Ditemukan 68805 dokumen yang sesuai dengan query
Mery Permata Defi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengalaman berhenti kerja, baik secara sukarela (voluntary separation) maupun tidak sukarela (involuntary separation), terhadap lama pencarian kerja di Indonesia. Menggunakan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2023, penelitian ini memanfaatkan model regresi Ordinary Least Squares (OLS) dengan berbagai variabel kontrol, seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, status kepala rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, tingkat pendidikan, pelatihan, dan lokasi tempat tinggal. Hasil analisis menunjukkan bahwa individu yang berhenti secara voluntary membutuhkan waktu pencarian kerja yang lebih lama dibandingkan mereka yang berhenti secara involuntary. Penelitian ini memberikan kebaruan dengan membedakan dua kategori pengalaman berhenti kerja, sekaligus mengeksplorasi interaksi dengan karakteristik individu. Hasil penelitian diharapkan menjadi dasar empiris bagi kebijakan ketenagakerjaan yang adaptif untuk mempercepat transisi tenaga kerja menuju pekerjaan yang layak dan stabil di Indonesia.
This study aims to analyze the impact of job separation experiences, both voluntary and involuntary, on job search duration in Indonesia. Utilizing data from the 2023 National Labor Force Survey (Sakernas), the research employs an Ordinary Least Squares (OLS) regression model with various control variables, including age, gender, marital status, household head status, household size, education level, training, and residential location. The analysis reveals that individuals who experience voluntary separation take longer to find new employment compared to those with involuntary separation. This study offers a novel approach by distinguishing between these two categories of job separation while exploring their interaction with individual characteristics. The findings are expected to provide empirical support for adaptive labor policies aimed at accelerating workforce transitions into stable and decent employment in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rahayu Sri Palupi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh jenis pendidikan, pengalaman kerja, pelatihan kerja, jenis pekerjaan dan karakteristik sosio demografi terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja di Indonesia dengan menggunakan data SAKERNAS 2013. Unit analisisnya adalah angkatan kerja yang berusia 15-64 tahun yang bekerja 1 (satu) tahun yang lalu. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan menggunakan Model Regresi Cox. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pendidikan, pengalaman kerja, jenis pekerjaan, umur, jenis kelamin, status perkawinan, status kepala rumah tangga berpengaruh terhadap lama mencari kerja, sedangkan pelatihan kerja dan wilayah tempat tinggal tidak signifikan secara statistik dalam mempengaruhi lamanya mencari kerja.
The objective of this study is to learn how the education type, work experience, training, occupation type and other socio demographic characteristics determines job search duration. The unit analysis for this study is population aged 15-64 years old who found work in the one last year, using the National Labor Force Survey 2013 data. The analysis was conducted using Cox Regression. Result of the analysis indicates that type of education, work experience, occupation type, age, gender, marrital status and household's head status significantly determines job search duration. Other factors such as training and residential area does not significantly influence job search duration."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ratih Sari Dewi
"Lama mencari kerja merupakan pendekatan yang digunakan dalam analisis pengangguran secara mikro. Job search theory menyebutkan bahwa upah (wage offer dan wage reservation) merupakan determinan utama pada job search model. Upah tersebut akan menentukan keputusan individu untuk bekerja dan selanjutnya berpengaruh terhadap lama mencari kerja. Sementara itu, analisis pengaruh umur berdasarkan life course menjelaskan perbedaan perilaku labor outcome termasuk perilaku mencari kerja. Pemerintah memiliki urgensi untuk memanfaatkan momen bonus demografi, salah satunya dengan mengoptimalkan partisipasi kerja penduduk usia produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari upah reservasi dan pengaruh umur terhadap lama mencari kerja menggunakan metode OLS robust standard error. Estimasi upah reservasi dilakukan menggunakan regresi Two-Step Heckman terhadap angkatan kerja 15-64 tahun. Hasil menunjukkan bahwa upah reservasi dan pengaruh umur berpengaruh terhadap lama mencari kerja. Setiap peningkatan 1 persen upah reservasi maka akan memperpanjang lama mencari kerja 0,97 bulan. Selain itu. terdapat indikasi bahwa penganggur memiliki upah reservasi yang lebih tinggi dan lama mencari kerja yang lebih panjang. Sementara itu, rata-rata lama mencari kerja paling panjang terjadi pada masa early adulthood (23-33 tahun) dimana individu masih terus mencari pekerjaan yang sesuai. Penelitian juga menemukan indikasi adanya diskriminasi pada pencari kerja umur muda (15-22 tahun) berdasarkan karakteristik human capital. Semakin tinggi pendidikan dan keterampilan yang dimiliki individu muda justru rata-rata lama mencari kerjanya semakin pendek. Individu muda cenderung lebih mudah menerima pekerjaan apapun dan rentan mendapat upah yang tidak sesuai dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki.
The job search duration is an approach used in micro analysis of unemployment. Job search theory states that wages (wage offer and wage reservation) are the main variable of the job search model. The wage will determine the individual's work participation and subsequently affect the job search duration. Meanwhile, the analysis of age effect based on life course explains the differences in labor outcome behavior, including job searching behavior. The government has an urgency to take advantage of the demographic bonus moment, by optimizing the labor force participation of the productive population. This study wants to determine the impact of reservation wages and age effect on job search duration using the OLS robust standard error method. Estimation of reservation wages used Two-Step Heckman to labor force aged 15-64 years. The results show that reservation wages and age effect have an effect on job search duration. Every 1 percent increase in reservation wages will extend the job search duration by 0.97 months. On the other hand. there are indications that the unemployed have higher reservation wages and longer job search. Meanwhile, the longest average of job search duration occurs in early adulthood (23-33) where individuals are still looking for suitable jobs. The study also found indications of discrimination against young job seekers (15-22) based on human capital characteristics. The higher education and skills, the shorter their job search duration. Young people tend to be more likely to accept any kind of work and are vulnerable to receiving wages that are not suitable with their education level and skills."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Grace Sendy Natalia
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat fenomena perilaku pencarian kerja pada lulusan baru universitas dalam mendapatkan pekerjaan awal, mempertahankan pekerjaan, serta mendapatkan pekerjaan yang baru yang disebut dengan perilaku mencari kerja. Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa faktor-faktornya terdiri dari jaringan sosial, kurikulum pendidikan, identitas, dan juga pelatihan. Peneliti berargumen bahwa perilaku mencari kerja memiliki hubungan dengan pemanfaatan jaringan sosial dan citra diri. Hipotesis penelitian ini merumuskan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat jaringan sosial dan tingkat citra diri dengan tingkat perilaku mencari kerja pada lulusan baru universitas, yakni semakin tinggi tingkat jaringan sosial dan citra diri, maka tingkat perilaku mencari kerja pada lulusan baru universitas akan semakin tinggi juga. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan metode pengumpulan daya berupa survei yang dilakukan secara online dan disebar di Jabodetabek.
This study aims to look at the phenomenon of job search behaviour in fresh graduates in getting first jobs, retaining jobs, as well as getting new jobs called job searching behaviour. Previous research said that the factors consisted of social networks, educational curriculum, identity, and also training. Researchers argue that job searching behaviour can be influenced by social networks and self-esteem. The hypothesis of this study formulates that there is a positive relationship between the level of social networks and the level of self-image with the level of job-seeking behaviour in new university graduates. i.e. the higher the level of social networks and self-image, the level of job searching behaviour in new university graduates will also be higher. The approach used in this research is a quantitative approach, with a power collection method in the form of a survey conducted online and distributed in Greater Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Putri Lestari
"Skripsi ini membahas permasalahan mengenai penyelesaian perselisihan pemutusan hubungan kerja karena pengunduran diri pekerja berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, serta mengenai pertimbangan hukum Majelis Hakim tentang pengunduran diri pekerja dalam Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung Nomor 45/Pdt.Sus-PHI/2015/PN.Bdg. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif bersifat deskriptif analisis. Dalam penelitian ini penulis sampai pada kesimpulan bahwa penyelesaian perselisihan pemutusan hubungan kerja karena pengunduran diri pekerja berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial wajib diupayakan terlebih dahulu melalui perundingan bipartit secara musyawarah untuk mufakat. Apabila perundingan tersebut tidak menghasilkan kesepakatan, maka para pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui tahapan perundingan tripartit, yakni melalui konsiliasi atau mediasi. Dalam hal proses konsiliasi atau mediasi tidak juga mencapai kesepakatan, maka salah satu atau para pihak dapat melakukan upaya penyelesaian ke Pengadilan Hubungan Industrial. Selanjutnya, bahwa Majelis Hakim dalam Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Bandung Nomor 45/Pdt.Sus-PHI/2015/PN.Bdg telah keliru dalam memberikan pertimbangan hukum dan menerapkan hukum dengan menyatakan putus hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha dengan alasan pekerja mengundurkan diri atas kemauan sendiri. Pertimbangan Majelis Hakim tersebut bertentangan dengan ketentuan Pasal 162 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
This thesis discusses any problems about dispute settlement over the termination of employment caused by resignation of worker based on Act Number 2 of 2004 on Industrial Relations Disputes Settlement, and legal consideration of the Judges about resignation of worker in Industrial Relations Court on District Court of Bandung Decision Number 45 Pdt.Sus PHI 2015 PN Bdg. This research used normative legal with descriptive analysis. In this research the author came to the conclusion that dispute settlement over the termination of employment caused by resignation of worker based on Act Number 2 of 2004 on Industrial Relations Disputes Settlement, shall be pursued in advance of bipartite negotiations by deliberation for consensus. If the negotiation does not reach an agreement, the parties can resolve by tripartite negotiation through conciliation or mediation. In the case of conciliation or mediation does not also reach an agreement, one of the parties can make efforts to settle to the Industrial Relations Court. Furthermore, that in Industrial Relations Court on District Court of Bandung Decision Number 45 Pdt.Sus PHI 2015 PN Bdg the Judges had mistaken in giving legal consideration and apply the law by stating that the working relationship between the worker and the employer was broken off because the worker resigned of his own accord. Consideration of the Judges is contrary to the provisions of Article 162 of Act Number 13 of 2003 on Manpower."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S66078
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Penulisan ini menganalisis bagaimana pengajuan surat pengunduran diri dapat dikategorikan sebagai pemutusan hubungan kerja serta hak-hak pekerja ketika terjadi pemutusan hubungan kerja, khususnya terkait dengan pemutusan hubungan kerja yang terjadi dalam Putusan Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Medan Nomor 296/Pdt.Sus-PHI/2021/PN Mdn. Tulisan ini disusun menggunakan metode penelitian doktrinal. Pemutusan hubungan kerja merupakan akhir dari hubungan kerja yang terjadi akibat suatu kondisi tertentu sehingga mengakhiri hak dan kewajiban antara pekerja dengan pengusaha. Selain itu, pemutusan hubungan kerja pertanda sebagai awal dari berakhirnya sumber penghasilan pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Maka dari itu, ketika pemutusan hubungan kerja terjadi, terdapat hak-hak normatif wajib diberikan oleh pengusaha. Baik pengusaha maupun pekerja dapat melakukan pemutusan hubungan kerja. Akan tetapi, terkadang prosedur pemutusan hubungan kerja tidak dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakadilan terhadap pekerja. Pada duduk perkara yang terjadi di dalam Nomor 296/Pdt.Sus-PHI/2021/PN Mdn, baik pekerja maupun pengusaha tidak melaksanakan prosedur pemutusan hubungan kerja sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga beberapa hak pekerja menjadi tidak terpenuhi. Dalam memutus hubungan kerja seharusnya hakim juga perlu lebih memperhatikan ketentuan hukum yang berlaku agar hak-hak pekerja tetap terjamin.
This paper analyzes how the application of a resignation letter can be categorized as termination of employment and workers' rights when termination occurs, especially in relation to the termination of employment in the Court of Industrial Relations at Medan District Court No. 296/Pdt.Sus-PHI/2021/PN Mdn . The paper was written using a doctrinal research method. Termination of employment is the end of employment relationships that occurs due to certain conditions, thus ending the rights and obligations between workers and entrepreneurs. In addition, the termination of employment marks the beginning of the end of workers' income sources to meet the daily needs of life. Therefore, when the termination of employment occurs, there are normative rights that must be given by the employers. Both employers and workers can cut off employment. However, sometimes the termination procedure is not carried out in accordance with the procedures that have been regulated in the legislation. This could result in injustice for workers. In the case that occurred in verdict 296/Pdt.Sus-PHI/2021/PN Mdn, both workers and employers didn’t carry out the termination procedure in accordance with the applicable regulations hence some workers' rights were not fulfilled. In making a decision for termination of employment, judges should also pay more attention to the applicable legal provisions so that workers' rights remain guaranteed. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rr. Sekar Ayu Dian Kusumaningtyas
"Masalah pengangguran dan diberlakukannya pasar tenaga kerja MEA 1 Januari 2016 menuntut pencari kerja untuk menjadi lebih kompetitif dalam mencari kerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Trait Kompetitif terhadap Intensitas Mencari Kerja pada pencari kerja Generasi Y melalui keempat dimensi Trait Kompetitif dari Newby dan Klein (2014): General Competitiveness, Dominant Competitiveness, Competitive Affectivity, dan Personal Enhancement Competitiveness. Sebanyak 254 partisipan yang merupakan pencari kerja mengisi kuesioner online Competitiveness Orientation Measure (2014) dan Job Search Behavior Scale (2004). Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari dimensi Dominant Competitiveness terhadap dua fase dari Intensitas Mencari Kerja individu, yaitu Persiapan Mencari Kerja (R2 = 0,139, β = 0,372, p<0,05) dan Aktif mencari kerja (R2 = 0,067, β = 0,259, p<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa pencari kerja Generasi Y di Indonesia dengan kecenderungan kompetitif yang tinggi karena keinginan untuk mendominasi orang lain mempengaruhi seberapa besar intensitas mencari kerja mereka.
The problem of unemployment and implementation of labor market MEA in January 1st 2016 requires job seekers to become more competitive in job search. This research was conducted to see the influence of trait competitiveness on job search intensity through four dimensions by Newby and Klein (2014): General Competitiveness, Dominant Competitiveness, Competitive Affectivity and Personal Enhancement Competitiveness. A total of 254 participants were seeking job filled out the online questionnaire of Competitiveness Orientation Measure (2014) dan Job Search Behavior Scale (2004). There was an influence from Dominant Competitiveness dimension on two phases of Job Search Intensity, Preparatory Job Search (R2 = 0,139, β = 0,372, p<0,05) and Active Job Search (R2 = 0,067, β = 0,259, p<0,05). This result indicates that Indonesian job seekers from Y Generation with high level tendencies of competitiveness caused by the desire to dominate other people influenced their level of intention to seek job."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65659
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yoga Pramaditya
"
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dari aspek-aspek kepuasan kerja dari Spector 2000 dengan perilaku mencari pekerjaan pada pekerja di sektor perbankan. Sebanyak 289 responden mengisi kuesioner alat ukur kepuasan kerja Job Satisfaction Survey dan perilaku mencari pekerjaan Job Search Behavior Scale . Penelitian ini menunjukkan bahwa sembilan aspek kepuasan kerja dari Spector 2000 memiliki hubungan yang negatif dengan perilaku mencari pekerjaan. Berdasarkan temuan diperoleh aspek kepuasan gaji r=-0,453, p
ABSTRACTThe aim of this research is to examine the correlations between each facet of job satisfaction from Spector 2000 on the job search behavior in banking sector. A total of 289 respondents completed a survey on job satisfaction Job Satisfaction Survey and the job search behavior Job Search Behavior Scale . Result indicated all nine facets on job satisfaction negatively correlate with job search behavior. Result showed that facet pay r 0,453, p"
2016
S66681
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Devi Hildayanti
"Skripsi ini menggunakan data Sakernas tahun 2014 untuk membahas pengaruh karakteristik individu dan jenis pekerjaan terhadap lama mencari pekerjaan pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lama mencari pekerjaan pertama di Indonesia adalah 2.9 bulan. Menggunakan ordinary least square, terlihat bahwa lama mencari kerja bagi perempuan cenderung lebih singkat. Tingkat upah dan pendidikan terakhir yang ditamatkan berpengaruh signifikan terhadap lama mencari kerja. Semakin tinggi tingkat upah dan pendidikan terakhir yang ditamatkan, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan pertama. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa lama mencari kerja di sektor formal cenderung lebih lama dibandingkan sektor informal.
This study is conducted to analyzed the effect of individual characteristics and type of job on the length of job search for first time job seekers by using Sakernas 2014 data. The result showed that the average length of job search in Indonesia ias 2.9 months. Ordinary least square estimation revealed that length of job search for female is shorter. Wage and education background significantly affect length of job search. Higher salaried job and education background will increase the length of job search. The duration of job search for formal sector tend to be longer than informal sector."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69647
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ghazahra Vesti Rana
"Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh perusahaan dengan alasan efisiensi merupakan hal yang diperbolehkan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pengajuan yang datang dari inisiatif pihak perusahaan maupun pekerja/buruh, prosedur yang wajib dilakukan, adanya pemberitahuan sebelum pengakhiran hubungan kerja serta pemberian uang kompensasi setelah terjadinya pemutusan hubungan kerja menjadi ketentuan perundang-undangan sebagai wujud aspek keadilan dalam pemutusan hubungan kerja. Namun, sifat subordinasi dalam hubungan kerja menjadikan tak sedikit perusahaan yang menyalahgunakan alasan efisiensi sebagai dasar pemutusan hubungan kerja tanpa alasan yang jelas dan akhirnya melanggar aspek keadilan yang menjadi salah satu tujuan dibuatnya hukum. Hal serupa juga terjadi pada PT. Tirta Alpin Makmur berdasarkan Putusan Nomor 59/Pdt.Sus-PHI/2018. Penelitian ini berbentuk penelitian yuridis normatif yang dilakukan dengan cara metode kualitatif. Penelitian dilakukan dengan cara studi kepustakaan dengan data sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Ditemukan inkonsistensi majelis hakim dalam menerapkan hukum pada pemutusan hubungan kerja yang dilakukan, juga ketidaksesuaian pembenaran pemutusan hubungan kerja dengan alasan yang diperbolehkan oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan. Implementasi keadilan tidak diterapkan sesuai dengan keadilan substansi dan prosedural pada Undang-Undang Ketenagakerjaan.
Termination of employment by companies for reasons of efficiency is permissible under Law Number 13 of 2003 concerning Employment. Submission that comes from the initiative of the company as well as workers / laborers, have to undergo mandatory procedure, which is to give notification (notify) prior to the termination of the employment relationship and determining the compensation money after termination of employment, which is constituted by statutory provision as a form of justice aspects in termination of employment. However, the subordinate nature of work relations creates conditions where companies then misuse the reasons for efficiency as a basis for termination of employment without a clear reason and ultimately violate aspects of justice which is one of the aims of the law. Similar thing happened to PT. Tirta Alpin Makmur based on Court Decision Number 59/Pdt.Sus-PHI/2019/Pn.Mdn. This research takes the form of normative juridical research conducted by means of qualitative methods. The study was conducted by means of a literature study with secondary data in the form of primary, secondary and tertiary legal materials. The inconsistency of the judges in applying the law in termination of employment for reasons permitted by the Manpower Act. The implementation of justice is not applied in accordance with substance and procedural justice in the Labor Law."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library