik Hemato Onkologi dari tiga rumah sakit umum di Jakarta (RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, RS Kanker Dharmais dan Rumah Sakit Umum Fatmawati) selama Maret-Agustus 2019.
Hasil: Ada 62 subjek, dengan usia rata-rata 66 tahun, 56,5% laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien memiliki kualitas hidup yang baik, berdasarkan pada setiap domain SF-36 dan EORTC QLQ-C30. Dalam analisis multivariat, ditemukan bahwa depresi dan status kelemahan berhubungan dengan domain PCS SF-36 dengan PR 12.086 (CI 95% 1.596-92.124) dan PR 5.622 (CI 95% 1.060-29.807), masing-masing. Analisis multivariat dengan Mental Component Summary (MCS) SF-36 menunjukkan hubungan yang signifikan dengan status depresi dengan PR 24.400 (CI 95% 2,961-140,539). Sedangkan hasil analisis multivariat dengan skala fungsional EORTC QLQ-C30 menunjukkan hubungan yang signifikan dengan skor kinerja ECOG dengan PR 171 (CI95% 8,470-3452,28).
Simpulan: Setelah analisis multivariat, hanya status kelemahan, status depresi dan skor kinerja ECOG yang memiliki hubungan yang signifikan secara statistik."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Destiawan Eko Utomo
"Penyakit kusta merupakan salah satu dari delapan penyakit terabaikan atau Neglected Tropical Disease (NTD) yang masih ada di Indonesia Beban akibat penyakit kusta bukan hanya karena masih tingginya jumlah kasus yang ditemukan tetapi juga kecacatan dan kualitas hidup yang diakibatkannya. Bertujuan untuk mengidentifikasi tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pada pasien kusta yang mengalami kecacatan di Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Kota Tangerang. Penelitian kuantitatif non eksperimen menggunakan desain crossectional. Dengan besar sampel yang digunakan adalah 96 responden.
Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan secara signifikan antara umur (p 0,253), jenis kelamin (p 1,000), pendidikan (1,000), penghasilan (p 1,000), tingkat kecacatan (p 0,397), proses penyakit (1,000), Pengetahuan (0,626), stigma (p 0,955) dengan kualitas hidup. Ada hubungan yang signifikan antara keterbatasan aktivitas fungsional (p 0,002), koping (p 0,006) dan dukungan sosial (0,002) terhadap kualitas hidup. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kualitas hidup adalah keterbatasan aktivitas fungsional. Penyusunan standar asuhan keperawatan pasien kusta yang mengalami kecacatan diharapkan mempertimbangkan keterbatasan fungsional, koping individu dan dukungan sosial.

Leprosy is one of the eight neglected tropical diseases (NTD) that still exist in Indonesia. Although the disability rate declines but the impact on quality of life remains. The purpose of this study was to explain the factors related to quality of life in leprosy patients with disabilities in Leprosy Hospital Dr Sitanala Kota Tangerang. The method of this research is non-experimental quantitative method and crossectional study design. The sample was 96 respondents of leprosy patients with disability.
The results showed no significant relation age (p 0.253), sex (p 1,000), education (1,000), income (p 1,000), disability rate (p 0.397), disease process (1,000), knowledge (p 0.626) , stigma (p 0.955) on quality of life. There are significant relationship among functional activity limitations (p 0.002), coping (p 0.006) and social support (0.002) on quality of life. Conclusion: There are relationship between the limitations of functional activity, individual coping and social support with quality of life. Implication standard care should involved disability, limited functional, coping and social support.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51249
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Citra Weny
"Berdasarkan data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022, jumlah kasus kanker baru di Indonesia diperkirakan 408.661 kasus dan jumlah kematian akibat kanker di Indonesia diperkirakan 242.988 kematian. Penatalaksanaan penyakit kanker tidak terbatas pada penanganan penyakit secara klinis, tetapi juga harus melibatkan rencana penatalaksanaan yang dapat memberikan kualitas hidup terbaik secara keseluruhan. Health-Related Quality of Life (HRQoL) pasien kanker merupakan persepsi pasien terhadap efek penyakit dan/atau pengobatan dan dianggap sebagai hasil terapi yang penting pada pasien kanker. Perlu diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan HRQoL pasien kanker agar pemangku kebijakan dapat menyusun kebijakan yang sesuai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner EQ-5D-5L. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 14 variabel yang diteliti terdapat 4 variabel yang terbukti signifikan berhubungan, yaitu tingkat pendidikan (p = <0,001), pendapatan (p = 0,043), operasi (p = 0,022) dan komorbid (p = 0,007). Faktor dominan yang berhubungan signifikan dengan HRQoL pasien kanker adalah tingkat pendidikan (p = 0,000 dan B -0,430). Faktor-faktor yang berhubungan dengan HRQoL pasien kanker perlu menjadi target intervensi para pemangku kebijakan. Pendidikan mampu meningkatkan pemberdayaan pasien kanker. Edukasi untuk pasien kanker menjadi hal yang penting sehingga pemahaman yang baik dari pasien kanker terhadap penyakit yang diderita dapat memengaruhi HRQoL agar menjadi lebih baik.

Based on data from the Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022, the number of new cancer cases in Indonesia is estimated at 408,661 cases and the number of cancer deaths in Indonesia is estimated at 242,988 deaths. Cancer management is not limited to clinical disease management, but must also involve a management plan that can provide the best overall quality of life. Health-Related Quality of Life (HRQoL) of cancer patients is the patient's perception of the effects of disease and/or treatment and is considered an important therapeutic outcome in cancer patients. It is necessary to know the factors associated with HRQoL of cancer patients so that policy makers can develop appropriate policies. The research method used was a cross-sectional method with a quantitative approach using the EQ-5D-5L questionnaire. The results of the analysis showed that of the 14 variables studied there were 4 variables that proved to be significantly related, namely education level (p = <0.001), income (p = 0.043), surgery (p = 0.022) and comorbidities (p = 0.007). The dominant factor significantly associated with HRQoL of cancer patients was education level (p = 0.000 and B -0.430). Factors associated with HRQoL of cancer patients need to be targeted for intervention by policy makers. Education can increase the empowerment of cancer patients. Education for cancer patients is important so that cancer patients' good understanding of their disease can affect their HRQoL for the better."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentius A. Pramono
"Latar Belakang. Kualitas hidup merupakan keluaran klinis yang seringkali terlupakan pada pengkajian pasien penyakit Graves. Saat ini belum ada kuesioner kualitas hidup pasien gangguan tiroid yang tervalidasi dalam Bahasa Indonesia. Penelitian terkait kualitas hidup belum pernah dilakukan pada pasien penyakit Graves di Indonesia.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang yang terbagi ke dalam dua tahap yaitu (1) validasi kuesioner ThyPRO dalam Bahasa Indonesia dan (2) pengambilan data kualitas hidup pasien penyakit Graves dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Studi ini dikerjakan pada bulan Maret sampai November 2022 di Poliklinik Endokrin Metabolik RSCM, Jakarta, Indonesia.
Hasil. 50 subjek pasien gangguan tiroid dan 150 subjek pasien penyakit Graves berpartisipasi masingmasing pada tahap pertama dan kedua penelitian ini. Tahap pertama studi ini menghasilkan kuesioner ThyPROid (Thyroid-Related Patient-Reported Outcome Indonesian version) atau “Kuesioner Kualitas Hidup Pasien Tiroid Berbahasa Indonesia” yang secara keseluruhan valid dan reliabel. Kualitas hidup pasien penyakit Graves yang diperoleh pada penelitian ini adalah baik (72,7%) dan kurang (27,3%). Faktor-faktor yang memengaruhi kualitas hidup kurang pada penelitian ini adalah Indeks Wayne dengan skor di atas 19 dan oftalmopati derajat sedang-berat dan aktif. Riwayat sudah diobati, baik dengan obat anti-tiroid, pembedahan maupun terapi iodium radioaktif merupakan faktor protektif bagi kualitas hidup kurang.
Kesimpulan. Menggunakan kuesioner ThyPROid yang sudah divalidasi dalam Bahasa Indonesia, sebagian besar pasien penyakit Graves memiliki kualitas hidup yang baik. Faktor yang memengaruhi kualitas hidup kurang adalah Indeks Wayne, oftalmopati derajat sedang-berat dan aktif. Riwayat sudah diobati, baik dengan obat anti-tiroid, pembedahan maupun terapi iodium radioaktif, merupakan faktor protektif kualitas hidup kurang. Kata kunci. Penyakit Graves, kualitas hidup, Indonesia, ThyPRO, Indeks Wayne, oftalmopati, pengobatan, obat anti-tiroid, pembedahan, terapi iodium radioaktif.

Introduction. Quality of life is a clinical outcomes which frequently forgotten in any assessment of patients with Graves’ disease. There is currently no questionnaire for quality of life assessment for patients with thyroid disease which are validated in Bahasa Indonesia. Study about quality of life has never been conducted in patients with Graves’ disease in Indonesia.
Methods. This cross-sectional study divided into two phases, that is: (1) ThyPRO questionnaire validation in Bahasa Indonesia, and (2) data collection on quality of life in patients with Graves’ disease and the factors affected it. This study was conducted on March to November 2022 in Endocrine & Metabolic Polyclinic Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia.
Results. 50 subjects of patients with thyroid disease and 150 subjects of patients with Graves’ disease participated each in the first and the second phase of the study. First phase of the study resulted with ThyPROid questionnaire (Thyroid-Related Patient Reported Outcome Indonesian version) which overall is valid and reliable. Quality of life in patients with Graves’ disease that were obtained from this study was good (72,7%) and poor (27,3%). Factors that affected poor quality of life in this study was higher score of Wayne Index (total score > 19) and moderate-to-severe degree and active Graves’ ophthalmopathy. History of treatment, either with anti-thyroid medication, surgery, or radioactive iodine therapy, was protective factor for poor quality of life.
Conclusion. Using ThyPROid questionnaire which were validated in Bahasa Indonesia, most of the patients with Graves’ disease in this study has good quality of life. Factors which affected poor quality of life was high Wayne Index and moderate-to-severe degree and active Graves’ ophthalmopathy. History of treatment, either with anti-thyroid medication, surgery, or radioactive iodine therapy, was protective factor for poor quality of life.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indrayani
"Peningkatan populasi lansia berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Pada masa lansia terjadi berbagai perubahan fisik, kognitif maupun psikologis. Harapan hidup dan kualitas hidup merupakan hal yang sangat penting bagi lansia. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia. Subjek penelitian berjumlah 242 orang lansia yang diperoleh dengan cara random dari populasi yang berjumlah 349 lansia di Desa Cipasung Kabupaten Kuningan. Dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF, kuesioner dukungan keluarga dan fungsi keluarga.
Penelitian ini dianalisis dengan uji Chy Square dan uji Regresi Logistik. Variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kualitas hidup lansia adalah pendidikan (OR=4,9, p value=0,022), pekerjaan (OR=3,5, p value=0,000) dan dukungan keluarga (OR=5,7, p value=0,000). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kualitas hidup lansia adalah dukungan keluarga dengan nilai OR 5,7 yang berarti bahwa lansia dengan dukungan keluarga kurang berpeluang 5,7 kali lebih besar memiliki kualitas hidup buruk dibandingkan dengan lansia yang mendapat dukungan keluarga baik. Berdasarkan penelitian ini, faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia adalah dukungan keluarga, pendidikan dan pekerjaan.

Increase of elderly population will have an impact on various aspects of life. In the elderly occurs a physical changes, cognitive and pshycological. Life expectancy and quality of life is very important for elderly. There are many factors affect the quality of life of elderly. The purpose of this research to know factors that relating with the quality of life of elderly. The subject of study were 242 the elderly obtained by means of random of the population which consisted of 349 elderly in Cipasung Village Kuningan. The interviewers were conducted using WHOQOL-Bref questionnaire, family support and family function questionnaire.
The study analyzed by Chy Square test and Logistic Regresion test. A variable that has a significant relation exists with the quality of life for the elderly is education (OR=4,9, p value=0,022), work (OR=3,5, p value=0,000) and the family support (OR=5,7, p value=0,000). Factors the most dominant relating to the quality of life of elderly is family support with the OR=5,7 which means that for the elderly with poor family support had a chance 5,7 times as great as having the quality of life poorly compared to good family support. Based on this research, factors that relating with quality of life of elderly is family support, education and work.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosita Febriyanti Chusniah
"Menurut World Health Ranking 2020, kematian epilepsi di Indonesia mencapai 706 orang dari total kematian dan menempatkan Indonesia pada peringkat 183 di dunia. Kualitas hidup pasien epilepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup anak epilepsi. Menggunakan metode cross sectional dengan accidental sampling dan didapatkan 94 responden, yaitu orang tua anak epilepsi berumur 4-18 tahun. Uji yang digunakan adalah Chi Square dengan Quality of Life in Childhood Epilepsy Questionner (QOLCE-16). Hasil penelitian menunjukan rata-rata nilai QOLCE-16 anak epilepsi adalah 42.25 dimana 52.1% anak memiliki kualitas hidup buruk. Faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup anak epilepsi, yaitu usia orang tua, tingkat pendidikan orang tua, status pendidikan anak, lama pengobatan, frekuensi kejang, jenis OAE, dan durasi epilepsi. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam pengembangan pengkajian keperawatan pada pasien epilepsi terkait kualitas hidup.

According to the 2020 World Health Ranking, Indonesia ranked 183rd with 706 epilepsy-related fatalities out of total deaths. Various factors impact the life quality experienced by those with epilepsy. Finding the variables affecting children with epilepsy's life quality is the goal of this study. 94 parents of children with epilepsy between the ages of 4 and 18 were selected from the population using an unintentional sampling technique. Chi Square with Life quality in Childhood Epilepsy Questionner (QOLCE-16) was the test utilized. The study finds 52.1% of children with epilepsy reported a low life quality, with an average QOLCE-16 score of 42.25. AED type, length of therapy, frequency of seizures, length of parental education, and length of epilepsy are all factors that affect the life quality for children with epilepsy. These findings can be referenced when creating life quality nursing assessments for patients with epilepsy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>