Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36144 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salmahira Lazuardi
"Skripsi ini menelaah tentang aspek ruang peripersonal sebagai dasar dari pengalaman berjalan lansia. Ruang peripersonal diartikan sebagai ruang yang berada dalam jangkauan langsung tubuh. Proses penuaan pada lansia ditandai dengan terjadinya beberapa kemunduran fungsi anggota tubuh dalam kegiatan sehari-hari. Praktik berjalan pada keseharian lansia menjadi aktivitas cukup kompleks dikarenakan kemampuan berjalan yang tidak lagi sama seperti usia lainnya. Lansia memiliki cara khusus dalam menempati ruang berdasarkan medan utama yang terbentuk dalam mencapai target gerakan tubuh yang melibatkan pengaturan body contact, body balance, dan body center. Studi dalam skripsi ini melakukan observasi berbasis media film untuk memahami ruang peripersonal pada pengalaman berjalan lansia. Pengalaman berjalan lansia dibentuk oleh interaksi body contact, body balance dan body center sebagai bagian dari ruang peripersonal lansia ketika berjalan. Berdasarkan interaksi tersebut, skripsi ini mengidentifikasi aspek ruang peripersonal yang hadir ketika berjalan, yang terdiri dari visibilitas dan perbedaan ketinggian lantai (visibility and differences), dimensi dan batas sekeliling ruang (dimension & enclosure), elemen statis dan non-statis yang hadir di sekitar ruang, serta ritme berjalan. Keseluruhan aspek peripersonal tersebut hadir terkait dengan konteks dan membentuk pengalaman berjalan lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari.

This thesis examines the aspects of peripersonal space as the basis of the elderly walking experiences. Peripersonal space is a space that is located within the body reach. The ageing process in the elderly is characterized by the occurrence of several setbacks of limbs functions in daily activities. The practice of walking as an elderly person on a daily basis becomes a fairly complex activity because the ability to walk is no longer the same as other age brackets. For the elderly who are still active and able to walk, the peripersonal space in the surrounding environment becomes the foundation for them in completing all of their activities in occupying space. The elderly has a particular way of moving and occupying space based on the main field of body movement that is formed in accordance with the organisation of bodily contact, body balance, and body center. The study in this thesis utilizes film as a media to explore peripersonal space as the basis of elderly walking experience. The study found that the elderly walking experience is shaped by the interaction between bodily contact, body balance, and body center along the peripersonal space. The study identifies peripersonal spatial aspects that emerge within the observation, which consist of visibility and differences of height in ground level, the dimension and enclosure of the surrounding area, the static and non-static elements that exist around the space, and the rhythm of walking. Altogether, these peripersonal aspects exists along the context and shape the dynamic of walking experience in the daily life of the elderly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Mas Daffa Dinan Islam Handayaningrat
"Skripsi ini membahas mengenai hubungan arsitektur dalam film, khususnya dalam
bagaimana ruang tergambarkan. Ruang yang di sini digambarkan sebagai simbol.
Arsitektur yang digunakan sebagai latar film tersebut menjadi simbol dari makna
yang ingin disampaikan. Begitu juga dengan teknik pengambilan gambarnya yang
dapat menyimbolkan suatu narasi tertentu pula Penelitian tentang hubungan
arsitektur dalam film lebih tergambarkan oleh studi kasus serial TV Avatar: The
Last Airbender.

This thesis discusses the relations of architecture in film, especially in how space
is depicted. The space here is depicted as a symbol. The architecture used as the
background of the film becomes a symbol of the meaning to be conveyed.
Likewise with the camera technique which can symbolize a certain narrative as
well. Research on architectural relationships in films is more illustrated by the
case study of the TV series Avatar: The Last Airbender.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiya Ramadhani Sanda
"Pelaksanaan pembangunan yang didasarkan pada konsep pembangunan berkelanjutan merupakan salah satu agenda dari Pemerintah Indonesia. Salah satu perencanaan yang memiliki urgensi tinggi khususnya sebagai salah satu pedoman untuk pelaksanaan kegiatan berusaha ialah dokumen perencanaan tata ruang. Pemerintah menyusun salah satu rencana tata ruang yang digunakan dalam rangka percepatan investasi di Indonesia yaitu Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dengan skala detail 1:5000. Pemerintah memberikan kemudahan pengecualian penyusunan izin lingkungan bagi RDTR yang telah memiliki KLHS. Namun saat ini pada pelaksanaannya masih menyita waktu dan biaya yang lama. Untuk itu, penyederhanaan dilakukan dengan melakukan pengintegrasian RDTR dengan KLHS yang bertujuan untuk memberikan kemudahan berusaha. Dalam rangka melakukan analisis kebijakan terkait upaya pengintegrasian dilakukan penelitian dengan pendekatan post-positivist dengan jenis penelitian deskriptif dan teknik pengumpulan data primer melalui wawancara mendalam serta data sekunder melalui buku atau publikasi daring. Penelitian ini menggunakan teori analisis kebijakan retrospektif dan prospektif yang dikemukakan oleh William Dunn (2017). Hasil penelitian menunjukan bahwa secara retrospektif kebijakan RDTR dan KLHS masih memiliki beberapa hambatan dalam implementasinya khususnya berkaitan dengan sumber daya manusia, data, dan aspek politik pada kedua kebijakan. Melihat pada dimensi prospektif, kebijakan yang dapat menjawab permasalahan tersebut ialah melalui kebijakan pengintegrasian dokumen RDTR dan KLHS untuk menyederhanakan tanpa mengurangi muatan kedua dokumen.

The implementation of development based on the concept of sustainable development is one of the agendas of Indonesia's Government. One of the plans that have high urgency, especially as a guideline for implementing business activities, is a spatial planning document. The government compiles one of the spatial plans used to accelerate investment in Indonesia, namely the Detailed Spatial Plan (RDTR), with a detailed scale of 1: 5000. The government makes it easy for exemptions to prepare environmental permits for RDTRs that already have KLHS. However, currently, the implementation is still time-consuming and costly. For this reason, simplification is carried out by integrating RDTR with KLHS, which aims to provide ease of doing business. In the context of conducting policy analysis related to integration efforts, research was carried out with a post-positivist approach with descriptive research types and primary data collection techniques through in-depth interviews and secondary data through books or online publications. This research uses retrospective and prospective policy analysis theory proposed by William Dunn (2017). The research results show that retrospectively the RDTR and KLHS policies still have several obstacles in their implementation, especially those related to human resources, data, and political aspects of both policies. Looking at the prospective dimension, an approach that can answer this problem is through the integrated policy of RDTR and KLHS documents to simplify without reducing the two documents' content."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradillah Ekaputri Agusman
"Bagi sebagian manusia yang sedang mengalami ruang sempit, elemen-elemen ruang berpotensi memberikan efek pada otak untuk dipersepsikan sebagai ancaman yang mengarah pada perasaan terperangkap. Perasaan terperangkap berpotensi menciptakan respons biologis seperti panik, berkeringat, jantung berdebar lebih cepat, hingga menuju pada tindakan "fight, flight, or freeze". Manusia berinteraksi dengan ruang sekitar dan mendeteksi ancaman-ancaman yang berada di sekitar tubuhnya melalui ruang peripersonal. Menentukan respons yang sesuai dengan ancaman dapat dibantu oleh interposition. Interposition berperan sebagai mekanisme dalam melihat jarak ancaman pada ruang peripersonal. Sebagai studi kasus penulis mengambil dua subjek yang memiliki karakteristik kecenderungan takut akan ruang sempit untuk mengalami sebuah lorong di pasar modern yang memiliki kualitas sempit. Pada akhir skripsi ini, disimpulkan bahwa melalui interposition, manusia melihat ancamannya terlebih dahulu, kemudian mencari celah, sebelum akhirnya memperkecil atau memperbesar ruang peripersonalnya untuk merespons posisi dan jarak jauh-dekatnya potensi ancaman dengan tubuh.

For some humans who are experiencing a narrow space, spatial elements potentially have an effect on the brain to be perceived as threats that leads to the feeling of being trapped. Feelings of being trapped may create biological responses such as panic, sweating, faster heart-rate, whilst all leading to "fight, flight, or freeze" actions. Humans interact with the surrounding space and detect threats around their bodies through the peripersonal space (PPS). Determining an appropriate response to a threat can be aided by interposition. Interposition acts as a mechanism for seeing the distance of threats in the peripersonal space. As a case study, the author takes two subjects who share the characteristics of having fear of narrow spaces to experience an aisle in a modern market that has a narrow spatial quality. At the end of this essay, it concludes that through interposition, humans see the threat first, then they try to look for gaps, before finally shrinking or enlarging their peripersonal space to respond to the position and distance of potential threats from their body."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryantiningrum
"Pembahasan yang ada di tulisan ini adalah bagaimana kesadaran ruang yang dialami manusia pada saat menyaksikan film dapat dialami di dunia nyata, seperti kota. Film merupakan meta-relasi dari realita, sehingga dianggap sebagai salah satu seni yang paling diminati manusia. Film memiliki narasi yang dikemas dengan aspek-aspek sinematik sehingga menghadirkan ruang sinematik, dan ruang inilah yang menciptakan kesadaran ruang manusia terhadap film. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek sinematik apa saja yang mampu menciptakan suatu kesadaran ruang yang tinggi bagi manusianya, dan apakah aspek-aspek tersebut terdapat di ruang kota. Dengan studi kasus kota Bali, disimpulkan bahwa beberapa aspek sinematik seperti narrative qualities, spectator qualities, optical qualities, dan sonic qualities dapat ditemukan di ruang kota. Dengan menyaksikan kota selayaknya menyaksikan film, manusia dapat menemukan suatu kesadaran ruang yang lebih tinggi terhadap ruang kota.

This paper discusses about how some spatial awareness that is experienced while watching a movie could be applied in a real world, like cities. Movie is a meta relation of reality and is considered one of the most popular form of art. Movie consists of narration that is packed with cinematic aspects to form a cinematic space which creates spatial awareness to its audiences. This papers objective is to understand what kind of cinematic aspects that is capable to create such heightened lsquo spatial awareness to its audience, and to find out whether those aspects could be found in cities. With Bali as the case study, it can be concluded that cinematic aspects such as narrative qualities, spectator qualities, optical qualities, and sonic qualities could be found in cities. By watching cities as if we were watching movies, we shall too find a heightened spatial awareness of the city.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robert Edison
"Pangandaran dan Cilacap merupakan dua daerah yang berada di dekat dengan pertemuan lempeng Indo-Australia dengan Eurasia, hal ini menyebabkan kedua daerah tersebut rentan terhadap aktivitas seismik. Selain itu, lokasi sesar Citanduy yang berada di timur laut dari Cilacap juga mengakibatkan aktivitas kegempaan lokal yang dapat terasa sampai ke Pangandaran. Informasi mengenai kelas tanah diperlukan sebagai salah satu cara untuk memahami respon tanah pada saat dilewati oleh gelombang gempabumi. Salah satu cara untung mengklasifikasikan kelas tanah adalah dengan Vs30. Pada penelitian ini, dilakukan perekaman mikrotremor untuk menentukan periode dominan dan MASW, data elevasi dan slope berdasarkan citra satelit, dan peta Vs30 USGS untuk menentukan Vs30. Penelitian dilakukan dengan membuat mikrozonasi periode dominan di Pangandaran dan Cilacap sebagai pembanding dengan menggunakan Klasifikasi Zhao. Selain itu, dilakukan korelasi antar parameter, yaitu periode dominan, elevasi, dan slope. Berdasarkan hasil analisis, diketahui korelasi yang paling akurat di Pangandaran dan Cilacap adalah korelasi
periode dominan, elevasi, dan slope. Dimana, di Pangandaran kelas tanahnya terbagi menjadi tiga, yaitu batuan (SB), tanah keras (SC), dan tanah sedang (SD). Di Pangandaran, slope memiliki peranan terhadap kelas tanahnya, dimana semakin tinggi slopenya, semakin tinggi juga nilai Vs30 beserta kelas tanahnya. Sementara, di Cilacap slope tidak memiliki pengaruh terhadap nilai Vs30 beserta kelas tanahnya, dikarenakan Cilacap secara topografi merupakan dataran. Berdasarkan dari hasil analisis, diketahui elevasi tidak memiliki pengaruh terhadap nilai Vs30 dan kelas tanahnya.

Pangandaran and Cilacap are two areas that are close to the meeting of the Indo Australian plate with Eurasia, this causes both areas to be vulnerable to seismic activity.
In addition, the location of the Citanduy fault which is in the northeast of Cilacap also
causes local seismic activity that can be felt as far as Pangandaran. Information on soil
class is needed to understand the response of the soil when it is passed by an earthquake
wave. One advantageous way of classifying soil classes is with Vs30. In this study,
microtremor measurements were carried out to determine the dominant period and
MASW, elevation and slope data based on satellite imagery, and the Vs30 USGS map to
determine Vs30. The research was conducted by microzoning the dominant period in
Pangandaran and Cilacap as a comparison using the Zhao Classification. In addition,
correlations between parameters are carried out, namely the dominant period, elevation,
and slope. Based on the results of the analysis, it is known that the most accurate
correlation in Pangandaran and Cilacap is the correlation of the dominant period,
elevation, and slope. Where, in Pangandaran the soil class is divided into three, namely
rock (SB), hard soil (SC), and medium soil (SD). In Pangandaran, the slope has a role in
the soil class, where the higher the slope, the higher the Vs30 value and the soil class.
Meanwhile, in Cilacap the slope has no effect on the value of Vs30 and the soil class,
because Cilacap is topographically a plain. Based on the results of the analysis, it is known
that elevation has no effect on the value of Vs30 and the soil class
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Syifa Tazkia
"Penulisan ini bertujuan untuk memahami proses adaptasi ruang yang dilakukan pada sebuah hunian dengan mengamati jejak fisik yang ditinggalkan. Skripsi ini diawali dengan kajian literatur mengenai adaptasi ruang dan juga jejak sebagai komunikasi non-verbal. Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yakni melalui penelusuran jejak fisik dan wawancara. Dalam upaya memahami proses adaptasi ruang pada hunian, dilakukan pendekatan terhadap konsep adaptive traces yang menjadi manifestasi kegiatan manusia di dalam ruang. Strategi adaptasi ruang yang dapat dilakukan oleh pengguna dibagi menjadi tiga jenis, yaitu adaptasi by reaction, by adjustment dan juga by withdrawal. Dalam proses ini, baik pengguna dan ruang memiliki perannya masing – masing. Pengguna dapat melakukan tiga tindakan yang disederhanakan kedalam tiga golongan: Penambahan; Eliminasi; dan Perpindahan. Di sisi lain, ruang dipisahkan menjadi 6 lapisan yang dapat berubah pada rentang waktu tertentu. Pada penulisan ini, lapisan yang dibahas adalah Stuff dimana perubahan dapat dilakukan sehari – hari. Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, ditemukan bahwa dalam sebuah satu pengaturan fisik ruang, dapat terjadi beberapa jenis adaptasi. Faktor yang mendorong adanya proses adaptasi pun beragam, mulai dari kebiasaan penghuni, kebutuhan akan privasi, hingga faktor medis

This essay aims to comprehend the spatial adaptation process by observing physical traces left behind. This study begins with a literature review on spatial adaptation and physical traces as nonverbal communication. The data was collected using two methods: observing physical traces and interviews. An approach is taken to the notion of adaptive traces, which are the product of human adaptation in a physical setting, to understand the adaptation process. There are three types of spatial adaptation strategies: adaptation by reaction; adaptation by adjustment; and adaptation by withdrawal. In the process of spatial adaptation, both users and space have their own role. Inhabitants can do three basic acts when adapting: addition; elimination; and displacement. Space, on the other hand, is divided into six layers that may change throughout time. The layer discussed in this essay is ‘Stuff’ in which changes may be made on a daily basis. Based on the discussion, it has been discovered that various forms of adaptation can occur in a single physical setting. The variables that drive the adaptation process differ as well, ranging from inhabitants' routines to the desire for privacy to medical considerations.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Amelia
"Kecepatan adalah sebuah dimensi yang tercipta antara jarak yang ditempuh suatu benda serta lamanya waktu yang dibutuhkan dari titik awal menuju ke titik akhir Proyek ini melibatkan bagaimana sistem kerja kecepatan dan bagaimana hal ini mempengaruhi site serta gerak tubuh manusia Aktivitas dalam ruang transit dibagi dalam kecepatan setiap aktivitas yang terjadi di dalamnya Pembagian tersebut dikelompokkan berdasarkan waktu t dan seberapa jauh aktivitas itu dilakukan r Titik stop adalah jawaban dari sistem kerja kecepatan terjadi di site Hal ini menandai bagian bagian ruang dimana aktivitas harus dipercepat atau dibekukan Pada titik stop pergerakan melambat hingga berhenti membentuk sebuah interioritas sendiri Eksplorasi fleksibilitas ruang yang dituangkan dalam bentuk nyata berupa permukaan interaktif Adanya reaksi mutual antara tubuh dan ruang melalui permukaan interaktif menjadi interioritas baru yang akan terjadi di masa depan.

This project is about experiment of velocity v and how it works on the site and human's body movement Velocity is a dimention between range time and vector or direction Activities of this transit space group according to time t that body used and how far they went through Stop point is the answer of the experiment It marking the place where velocity have to be freeze At the stop point there are spots where the movement slowing down until it stop Playing with the flexibility of space and interactive surface is the answer of how body can be move fast or slow The space and body have real time mutual reaction that will be the new interiority of the space in the future.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puteri Abiyyah Oktimilenia
"Ruang gerak manusia di rumah tinggal terbentuk dari aktivitas sehari-harinya. Ruang gerak dipahami sebagai gerak di dalam ruang yang membentuk batasan akibat dari perpindahan dari tubuh manusia. Secara alami, manusia berinteraksi dengan objek-objek di dalam rumah tinggalnya dan membentuk ruang gerak dari interaksi tersebut. Perkembangan teknologi di dunia meningkatkan kinerja objek-objek/perangkat di dalam rumah tinggal menjadi semakin canggih, salah satunya melalui rumah pintar atau smart home. Adanya intervensi teknologi pada perangkat-perangkat rumah tinggal akan mempengaruhi cara interaksi penghuni dengan objeknya dan, secara tidak langsung juga mempengaruhi rangkaian aktivitas responden, di mana adanya pergeseran pengontrolan terhadap perangkat-perangkat yang digunakannya. Skripsi ini mencoba mencari hubungan dari perintah suara terhadap ruang gerak manusia di rumah pintar dan ruang gerak yang hadir di rumah pintar.

The space for human movement at home is created by their daily activities—range of motion as a movement in space created from the displacement of the human body. Naturally, humans interact with objects in their homes and form the space for that interaction. Technological developments in the world improve the performance of devices in residential homes, becoming increasingly sophisticated, one of which is through a smart home. The technological intervention in residential will affect how residents interact with their devices and, indirectly, the series of respondent activities, where there is a shift in control of the devices they use. This thesis analyzes the relationship between voice commands and human space in a smart home and how space is created in a smart home."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andin Puspitasari
"Pengalaman ruang merupakan salah satu aspek di dalam ritel yang dapat menciptakan consuming experience. Konsumen bukan lagi hanya mengkonsumsi suatu komoditi, tetapi juga mencari pengalaman multi-sensori. Fenomena cross-shopping kemudian membuat adanya multifungsi ruang pada ritel marak ditemukan. Skripsi ini akan mengkaji lebih lanjut bagaimana consuming experience dapat hadir melalui variabel stimuli ruang dan menghasilkan pengalaman baru kepada konsumen. Melalui kajian teori terkait dan studi kasus terhadap dua jenis ritel berbeda, ditemukan bahwa pengolahan variabel stimuli ruang yang berbeda, baik dengan penambahan fungsi atau tidak, tetap dapat menghadirkan consuming experience dan mempengaruhi perilaku dengan cara tersendiri.

Space experience is one of aspect in retail space that can create consuming experience. Consumers are no longer come to only consume the products, but also look for the multisensory experience. The cross-shopping phenomenon makes the multifunctional retail space has been considerably found. This thesis is aimed to know how the consuming experience can emerge among environmental stimuli variables and create a new experience to consumers. Through relevant theories and case studies regarding to two types of retail, the researcher found that with different way of stimuli variables development, whether it is multifunction or not, these retail still can create the consuming experience and influence behavior by their own.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>