Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92155 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Made Candra Citra Sari
"Peningkatan angka kejadian komplikasi di Bali mengindikasikan bahwa perawatan diri diabetesi belum optimal. Diabetes melitus disingkat juga dengan DM merupakan salah satu penyakit tidak menular yang jumlah penderitanya semakin meningkat. DSME berbasis audiovisual berpengaruh terhadap perilaku perawatan diri diabetesi tipe 2.Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh DSME berbasis audiovisual terhadap perilaku perawatan diri diabetesi tipe 2. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen with control group pada 76 responden yang dipilih melalui tehnik purposive sampling yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol 38 responden dan kelompok intervensi 38 responden. DSME berbasis audiovisual diberikan selama 5 sesi selama 1 minggu tiap 1 sesinya. Hasil statistic menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan DSME berbasis audiovisual dengan perilaku(pengetahuan,sikap dan keterampilan) perawatan diri diabetesi tipe 2 dimana pengetahuan (p value < 0,05), sikap (p value < 0,05) dan keterampilan (p value < 0,05) pada diabetesi tipe 2 di Kabupaten Tabanan Bali. Intervensi ini dapat dijadikan inovasi dalam memberikan edukasi untuk diabetesi dalam meningkatkan perilaku perawatan diri dan mengurangi risiko terjadinya komplikasi ditengah masa pandemic covid-19.

The increasing complications in Bali indicates that diabetes self-care is not optimal. Diabetes mellitus, also abbreviated as DM, is a non-communicable disease with an increasing number of sufferers. Audiovisual-based DSME affects self-care behavior in type 2 diabetes. This study was aimed at examining the effect of audiovisual-based DSME on self-care behavior in type 2 diabetes. This research utilized quasi-experimental with control group design on 76 respondents who were selected through purposive sampling technique which was divided into two groups, namely the control group of 38 respondents and the intervention group of 38 respondents. Audiovisual-based DSME was administered for 5 sessions with 1 session/week. Statistical results show that there was a significant effect of audiovisual-based DSME on self-care behavior (knowledge, attitude, and skills) of people with type 2 diabetes, where p value of knowledge < 0.05, p value of attitude < 0.05 and p value of skills <0.05 in people with type 2 diabetes in Tabanan Regency, Bali. This intervention may be used as an innovation in providing education for people with diabetes in improving self-care behavior and reducing the risk of complications in the midst of COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Candra Citra Sari
"Penderita DM (diabetesi) tidak hanya kalangan lansia tetapi juga sudah banyak diderita oleh kalangan pada usia produktif. Permasalahan terkait dengan perawatan diri sering ditemukan pada diabetesi yang baru saja didiagnosa atau sudah lama didiagnosa DM. Beberapa hambatan yang terjadi pada diabetesi dalam melaksanakan perilaku peraatan diri yaitu keterbatasan dalam pengetahuan dan keterampilan dalam penyusunan menu, kekurangan informasi kurangnya aktivitas fisik, kepatuhan terhadap pengobatan yang rendan dan juga dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar yang minim.Pengendalian DM pada diabetesi sangata diperlukan untuk mengurangi komplikasi DM. Berdasarkan kondisi tersebut dikembangkan program GEPARI. Tujuan dari program ini adalah meningkatkan perilaku perawatan diri para diabetesi. Metode yang digunakan yaitu studi kasus keluarga dan aggregate dewasa DM menggunakan pendekatan proses keluarga dan komunitas yang melibatkan 10 keluarga dan 34 diabetesi dewasa. Program ini didasarkan pada lima pilar pengendalian DM yaitu edukasi, manajemen nutrisi, aktivitas fisik, pengobatan dan juga pemeriksaan gula darah yang dilaksanakan selama 12 sesi. Evaluasi terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan dan tingkat kemandirian keluarga menggunakan kuesioner sedangkan gula darah sewaktu diukur menggunakan glucometer yang dilaksanakan sebelum dan sesudah pelaksanaan program GEPARI. Hasil implementasi didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan (p>0,05), penurunan glukosa darah sewaktu dan peningkatan kemandirian keluarga. Program GEPARI disarankan dapat dilaksanakan dalam pelayanan kesehatan komunitas. 

People with DM (diabetes) are not only among the elderly but also have suffered by many people of productive age. Problems related to self-care are often found in people with diabetes who have just been diagnosed or have been diagnosed with diabetes for a long time. Some of the obstacles that occur in diabetes in carrying out self-care behavior are limitations in knowledge and skills in preparing menus, lack of information, lack of physical activity, low adherence to medication and also minimal support from family and the surrounding environment. reduce DM complications. Based on these conditions, the GEPARI program was developed. The aim of this program is to improve self-care behavior of diabetics. The method used is a family case study and aggregated adult DM using a family and community process approach involving 10 families and 34 adult diabetes. This program is based on the five pillars of DM control, namely education, nutrition management, physical activity, medication and also blood sugar checks which were carried out for 12 sessions. Evaluation of knowledge, attitudes and skills and level of family independence using a questionnaire, while blood sugar is measured using a glucometer which is carried out before and after the implementation of the GEPARI program. The results of the implementation showed that there was an increase in knowledge, attitudes and skills (p>0.05), a decrease in blood glucose and an increase in family independence. The GEPARI program is recommended to be implemented in community health services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Setyamarta
"ABSTRAK
Diabetes mellitus tipe 2 DM tipe 2 merupakan penyakit kronis yang membutuhkan perawatan berkelanjutan seumur hidup untuk mencegah komplikasi akut dan kronik. Manajemen perawatan diri merupakan aspek dasar dari perawatan diabetes. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan perilaku perawatan diri yaitu dukungan sosial yang diperoleh dari keluarga, tenaga kesehatan, teman, atau sesama pasien diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku perawatan diri pasien DM tipe 2 di Persadia Depok. Penelitian kuantitatif deskriptif ini menggunakan desain cross-sectional, melibatkan 52 responden pasien DM tipe 2 yang begabung di Persadia kota Depok. Instrumen yang digunakan untuk mengukur perilaku perawatan diri yaitu kuesioner The Summary of Diabetes Self-Care Activities. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas perawatan diri responden dalam satu minggu terakhir adalah 4,4 hari Median 4,4; Minimal-Maksimal 2,6-5,4; 95 CI 4,1-4,5 , dan hanya setengah 50 responden yang memiliki perilaku perawatan diri kategori baik. Perilaku yang sudah baik yaitu diet, latihan fisik, dan kepatuhan medikasi, sedangkan perilaku yang masih buruk yaitu pemantauan glukosa darah mandiri dan perawatan kaki. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat dan tenaga kesehatan lainnya meningkatkan edukasi dan dukungan terkait perilaku perawatan diri pasien diabetes, terutama pemantauan glukosa darah dan perawatan kaki.

ABSTRACT
Type 2 diabetes mellitus type 2 DM is a chronic disease that requires long term management throughout the life to prevent acute and chronic complications. Self care is a fundamental and integral part of diabetes management. Social support obtained from family, health professional, friends, or diabetic peers may predict good self care behaviour. The purpose of this study is to evaluate the self care behaviour of adult with type 2 DM in Persadia Depok. This quantitative study used a cross sectional design. A consecutive sample of 52 subjects with type 2 DM who joined in Persadia Depok was included. The instrument used to measure self care behaviour is The Summary of Diabetes Self Care Activities questionnaire. The results showed that self care behaviour of participants in the last seven days is 4,4 days Median 4.4, Minimal Maximum 2.6 5.4, 95 CI 4.1 4.5 . Self care was described as ldquo good rdquo in only half of the participant 50 . Self care behaviour was reported good in diet, physical exercise, and taking medication, but it was poor in self monitoring of blood glucose SMBG and foot care. This study recommends that nurses and other health professionals should promote education and support to improve patients self care behaviour, especially SMBG and foot care."
2017
S67620
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Mulyadi Pranata
"Kepatuhan perawatan diri diabetes berdampak positif terhadap peningkatan outcome klinis. Hasil penelitian terdahulu pada penyandang diabetes melitus tipe 2 menunjukkan kepatuhan perawatan diri yang buruk. Inovasi teknologi dapat menjadi alternatif solusi dalam mengatasi masalah ini. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh aplikasi berbasis web terhadap perilaku kepatuhan perawatan diri pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini berdesain quasi eksperimental pre-posttest dengan kelompok kontrol. Partisipan direkrut di program prolanis di klinik dan persadia. Analisis data menggunakan komputerisasi pada 56 responden. Pada analisis bivariat, terdapat peningkatan skor kepatuhan pada kelompok intervensi di akhir penelitian yang tidak bermakna (p=0,649) dan terjadi penurunan skor kepatuhan yang tidak bermakna pada kelompok kontrol (p=0,490). Tidak ada pengaruh penggunaan aplikasi terhadap perilaku diabetes (p=0,433). Pada analisis multivariat, didapatkan hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan (p=0,007) terhadap skor kepatuhan posttest. Aplikasi peduli diabetes berpotensi meningkatkan skor kepatuhan perawatan diri. Perbaikan desain aplikasi diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penggunaan aplikasi.

Diabetes self-care adherence has a positive impact on improving clinical outcomes. Observations in people with type 2 diabetes mellitus show poor self-care adherence. Technological innovation can be an alternative solution to overcome this problem. The research aims to determine the effect of web-based applications on self-care adherence behavior in type 2 diabetes mellitus patients. This research has a quasi-experimental pre-posttest design with a control group. Participants were recruited in the prolanis program at the clinic and persadia. Data analysis used computerization on 56 respondents. In bivariate analysis, there was an increase in adherence scores in the intervention group at the end of the study which was not significant (p=0.649) and a decrease in adherence scores which was not significant in the control group (p=0.490). There was no effect of application use on diabetes behavior (p=0.433). In multivariate analysis, a significant relationship was found between education level (p=0.007) and posttest adherence scores. The Peduli Diabetes application has the potential to improve self-care adherence scores. Improvements in application design are expected to increase the effectiveness of application use."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Wuri Kartika
"

ABSTRAK

Manajemen perawatan diri merupakan komponen penting dalam penatalaksanaan Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2). Pengetahuan, kesadaran diri dan kepatuhan diabetesi menentukan keberhasilan dalam peningkatan kualitas hidup dan pecegahan komplikasi. Intervensi keperawatan komunitas melalui pendidikan kesehatan dengan Diabetes Self-management Education (DSME), pemanfaatan aplikasi DIMAS serta kelompok swabantu diharapkan dapat meningkatkan manajemen perawatan diri. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran implementasi program DIMAS (Diabetes Management Support) sebagai inovasi dalam asuhan keperawatan komunitas untuk meningkatkan perilaku perawatan diri kelompok diabetesi. Pelaksanaan intervensi DIMAS dilakukan pada keluarga dan komunitas di kelurahan Sukmajaya Kota Depok selama 8 bulan. Hasil evaluasi menunjukkan terjadi peningkatan perawatan diri dan penurunan gula darah sewaktu (GDS) pada diabetesi. Terdapat perubahan yang signifikan pada kelompok diabetesi (n=48) sebelum dan sesudah intervensi pada perawatan diri dan GDS (p=0,000 dan p=0,011). Program DIMAS diharapkan dapat diterapkan perawat sebagai salah satu strategi pelaksanaan program perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) di lingkup pelayanan kesehatan primer.

 

Kata kunci :

DSME, aplikasi smart-phone, kelompok swabantu, perawatan diri


ABSTRACT

Self-care management is an important component in the management of Diabetes Mellitus Type 2 (DMT2). Knowledge, self-efficacy and compliance in self-care are the main factor to improving quality of life and preventing complications. Community nursing interventions through health education with Diabetes Self-management Education (DSME), DIMAS applications and self-help groups are expected to improve diabetes self-care management. This paper aims is to provide an overview of the implementation of the DIMAS (Diabetes Management Support) as an innovation to improve the self-care management. The implementation was carried out on families and communities in Sukmajaya Depok City for 8 months. The results show an increase in self-care and a decrease in blood sugar (GDS). There were significant changes in the intervenstion group (n = 48) before and after the intervention in self-care and GDS (p = 0,000 and p = 0.011). The DIMAS program is expected to be implemented as a public health care strategy (PERKESMAS) in primary health services.

 

Key words:

DSME, smart-phone application, self-help groups, self-care

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universiats Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nuikita Wachid
"Gangguan pada fungsi insulin membuat pasien diabetes mellitus tipe 2 mengalami kondisi hiperglikemia. Kondisi tersebut membuat pasien diabetes mudah terbangun di malam hari karena nokturia dan mempunyai durasi tidur yang pendek. Penurunan kualitas tidur pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, perubahan emosional dan dapat menurunkan kualitas hidup pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara kualitas tidur dengan manajemen perawatan diri. Penelitian ini juga meneliti variabel yang dapat mempengaruhi manajemen perawatan diri seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama penyakit diabetes, tingkat stress, dukungan keluarga dan ulkus diabetikum. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan menggunakan kuesioner karakteristik responden, pittsburgh sleep quality index, perceived stress scale, diabetes self-management questionnaire dan dukungan keluarga. Penelitian ini dilakukan pada 152 pasien diabetes mellitus tipe 2 yang terbagi menjadi 79 responden tanpa ulkus diabetikum dan 73 responden dengan ulkus diabetikum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 63.2 responden memiliki kualitas tidur yang buruk, 59.2 responden memiliki stress ringan, 57.2 responden memiliki dukungan keluarga buruk dan 56.6 memiliki perilaku manajemen perawatan diri diabetes baik. Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dengan manajemen perawatan diri diabetes p < 0.05. Hubungan yang bermakna juga ditemukan pada variabel lama penyakit DM dan tingkat stress p < 0.05. Tidak ada hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dukungan keluarga dan ulkus diabetikum dengan manajemen perawatan diri diabetes. Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dengan manajemen perawatan diri diabetes pada pasien diabetes mellitus tipe 2.

Insulin disturbance on diabetes mellitus patients has lead them to have hyperglycemia. This condition makes diabetics had to wake up at night due to nocturia and they also had a short duration of sleep. Decreased sleep quality in patients with type 2 diabetes can interfere their daytime functions, alterations in emotions and decrease their quality of life. Purpose of this study was to examine relationship between sleep quality and self care management among diabetes type 2 patients. This study also added some variables that may affect management of self care such as age, gender, education level, duration of diabetes, stress levels, family support and diabetic foot ulcers. This research using cross sectional methods with questionnaire consist of patient characteristic, Pittsburgh sleep quality index, perceived stress scale, diabetes self management questionnaire and family support. This research has been conducted in 152 diabetes type 2 patients who were divided into 79 respondents without diabetic foot ulcers and 73 respondents with diabetic foot ulcers. Result of this study showed that 63.2 of respondents have poor sleep quality, 59.2 of respondents have mild stress, 57.2 of respondents have poor family support and 56.6 have good diabetes self management behavior. This study also found that there is a significant relationship between sleep quality with diabetes self care management p 0.05. This study also found that there is significant relationship between duration of diabetes and stress level p 0.05. There is no significant relationship between age, sex, education level, family support and diabetic ulcers with diabetes self management care. Conclusion of this study is significant relationship between sleep quality and diabetes self care management on diabetes type 2 patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laili Fitriana
"Latar Belakang: Buruknya manajemen diabetes melitus tipe 2 menyebabkan peningkatan komplikasi dan tingginya morbiditas sehingga diperlukan adanya pendampingan pasien berkelanjutan dalam menjalankan manajemen dirinya. Stres dapat berkaitan timbal balik dengan penurunan manajemen diri. Salah satu intervensi nonfarmakologis untuk menurunkan tingkat stres dan meningkatkan manajemen diri adalah edukasi pasien dengan metode blended menggunakan web apps "diabetacare". Edukasi ini terdiri dari beberapa pendekatan pembelajaran seperti video tutorial, pemantauan diri dan konsultasi, sehingga pasien dapat belajar dan menerapkan pendidikan berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh edukasi blended menggunakan web apps “diabetacare” terhadap tingkat stres dan manajemen diri pasien DM tipe 2. Bahan dan Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan quasi eksperimental pretestposttest control group design terhadap 54 responden yang dibagi rata menjadi 2 kelompok. Program edukasi blended menggunakan web apps “Diabetacare” diberikan selama 3 minggu. Instrumen penelitian ini menggunakan DASS 21 (Depression Anxiety Stress Scale) untuk mengukur tingkat stres dan kuesioner M Tingkat stres dan manajemen diri responden telah diukur pada saat sebelum dan sesudah intervensi, kemudian dianalisis dengan uji wilcoxon dan mann-whitney. manajemen diri. Hasil: Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor tingkat stres dan manajemen diri antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesudah diberikan intervensi (p = 0,000 dan p=0,000 ). Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa edukasi blended menggunakan web apps “Diabetacare” berpengaruh terhadap penurunan tingkat stres dan peningkatan manajemen diri pada pasien DM tipe 2.

Background: Poor management of type 2 diabetes mellitus causes increased complications and high morbidity, so that ongoing patient assistance is needed in carrying out self-care. Stress can be reciprocally related to decreased self-care. One non-pharmacological intervention to reduce stress levels and increase selfcare is patient education using a blended method using the "diabetacare" web app. This education consists of several learning approaches such as video tutorials, selfmonitoring and consultation, so that patients can learn and apply continuing education in their daily lives. This study aims to test the effect of blended education using the "diabetacare" web app on the stress level and self-care of type 2 DM patients. Materials and Methods: This study used a quasi-experimental Pretest- Posttest Control Group Design approach with 54 respondents who were divided equally into 2 groups . The blended educational program using the "Diabetacare" web app is provided for 3 weeks. This research instrument uses the DASS 21 (Depression Anxiety Stress Scale) to measure stress levels and a self-care questionnaire. The respondents' levels of stress and self-care were measured before and after the intervention, then analyzed using the Wilcoxon and Mann-Whitney tests. Component scores were compared between the two groups. Results: There was a significant difference between the average stress and self-care level scores between the intervention group and the control group after being given the intervention (p = 0.000 and p = 0.000). Conclusion: The results of this study show that blended education using the "diabetacare" web app has an effect on reducing stress levels and increasing self-care in type 2 DM patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Nurdiana
"Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit metabolik kronik dengan komplikasi yang dapat menyebabkan disabilitas hingga kematian. Upaya pencegahan komplikasi diabetes yaitu menerapkan perilaku self-management. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara kualitas edukasi yang dilakukan perawat terhadap perilaku self-management pasien diabetes melitus tipe 2. Data diperoleh dari 126 responden di Puskesmas Cimanggis, Tapos, Sukmajaya, dan Persadia Cabang Kota Depok dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan telah diuji untuk mengukur Kualitas Edukasi yang Dilakukan Perawat dan self-management diabetes (SDSCA). Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan positif yang bermakna antara kualitas edukasi yang dilakukan perawat terhadap perilaku self-management pasien diabetes melitus tipe 2 (p=0,000). Hasil penelitian ini dapat dijadikan evaluasi bagi pelayanan keperawatan untuk meningkatkan kualitas edukasi dengan harapan meningkatkan self-management pasien diabetes melitus tipe 2.

Type 2 diabetes mellitus is a long-life chronic metabolic disease with  accompanying complications that could lead to disability or death. Diabetes self-management has been considered as an effort to reduce the complications. This study aimed to identify the correlation between the quality of nurse-led education with type 2 diabetes self-management behavior. A total  of 126 subjects with T2DM were recruited from Puskesmas Cimanggis, Tapos, Sukmajaya, and Persadia Cabang Kota Depok with purposive sampling. Previously validated scales were used to measure the quality of nurse-led education and diabetes self-management (SDSCA). The result of Pearson Correlation analysis showed that there is significantly-positive correlation between nurse-led education with self-management of type 2 diabetes mellitus patients (p=0,000; r=0,436). The result of this research could be a suggestion for further nursing care to educate diabetician to improve their self-management."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Rahmawati
"DM tipe 2 memiliki pengaruh cukup besar terhadap seluruh aspek kehidupan klien serta memiliki risiko terjadinya berbagai komplikasi yang dapat mengancam jiwa. Self-care diyakini mampu mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan klien DM serta mencegah terjadinya komplikasi. Selain perhatian dan kasih sayang klien DM juga membutuhkan informasi terkait penyakit DM dari lingkungan sekitarnya termasuk keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan informasi keluarga dengan self-care klien DM tipe 2 di Kelurahan Ambarketawang Yogyakarta. Desain penelitian menggunakan analitic correlation dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dukungan informasi keluarga dan self-care kepada 119 responden. Hasil menunjukkan bahwa dukungan informasi keluarga memiliki hubungan kuat dan positif dengan self-care klien DM tipe 2 p value: 0,000 . Peningkatan dukungan informasi keluarga dianjurkan guna meningkatkan status kesehatan klien DM.

DM type 2 has a considerable influence on all aspects of a client 39 s life as well as having the risk of complications that can be life threatening. Self care is believed to be able to maintain and improve the health status of the DM client and prevent complications. DM client also requires information related to DM disease of the surrounding environment, including the family. This study aims to determine the relationship of the family with information support self care clients type 2 diabetes in Ambarketawang Yogyakarta. The study design using analytic correlation with cross sectional approach. The data collection was conducted using questionnaires family support and self care to 120 respondents. The results show that the support of family information has a strong and positive relationship with self care clients with type 2 diabetes p Value 0,000 . Improved the support of family information is recommended in order to improve the health status of the DM client.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandan Enggarwati
"Penderita diabetes tipe 2 berisiko mengalami depresi yang secara negatif memengaruhi penurunan aktivitas perawatan diri. Bukti terbaru menunjukkan dukungan sosial bermanfaat dalam menurunkan risiko depresi dan meningkatkan aktivitas perawatan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek mediasi dukungan sosial antara hubungan gejala depresi terhadap aktivitas perawatan diri penderita diabetes tipe 2 melalui pendekatan cross sectional pada 94 responden. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan komplikasi penyakit diabetes tipe2 signifikan memengaruhi aktivitas perawatan diri (p=0,000; R2=0,515). Hasil analisis jalur dan tes sobel menunjukkan bahwa dukungan sosial memediasi efek secara signifikan pada hubungan gejala depresi terhadap aktivitas perawatan diri (z=-0,162 > ttabel 1.96; pengaruh langsung -0,499; pengaruh tidak langsung= -0,0789; total efek=40,3%). Skrining gejala depresi dan intervensi yang melibatkan dukungan sosial perlu dilakukan pada pasien diabetes tipe 2 yang dicurigai mengalami penurunan aktivitas perawatan diri.
People with type 2 diabetes are at risk of experiencing depression which which affects in self-care activities. Recent evidence shows that social support is beneficial in reducing the risk of depression and positively affect the increase in self-care activities. This study aims to determine the mediating effect of social support on the relationship between depressive symptoms and self-care activities of people with type 2 diabetes through a cross sectional approach on 94 respondents. The results of multiple linear regression analysis showed that complications of type 2 diabetes significantly affects activities related to depression treatment (p = 0,000; R2 = 0.515). The results of path analysis and the sobel test show that social support significantly mediates the effect of relationship between depressive symptoms and self-care activities (z = -0,162> table 1.96; direct effect -0,499; indirect effect = -0,0789; total effect = 40, 3%). Screening for depressive symptoms and interventions which involves social support are strongly suggested for patients with type 2 diabetes who are suspected of showing decline in self-care activities."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>