Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190399 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fariza Nur Shabrina
"Trait kecemasan berpengaruh pada penurunan Health-related Quality of Life (HRQOL) dan memiliki karakteristik kognitif yaitu evaluasi negatif serta ruminasi. Pada kelompok nyeri kronis, pola kognitif ini berhubungan dengan kemunculan insomnia dan pain catastrophizing. Keduanya memiliki mekanisme kognitif beririsan dan berdampak buruk terhadap HRQOL. Penelitian ini melihat hubungan antara trait kecemasan dengan HRQOL melalui peran mediasi dari insomnia dan pain catastrophizing. Pengambilan data melalui kuesioner online menggunakan alat ukur State-Trait Anxiety Inventory dimensi Trait Anxiety (STAI-T; Spielberger, 1983), Short Form 12 Version 2 (SF-12v2; Ware et al., 1996), Insomnia Severity Index (ISI; Morin, 1993), dan Pain Catastrophizing Scale (PCS; Sullivan et al., 1995). Dari hasil analisis serial mediation yang dilakukan pada 415 partisipan (305 perempuan, M = 34,25, SD = 12,35), ditemukan bahwa insomnia dan pain catastrophizing secara berurutan memediasi parsial hubungan antara trait kecemasan dengan HRQOL. Trait kecemasan dapat secara langsung mempengaruhi HRQOL, namun hubungannya juga bisa melalui insomnia dan pain catastrophizing. Trait kecemasan tinggi memperparah gejala insomnia yang kemudian meningkatkan pain catastrophizing. Pain catastrophizing kemudian menurunkan HRQOL individu. Intervensi kognitif yang menargetkan pengelolaan pola pikir negatif akibat trait kecemasan dan insomnia dapat menjadi alternatif intervensi yang bermanfaat untuk memitigasi dampak buruk nyeri kronis terhadap kualitas hidup.

Trait anxiety plays a role in the decrease of Health-related Quality of Life (HRQOL) with cognitive characteristics of negative evaluation and rumination. Among chronic pain group, these cognitive patterns are associated with the emergence of insomnia and pain catastrophizing. Both share the same cognitive mechanism which negatively affect HRQOL. This study explored the relationship between trait anxiety and HRQOL through the mediating role of insomnia and pain catastrophizing. Data gathering was done through online questionnaires using measurements of State-Trait Anxiety Inventory dimensi Trait Anxiety (STAI-T; Spielberger, 1983), Short Form 12 Version 2 (SF-12v2; Ware et al., 1996), Insomnia Severity Index (ISI; Morin, 1993), and Pain Catastrophizing Scale (PCS; Sullivan et al., 1995). Serial mediation analysis of 415 participants (305 females, M = 34,25, SD = 12,35) showed that insomnia and pain catastrophizing in succession partially mediated the relationship between trait anxiety and HRQOL. Trait anxiety can directly influence HRQOL, or indirectly through insomnia and pain catastrophizing. High trait anxiety may aggravate insomnia symptoms which then intensify pain catastrophizing, resulting in lowering HRQOL. Cognitive interventions simultaneously target trait anxiety and insomnia would be a feasible option in mitigating negative influence of chronic pain to HRQOL."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afini Wirasenjaya
"Nyeri kronis pada populasi dewasa muda dapat mengganggu aktivitas dan keberfungsian sehari-hari. Penderita nyeri bahkan terancam mengalami kehilangan fungsi tubuh tertentu apabila terlibat dalam pain catastrophizing. Berdasarkan fear-avoidance model, sifat cemas dapat mempengaruhi penderita nyeri untuk melakukan pain catastrophizing yang kemudian mengarah pada pemulihan yang tertunda. Peneliti lain mencoba mengembangkan model yang hanya fokus pada faktor negatif ini, dengan memasukkan faktor positif yang dapat membantu pemulihan nyeri individu, yaitu resiliensi. Stres yang dialami penderita nyeri kronis juga perlu diatasi. Salah satu caranya adalah dengan melakukan positive religious coping. Pada studi ini, penulis ingin melihat peran resiliensi dan positive religious coping sebagai moderator di antara interaksi sifat cemas dan pain catastrophizing, sedangkan negative religious coping dianalisis sebagai kovariat. Penelitian dilakukan terhadap 275 penderita nyeri di Indonesia berusia 18-35 tahun. Partisipan memberi persetujuan untuk mengikuti penelitian ini dan mengisi kuesioner yang menggambarkan pengalaman nyeri mereka. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa positive religious coping berperan sebagai moderator dalam interaksi sifat cemas dan pain catastrophizing, namun resiliensi tidak. Memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, sesama, dan diri sendiri dapat membantu penderita nyeri kronis dalam menghadapi nyerinya. Melihat hasil studi ini, profesional dapat mempertimbangkan positive religious coping sebagai salah satu sasaran intervensi saat menangani pasien nyeri kronis.

Chronic pain in young adults can interfere with daily activity and functioning. Pain patients are threatened with dysfunction when they are engaged in pain catastrophizing. According to the fear-avoidance model, trait anxiety affects one’s involvement in pain catastrophizing, leading to delayed recovery. Other researchers tried to expand the model, which focuses only on the negative factors, by incorporating the positive factors, i.e., resilience, that can promote positive adaptation to chronic pain. The stress that chronic pain patients face also needs to be overcome. One of the strategies is using positive religious coping. In this study, the author examined the role of resilience and positive religious coping as moderators in the interaction of trait anxiety and pain catastrophizing, while negative religious coping is analyzed as a covariate. A total of 275 individuals with chronic pain aged 18-35 participated in this study. Participants informed their consent and filled out a set of questionnaires that described their pain experiences. The regression analysis results show that positive religious coping moderates the interaction between trait anxiety and pain catastrophizing, and resilience does not. Having a good connection with God or a higher being, as well as others and oneself, can help chronic pain patients deal with their pain. From this finding, professionals can consider positive religious coping an intervention target when helping chronic pain patients."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dewinta
"Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada pasien penyakit jantung, health-related quality of life (HRQoL) merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam konteks pencegahan dan penanganan penyakit jantung. HRQoL mengindikasikan persepsi pasien mengenai kesehatan fisik dan mentalnya. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi HRQoL pasien penyakit jantung ialah kecemasan. Prevalensi kecemasan pasien penyakit jantung ialah sebesar 70% - 80%. Namun demikian, terdapat kemungkinan bahwa pasien penyakit jantung dengan kecemasan yang tinggi dapat memiliki HRQoL yang baik. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu strategi koping dan illness perception.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran strategi koping dan illness perception sebagai moderator dalam pengaruh kecemasan terhadap HRQoL pasien penyakit jantung. Sebanyak 160 partisipan diberikan pengukuran menggunakan SF-12v2 (HRQoL), PHQ-4 (kecemasan), Brief Cope (strategi koping), dan B-IPQ (illness perception).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa illness perception dapat memoderasi strategi koping yang berperan sebagai moderator dalam pengaruh kecemasan terhadap HRQoL secara signifikan (p = 0,0318). Hasil ini mengindikasikan bahwa low threatening illness perception akan membantu menahan dampak kecemasan yang tinggi terhadap HRQoL pasien penyakit jantung, terlepas dari jenis strategi koping apa yang dimiliki individu. Sementara adanya dampak buruk medium dan high threatening illness perception terhadap HRQoL individu dapat terbantu dengan adanya strategi koping yang adaptif yang dimiliki oleh individu.

Cardiovascular disease is the number one cause of death in the world. In patients with cardiovascular disease, health-related quality of life (HRQoL) is important to consider in the contested context and treatment. One of the factors that can affect the HRQoL of heart disease is anxiety. The anxiety prevalence of cardiovascular disease patients is 70% - 80%. However, it is possible that cardiovascular disease patients with high anxiety can have an adequate HRQoL. This can be influenced by other factors, namely coping strategies and illness perception.
This study aims to see how the role of coping strategies and illness perception as a moderator in the impact of anxiety on HRQoL of cardiovascular disease patients. All 160 participants who had cardiovascular disease were given measurements using SF-12v2 (HRQoL), PHQ-4 (anxiety), Brief Cope (coping strategies), and B-IPQ (illness perception).
The results of this study shows that illness perceptions can moderate coping strategies that act as moderators in interactions of anxiety and HRQoL significantly (p = 0.0318). This results indicates that low threatening illness perception will help prevent the worsen of HRQoL on cardiovacular disease patients, regardless of what type of coping strategies. While the impact of moderate or high threatening illness perception to HRQoL can be helped by an individuals adaptive coping strategies.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Norma Fitriati
"Nyeri merupakan salah satu alasan utama bagi kebanyakan individu untuk mencari bantuan medis, terutama saat berusia produktif. Dampak terburuk nyeri kronis ada pada Health-Related Quality of Life (HRQoL) individu. Faktor yang memperngaruhi HRQoL diantaranya koping religius positif, resiliensi, dan pain interference. 437 individu dengan nyeri kronis berpartisipasi dalam penelitian ini dan mengisi alat ukur Religious Coping Scale (RCOPE), Brief Resilience Scale (BRS), Pain Interference – Short Form (PI-SF), dan Health-related Quality of Life Short Form 12 version 2 (HRQoL SF-12v2). Hasil analisis statistik serial multiple mediator model menunjukkan bahwa resiliensi dan pain interference menjadi partial mediator (c = 0.34 > c' = 0.23). Pengaruh koping religius positif terhadap HRQoL dapat terjadi langsung maupun melalui perantara mediator berupa resiliensi dan pain interference secara berturut-turut (a1d21b2 = 0.02, 95% CI [0.004, 0.05]). Individu yang menjalin kedekatan dengan Tuhan dan komunitas spiritualnya akan terbantu untuk bangkit dan berfungsi kembali, sehingga hambatan akibat nyeri kronisnya terminimalisir. Meskipun nyeri kronis masih ada, namun individu akan mempersepsikan bahwa kesehatannya meningkat karena ia dapat kembali beraktivitas fisik dan sosial. Penggunaan koping religius positif dan pengembangan resiliensi bermanfaat untuk praktik psikologis dalam menangani individu dengan nyeri kronis.

Pain became leading caused for most people seeking medical care, especially during their productive age. Health related quality of life (HRQoL) is the most negatively affected by chronic pain. Apparently religious copying, resilience, and pain interference influence HRQoL. However, how their influence is unclear. This study examine how those factors effecting HRQoL of individuals with chronic pain using Health-related Quality of Life Short Form 12 version 2 (HRQoL SF-12v2), Religious Coping Scale (RCOPE), Brief Resilience Scale (BRS), and Pain Interference – Short Form (PI-SF). There were 437 participants (Indonesian ≥18 years) whose data was collected online and offline. Statistical analysis using serial multiple mediator model found that resilience and pain interference are partial mediator (c = 0.34 > c' = 0.23). The relationship between religious copying and HRQoL can be directed and went through resilience and pain interference consecutively as mediators (a1d21b2 = 0.02, 95% CI [0.004, 0.05]). Getting close with God and his spiritual community help individuals to rise and refunctioning, so chronic pain interference is minimized. Although chronic pain is still present, individuals will perceive that their health is improving because they can return to their physical and social activities. The use of positive religious coping and development resilience are beneficial for psychological practice in managing chronic pain."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariza Nur Shabrina
"Dampak trait neurotisisme yang tinggi adalah depresi. Semakin tinggi tingkat neurotisisme seseorang, semakin besar kemungkinan seseorang mengalami depresi. Hubungan ini juga ditemui pada populasi mahasiswa. Kecenderungan depresi pada mahasiswa dapat disebabkan oleh gangguan tidur atau insomnia Taylor dkk., 2005; Baglioni dkk., 2010; Riemann dkk., 2010 . Hal ini karena mahasiswa memiliki sumber kecemasan yang khas terkait kewajiban sebagai seorang mahasiswa. Pada sisi lain insomnia dapat disebabkan oleh trait neurotisisme. Orang neurotik memiliki kecenderungan ruminasi. Ruminasi ini menyebabkan insomnia terutama bila pada malam hari dan mengganggu waktu tidur Carney dkk., 2010 . Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran insomnia sebagai mediator dalam hubungan antara trait neurotisisme dan kecenderungan depresi pada mahasiswa Indonesia. Melalui analisis mediasi ditemukan bahwa insomnia memediasi secara parsial hubungan antara trait neurotisisme dan kecenderungan depresi F 2,447 = 124,694, adjusted R2= 0,355, p

One effect of neuroticism is depression. The higher the neuroticism, the more likely that a person becomes depressed. This relationship is also applicable in college student population. Depression tendency in college students can be influenced by insomnia Taylor et al., 2005 Baglioni et al., 2010 Riemann et al., 2010 . This is so due to the students 39 obligations. On the other hand, insomnia is influenced by neuroticism. Neurotic people tend to ruminate, and nightly rumination can lead to the onset of insomnia. Carney et al., 2010 . This study aimed to examine the role of insomnia as mediator between neuroticism and depression in college students. Depression in this study refered to depressive tendency. Using mediation analysis, it was found that insomnia partially mediated the relationship between neuroticism and depressive tendency F 2,447 124,694, adjusted R2 0,355."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Chairina
"ABSTRAK
Sebagai sebuah penyakit kronis, asma tidak dapat disembuhkan secara total sehingga diperlukan kondisi asma yang terkontrol agar kualitas hidup tetap baik. Salah satu caranya adalah dengan patuh terhadap pengobatan. Kepatuhan dapat ditentukan oleh health locus of control HLOC , yaitu persepsi individu terkait kontrol terhadap kesehatannya. Peneliti menduga bahwa hubungan HLOC dan kualitas hidup penderita asma dapat dimediasi oleh kepatuhan pengobatan. Hal ini dikarenakan health locus of control berperan dalam memengaruhi perilakuindividu, salah satunya untuk mematuhi pengobatan yang telah diberikan. Pengobatan yang dijalankan dengan baik diharapkan dapat menjaga keterkontrolan asma sehingga berdampak positif terhadap kualitas hidup individu tersebut. Penelitian dilakukan terhadap 73 penderita asma dewasa yang menggunakan obat pencegah controller secara rutin. Peneliti menggunakan alat ukur Multidimensional Health Locus of Control Scale, Morisky Medication Adherence Scale MMAS-8 dan Quality of Life Scale untuk mengukur kualitas hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa internal HLOC memprediksi kualitas hidup = 0,497

ABSTRACT
As a chronic condition, asthma cannot be cured completely. Thus, well controlled asthma is needed in order to keep a good quality of life. Adhering to medical regimen is a way to achieve such condition. Adherence can be influenced by health locus of control HLOC , one rsquo s belief about control over his health. It was assumed that the relationship between HLOC and quality of life might be mediated by adherence. HLOC plays a role in determining one rsquo s behavior, such as adhering to medical regimens given to him. Adherence keeps one rsquo s asthma well controlled, thus, it affects one rsquo s quality of life. HLOC was measured by Multidimensional Health Locus of Control Scale, adherence was measured by 8 item Morisky Medication Adherence Scale MMAS 8 , and quality of life was measured by Quality of Life Scale. Results indicated that Internal HLOC predicted quality of life 0,497"
2017
S68467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthmainah Mufidah
"Nyeri kronis merupakan masalah kesehatan yang penting di banyak negara termasuk di Indonesia, dengan prevalensi yang tinggi dan kemungkinan akan meningkat di masa mendatang. Individu dengan nyeri kronis dapat memunculkan respon pemikiran negatif, terutama pain catastrophizing yang mana dapat meningkatkan pain interference. Kemampuan coping yang efektif dapat mengurangi dampak pain catastrophizing terhadap pain interference. Penelitian budaya barat umumnya berfokus pada penggunaan emotion-focused coping dan problem-focused coping dalam menangani masalah nyeri kronis. Namun, Indonesia sebagai negara yang dekat dengan nilai-nilai dan praktik keagamaan, mendorong adanya eksplorasi positive religious coping. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran moderasi dari tiga jenis coping pada pengaruh pain catastrophizing terhadap pain interference. 368 orang yang telah memenuhi kriteria, berpartisipasi dan mengisi secara online dan offline kuesioner Pain Catastrophizing Scale, Pain Interference Short Form 6a, The Brief COPE, dan The Brief RCOPE yang telah diadaptasi. Hasil penelitian menunjukkan problem-focused coping dan positive religious coping memoderasi pengaruh pain catastrophizing terhadap pain interference. Mencari bantuan Tuhan dan secara aktif mencari solusi masalah nyeri membantu individu menghadapi keterbatasan akibat nyeri kronis. Penggunaan dua jenis coping ini pada populasi Indonesia dapat bermanfaat dalam praktik psikologis menangani individu dengan nyeri kronis.

Chronic pain is a significant health problem in many countries including Indonesia, with high prevalence and the possibility to increase in the future. Individuals experiencing chronic pain elicit cognitive and behavioral responses, including pain catastrophizing which can cause high pain interference. Effective coping ability can help reduce the impact of pain catastrophizing on pain interference. Previous research focused on emotion-focused and problem-focused coping in dealing with chronic pain. However, Indonesia as a country with a strong influence from religious values and practices encourages the exploration of positive religious coping. This study aimed to examine the moderating role of three coping styles on pain catastrophizing and pain interference associations. 368 individuals who have met the criteria, participated and completed the adapted Pain Catastrophizing Scale, Pain Interference Short Form 6a, The Brief COPE, and The Brief RCOPE online or offline questionnaires. The result showed that problem-focused coping and positive religious coping moderate the effect of pain catastrophizing on pain interference. Seeking help from God helped individuals deal with chronic pain problems, as well as actively resolving difficulties. The use of these two coping styles in Indonesian population can be useful for psychological practice managing chronic pain"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Wulandari
"Meskipun kualitas hidup terkait kesehatan telah diteliti secara luas, namun faktor kontekstual pasien cenderung diabaikan. Tujuan dari disertasi ini adalah untuk menguji model kontekstual kualitas hidup terkait kesehatan (health related quality of life-HRQoL) yang diajukan oleh Ashing-Giwa (2005) pada pasien paska infark miokard (IM) dan meneliti peranan prediktor-prediktor yang memengaruhi HRQOL. Variabel yang masuk ke dalam level individual adalah kecemasan, left ventricular ejection fraction (LVEF) dan komorbiditas. Kepuasan pernikahan dan coping religius Islami termasuk dalam level sistemik. Penelitian ini menggunakan desain metode penelitian mixed method explanatory. Pada studi 1, penelitian cross sectional dilakukan terhadap 170 pasien paska IM. Pasien mengisi empat kuesioner (MacNew Health Related Quality of Life, Couple Satisfaction Index, Cardiac anxiety Questionnaire, coping religius Islami). Data LVEF dan komorbiditas pasien didapatkan dari catatan medis. Model teoritis diuji dengan menggunakan structural equation modelling (SEM). Hasil penelitian menujukan bahwa kecemasan memiliki pengaruh langsung yang negatif terhadap HRQOL. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komorbiditas pasien, coping religius Islami dan LVEF terhadap HRQOL. Kepuasan pernikahan adalah moderator yang signifikan terhadap hubungan antara kecemasan dengan HRQOL. Pada studi 2 dilakukan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode multiple case study (studi kasus ganda). Hasil penelitian menujukkan bahwa responden mengalami kecemasan terhadap kecemasan terhadap kematian, kecemasan terhadap bertambah parahnya penyakit dan efek samping pengobatan. IM dihayati sebagai kesempatan kedua untuk menebus kesalahan masa lalu dan adanya dukungan dari pasangan membuat responden lebih mudah untuk menjalani kehidupan paska IM. Aspek lain yang muncul dalam penelitian kualitatif adalah komunikasi antara pasien - dokter dan adanya peran jender terhadap HRQOL responden.

Although health related quality of life (HRQOL) has been studied extensively, the role of patient’s contextual factors tended to be neglected. The purpose of this dissertation is to test contextual model of health related quality of life proposed by Ashing-Giwa (2005)in post myocardial infarction (MI)  patients and to examine roles of health related quality of life predictors. Variables include in the individual level are anxiety, left ventricular ejection farction and comorbidity. Marital satisfaction and Islamic religious coping are included in the systemic level. An explanatory mixed method study was conducted for this dissertation. For study 1, a cross sectional study included 170 post myocardial infarction (MI) patients was conducted. The patients filled out four questionnaires (MacNew Health Related Quality of Life, Couple Satisfaction Index, Cardiac Anxiety Questionnaire, Islamic Religious Coping. Data regarding patients left ventricular ejection fraction (LVEF) and comorbidity were gathered from patient’s medical status. The theoretical model was tested using structural equation modelling. Structural equation modelling revealed that anxiety had a negative direct relationship to HRQOL. There were no significant relationships among patient’s comorbidity, Islamic religius coping, LVEF and HRQOL Marital satisfaction was a significant moderator of the relationship between anxiety and HRQOL. In study 2, a multiple case study revealed that respondents had anxiety toward death, severity of their disease and medication’s side effects. MI was experienced as a second chance given by God to redeem their misdeed in the past. Supports from spouse made respondents feel at ease to live their daily life after MI. Other aspects emerged in the qualitative study were patients-doctor communication and role of jender in respondents HRQOL."
Universitas Indonesia, 2019
D2757
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi Adiasya
"ABSTRAK
Kualitas hidup merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan, tidak terkecuali untuk mahasiswa. Beban akademis dan non-akademis yang dijalani terkadang membuat mahasiswa mengorbankan waktu tidurnya untuk memenuhi kewajiban tersebut. Sehingga, tidak jarang mahasiswa mengalami masalah tidur, salah satunya adalah insomnia. Insomnia yang semakin parah dapat menyebabkan kualitas hidup menurun Morin, Manber, Riemann, Spiegelhalder, 2015 . Beberapa faktor dapat memperkuat pengaruh insomnia terhadap kualitas hidup. Salah satunya adalah internet gaming addiction. Penelitian ini akan melihat bagaimana pengaruh moderasi internet gaming addiction terhadap hubungan antara insomnia dengan kualitas hidup pada mahasiswa. Peneliti menggunakan tiga alat ukur, yakni Insomnia Severity Index ISI , Gaming Addiction Scale GAS versi 21, dan World Health Organization Quality of Life WHOQOL . Sebanyak 389 partisipan turut serta dalam penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa tingkat keparahan insomnia secara signifikan menurunkan kualitas hidup t 389 = -7,960

ABSTRACT
The quality of life is one of the important aspects of life, also for college students. The burdens of academic and non academic make them sacrifice their sleep time to fulfill their obligation. So, students sometimes experienced sleep problems, and one of them is insomnia. Insomnia severity caused college students 39 quality of life decreased Morin, Manber, Riemann, Spiegelhalder, 2015 . Several factors can strengthen the effect of insomnia on quality of life. One of them is internet gaming addiction. This study aimed to assess the moderation effect of internet gaming addiction on the relationship between insomnia and quality of life among college students. We used three measures, which were Insomnia Severity Index ISI , Gaming Addiction Scale GAS 21 version, and World Health Organization Quality of Life WHOQOL BREF . A total of 389 college students participated in this study. The result revealed that insomnia severity decreased quality of life significantly t 389 7,960"
2017
S67711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Ratih Utari Mayun
"Kepuasan pasien terhadap perawatan gigi tiruan lepasan dipengaruhi oleh banyak faktor. Keberhasilan perawatan gigi tiruan lepasan dapat diukur berdasarkan nilai persepsi pasien terhadap perawatan yang diterimanya dan kualitas hidup dari aspek kesehatan gigi dan mulut OHRQoL.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan alat ukur kepuasan pasien menggunakan kuesioner Turker's Patient's Perceptions bahasa Indonesia, dan menganalisis hubungan antara kepuasan pasien dengan OHRQoL pemakai gigi tiruan lepasan. Sebanyak 140 pemakai gigi tiruan lepasan GTL atau GTLT atau GTSL berpartisipasi dalam penelitian potong lintang ini. Dilakukan validasi kuesioner Turker's Pasient's Perceptions. Kemudian wawancara untuk pengisian kuesioner Turker's Pasient's Perceptions bahasa Indonesia yang telah divalidasi dan kuesioner Kualitas Hidup Lansia serta pemeriksaan rongga mulut.
Hasil penelitian didapatkan uji validasi dan reliabilitas menunjukan nilai Cronbach's Alpha 0,743. Terdapat hubungan bermakna antara kepuasan pasien menggunakan kuesioner Turker's Patient's Perceptions bahasa Indonesia dengan OHRQoL p=0,000. Analisis multivariat menunjukan variabel lama pemakaian gigi tiruan lepasan paling mempengaruhi kepuasan pasien dan pengalaman memakai gigi tiruan lepasan paling mempengaruhi OHRQoL.
Kesimpulan penelitian ini diperoleh alat ukur kepuasan pasien yang valid dan reliabel berupa kuesioner Turker's Patient's Perceptions-ID. Terdapat hubungan antara kepuasan pasien dengan OHRQoL. Lama pemakaian gigi tiruan mempengaruhi kepuasan pasien dan pengalaman memakai gigi tiruan mempengaruhi OHRQoL.

Patient's satisfaction with prosthodontic treatment is affected by many factors. Success of removable denture treatment can be measured using an index to evaluate patients'perceptions of their treatment and their oral health related quality of life OHRQoL.
The objectives of this research are to analyze the relationship between patient satisfaction using Turker's Patient's Perceptions questionnaire and the OHRQoL of removable denture wearers. One hundred and forty removable denture wearers complete dentures, single complete dentures and removable partial dentures participated in this cross sectional study. Participants were interviewed using a validated Turker's Patient's Perceptions questionnaire in Indonesia and an OHRQoL questionnaire.
The results are there was a significant relationship between patient's satisfaction and OHRQoL p 0.000. Multivariate analysis showed that the duration of using removable dentures had a significant effect on patient's satisfaction using Turker's Patient's Perceptions questionnaire. The experience of using removable dentures showed a significant effect on OHRQoL.
Conclusion are Turker's Patient's Perceptions ID questionnaire are valid and reliable. There was a relationship between patient's satisfaction and their OHRQoL. The duration of using removable dentures affected patient's satisfaction and the experience of using removable dentures affected OHRQoL.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>