Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182782 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andy Ishak
"Luka bakar didefinisikan sebagai kerusakan jaringan yang terjadi akibat aksi panas baik secara langsung maupun tidak langsung. Meskipun telah banyak kemajuan yang dibuat dalam terapi luka bakar, namun penyembuhan luka yang lambat masih menjadi tantangan dalam perawatan luka bakar. Akupunktur manual dapat mempercepat penyembuhan luka bakar melalui efek anti-inflamasi, meningkatkan re-epitelisasi dan angiogenesis. Sedangkan laser akupunktur merupakan terapi yang menggunakan laser enersi rendah untuk merangsang titik akupunktur. Penelitian ini menilai pengaruh akupunktur manual dan laser akupunktur terhadap kecepatan penyembuhan luka bakar yang diamati secara makroskopik dan mikroskopik. Tiga puluh enam tikus Wistar jantan dibagi secara acak kedalam kelompok kontrol (n=12), kelompok akupunktur manual (n=12), dan kelompok laser akupunktur (n=12). Setelah dilakukan induksi luka bakar, pengukuran luka dan perlakuan diberikan setiap dua hari sekali selama 14 hari. Separuh jumlah dari setiap kelompok diterminasi pada hari ke-7 dan separuh sisanya diterminasi pada hari ke-14 untuk dilakukan pengamatan mikroskopik. Pada pengukuran penutupan luas luka hari ke-14, didapatkan perbedaan bermakna (p=0,009) antara kelompok akupunktur manual (66,96 ± 9,17) dibandingkan kelompok kontrol (49,93 ± 9,15), dan perbedaan yang bermakna (p=0,009) antara kelompok laser akupunktur (72,48 ± 14,62) dibandingkan kelompok kontrol. Namun tidak didapatkan perbedaan bermakna (p=0,451) antara kelompok akupunktur manual dan laser akupunktur. Pada penilaian skoring mikroskopik hari ke-14 didapatkan perbedaan yang bermakna (p<0,001) antara kelompok akupunktur manual (16,17 ± 1,17) dibandingkan kelompok kontrol (10,33 ± 1,21), dan perbedaan yang bermakna (p=0,004) antara kelompok laser akupunktur (17,83 ± 1,47) dibandingkan kelompok kontrol. Namun tidak didapatkan perbedaan bermakna (p=0,058) antara kelompok akupunktur manual dan laser akupunktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik terapi akupunktur manual ataupun laser akupunktur dapat digunakan sebagai terapi tambahan untuk mempercepat penyembuhan luka bakar.

Burns are defined as tissue damage that occurs as a result of the direct or indirect action of heat. Although many advanced treatments have been made in burn therapy, slow wound healing remains a challenge in burn treatment. Acupuncture can accelerate burn healing through its anti-inflammatory effect, increasing re-epithelialization and angiogenesis. While laser acupuncture is a therapy that uses low energy lasers to stimulate acupuncture points. This study assessed the effect of manual acupuncture and laser acupuncture on the speed of wound healing which were observed macroscopically and microscopically. Thirty-six male Wistar rats were randomly divided into control group (n=12), acupuncture group (n=12), and laser acupuncture group (n=12). After burn induction, wound measurements and treatments were given every two days for 14 days. Half of the numbers from each group were terminated on the 7th day and the remaining half were terminated on the 14th day for microscopic observation. On the 14th day of measurement of wound closure, there was a significant difference (p=0.009) between the acupuncture group (66.96 ± 9.17) compared to the control group (49.93 ± 9.15), and a significant difference (p =0.009) between laser acupuncture group (72.48 ± 14.62) compared to control group. However, there was no significant difference (p=0.451) between acupuncture and laser acupuncture groups. On the 14th day of microscopic scoring, there was a significant difference (p<0.001) between the acupuncture group (16.17 ± 1.17) compared to the control group (10.33 ± 1.21), and a significant difference (p = 0.004) between the laser acupuncture group (17.83 ± 1.47) versus the control group. However, there was no significant difference (p=0.058) between acupuncture and laser acupuncture groups. The results showed that either acupuncture therapy or laser acupuncture could be used as an adjunct therapy to accelerate burn healing."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Taufik Hidayat
"Nyeri punggung bawah (NPB) adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bagian bawah. NPB merupakan masalah kesehatan utama di masyarakat modern. 70 - 85% populasi akan mengalami NPB pada masa kehidupan mereka. Beberapa penelitian, tinjauan sistematis dan metaanalisis menunjukkan bahwa akupunktur dapat menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri pada NPB. Banyak metode dan teknik rangsang yang digunakan dalam akupunktur, salah satunya adalah akupunktur pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Teknik akupunktur ini mempunyai kelebihan yaitu meminimalkan penggunaan jumlah jarum dan rasa tak nyaman akibat sensasi penjaruman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh akupunktur pergelangan tangan dan pergelangan kaki terhadap skor NAS (Numeric Analog Scale) pada pasien NPB. Desain penelitian yang digunakan adalah uji klinis acak tersamar tunggal dengan kontrol. Penelitian ini melibatkan 42 pasien NPB yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol (n=21) yang dilakukan akupunktur tubuh dan kelompok perlakuan (n=21 yang dilakukan akupunktur pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan skor NAS yang signifikan pada kedua kelompok setelah terapi ke-3 dan ke-6. Perubahan skor NAS setelah terapi ke-3 pada kelompok perlakuan tidak berbeda bermakna bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (p=0.319). Perubahan skor NAS setelah terapi ke-6 pada kelompok perlakuan berbeda bermakna bila dibandingkan dengan kelompok kontrol (p=0.041). Kesimpulan penelitian ini adalah akupunktur pergelangan tangan dan pergelangan kaki memiliki pengaruh terhadap skor NAS secara signifikan.

Low back pain (LBP) is pain felt in the lower back area. NPB is a major health problem in modern society. 70-85% of the population will experience low back pain during their lives. Some studies, systematic reviews and meta-analyzes have shown that acupuncture can eliminate or reduce pain in LBP. Many methods and stimulation techniques used in acupuncture, one of which is wrist and ankle acupuncture. This technique has the advantage of minimizing the use of the number of needles and discomfort due to the pricking sensation.
This study aimed to determine the effect of wrist and ankle acupuncture to the NAS scores (Numeric Analog Scale) in patients with low back pain. The study design used was a single-blind randomized clinical trial with control. The study involved 42 patients with low back pain who were divided into 2 groups: control group (n = 21) were carried out body acupuncture and treatment group (n = 2) were carried out wrist and ankle acupuncture.
The results showed a decline in the NAS scores significantly in both group after the 3rd and 6th therapy. Changes in the NAS score after 3rd therapy in the treatment group was not significantly different when compared with the control group (p = 0.319). Changes in the NAS score after 6th therapy in the treatment group was significantly different when compared with the control group (p = 0.041). Conclusion of this study is wrist and ankle acupuncture have an effect on the NAS scores significantly.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lenny Tandya
"Beberapa studi berpendapat akupunktur dapat meningkatkan kemampuan pemulihan pada atlet bola basket elite setelah latihan dengan menurunkan kadar laktat darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah akupunktur pada titik PC 6 Neiguan dan ST 36 Zusanli dapat menurunkan kadar laktat darah pada atlet bola basket elite setelah latihan. Metode penelitian menggunakan uji acak tersamar tunggal dengan kontrol. Penelitian ini dilakukan terhadap 36 atlet basket elite dan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok akupunktur dan kelompok kontrol yang masing-masing terdiri dari 18 orang. Pada kelompok akupunktur kadar laktat dari 3,94 ±1,11 mmol/l menjadi 5,24 ±1,22 mmol/l. Pada kelompok kontrol kadar laktat dari ±1,26 mmol/l menjadi 3,78 ±1,11 mmol/l. Kesimpulan akupunktur memiliki efek dalam menurunkan kadar laktat setelah latihan pada atlet bola basket elite.

Some studies suggest that acupuncture can enhance recovery ability in elite basketball athletes after exercise by decreasing blood lactate value. The purpose of this study is to determine whether acupuncture at PC 6 Neiguan Point and ST 36 Zusanli Point could decrease blood lactate value in elite basketball athletes after exercise.Study method used Randomized Controlled Trial. In this study, 36 elite basketball athletes were involved and divided into 2 groups which are acupuncture and control groups that consist 18 subjects each. In acupuncture group enhance blood lactate value decrement from 3,94 ±1,11 mmol/l to 5,24 ±1,22 mmol/l. In control group blood lactate value decrement from 3,59 ±1,26 mmol/l to 3,78 ±1,11 mmol/l. Conclusion in this research Acupuncture has effect to enhance blood lactate value decrement after exercise in elite basketball athletes."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Nurmawati
"Pendahuluan: Kerut nasolabialis merupakan salah satu tanda penuaan yang mudah dikenali pada bagian tengah wajah. Bagi sebagian orang, perubahan pada wajah dapat memberikan efek samping pada komunikasi, daya tarik dan kepercayaan diri. Tehnik non-invasif yang ada saat ini masih memberikan efek samping yang cukup serius. Akupunktur sudah digunakan secara luas untuk terapi kecantikan termasuk rejuvenasi wajah untuk peremajaan kulit serta dikenal efektif dan minimal efek samping dalam mengurangi kerutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan garis kerut nasolabialis setelah tindakan akupunktur untuk facial rejuvenation.
Metode: Penelitian ini disusun dengan desain quasi eksperimental atau disebut juga one group pretest-postest design yang melibatkan 25 orang partisipan. Seluruh pasien yang memenuhi kriteria akan menerima terapi yang sama berupa akupunktur manual sebanyak tiga kali seminggu selama dua minggu. Akupunktur dilakukan pada titik akupunktur ST36. Akupunktur pada wajah dilakukan menggunakan teknik penetrating needling yaitu dari tepi superior arcus zygomaticus melewati ST2 ke arah LI20, pada os zygomaticum melewati ST3 ke arah pertengahan kerut nasolabialis, pada tepi inferior arcus zygomaticum melewati SI18 ke arah ST4, ST7 ke arah ST4, serta di titik ashi pada kulit temporal kepala di sepanjang tepi batas rambut pada m.temporoparietalis. Luaran yang dinilai adalah perubahan panjang kerut nasolabialis dalam millimeter, perubahan wrinkle severity rating scale, serta perubahan global aesthetic improvement scale. Luaran akan dinilai pada saat sebelum terapi, setelah akhir terapi, follow-up dua minggu dan follow-up 4 minggu setelah akhir terapi.
Hasil: Panjang kerut nasolabialis berkurang setelah terapi dengan rerata perubahan sebesar 37,34%. Terdapat perbaikan satu tingkat pada skala wrinkle severity rating scale (WSRS) setelah terapi. Pada skala global aesthetic improvement scale (GAIS) terdapat perbaikan dua sampai tiga tingkat setelah terapi.
Kesimpulan: Garis kerut nasolabialis mengalami perbaikan setelah mendapatkan terapi akupunktur manual untuk facial rejuvenation.

Introduction:. Nasolabial fold are one of the most recognizable signs of aging in the midface. For some people, facial changes can have side effects on communication, attractiveness and self-confidence. The existing non-invasive techniques still have serious side effects. Acupuncture has been used widely for beauty therapy including facial rejuvenation for skin rejuvenation and is known to be effective and have minimal side effects in reducing wrinkles. The aim of this study was to determine the changes in nasolabial fold after manual acupuncture for facial rejuvenation.
Methods: This study is designed as a quasi experimental or also called as one group pretest-postest design involving 25 participants. Eligible patients will receive the same manual acupuncture therapy three times a week for two weeks. Manual acupuncture is performed at acupuncture point ST36. At face, acupuncture is performed using the penetrating needling technique, from the superior edge of the arcus zygomaticus through ST2 towards LI20, on the zygomaticum through ST3 towards the middle of the nasolabial fold, on the inferior edge of the arcus zygomaticum through SI18 towards ST4, ST7 towards ST4, and at ashi point on the scalp along the temporal hairline at the m.temporoparietalis.. The outcome are nasolabial length changes measured in millimeters, changes in wrinkle severity rating scale, and changes in global aesthetic improvement scale. The outcome will be evaluated at baseline, post therapy, two-week and four-weeks follow-up post therapy.
Results: The length of nasolabial fold decreased after therapy with a mean change of 37.34%. There was one level improvement on the wrinkle severity rating scale (WSRS) after therapy. On the global aesthetic improvement scale (GAIS) there is an improvement of two to three levels after therapy
Conclusion : Nasolabial fold improved after receiving manual acupuncture therapy for facial rejuvenation.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Freddy Julianto
"Fisik yang tidak aktif menempati peringkat keempat dalam daftar faktor risiko kematian. Bukti ilmiah semakin banyak mendukung bahwa dengan menjadikan latihan fisik sebagai bagian dari gaya hidup, dapat menurunkan risiko terjadinya berbagai penyakit. Namun, kelelahan otot dan nyeri otot juga banyak dirasakan oleh orang tidak terlatih yang baru memulai latihan. Penumpukan asam laktat di dalam otot sering dihubungkan dengan terjadinya kelelahan otot dan nyeri otot ini, yang akan memengaruhi kenyamanan melakukan latihan fisik. Saat ini, belum ada obat – obatan ataupun intervensi yang direkomendasikan secara resmi untuk menunda munculnya kelelahan otot atau nyeri otot. Penelitian ini menilai pengaruh akupunktur manual terhadap kenyamanan melakukan latihan fisik yang dievaluasi dengan menilai rerata kadar asam laktat, denyut nadi, tekanan darah sistolik dan diastolik, skala Borg untuk menilai tingkat kelelahan, serta Visual Analogue Scale (VAS) untuk menilai nyeri otot. Dua puluh enam pasien dibagi secara acak menjadi dua, kelompok akupunktur manual (n=13) dan akupunktur sham (n=13). Kedua kelompok menerima seri akupunktur yang sama, sebanyak 12 sesi dengan jarak 1 – 3 hari. Kedua kelompok juga melakukan latihan fisik yang sama, yaitu treadmill dengan intensitas sedang selama sepuluh menit, sebelum dan setelah seri terapi akupunktur. Penilaian rerata kadar asam laktat, denyut nadi, tekanan darah, skala Borg, dan VAS dilakukan dua kali, yaitu setelah latihan fisik sebelum memulai terapi pertama dan setelah latihan fisik setelah terapi terakhir. Hasil menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada rerata kadar asam laktat, denyut nadi, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, skala Borg, dan VAS pada kelompok akupunktur manual dibandingkan akupunktur sham. Rerata kadar asam laktat setelah terapi akupunktur 12 kali (p = 0,041). Rerata denyut nadi setelah terapi akupunktur 12 kali (p = 0,042). Rerata tekanan darah sistolik setelah terapi akupunktur 12 kali  (p = 0,024). Rerata tekanan darah diastolik setelah terapi akupunktur 12 kali (p = 0,035). Skala Borg setelah terapi akupunktur 12 kali (p = 0,043). VAS setelah terapi akupunktur 12 kali (p = 0,049). Penemuan ini menunjukkan bahwa terapi akupunktur manual memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kenyamanan melakukan latihan fisik.

Physical inactivity ranks fourth in the list of risk factors for death. Scientific evidence increasingly supports that by making physical exercise a part of lifestyle, it can reduce the risk of various diseases. However, muscle fatigue and muscle aches are also felt by many untrained people who are just starting training. The buildup of lactic acid in the muscles is often associated with the occurrence of muscle fatigue and muscle pain, which will affect the comfort of doing physical exercise. At present, there are no drugs or officially recommended interventions to delay the appearance of muscle fatigue or muscle aches. This study assessed the effect of manual acupuncture on the comfort of physical exercise which was evaluated by assessing the mean levels of lactic acid, pulse, systolic and diastolic blood pressure, the Borg scale to assess the level of fatigue, and the Visual Analogue Scale (VAS) to assess muscle pain. Twenty-six patients were randomly divided into two groups, manual acupuncture (n = 13) and sham acupuncture (n = 13). Both groups received the same series of acupuncture, with 12 sessions spaced 1-3 days. Both groups also did the same physical exercise, which was a treadmill with moderate intensity for ten minutes, before and after the acupuncture therapy series. The average assessment of lactic acid levels, pulse rate, blood pressure, the Borg scale, and VAS was carried out twice, namely after physical exercise before starting the first therapy and after physical exercise after the last therapy. The results showed that there were significant differences in the average levels of lactic acid, pulse, systolic blood pressure, diastolic blood pressure, Borg scale, and VAS in the manual acupuncture group compared to sham acupuncture. Average lactic acid levels after acupuncture therapy 12 times (p = 0.041). Mean pulse rate after acupuncture therapy 12 times (p = 0.042). The mean systolic blood pressure after acupuncture therapy was 12 times (p = 0.024). Average diastolic blood pressure after acupuncture therapy 12 times (p = 0.035). Borg scale after acupuncture therapy 12 times (p = 0.043). VAS after acupuncture therapy 12 times (p = 0.049). These findings indicate that manual acupuncture therapy has a better effect on the comfort of physical exercise."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Cheung Peng Li
London: Taylor and Francis, 2001
615.892 LIL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Febby
"Opioid Induced Constipation (OIC) merupakan efek samping yang sering terjadi pada pasien yang mendapatkan pengobatan nyeri akibat kanker maupun non kanker. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas kombinasi terapi akupunktur dengan terapi standar untuk menangani OIC dibandingkan dengan terapi standar saja. Uji klinis acak tersamar tunggal dilakukan pada 46 yang menderita OIC sesuai dengan kriteria ROME IV. Terdapat kelompok akupunktur dengan terapi standar (AT) dan kelompok terapi standar (TS). Kelompok AT mendapatkan 3 sesi terapi akupunktur dalam 1 minggu, selama 30 menit tiap sesinya dengan titik ST25 dan ST37. Terapi standar berupa laktulose 30 mL/hari. Perubahan skor BFI dan PAC-QOL akan di catat dan analisis pada sebelum terapi, 3 hari, 6 hari setelah terapi pertama, dan tambahan pada 13 hari setelah terapi pertama untuk PAC-QOL. Penurunan BFI antar kelompok lebih unggul kelompok AT pada 3 hari (p=0,005) dan 6 hari (p=0,002). Penurunan PAC-QOL antar kelompok lebih unggul kelompok AT pada 3 hari (p<0,001), 6 hari (p=0,001), dan 13 hari (p=0,021). Intervensi akupunktur dengan terapi standar dapat menurunkan skor BFI dan memperbaiki skor PAC-QOL lebih baik dibandingkan dengan terapi standar saja sejak hari ketiga sampai tiga belas hari setelah terapi pertama.

Opioid Induced Constipation (OIC) is a side effect that often occurs in patients receiving pain medication due to cancer or non cancer. The purpose of this study was to determine the effectiveness of a combination of acupuncture therapy with standard therapy to treat OIC compared to standard therapy alone. A single-blind randomized clinical trial was conducted in 46 patients with OIC according to ROME IV criteria. There is an acupuncture group with standard therapy (AT) and a standard therapy group (TS). The AT group received 3 sessions of acupuncture therapy in 1 week, for 30 minutes each session with points ST25 and ST37. Standard therapy is lactulose 30 mL/day. Changes in BFI and PAC-QOL scores will be recorded and analyzed before therapy, 3 days, 6 days after the first therapy, and an additional 13 days after the first therapy for PAC-QOL. The decrease in BFI between groups was superior to the AT group at 3 days (p=0.005) and 6 days (p=0.002). The reduction in PAC-QOL between groups outperformed the AT group at 3 days (p<0.001), 6 days (p=0.001), and 13 days (p=0.021). Acupuncture intervention with standard therapy can reduce BFI scores and improve PAC-QOL scores better than standard therapy alone from the third day to thirteen days after the first therapy."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asnawi Taslim
"ABSTRAK
Miopia Simplek adalah gangguan penglihatan jauh atau terang dekat sehingga kemampuan belajar akan terganggu serta kualitas hidup akan menurun. Terapi akupunktur dapat dikembangkan sebagai terapi pendamping pada terapi miopia simplek. Penelitian ini merupakan penelitian pertama di Indonesia dengan subjek pasien miopia simplek. Tiga puluh pasien Miopia Simplek dibagi dalam dua kelompok secara acak, kelompok akupunktur n=15 mendapat terapi akupunktur pada titik ndash; titik He Ku II,4 , Cen Ci III,1 , Cing Ming VII,1 dan Fung Ce IX,20 , sedangkan kelompok kontrol n=15 dilakukan plasebopunktur dimana penusukan dilakukan 0,5 cm lateral / anterior / posterior dari titik terpilih dan bukan merupakan titik akupunktur. Terapi akupunktur dilakukan seminggu dua kali sebanyak 10 kali. Pemeriksaan ketajaman penglihatan visus dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan terapi akupunktur dengan Kartu Snellen serta pemeriksaan besarnya dioptri. Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kasus dan kelompok kontrol setelah tindakan akupunktur p=0,032 . Terapi akupunktur efektif memperbaiki ketajaman penglihatan visus pada miopia simplek.
ABSTRACT
Myopia simplex is a distant vision impairment or light close so that the ability to learn or the quality of life will be impaired. Acupuncture therapy can be developed as companion therapy in the treatment of myopia simplex. This study is the first in Indonesia to the subject of myopia simplex. Thirty patients with myopia simplex divided into two random groups, acupuncture group n 15 received acupuncture therapy at the He Ku point II, 4 , Cen Ci III,1 , Cing Ming VII,1 and Fung Ce XI, 20 , whereas the control group n 15 conducted to placebopucture where pricking carried 0.5 cm lateral anterior posterior of the selected point and not an acupuncture point. Acupuncture therapy performed twice a week for 10 repetitions. Examination of visual acuity is done before and after acupuncture therapy with Snellen card and examination of the amount of diopters. There are significant differences between the cases and control groups after the action of acupuncture P 0.032 . Acupuncture therapy effectively improves visual acuity on myopia simplex."
2016
T55577
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nike Estu Renaning Tyas
"Pendahuluan: Di Amerika Serikat kanker pada anak terjadi pada 2% dari seluruh kasus kanker. Setelah trauma, kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak pada anak-anak usia lebih dari satu tahun. Beberapa tahun belakangan, kemajuan protokol terapi memberikan perbaikan yang signifikan terhadap prognosis pada pasien kanker anak. Selain itu juga menimbulkan permasalahan baru salah satunya adalah nyeri kanker. Studi klinis terbaru menunjukkan bahwa hampir 50% pasien kanker rawat jalan mengalami nyeri yang belum tertangani dengan baik. Efek samping dari nyeri yang tidak tertangani dengan baik seperti : menurunnya kualitas hidup, susah tidur, peningkatan sensitivitas terhadap nyeri, dan kesulitan dalam tindakan medis, hambatan dalam aktivitas sosial, dan berkembangnya masalah perilaku dan emosional. Akupunktur telah terbukti merupakan terapi tambahan yang efektif jika dilakukan bersama pengobatan farmakologi konvensional untuk mengatasi nyeri kanker dan dapat mengurangi dosis analgetik dan efek sampingnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan obat analgetik, perubahan skor VAS intra kelompok, dan keberhasilan terapi pada kelompok akupunktur dan medikamentosa dan kelompok medikamentosa saja pada nyeri kanker anak.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif dengan mengambil data di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien anak dengan nyeri kanker yang dirawat di Gedung Pusat Kesehatan Ibu Anak (PKIA) RSCM Kiara pada bulan Januari 2022- Juli 2023.
Hasil: Kedua kelompok dapat menurunkan skor VAS dan terdapat beda signifikan. Akupunktur dan medikamentosa mempunyai peluang untuk dapat mengurangi penggunaan jenis obat analgetik, penggunaan ekstra obat dan pengurangan dosis total morfin harian, namun diperlukan penelitian lebih lanjut. Kedua kelompok memberikan hasil yang baik pada luaran keberhasilan terapi
Kesimpulan: Akupunktur dan medikamentosa mempunyai peluang untuk dapat mengurangi obat analgetik, mengurangi skor VAS, dan memberikan hasil yang baik untuk keberhasilan terapi, namun diperlukan penelitian lebih lanjut.

Introduction: In the United States, childhood cancer occurs in 2% of all cancer cases. After trauma, cancer is the second leading cause of death in children over one year old. In recent years, advances in therapeutic protocols have provided significant improvements in the prognosis of pediatric cancer patients. Apart from that, it also creates new problems, one of which is cancer pain. Recent clinical studies show that nearly 50% of outpatient cancer patients have untreated pain. Side effects of pain that is not handled properly include: decreased quality of life, difficulty sleeping, increased sensitivity to pain, and difficulties in medical procedures, obstacles in social activities, and the development of behavioral and emotional problems. Acupuncture has been shown to be an effective adjunctive therapy when performed alongside conventional pharmacological treatment to treat cancer pain and can reduce analgesic doses and associated effects. The aim of this study was to determine the use of analgesic drugs, changes in intra-group VAS scores, and the success of therapy in the acupuncture and medication group and the medication alone group for childhood cancer pain.
Methode: This study used a retrospective cohort design by taking data at RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). The reachable population for this study is children with cancer pain who are treated at the Pusat Kesehatan Ibu Anak (PKIA) RSCM Kiara in January 2022-July 2023.
Results: Both groups can reduce the VAS score and there is a significant difference. Acupuncture and medication have the opportunity to reduce analgesic drugs, reduce extra drug use and reduce the total daily dose of morphine, but further research is needed. Both groups gave good results in terms of therapeutic success.
Conclusion: Acupuncture and medication have the opportunity to reduce the use of analgesic drugs, reduce VAS scores, and provide good results for successful therapy, but further research is needed.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hafiz Fizalia
"Nyeri miofasial merupakan penyakit otot yang ditandai dengan nyeri lokal dan nyeri rujukan yang dipicu oleh titik picu miofasial atau trigger point TP . Otot upper trapezius merupakan otot yang paling sering terlibat. Tatalaksana akupunktur manual dapat dilakukan dengan berbagai tekhnik. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan efek dari tindakan akupunktur superfisial dry needling SDN dan sparrow pecking SP terhadap visual analogue scale VAS , range of motion ROM dan creatine kinase CK pada penderita nyeri miofasial upper trapezius. Telah dilakukan penelitian eksperimental dengan rancangan randomized control trial. Sampel sebanyak 36 orang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 18 orang. Kelompok A mendapatkan tindakan SDN, sedangkan Kelompok B mendapatkan tindakan SP. Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur nilai VAS, nilai ROM dan kadar CK sebelum dan 10 jam sesudah perlakuan. Dari hasil penelitian didapatkan peningkatan kadar CK pada kelompok SP lebih besar dibandingkan peningkatan kadar CK pada kelompok SDN P.

Myofascial pain is a muscle disease characterized by local pain and referral pain triggered by myofascial trigger pain TP. Upper Trapezus muscle is the most common predilectio. Manual acupuncture can be done with several choice of stimulation techniques. The purpose of of this study was to compare the acupuncture technique of superficial dry needling SDN with sparrow pecking SP to visual analogue scale VAS , range of motion ROM , and creatine kinase CK in myofascial pain of upper trapezius. Sample of 36 people, divided into two group, each group consisted of 18 people. The first group was given SDN acupuncture while the second group was given SP acupuncture. Data was collected using VAS, ROM, and CK before and 10 hour after treatment. The increasing of CK level on SP was more significant than the increasing of CK level on SDN P."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>