Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215303 dokumen yang sesuai dengan query
cover
William Ondo Mangihut
"Penelitian ini membahas mengenai kegiatan mengoleksi rilisan musik fisik yang dilakukan oleh para kolektornya, di era digital seperti sekarang ini. Rilisan musik fisik sebagai sebuah objek koleksi merupakan salah satu medium penyaluran hobi bagi para kolektornya. Kemajuan teknologi kemudian telah memengaruhi cara mengoleksi dan mendengarkan musik di era digital. Penelitian ini berusaha untuk menjawab pertanyaan penelitian, Mengapa kegiatan mengoleksi dan mendengarkan rilisan musik fisik masih menjadi pilihan di era digital seperti sekarang ini? Bagaimana proses correspondence yang terjadi antara kolektor rilisan musik fisik dengan koleksi mereka dalam pengalaman mengoleksi dan mendengarkan rilisan musik fisik? Penelitian ini menggunakan kerangka correspondence yang terbentuk melalui kegiatan mengoleksi, yang melibatkan proses estetis dan menghasilkan an experience bagi para kolektornya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa rilisan musik fisik masih memiliki nilai koleksi di era digital dan terdapat praktik correspondence di dalam kegiatan mengoleksi rilisan musik fisik yang memberikan pengalaman mendengarkan musik yang berbeda bagi para kolektornya.

This study discusses the activities of collecting physical music releases carried out by the collectors, in the digital era nowadays. Physical music releases as a collection object are a medium for channeling their hobbies by the collectors. Advanced technology then influenced the way to collect and to listen the music in the digital age. This study seeks to answer the research question, Why the activity of collecting and listening to physical music releases still a preference in today's digital era? How is the correspondence process that occurs between collectors of physical music releases and their collections in the experience of collecting and listening to physical music releases? This study uses a correspondence framework formed through collecting activities, which involve an aesthetic process to produce an experience for the collectors. This study concludes that physical music releases still have collectible value in the digital era and there are correspondence practices in collecting physical music releases that provide a different music listening experience for the collectors."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidia Prima
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami sneaker culture, sebuah budaya di mana sneakers (sepatu) semakin populer sebagai tanda perekat komunitas yang berbasis konsumsi. Sneakers adalah ikon budaya yang kuat dan bermakna bagi identitas penggunanya, khususnya melalui tindakan koleksi dan konsumsi. Lebih lanjut, penelitian ini mencoba melihat bagaimana proses pemaknaan berperan dalam tindakan mengoleksi para sneakerheads (kolektor). Penelitian ini menggunakan kerangka tindakan konsumsi untuk memahami makna dan realitas sneakerheads yang tergabung dalam Komunitas Indonesia Sneaker Team (IST). Melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap media sosial IST dan anggotanya, penelitian ini mengungkap peran makna dalam tindakan konsumsi. Penelitian ini menemukan bahwa konsep mental anggota IST bermain sebagai bentuk apropriasi, yang merupakan salah satu elemen pada tindakan konsumsi.

This research aims to understand sneaker culture or the context in which sneakers have become increasingly popularised as a sign of community building through consumption practice. For the researcher, sneakers are strong cultural icons and are meant for the identity of their users, specifically through the act of collecting and consuming. Furthermore, this research tries to see how the process of meaning-making plays a role in sneakerheads’ collecting acts. This research uses the framework of consumption practice to understand the meaning and the reality of sneakerheads who are members of the Indonesian Sneaker Team community (IST). Through in-depth interviews and observations of IST members’ social media, this research unpacks the use of meaning in consumption practice. This research found that the mental concept of IST members is useful as a form of appropriation, which is one of the elements of consumption practice."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betharia Nurhadist
"ABSTRAK
Kolaborasi musik yang dilakukan bersama pengungsi Oromo asal Etiopia menjadi sebuah upaya bantuan kemanusiaan non-programatik di luar sistem intervensi humanitarian yang programatik. Upaya bantuan kemanusiaan dapat dilakukan melalui berbagai aspek atau bidang salah satunya melalui pendidikan. Institusi pendidikan seperti kampus memiliki peluang untuk memberikan pengalaman baru dan perubahan bagi individu di dalamnya. Penelitian ini secara khusus memerhatikan terciptanya arena interaksi sosial eksperimental di dalam institusi pendidikan. Berkat adanya kolaborasi musik yang berawal dari lingkungan kampus, ditemukan bahwa di dalam sebuah institusi pendidikan yang formal, programatik, serta hierarkis, dapat terbentuk sebuah arena interaksi sosial eksperimental. Arena interaksi sosial tersebut berupa sebuah grup musik bernama Poliritmik yang terdiri dari: pengungsi Oromo, mahasiswa, staf pengajar, alumni, dan musisi profesional Indonesia. Proses kreatif yang terjadi dalam Poliritmik, mulai dari proses rekaman sampai dengan tampil di atas panggung menjadi rangkaian peristiwa yang membentuk pengalaman baru dan transformatif, serta membuka peluang aktivitas baru bagi setiap individu yang terlibat. Kolaborasi berasaskan demokrasi, spontanitas, dan improvisasi ini merupakan sebuah proses dari kehidupan sosial. Penelitian yang berbasis kolaborasi musik ini menggunakan metode observasi partisipan dan wawancara mendalam yang merefleksikan bahwa praktik antropologi dapat berperan dalam kehidupan sosial dan sebagai sebuah disiplin dalam institusi akademik.

ABSTRACT
A music collaboration with Oromo refugees from Ethiopia became a non-programmatic humanitarian practice outside the programmatic humanitarian intervention system. Humanitarian aid can be done through various aspects or fields, education is one of them. Campus as an educational institution presumably provide new experiences and transformation for the individuals involved. This research specifically looks at the creation of an experimental social interaction arena in academic institution. Due to the campus-based music collaboration, it was found that in a formal, programmatic, and hierarchical academic institution, an arena of experimental social interaction can be formed. This arena of experimental social interaction called Poliritmik is a musical group that consists of refugees, students, lecturers, alumni, and Indonesian professional musicians. As an arena of experimental social interaction, Poliritmik can negotiate the categories of identity and self-representation of individuals involved. Poliritmiks creative process that starts from the recording sessions to performing on stage becomes a series of events that forms a new and transformative experience and creates other opportunities for individuals involved. A collaboration based on democracy, spontaneity, and improvisation is a process of social life. This music collaborationbased research use participant observation and interviews as methods that reflects the practice of anthropology in social life also as a discipline in academic institutions."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leiden: Universiteit Leiden, 2002
306.470 TRE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Patterson, Jerry E.
New York: Crown Publishers, 1974
745.107.5 PAT c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abednego Kurniawan Sigit
"Transformasi struktural utama di industri musik telah didokumentasikan secara luas sejak kehadiranteknologi digital yang telah menciptakan berbagai platform pemasaran untuk industri musik. Transisi ke musikdigital dan online tidak lain hanyalah perubahan menyeluruh dalam lingkungan media dan landasanfundamental bagi restrukturisasi seluruh industri. Dalam jangka waktu singkat, perubahan signifikan telahterjadi ketika mereka memindahkan konsumen untuk mengadopsi model bisnis streaming dan berlangganan.Format-format yang berubah ini juga membawa pada dominasi radio dan televisi. Oleh karena itu, alternatifyang lebih murah untuk katalog musik seperti media online dan seluler lebih baik. Eksposisi ini menempatkanindustri musik independen untuk mempertimbangkan isu-isu kunci dalam konteks transformasi cepat ini.

The transition to digital and online is nothing but a complete change in the media environment and afundamental foundation for the restructure of the whole entertainment industry. In a short timeframe, significantchanges in music industry have happened as they move consumers to adopt streaming and subscription businessmodels. These changing formats have been brought against the dominance of physical music storage. Asopposed to radio and television, music catalogue such as online and mobile media are much preferable,particularly on independent music. This exposition situates any independent music party to consider key issuesin the context of this rapid transformation. Within this shift, many factors play a role to affect music industry,artists, and consumers. This research will further findings by implementing content analysis from severalprevious researches."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Giantra Rizky Barata
"Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memunculkan media internet yang mengubah dunia. Media digital ini telah mengubah sebagian besar sistem dalam perindustrian, termasuk industri musik. Fitur dan teknologi yang dimiliki media baru ini memberikan kemudahan bagi masyarakat, tetapi juga menjadi ancaman bagi industri beserta pelaku di dalamnya. Tidak hanya di negara-negara asing, kemudahan yang didapatkan oleh masyarakat juga membuat pengunduhan ilegal menjadi fenomena yang marak di Indonesia. Namun saat ini perkembangan teknologi sekali lagi telah menciptakan sebuah sistem baru untuk masyarakat dapat menikmati produk musik secara legal dalam bentuk layanan streaming musik berlangganan. Walaupun sebagian masyarakat menganggap sistem yang masih baru ini masih memiliki banyak kekurangan, legalitas dan keefisienan biaya menjadi aspek-aspek penting yang membuat layanan ini dianggap dapat menjadi solusi bagi pembajakan musik digital.

The advancement of Information and Communication Technology (ICT) has emerged the internet media which changed the world. This digital media has changed most of the industrial system, including the music industry. The features and technology owned by this new media provides convenience for the community, but also doubles as a threat for the industry as well as actors inside. Not only in countries abroad, the convenience available for the people leads to illegal downloading has become a massive phenomenon in Indonesia. But once again the technological advancement now has created a new system for the people, to be able to enjoy music legally in the form of subscription-based music streaming service. Although some people think this new system still has its inadequacy, legality and cost efficiency has become important aspects which makes the service considered to be the solution for digital music piracy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kholifia Nabila
"Halusinasi merupakan salah satu dari tanda dan gejala dari skizofrenia. Halusinasi masih menjadi gangguan mental yang berbahaya. Studi kasus ini bertujuan untuk mengurangi tanda dan gejala pada pasien dengan halusinasi dengan menerapkan aktivitas terjadwal: mendengarkan musik suara alam dan yoga pranayama. Sebuah studi case report dilakukan menggunakan instrumen AVHRS-Q dan instrumen tanda gejala serta kemampuan halusinasi residen FIK UI 2018. Intervensi keperawatan yang diberikan yaitu sesuai dengan standar asuhan keperawatan dan aktivitas terjadwal: mendengarkan musik suara alam dan yoga pranayama. Hasil dari pemberian intervensi keperawatan didapatkan adanya penurunan tanda dan gejala pada Ny. N yang ditandai dengan penurunan skor tanda dan gejala halusinasi pendengaran dari 10 menjadi 3, penurunan skor tanda gejala halusinasi dari 27 menjadi 2, dan peningkatan skor kemampuan halusinasi dari 6 menjadi 11. Studi ini menunjukkan bahwa adanya manfaat dan efektivitas dalam penerapan aktivitas mendengarkan musik dan yoga pranayama terhadap penurunan tanda dan gejala pada pasien dengan halusinasi. Studi kasus ini merekomendasikan agar perawat keperawatan jiwa mampu menerapkan aktivitas terjadwal: mendengarkan musik suara alam dan yoga pranayama sehingga, dapat mengurangi tanda dan gejala halusinasi. Studi kasus lebih lanjut yang menghubungkan faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi penurunan tanda dan gejala halusinasi serta menerapkan metode yoga lainnya seperti asanas atau postur.

Hallucinations are one of the signs and symptoms of schizophrenia. Hallucinations are still a dangerous mental disorder. This study aims to reduce signs and symptoms in patients with hallucinations by implementing scheduled activities: listening to nature sounds and yoga pranayama. A case report study was conducted using the AVHRS-Q instrument and the instrument for signs and symptoms and hallucination abilities of FIK UI 2018 residents. The nursing interventions provided were in accordance with nursing care standards and scheduled activities: listening to music, natural sounds and yoga pranayama. The results of providing nursing interventions showed a decrease in signs and symptoms in Ny. N which was characterized by a decrease in the score of signs and symptoms of auditory hallucinations from 10 to 3, a decrease in the score of signs and symptoms of hallucinations from 27 to 2, and an increase in the score of hallucinatory ability from 6 to 11. This study shows that there are benefits and effectiveness in implementing music listening activities and yoga pranayama on the reduction of signs and symptoms in patients with hallucinations. This study recommends that psychiatric nurses be able to implement scheduled activities: listening to music, natural sounds and yoga pranayama so that they can reduce the signs and symptoms of hallucinations. Further research linking internal and external factors that can affect the reduction of signs and symptoms of hallucinations as well as applying other yoga methods such as asanas or postures."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Omar Khalifa
"Penelitian ini meneliti tentang efek mendengarkan musik terhadap performa kognitif yang menuntut atensi. Sebanyak 69 partisipan (19 laki-laki dan 50 perempuan, dengan umur berkisar 18-34 tahun, dan latar belakang pendidikan sedang atau telah menyelesaikan program sarjana) dibagi ke dalam dua kelompok eksperimen (KE). Kedua kelompok eksperimen sama-sama diminta mengerjakan tugas kognitif yang menuntut atensi sambil mendengarkan musik. Data diambil secara individual dengan setiap partisipan KE 1 mendengar musik yang pernah mereka dengar sebelumnya. KE 1 kemudian dibandingkan dengan KE 2 yang mendengar musik yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Hasilnya, analisis t-test menunjukkan adanya perbedaan performa yang signifikan (p < 0,05) antara kedua kelompok. Dengan KE 1 memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi daripada KE 2.

This research studies the effect of music listening on cognitive performance that requires attention. By using an experimental design, 69 participants (19 male and 50 female, with age ranged between 18-34 years old) were assigned into two experiment groups (EG). Both EG were assigned to perform a cognitive task that requires attention while listening to a piece of music. The data was taken individually with each participant in EG 1 listened to a piece of music that he/she had heard before. As a comparison, EG 2 listened to a piece of music that he/she had never heard before. The performance of the two groups was compared by using a t-test analysis. The result shows a significant difference (p < 0.05) between the two groups with EG 1 having a higher mean then EG 2."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>