Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122486 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Wibowo
"Proyek Pembangunan Saluran Pembawa Air Baku Karian-Serpong merupakan proyek pembangunan sarana pendukung dalam rangka pemenuhan kebutuhan air minum di Propinsi Banten dan DKI Jakarta. Saluran air ini mengalirkan air baku dari Bendungan Karian di Lebak Banten menuju Water Treatment Plan yang berada di Serpong Banten. Proyek saluran air ini memiliki kompleksitas yang tinggi sehingga dalam pelaksanaannya sangat membutuhkan perencanaan manajemen risiko yang baik agar pelaksanaan proyek bisa berjalan dengan baik dan tidak mengalami keterlambatan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi risiko, menganalisa dampak dan respon risiko serta menyusunnya menjadi perencanaan manajemen risiko (Risk Manajemen Plan) sebagai dokumen pendukung dalam pelaksanaan pembangunan saluran air baku Karian-Serpong ini. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 9 (sembilan) faktor risiko dominan dimana faktor keterlambatan pengadaan tanah merupakan faktor risiko dengan level risiko tertingi. Berdasarkan hasil masukan dan verifikasi para Pakar akhirnya disusun suatu dokumen Risk Management Plan yang diharapkan bisa memberikan manfaat bagi kontraktor dalam mengelola risiko selama pelaksanaan proyek dan memberikan masukan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk pelaksanaan proyek sejenis selanjutnya.

The Karian-Serpong water conveyance construction project is a project to build supporting facilities in order to meet drinking water needs in Banten Province and DKI Jakarta. This aqueduct carries raw water from the Karian Dam in Lebak Banten to the Water Treatment Plan in Serpong Banten. This waterway project has a high complexity so that in its implementation it really requires good risk management planning so that project implementation can run well and not experience delays. This study aims to identify risk, analyze the impact and risk response and compile it into a Risk Management Plan as a supporting document in the implementation of the Karian - Serpong raw water channel construction. Based on the results of the study, there were 9 (nine) dominant risk factors where the delay in land acquisition was the risk factor with the highest level of risk. Based on the results of the input and verification of the Experts, a Risk Management Plan document was finally prepared which is expected to provide benefits for contractors in managing risks during project implementation and provide input for the Ministry of Public Works and Public Housing for the implementation of similar projects in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Wibowo
"Proyek Pembangunan Saluran Pembawa Air Baku Karian – Serpong merupakan proyek pembangunan sarana pendukung dalam rangka pemenuhan kebutuhan air minum di Propinsi Banten dan DKI Jakarta. Saluran air ini mengalirkan air baku dari Bendungan Karian di Lebak Banten menuju Water Treatment Plan yang berada di Serpong Banten. Proyek saluran air ini memiliki kompleksitas yang tinggi sehingga dalam pelaksanaannya sangat membutuhkan perencanaan manajemen risiko yang baik agar pelaksanaan proyek bisa berjalan dengan baik dan tidak mengalami keterlambatan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi risiko, menganalisa dampak dan respon risiko serta menyusunnya menjadi perencanaan manajemen risiko (Risk Manajemen Plan) sebagai dokumen pendukung dalam pelaksanaan pembangunan saluran air baku Karian – Serpong ini. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 9 (sembilan) faktor risiko dominan dimana faktor keterlambatan pengadaan tanah merupakan faktor risiko dengan level risiko tertingi. Berdasarkan hasil masukan dan verifikasi para Pakar akhirnya disusun suatu dokumen Risk Management Plan yang diharapkan bisa memberikan manfaat bagi kontraktor dalam mengelola risiko selama pelaksanaan proyek dan memberikan masukan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk pelaksanaan proyek sejenis selanjutnya.

The Karian – Serpong water conveyance construction project is a project to build supporting facilities in order to meet drinking water needs in Banten Province and DKI Jakarta. This aqueduct carries raw water from the Karian Dam in Lebak Banten to the Water Treatment Plan in Serpong Banten. This waterway project has a high complexity so that in its implementation it really requires good risk management planning so that project implementation can run well and not experience delays. This study aims to identify risk, analyze the impact and risk response and compile it into a Risk Management Plan as a supporting document in the implementation of the Karian - Serpong raw water channel construction. Based on the results of the study, there were 9 (nine) dominant risk factors where the delay in land acquisition was the risk factor with the highest level of risk. Based on the results of the input and verification of the Experts, a Risk Management Plan document was finally prepared which is expected to provide benefits for contractors in managing risks during project implementation and provide input for the Ministry of Public Works and Public Housing for the implementation of similar projects in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ervin J. Mansyur
"ABSTRAK
Saat ini banyak pelaksanaan proyek konstruksi pipa air bersih menghabiskan waktu lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan hal-hal apa saja yang mempengaruhi keterlambatan jadwal serta untuk mengembangkan Risk Management Plan pada proyek konstruksi pipa air bersih agar pelaksanaan konstruksinya terhindar dari kejadian-kejadian risiko yang dapat menyebabkan keterlambatan jadwal pelaksanaan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisa risiko kualitatif yang dilanjutkan dengan pengembangan Risk Management Plan. Hasil penelitian berupa daftar respon risiko dan dokumen Risk Management Plan pada proyek konstruksi pipa air bersih.

ABSTRACT
Currently many clean water pipeline construction projects take longer than planned. This research is intended to find out what matters affecting schedule delay and to develop Risk Management Plan on clean water pipeline construction project so that the implementation of the construction is protected from risk occurrences that may cause delays in implementation schedule. The research method used is qualitative risk analysis followed by development of Risk Management Plan. The results of the research are risk responses list and Risk Management Plan document on clean water pipeline construction project."
2018
T50746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Maulidiah
"Pertumbuhan penduduk yang pesat diiringi dengan pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata yang tidak terkontrol di daerah Bali Selatan berakibat pada persediaan air bersih yang kian menipis. Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi Bali saat ini mengembangkan proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan cakupan wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan, dan Klungkung. Proyek pembangunan SPAM ini membutuhkan biaya investasi yang sangat tinggi sehingga perlu adanya analisis berbasis risiko untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kegagalan proyek baik dalam aspek operasional maupun pendanaan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Project Risk Management dengan pendekatan Value at Risk (VaR) untuk menghitung dampak risiko terhadap investasi. Output penelitian ini berupa model risiko finansial yang kemudian dianalisis untuk menyusun rekomendasi rencana penanganan risiko yaitu berupa keputusan untuk mencegah, mitigasi, atau menerima risiko yang mungkin akan terjadi. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari tiga faktor risiko yang menjadi prioritas, risiko fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap U.S. Dollar memiliki pengaruh yang paling besar terhadap nilai arus kas bersih proyek.

Rapid population growth aligned with the uncontrolled development of tourism facilities leads South Bali to the depletion of clean water supply. According to this condition, Bali Provincial Government is currently developing a drinking water supply project that will cover area of Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan, and Klungkung. The construction of water supply system requires a high investment costs which then resulted in the need of risk-based analysis to reduce the likelihood of failure in both the operational and financial aspects of the project. The study was conducted by using Project Risk Management method with Value at Risk approach to calculate the impact of risks in project investment. The output of the research is a financial risk model which is then analyzed to develop a risk responses planning which provides an alternative decision whether to avoid, mitigate, or accept the risks that might occur. The analysis showed that of the three prority risk factors, exchange rate has the greatest influence on the net present value of the project.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nunu Nuramanu
"Pelaksanaan proyek konstruksi yang terdiri atas pekerjaan Engineering, Procurement, Construction dan Manajemen Proyek, dilaksanakan dengan melibatkan banyak pihak dan menggunakan berbagai sumber daya serta menghadapi berbagai masalah ketidakpastian dan risiko, yang bila terjadi akan memberikan dampak terhadap kinerja proyek, terutama terhadap kinerja waktu. Proyek pembangunan untuk fasilitas lepas pantai merupakan suatu proyek yang sangat sensitif terhadap waktu, dimana semua faktor risiko harus termitigasi dengan baik untuk menghindari keterlambatan penyelesaian, bahkan mencari potensi percepatan dengan mengusahakan semaksimal mungkin. Penentuan faktor risiko dominan baik negatif yang berimpak pada keterlambatan, maupun faktor positif yang berimpak pada percepatan, merupakan suatu tantangan yang signifikan, terutama dalam konteks penelitian ini, proyek dilakukan pada fasilitas yang masih berproduksi aktif di lokasi lepas pantai yang cukup jauh (90-150 km) dari daratan (shore base), kedalaman laut (80-100 meter) dan tinggi gelombang di Laut Cina Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor risiko dominan yang mempengaruhi kinerja waktu proyek pembangunan migas lepas pantai di Indonesia, dari sisi owner. Proses di dalam manajemen risiko proyek yaitu mengidentifikasi faktor-faktor risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, dan tindakan mengelola risiko, dikembangkan dalam penelitian ini dalam rangka upaya mencapai tujuan. Identifikasi faktorfaktor risiko (hipotesis) disusun dari literatur-literatur relevan, yang kemudian dipilah melalui validasi pakar. Selanjutnya faktor-faktor risiko terpilah ini diteliti melalui pengambilan data secara survei-kuesioner dengan responden para manajer proyek, dan tim inti yang memiliki pengalaman dalam proyek EPC migas lepas pantai. Responden-responden ini dianalisis kehomogenannya untuk mendapatkan pembacaan yang valid melalui tes 2 Sampel Bebas (Mann-Whitney U) dan K-Sampel Bebas (Kruskal-Wallis H) dengan program SPSS. Pada awal proses analisis data, dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan SPSS untuk memastikan apakah data yang diambil valid dan dapat dipercaya. Selanjutnya data diolah dengan standar AS/NZ 4360 untuk mendapatkan prioritas faktor risiko. Kemudian dilakukan evaluasi tes korelasi nonparametris Kendall-Tau untuk mengetahui hubungan antara variabel risiko dan dampaknya terhadap kinerja waktu. Di tahap akhir, dilakukan validasi pakar kembali terkait tindakan mengelola risiko, yaitu tindakan preventif dan korektif bila faktor-faktor dominan ini terjadi di masa depan.

The process of construction projects which handles Engineering, Procurement, Construction and Project Management are being held by a lot of personnel and departments, where complex problems, uncertainty, risks are mostly occur, and if happened will impact to work performance specially to timeline. Construction projects for offshore facilities are very vulnerable in matter of time, where every risk must be well mitigated to prevent delay, even targeting acceleration opportunities in maximum effort is a must. Defining dominant risk factors, both negative that effecting project delay and positive that giving acceleration is very challenging, specially based on the context of this research, where the construction is held in live facility located on offshore (90-150 km from shore base), with sea depth of 80-100 metres and the high wave of South China sea. The objective of this research is to point out dominant risk factors which effecting time performance of oil and gas offshore construction projects in Indonesia, from owner side. Steps in risk management project which are identifying risk factors, risk analysis, risk evaluation and risk response planning are developed in this research to gain the objective. Identification of risk factors (hypothesis) are arrayed from relevant literatures, and then are sorted by expert validation. Next, these will be examined through collecting data by survey-questionnaire of project manager and project core team respondents who are well experienced in offshore oil and gas EPC projects. The homogeneity of respondents needs to be checked to get valid reading through 2 Free Samples (Mann-Whitney U) and KFree Samples (Kruskal-Wallis H) tests with SPSS program. In the first step of data analysis, validity and reliability tests are conducted to guarantee that the data are valid and trusted. Then, they will be analyzed by AS/NZ 4360 standard to gain risk factors priority. Next, the data are evaluated by Kendall-Tau nonparametric correlation test for determining relation between risks and their effect to time performance. In the end, continued to another expert validation related to risks management, to identify preventive and corrective actions for assurance in future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benita Dian Purnamasari
"Kondisi saat ini, cakupan layanan air PDAM Kota Bekasi masih sangat rendah hanya 27 persen dari total rumah tangga. Berdasarkan kondisi tersebut, pemerintah Kota Bekasi saat ini mengembangkan proyek Sistem Penyediaan Air Minum. Tujuan dari pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum di Kota Bekasi untuk mendukung aktivitas berkaitan dengan edukasi, ekonomi lokal, pemerintah dan kegiatan lain yang mengarah dalam kebutuhan pelayanan air minum. Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum membutuhkan biaya investasi yang tinggi sehingga diperlukan analisis berbasis risiko untuk mengurangi kegagalan proyek, terutama dari segi aspek finansial.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Project Risk Management untuk menghitung dampak risiko terhadap investasi. Output penelitian berupa model risiko finansial yang kemudian dianalisa untuk disusun rekomendasi Risk Response Planning berupa keputusan alternatif untuk menghindari, memitigasi atau pun menerima risiko yang akan terjadi.

The existing condition of water service coverage of the district drinking water companies (PDAMs) Bekasi Municipal is very low with only 27 percent of the total household. According to this condition, Bekasi Municipal Government is currently developing a Drinking Water Supply project. The purpose of Drinking Water Supply System Development in Bekasi Municipal is to support activities of education, local economic, government and other activities which lead to enhance need of water services. The construction of water supply system requires a high investment costs which then resulted in the need of risk-based analysis to reduce of failure in financial aspects of the project.
The study was conducted by using Project Risk Management method to calculate the impact of risks in project investment. The output of the research is a financial risk model which is then analyzed to develop a risk responses planning which provides an alternative decision whether to avoid, mitigate, or accept the risks that might occur.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinia Puspita Arryani
"Industri konstruksi kilang merupakan proses konstruksi yang sangat kompleks, di lingkungan ini banyak perubahan dan keterlambatan yang sangat mungkin terjadi. Perubahan dan keterlambatan dapat menimbulkan risiko sengketa yang dapat terus berkembang dan situasi ini mendorong industri konstruksi untuk mencari lebih banyak cara untuk menyelesaikan sengketa secara efektif. Dengan konsep tersebut, tesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang menyebabkan terjadinya klaim selama pembangunan proyek Kilang, mengidentifikasi masalah pada setiap siklus proyek dalam proses manajemen klaim, mengkuantifikasi nilai klaim dan menyediakan usulan untuk pengembangan sistem manajemen klaim. Penelitian dilakukan dengan data primer berdasarkan studi kasus dan pengumpulan kuesioner, data dianalisis menggunakan SPSS untuk mengetahui skor tertinggi dari pendapat responden terkait faktor risiko dan apakah proses klaim telah diterapkan sesuai standar PMBOK, lalu dilakukan kuantifikasi dan usulan pengembangan sistem manajemen klaim. Disimpulkan bahwa penerapan standar belum dilakukan secara optimal, setiap proses harus dievaluasi untuk mencegah terjadinya klaim yang dapat menimbulkan dispute.

Refinery construction industries are very complex, in this environment many changes and delay are very likely to occur. Changes and delay can lead to the risk of dispute that can continue to develop and this situation have prompted the construction industry to seek more ways to resolve dispute effectively. With that concept, this thesis aims to identify the risk factors that cause the occurrence of claims during the construction of Refinery project and identify the problems in each project cycle in claim management process, quantified the claim amount and give reccommendation of the development of claim management system. The study conducted by study case in Refinery Project in Indonesia, primary data was used and questionnaire collected, data were analysed using SPSS to determine the highest score of respondent’s opinions related to the risk factor and whether claim process has been applied accordingly based on PMBOK standard, then quantification claim was carried out and proposed development of a claims management system was done. It appears that the application of the standard not yet done optimally, each process shall be evaluated to prevent the occurrence of claim that could lead to dispute."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniela Alma Candrakanti
"Pengembangan proyek lapangan minyak dan gas merupakan prosedur kompleks yang melibatkan banyak risiko. Oleh karena itu, studi manajemen risiko sangat penting untuk mencapai keunggulan kompetitif jangka panjang dan mencapai keseimbangan antara paparan terhadap risiko dan penciptaan nilai bisnis yang diharapkan. Sebagai industri hulu migas, Conrad Asia Energy Ltd. sedang fokus pada tahap pengembangan produksi di Duyung PSC, kawasan seluas 927 km2 di Provinsi Kepulauan Riau, perairan Indonesia di kawasan Natuna Barat. Perusahan ini menemukan sumur Mako South-1, yang memiliki tangki gas metana kontinu dengan pengotor minimal dan reservoir produktif dengan permeabilitas tinggi. Hasilnya, rencana pengembangan (POD) Lapangan Gas Mako disahkan, yang mengubah PSC dari eksplorasi ke eksploitasi. Empat tahapan proyek pengembangan Lapangan Gas Mako adalah Select, Define, Execute, dan Operate. Proyek ini saat ini sedang dalam tahap Define, dan tahun 2025 ditetapkan sebagai tanggal Ready for Start-Up (RFSU). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor risiko yang terkait dengan proyek pengembangan Lapangan Gas Mako dan memberikan saran untuk menentukan prioritas dan mitigasi risiko selama proyek berlangsung. Dengan menggunakan Metode Best-Worst (BWM), sebuah teknik baru untuk memecahkan masalah pengambilan keputusan multi-kriteria (MCDM), prioritas risiko proyek pengembangan Lapangan Gas Mako telah tercapai. Berbeda dengan metode konvensional, model prioritas risiko yang diusulkan menerapkan tingkat kepentingan risiko pada nilai kemungkinan dan tingkat keparahan risiko ketika menentukan ukuran risiko, karena berbagai risiko diberi bobot yang berbeda. Oleh karena itu, upaya ini akan memberikan hasil yang lebih menyeluruh dan obyektif, dengan mempertimbangkan pentingnya risiko, dan memanfaatkan sumber daya yang dialokasikan untuk inisiatif pengurangan risiko dengan lebih baik. Pemeringkatan prioritas risiko didukung oleh analisis Pareto, yang menunjukkan bahwa 80% pelaksanaan proyek dipengaruhi oleh 20% risiko—atau 12 risiko yang teridentifikasi—dalam analisis.

The development of oil and gas field projects is a complex procedure that involves numerous risks. Consequently, risk management studies are essential to achieving long-term competitive advantages and striking a balance between exposure to risk and expected business value creation. As an upstream oil and gas industry, Conrad Asia Energy Ltd. is focusing on the development stage of production in the Duyung PSC, a 927 km2 area in the Riau Islands Province, Indonesian waters in the West Natuna area. The company discovered The Mako South-1 well, featuring a continuous methane gas tank with minimal impurities and a productive reservoir with high permeability. As a result, the plan of development (POD) for the Mako Gas Field was authorised, moving the PSC from exploration to exploitation. The four phases of the Mako Gas Field development project are Select, Define, Execute, and Operate. The project is in the Define stage now, with 2025 designated as the Ready for Start-Up (RFSU) date. The objective of this research is to examine the risk factors associated with the Mako Gas Field development project and offer suggestions for risk prioritisation and mitigation throughout the course of the project. Using the Best-Worst Method (BWM), a novel technique to solve multi-criteria decision-making (MCDM) problems, the risk prioritisation of the Mako Gas Field development project has been achieved. As opposed to the conventional method, the proposed risk prioritisation model applies the risk importance level to the likelihood and severity values of the risk when determining the risk size, as various risks are assigned different weights. It will therefore get more thorough and objective results, considering the relative importance of the risks, and make better use of the resources allotted for risk reduction initiatives. The risk priority ranking is supported by a Pareto analysis, which shows that 80% of the project's execution is impacted by 20% of the risks—or 12 identified risks in the analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radityo Putra Paripurna
"Era globalisasi membuat Indonesia harus bersaing dengan dunia internasional, tidak terkecuali dalam industri jasa konstruksi. Industri jasa konstruksi ini harus beradaptasi dengan kontrak internasional yang terbilang masih awam bagi kontraktor lokal, sehingga kontraktor lokal perlu mewaspadai sumber-sumber dispute apa saja yang berpotensi dapat terjadi dengan menggunakan kontrak internasional. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus pada proyek dengan menggunakan kontrak internasional, yaitu dengan mewawancarai orang-orang yang memiliki tanggung jawab di proyek tersebut dan dengan menggunakan metode AHP dan pendekatan level resiko. Hasil yang didapat berdasarkan clusternya, sumber dispute yang didapat justru berasal dari faktor manajemen pada proyek tersebut dan faktor ketidakpastian pada internal proyek.

Globalization era has led Indonesia to compete with the international world, construction industry is not an exception. Construction industry must adapt to international contracts that are still relatively unfamiliar to local contractors, so that the local contractors should be aware of the sources of any dispute that can potentially occur with the use of international contracts. This study uses a case study on the project with international contracts, done by interviewing people who have responsibilities in the project and by using the AHP method and the level-ofrisk approach. Results obtained are based on cluster, the source of the dispute is obtained from management factor on the project and uncertainty factors in project's internal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42902
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Arief
"Perencanaan proyek harus menjadi bagian integral dari industri pembangunan perumahan agar dapat dicapai kinerja proyek yang lebih efisien dan berdampak pada kinerja waktu yang lebih baik. Diperlukan pemahaman yang jelas dan rinci apa yang menjadi lingkup di dalam proyek dan apa yang tidak termasuk di dalam lingkup proyek serta apa saja yang menjadi risiko dalam perencanaan proyek. Perencanaan proyek diharapkan mampu memberikan solusi pada keseluruhan struktur pekerjaan secara yang rinci sekaligus fleksibilitas untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan kegiatan proyek dan mengakomodasi sistem organisasi proyek serta perubahan-perkembangan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengurai masalah perencanaan pada proyek pengembangan perumahan dengan mengidentifikasi 10 area pengetahuan dan 24 proses perencanaan dalam PMBOK (Project Management Body of Knowledge) edisi ke 6 tahun 2017 menggunakan pendekatan manajemen risiko untuk memahami dan menganalisis sistem perencanaan pada proyek perumahan. Mengacu pada hasil penelitian tersebut disusun sebuah pedoman (SOP) perencanaan proyek perumahan yang dapat dijadikan strategi untuk meningkatkan kinerja waktu proyek perumahan.

Project planning must be an integral part of the housing construction industry so that project performance can be achieved more efficient and have an impact on schedule performance. A clear and detailed understanding is needed of what is within the scope of the project and what are the risks identified in the project planning phase. Project planning is expected to be able to provide solutions to detailed work structures as well as flexibility to be able to adapt to the environment of unique project activities and to accommodate the project's organizational system and business changes or improvements made by the company. This study aims to parse the risks in project planning of residential development projects by identifying 10 knowledge areas and 24 planning processes in the 6th edition of the 2017 PMBOK (Project Management Body of Knowledge) using qualitative risk analysis approach to create an understanding and to mitigate the high risk factor. Referring the research results, a preventive action in each of the high risk indicator has been prepared to be integrated in the planning guideline (standard operating procedure). This risk analysis performed to be used as a strategy to improve the residential development schedule performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>