Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137250 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Made Ananda Krisna
"Gen DTNBP1 yang mengkode dysbindin merupakan gen kerentanan skizofrenia. Kehadiran alel alternatif SNP rs2619522 dan rs2619528 DTNBP1 secara signifikan lebih sering diidentifikasi pada pasien skizofrenia dari beberapa populasi, termasuk populasi Indonesia. Diperkirakan kedua SNP tersebut dapat menyebabkan penurunan ekspresi DTNBP1, yang menyebabkan gangguan homeostasis neurotransmiter di neuron. Oleh karena itu, kami mengevaluasi efek SNP rs2619522 dan rs2619528 DTNBP1 terhadap ekspresinya pada pasien skizofrenia. Evaluasi dilakukan pada spesimen platelet yang telah dianggap sebagai model neuron karena kemiripannya dengan neuron dalam mekanisme eksositosis vesikel. Selain itu, juga dilakukan evaluasi terhadap ekspresi snapin platelet, protein yang mengalami ko-ekspresi dengan dysbindin, serta kemampuan eksositosis granul delta melalui uji agregasi platelet. Sebanyak 50 pasien skizofrenia dan 10 subjek sehat berpartisipasi dalam penelitian. Penentuan genotipe dilakukan dengan metode PCR-RFLP. Profil ekspresi platelet yang diperiksa terdiri dari tingkat ekspresi mRNA DTNBP1 dan konsentrasi dysbindin dan snapin. Tingkat ekspresi mRNA DTNBP1 diukur secara relatif terhadap ekspresi GAPDH. Konsentrasi dysbindin dan snapin dikuantifikasi menggunakan metode ELISA. Uji agregasi platelet dilakukan dengan teknik light transmission aggregometry (LTA) menggunakan tiga konsentrasi ADP yang berbeda sebagai agonis. Frekuensi alel referensi untuk SNP rs2619522 dan rs2619528 DTNBP1 pada pasien skizofrenia adalah sebesar 0,85 dan 0,86. Didapatkan bahwa tingkat ekspresi mRNA DTNBP1 pada kelompok pasien heterozigot untuk kedua SNP secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok homozigot alel referensi. Selain itu, beberapa tren penting dapat teramati: konsentrasi dysbindin serta tingkat agregasi platelet yang lebih rendah pada pasien yang heterozigot untuk kedua SNP. Agregasi platelet pada stimulasi ADP konsentrasi rendah secara signifikan lebih rendah pada kelompok pasien dibandingkan dengan subyek sehat. Penelitian ini merupakan studi pendahuluan yang menunjukkan bahwa SNP rs2619522 dan rs2619528 dapat memengaruhi ekspresi DTNBP1 pada tingkat mRNA dan protein serta fungsi eksositosis pada platelet sebagai model neuron. Studi lebih lanjut diperlukan untuk menyimpulkan bahwa SNP pada gen terkait skizofrenia bisa saja tidak hanya berfungsi sebagai penanda risiko skizofrenia, tetapi juga terlibat dalam patomekanismenya.

The DTNBP1 gene that encodes dysbindin has been identified as a schizophrenia susceptibility gene. The presence of alternative alleles for DTNBP1 SNP rs2619522 and rs2619528 were significantly more frequent in schizophrenia patients from several populations, including Indonesia. It was predicted that both SNPs could result in reduced DTNBP1 expression, leading to neurotransmitter homeostasis disturbance in neurons. Hence, we evaluated the effect of DTNBP1 SNP rs2619522 and rs2619528 on its expression in schizophrenia patients. We used platelet that had been considered as a model neuron due to its similarity with neurons in exocytosis mechanism. We also assessed platelet snapin expression, a protein co-expressed with dysbindin, and its granule exocytosis through aggregation test. A total of 50 patients with schizophrenia and 10 healthy subjects participated in the study. Genotyping was done through a PCR-RFLP method. Platelet expression profiles consisted of DTNBP1 mRNA expression level and dysbindin and snapin concentration. The total DTNBP1 mRNA was measured relatively to GAPDH expression. Dysbindin and snapin concentration were quantified by ELISA technique. Platelet aggregation test was performed using the light transmission aggregometry (LTA) method with three different concentrations of ADP as the agonist. The frequency of reference allele of SNP rs2619522 and rs2619528 was 0.86 and 0.85. The mRNA expression level of the patients heterozygote for both SNPs was significantly higher than those homozygous for allele reference. Moreover, several notable trends were observed: there was a higher DTNBP1 mRNA expression and lower dysbindin concentration and aggregation level in patients who were heterozygous for both SNPs. Platelet aggregation upon low concentration ADP stimulation was significantly lower in patient group compared to healthy subjects. This is a preliminary report suggesting that SNP rs2619522 and rs2619528 may affect DTNBP1 expression at mRNA and protein level and exocytosis function in platelet as a model neuron. Further studies are needed to conclude that SNPs in schizophrenia-related genes may not only serve as a marker of the disease risk, but also involve in its patomechanism."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laing, R.D.
London: Tavistock, 1964
616.89 LAI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Janah
"ABSTRAK
Merawat anggota keluarga dengan skizofrenia dapat menjadi sebuah stresor bagi anggota keluarga lainnya. Stresor inilah yang dapat menimbulkan stres bagi caregiver keluarga sehingga diperlukan suatu strategi koping untuk mengatasinya. Penelitian ini menggunakan uji Chi Square untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat stres dengan strategi koping pada caregiver keluarga yang memiliki pasien skizofrenia dengan risiko perilaku kekerasan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale dan Ways of Coping. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik sampel purposive sampling yang melibatkan 87 caregiver. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa stres tidak berhubungan signifikan terhadap strategi koping pada caregiver keluarga. Dukungan dari pelayanan kesehatan diperlukan untuk membantu dalam mengatasi stres yang dialami oleh caregiver. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk mengukur beban yang dialami caregiver secara subjektif maupun objektif.

ABSTRACT
Caregiving for a family member with schizophrenia can be a stressor for other family members. This stressor can cause stress for the family caregivers, So, caregivers need a coping strategy to overcome it. This study analyzed using the Chi-Square test to identify the relation between stress levels with coping strategies in the family caregiver. Data collection using the Perceived Stress Scale and Ways of Coping questionnaire. The research design used cross-sectional with a purposive sampling technique that involves 87 family caregivers. The results of this study indicate that the stress level is not significantly related to coping strategies in the family caregiver. Better support is needed from health professionals and social services to help them cope better. Further research is required to measure caregiver subjective and objective burden."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwina Khairat
"Skizofrenia merupakan penyakit gangguan jiwa dengan peningkatan kasus setiap tahun di Indonesia. Skizofrenia tergolong pada penyakit multifaktorial dengan adanya interaksi antara faktor lingkungan dan faktor genetik heritabilitas tinggi, sehingga faktor genetik memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan lingkungan. Skizofrenia digolongkan menjadi lima tipe berdasarkan gejala yang mendominasi. Tipe paranoid menjadi tipe skizofrenia yang terbanyak dibandingkan tipe lainnya. Gen-gen yang berperan pada skizofrenia umumnya gen-gen yang berhubungan dengan neurotransmitter dan hasil studi Genome Wide Association Study (GWAS) di Asia Timur dengan nilai Minor Allele Frequency (MAF) rendah. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara varian pada gen DTNBP1, COMT, GPM6A, RASSF1 dengan skizofrenia tipe paranoid pada pasien di Sumatera Barat, Indonesia. Sampel pada penelitian ini terdiri dari 100 orang pasien skizofrenia tipe paranoid dan 100 orang sampel kontrol/non skizofrenia. Metode yang digunakan untuk analisis genotipe varian gen adalah dengan Restriction Enzyme Length Polymorphism (RFLP) dan Amplification Refractory Mutation System (ARMS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa varian pada gen GPM6A memiliki hubungan yang signifikan dengan kasus skizofrenia tipe paranoid di Sumatera Barat, Indonesia pada alel A dengan nilai p value 0,002 dan rasio odd 1,604 (1,076-2,390). Sehingga dapat disimpulkan bahwa gen GPM6A memiliki potensi sebagai kandidat marka genetik pasien skizofrenia tipe paranoid di Sumatera Barat, Indonesia.

Schizophrenia is a mental disorder with an increasing incindence every year in Indonesia. Schizophrenia is classified as a multifactorial disease with the interaction between environmental factors and high heretability genetic factors, thus genetic factors have a greater influence compared to the environment. Schizophrenia is divided into five types based on dominating symptoms. Paranoid types is the major type of schizophrenia compared to other types. The genes that play a role in schizophrenia are generally genes associated with neurotransmitters and Genome Wide Association Study (GWAS) in East Asia with low Minor Allele Frequency (MAF) scores. The aim of this study was to elucidate the association between variance in the genes DTNBP1, COMT, GPM6A, RASSF1 in paranoid schizophrenia patients in West Sumatra, Indonesia. One hundred paranoid schizophrenia patients and control/non-schizophrenia samples were included. Genotyping analysis was performed with Restriction Enzyme Length Polymorphism (RFLP) and Amplification Refractory Mutation System (ARMS). The results showed that variant of the GPM6A gene had a significant association with paranoid schizophrenia in West Sumatra, Indonesia in A allele with p value 0.002 and odd ratio 1.604 (1.076-2.390). In conclusion, the GPM6A gene has the potential as a genetic marker candidate of paranoid schizophrenia patients in West Sumatra, Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cosphiadi Irawan
"Latar Belakang: Belum ada kesepakatan global penanda deteksi dini kejadian metastasis tulang pada pasien kanker payudara. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan ekspresi tinggi penanda biologi CXCR4, IL11-RA, TFF1 dan MLF1P, klinikopatologi dan profil ekspresi genetik mRNA sebagai penanda peningkatan kejadian metastasis tulang pada pasien kanker payudara stadium lanjut.
Metode: Metode penelitian adalah potong lintang komparatif. Analisis dilakukan pada, total 92 pasien kanker payudara, terdiri atas 46 pasien metastasis tulang dan 46 pasien dengan metastasis nontulang. Analisis microarray, dilakukan pada 81 sampel FFPE dari 81 pasien yang didapat. Data dikumpulkan melalui rekam medis, pemeriksaan imunohistokimia, dan microarray dengan nanoString nCounterTM.
Hasil: Diperoleh IL11-RA dengan cut-off ≥ 103,5 menunjukkan peningkatan kejadian metastasis tulang, dengan OR 3,803 (95 % interval kepercayaan [IK], 1,375-10,581), p = 0,010, dan MLF1P dengan cut-off ≥ 83,0 menunjukkan peningkatan kejadian metastasis tulang, dengan OR 2,784 (95% IK, 1,009-7,681), p = 0,048. Status ER+ menunjukkan peningkatan kejadian metastasis tulang, dengan OR 7,640 (95 % IK, 2,599-22,459), p < 0,000. AUC gabungan IL-11RA, MLF1P dan ER+, mempunyai ketepatan hampir 80%, (meningkat dibandingkan AUC masing-masing secara terpisah), untuk membedakan dan menjelaskan kejadian metastasis tulang, pada kanker payudara stadium lanjut.  Pada kanker payudara metastasis tulang dengan organ lain (MT+), diperoleh panel 22-gen, dengan 13 gen: upregulated dan 9 gen downregulated ; pada metastasis hanya tulang (MT) diperoleh panel 17-gen dengan 13 ekspresi gen upregulated dan 4 ekspresi gen downregulated . Kedua panel memberikan hasil berbeda bermakna pengelompokan unsupervised, terhadap metastasis nontulang. Analisis berdasarkan diagnosis dua kelompok metastasis tulang, ekspresi ESR1 merupakan gen dengan perubahan ekspresi tertinggi, dan berdasarkan proporsinya, didapatkan 3 gen pada MT+, dan 8 gen pada MT, termasuk di antaranya ESR1, GATA3 dan MLPH/ ANXA9, yang meningkatkan kemungkinan kejadian metastasis tulang.
Simpulan: IL11-RA, MLF1P dan ER+, merupakan variabel yang berhubungan dengan peningkatan kejadian metastasis tulang pasien kanker payudara stadium lanjut. Diperoleh panel 22 ekspresi gen pada MT+, dan panel 17 ekspresi gen untuk MT yang berekspresi berbeda bermakna dibanding metastasis nontulang. Analisis berdasarkan diagnosis dua kelompok metastasis tulang, diperoleh 3 gen pada MT+, dan 8 gen pada MT, yang diusulkan menjadi kandidat training set selanjutnya.

Background: The aim of this research was to analyze the correlation between high expression of biomarkers CXCR4, IL11-RA, TFF1 and MLF1P, clinicopathology and genetic expression profiles (mRNA) in advanced breast cancer patients with bone metastatic.
Methods: The methods used were comparative cross-sectional. Analysis was done against a total of 92 breast cancer patients, including 46 bone metastatic patients and 46 non-bone metastatic patients. In microarray test, a total of 81 FFPE samples from 81 patients were used.
Results: IL11-RA with cut-off ≥ 103.5 showed OR 3.803 (95 % confidence interval [CI], 1.375-10.581), p = 0.010, MLF1P with cut-off ≥ 83.0 OR 2.784 (95% CI, 1.009-7.681), p = 0.048, and ER+ OR 7.640 (95 % CI, 2.599-22.459), p < 0.000, were associated with bone metastastic incidences in advanced breast cancer, and were statistically significantly different. A combination of IL-11RA, MLF1P and ER+, showed an accuracy of approaching 80 % to discriminate between bone metastatic and non bone metastatic in advanced breast cancer patients. The results of genetic expression profiles showed that the 22 genes expressions were significantly different between bone metastatic with other organs patients (MT+), and non bone metastatic patients, which consisted of 13 genes expression upregulated and 9 genes expression downregulated, while subject with only bone metastasis (MT), showed that 17 genes expressions were significantly different, consisting of 13 genes expression upregulated and 4 genes expressions downregulated. Based on diagnosis both types of bone metastasis, the ESR1 gene was the highest expressed, and base on proportion distribution there were 3 genes in MT+, and 8 genes in MT, including ESR1, GATA3, and MLPH/ ANXA9, associated with increasing bone metastasis incidences, which can be the next candidate for the training set.
Conclusion: IL11-RA, MLF1P, and ER+ were the variables that were associated with increasing bone metastasis incidence. There was a panel of 22 genes expression in bone metastasis and a panel of 17 genes expression for only bone metastasis that had significantly different expressions, compared to non-bone metastastasis. Based on diagnosis both types of bone metastasis, there is 3 genes in MT+, and 8 genes in MT, that can be the next candidate of training set.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Hendry Donald Jonathan
"Tesis ini membahas pengaruh country of origin dan country of manufacture / assembly terhadapat persepsi konsumen pada atribut kualitas dan harga. Perkembangan dan persaingan Global mengakibatkan banyak perusahaan yang memindahkan basis produksinya ataupun assemblinya ke cina untuk dapat menghasilkan produk yang lebih kompetitif dari segi harga namun kadang kualitas yang dirasa menjadi menurun. Hal ini dapat dilihat bahwa alat ukur dimensi produksi Jepang, Jerman dan Amerika yang pada prinsipnya memilik kualitas yang relatif tinggi dibenak konsumen, menjadi rendah kualitasnya dalam persepsi konsumen setelah diproduksi di Cina. Namun begitu, praktek di lapangan, efek country of origin nya cukup kuat sehinnga kadang menutupi efek country of manufacture nya karena tiap manufacturer (khususnya yang memilki basis produksi dan assembly di Cina) berusaha lebih menonjolkan kesan country of origin nya. Oleh karena itu, untuk produk industri seperti alat ukur dimensi, suatu keuntungan yang bisa ditonjolkan jika basis diproduksi atau diasembli di negara yang sama dengan country of origin-nya. Mereka dapat mencantumkan ?manufacture / assembly in Japan/Jerman/Amerika? sebagai salah satu cara untuk memposisikan produk mereka di benak konsumen.

The focus of this study to learn and analyze the effect of country of origin and country of manufacture / assembly in consumer (industry) perception which concentrate more on quality and price perception. Global condition with high competition among the player in industry make many international company shift their production or assembly facility to China in order to produce more competitive products but however customers has perception that declining of quality as trade off for this decision. We can learn from this study that measuring equipment from Japan, German, America that well-known as country that produce high and reputable quality, become low quality in customer perception after they manufacturing or assembly in China. But in practical, effect of country of origin is quite strong to cover the effect of country of manufacture / assembly which somehow customer can?t realize due to manufacturer that have basis in China try to manipulate their mind set by emphasis more on their original country of origin. So, for the manufacturer that still produce in their original country of origin, they have benefit to emphasis more on this country of origin and they can use as their positioning in customer mind set."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dika Swadani Ekasari
"Rendahnya tingkat keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia serta besarnya potensi pemanfaatan Massive Open Online Course di Indonesia, mendorong PT ABC untuk mengembangkan suatu platform pelatihan secara daring yang diberi nama Pijar Mahir. Untuk mampu bersaing dengan platform pelatihan sejenis, PT ABC telah menyusun target berupa Monthly Active User (MAU), Gross Merchandise Value (GMV), serta nilai pangsa pasar (market share) dari Pijar Mahir. Namun, berdasarkan data pada tahun 2021 diketahui bahwa target Pijar Mahir tidak tercapai. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi kepada pengguna Pijar Mahir. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor pendorong dan penghambat yang dapat memengaruhi niat pengguna dalam mengadopsi platform Pijar Mahir serta memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian. Model penelitian dibangun dengan menggunakan gabungan konstruk dari teori Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT2) dengan konstruk Contents of Platform, Lack of Accessibility, Lack of Interactivity, serta Tradition Barrier. Sebanyak 106 data terkumpul dari hasil survei secara daring dengan menggunakan kuesioner, yang kemudian diolah dengan menggunakan PLS-SEM. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat dua faktor yang dapat mendorong niat pengguna untuk mengadopsi Pijar Mahir yaitu Contents of Platform dan Performance Expectancy. Selain itu juga terdapat dua faktor penghambat yang berpengaruh secara signifikan terhadap niat pengguna untuk mengadopsi Pijar Mahir yaitu Price Value dan Lack of Interaction. Berdasarkan faktor-faktor tersebut disusun tujuh rekomendasi bagi penyedia Pijar Mahir yang diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan niat adopsi dari para pengguna.

The low level of hard skills and soft skills possessed by the Indonesia and also the large potential for the use of Massive Open Online Courses in Indonesia, trigerred PT ABC to develop online training platform called Pijar Mahir. To be able to compete with similar training platforms, PT ABC has set targets including Monthly Active User (MAU), Gross Merchandise Value (GMV), and market share value from Pijar Mahir. However, based on the data, in 2021, it is known that the targets have not been achieved. Therefore, it is necessary to evaluate the users of Pijar Mahir. This study aims to identify the drivers and barriers faced by users of Pijar Mahir, and examine how these factors influence the intention of Pijar Mahir adoption. Moreover, this study also provides recommendations based on research results. The research model was built using a combination of constructs from the theory of Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT2) with the Content of Platform, Lack of Accessibility, Lack of Interactivity, and Tradition Barrier. By conducting online survey, 106 data were collected and analyzed using PLS-SEM. The results indicate that there are two factors that drive user’s intention to adopt Pijar Mahir namely Contents of Platform and Performance Expectancy. While the factors that become barrier are Price Value and Lack of Interaction. Based on these factors, seven recommendations were made for Pijar Mahir’s provider which are expected to help increase the adoption rate of Pijar Mahir."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1987
306 EVA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Andriyanto Laksmono
"Akta Notaris sebagai otentik adalah akta yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam Undang-undang Jabatan Notaris. Merupakan kewajiban bagi Notaris untuk membacakan dan menandatangani akta di hadapan penghadap dan saksi-saksi.Akan tetapi, dalam kasus Putusan Majelis Pemeriksa Wilayah Notaris Jawa Barat No:129/MPWJABAR/ 2007 terjadi pembuatan akta otentik yang dilakukan penandatanganan tanpa dibacakan dengan patut. Dikatakan penandatanganan tanpa dibacakan dengan patut, karena aktanya dibacakan sebagian saja dan tidak ditandatangani oleh Notaris dan saksi-saksi. Hal ini merupakan pelanggaran terhadap Undangundang Jabatan Notaris dan kode etik Notaris. Akibat hukum terhadap pembuatan akta yang dilakukan penandatanganan tanpa dibacakan dengan patut, aktanya dapat menjadi akta di bawah tangan atau akta tidak berharga. Dikatakan aktanya dapat menjadi akta di bawah tangan atau akta tidak berharga berarti aktanya telah kehilangan otentisitasnya, bukan akta otentik lagi. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh Majelis Pengawas Notaris dikeluarkan Putusan Majelis Pemeriksa Wilayah Notaris Jawa Barat No:129/MPW-JABAR/2007 yang memutuskan Notaris yang bersangkutan diusulkan sanksi pemberhentian sementara. Prosedur Pemberhentian Sementara yang dilakukan oleh Majelis Pengawas Notaris sudah dilakukan sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.M.02.PR.08.10 Tahun 2004.

Notarial deed is an authentic deed made by a Notary according to the form and procedure set by the Act. Notary have duties to reading and signing the notarial deed in the presence of the parties and witnesses. However, in the Case Study of Putusan Majelis Pemeriksa Wilayah Notaris Jawa Barat No:129/MPWJABAR/ 2007, a Notary made an authentic deed without reading and signing with inappropriate. It said inappropriate, because the reading of the deed just in some part, not in the whole part of the deed and the Notary did not signing the deed. This is a violation between the act 30 years 2004 about Notary and ethic code of Notary.The legal consequences of making the deed without reading and signing inappropriate is the deed being under hand deed or unworthy deed. It said under hand deed or unworthy deed because the deed losing it`s authenticity.So it`s not an authentic deed anymore. Based on the investigation by Majelis Pengawas Notaris, that give a decision that make those Notary get a punishment, thats the temporary stoppage of his notary duties. The procedur of Temporary stoppage of notary is been done according to the Regulation by Ministry of Law and Rights No..M.02.PR.08.10 years 2004."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T21776
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Forum Studi Kebudayaan FSRD ITB, 2007
133.9 SPI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>