Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178658 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Triyasinta Noor Laksmita Dewi
"Objek wisata merupakan daya tarik suatu daerah yang dapat dikelola dan dikembangkan sehingga dapat menunjang perekonomian daerah tersebut. Kecamatan Polanharjo menjadi salah satu daerah di Kabupaten Klaten dengan daya tarik utama wisata air yang mengalami peningkatan jumlah pengunjung dengan signifikan. Objek wisata di Kecamatan Polanharjo dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu objek wisata alami, objek wisata budaya, dan objek wisata minat khusus. Jangkauan pelayanan mencakup kemampuan objek wisata untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan preferensi beragam dari wisatawan dan karakteristik lkasi objek wisata tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik wisatawan dan karakteristik lokasi objek wisata, serta menganalisis jangkauan pelayanan objek wisata di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode analisis spasial (analisis komparasi keruangan) dan metode pengumpulan data dengan studi literatur, survei lapang, dan kuisioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Umbul Sigedhang-Kapilaler adalah objek wisata alam yang memiliki karakteristik wisatawan dengan usia remaja datang karena motivasi pengakuan diri, tertarik dengan suasana di sana, serta mudah menjangkau objek wisata dengan biaya pengeluaran sedang serta karakteristik lokasi yang cukup lengkap dan kurang strategis. Objek wisata alam adalah objek wisata dengan jangkauan pelayanan lingkungan karena mayoritas wisatawannya berada dalam skala pelayanan lingkungan. Lalu, Umbul Kemanten adalah objek wisata budaya yang memiliki karakteristik wisatawan dengan usia dewasa, datang karena motivasi budaya, tertarik dengan atraksi di sana, serta mudah menjangkau objek wisata dengan biaya pengeluaran sedang serta krakteristik lokasi yang sangat lengkap dan cukup strategis. Objek wisata budaya adalah objek wisata dengan jangkauan pelayanan lokal karena mayoritas wisatawannya berada dalam skala pelayanan lokal. Sedangkan, New Rivermoon Adventure adalah objek wisata minat khusus yang memiliki karakterisktik wisatawan dengan usia dewasa, datang karena motivasi fisik, tertarik dengan kepopuleran objek wisata, serta mudah menjangkau objek wisata dengan biaya pengeluaran rendah serta karakteristik lokasi yang lengkap dan sangat strategis. Objek wisata minat khusus adalah objek wisata dengan jangkauan pelayanan regional karena mayoritas wisatawannya berada dalam skala pelayanan regional.

Tourist attractions are features of an area that can be managed and developed to support the local economy. Polanharjo District is one of the regions in Klaten Regency with a primary attraction of water tourism, which has seen a significant increase in the number of visitors. The tourist attractions in Polanharjo District are categorized into three types: natural tourist attractions, cultural tourist attractions, and special interest tourist attractions. Service range refers to the ability of a tourist attraction to adapt to the diverse needs and preferences of tourists and the characteristics of the location. This research was conducted to examine the characteristics of tourists and the characteristics of the tourist attraction locations, as well as to analyze the service coverage of tourist attractions in Polanharjo District, Klaten Regency. This is a descriptive quantitative study using spatial analysis methods (comparative spatial analysis) and data collection methods including literature review, field surveys, and questionnaires. The research findings show that Umbul Sigedhang-Kapilaler is a natural tourist attraction with characteristics of young visitors who come due to self-recognition motivation, are attracted by the ambiance there, and can easily reach the location with moderate spending. The location characteristics are fairly complete but not very strategic. Natural tourist attractions have an environmental service range, as most of the visitors fall within the environmental service scale. Umbul Kemanten is a cultural tourist attraction with characteristics of adult visitors who come due to cultural motivation, are interested in the attractions there, and can easily access the location with moderate spending. The location characteristics are very complete and quite strategic. Cultural tourist attractions have a local service range, as most of the visitors fall within the local service scale. Meanwhile, New Rivermoon Adventure is a special interest tourist attraction with characteristics of adult visitors who come due to physical motivation, are attracted by the popularity of the attraction, and can easily reach the location with low spending. The location characteristics are complete and very strategic. Special interest tourist attractions have a regional service range, as most of the visitors fall within the regional service scale. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Nur Fajri
"Pasar tradisional merupakan wadah utama penjualan produk-produk berskala ekonomi rakyat dan menjadi indikator stabilitas pangan. Kecamatan Cakung merupakan kecamatan terluas (22%) dengan jumlah penduduk terbanyak (17,5%) di Jakarta Timur, namun hanya memiliki 3 pasar dari 33 pasar tradisional di Jakarta Timur yang dikelola oleh PD Pasar Jaya. Dengan menggunakan metode analisis spasial yaitu analisis komparasi keruangan, dan metode analisis kuantitatif deskriptif serta metode crosstab, dilakukan penelitian dengan tujuan melihat secara spasial, wilayah mana saja yang menjadi jangkauan pelayanan pasar tradisional dan bagaimana hubungannya dengan karakteristik lokasi dan karakteristik konsumen. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa Pasar Cakung merupakan pasar tradisional dengan jangkauan pelayanan lokal. Dengan karakteristik lokasi cukup lengkap dan strategis, dan karakteristik konsumen wiraswasta yang sering membeli barang kebutuhan pribadi biaya rendah dan mudah menjangkau pasar dengan biaya transportasi rendah. Kemudian Pasar Ujung Menteng, memiliki jangkauan pelayanan kota. Dengan karakteristik lokasi lengkap dan sangat strategis, dan karakteristik konsumen wiraswasta yang sering membeli barang yang dijual kembali biaya sedang dan mudah menjangkau pasar dengan biaya transportasi rendah. Sedangkan Pasar Klender SS, memiliki jangkauan pelayanan kota. Dengan karakteristik lokasi sangat lengkap dan strategis, dan karakteristik konsumen yaitu wiraswasta yang sering membeli barang kebutuhan pribadi biaya rendah dan cukup mudah menjangkau pasar dengan biaya transportasi rendah.

Traditional markets are the main place for selling people's economic products and become food indicators. Cakung sub-district is the largest sub-district (22%) with the largest population (17.5%) in East Jakarta, but only has 3 markets out of 33 traditional markets in East Jakarta managed by PD Pasar Jaya Market. By using the method of spatial analysis and quantitative descriptive analysis methods, research was conducted on the range of traditional market services based on the location characteristics and consumers characteristics. The results of the research show that Cakung Market is a traditional market with local service coverage. With the characteristics of complete enough and strategic location, and the characteristics of entrepreneur consumers who often buy personal necessities at low costs and are easy to reach market with low transportation costs. Then Pasar Ujung Menteng, has a city service coverage. With the characteristics of complete and very strategic location, and the characteristics of entrepreneur consumers who often buy goods that are resold at moderate costs and are easy to reach market with low transportation costs. Meanwhile, Pasar Klender SS has a city service coverage. With the characteristics of a very complete and strategic location, and the characteristics of entrepreneur consumers who often buy personal necessities at low costs and are quite easy to reach market with low transportation costs. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Gede Kharisma Yudha
"Bali merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia, rata-rata pertumbuhan jumlah Wisman sepanjang 2015-2018 mencapai 13,66%. Penelitian mengenai tipologi objek wisata dan tipologi wisatawan yang berkunjung ke Bali menjadi hal yang penting untuk diketahui dikarenakan kajian tipologi sangat penting untuk pengembangan pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola persebaran wisatawan berdasarkan persebaran jenis objek wisata dan kelas penginapan di Bali, dimana sebaran pengunjung wisata pada berbagai destinasi wisata di bali dapat dikaji secara spasial dengan melihat sebaran jumlah akomodasi pada tiap kabupaten, dan penelitian ini menggunakan data jumlah pengunjung wisata pada tiap destinasi wisata di Bali dan mengasosiasikannya dengan jumlah akomodasi pada tiap kabupaten. Hasilnya pola sebaran objek wisata dan wisatawan terdapat di setiap Kabupaten/Kota di Bali dengan aktivitas pariwisata paling besar terdapat Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Bangli yang mana terdapat hubungan yang signifikan antara pola persebaran wisatawan dengan jenis objek wisata dan kelas penginapannya dimana semakin baik dan banyak fasilitas akomodasi dan objek/atraksi wisata yang ada maka semakin banyak pula pengunjung dan kegiatan kepariwisataan yang ada.

Bali is one of the leading tourist destinations in Indonesia, the average growth of the number of foreign tourist throughout 2015-2018 reached 13.66%.This research is important to know because the study of typology is very important for tourism development. The purpose of this study is to find out the pattern of tourist distribution based on the distribution of tourist attractions and lodging classes in Bali, where the distribution of tourist visitors in various tourist destinations in Bali can be studied spatially by looking at the distribution of the number of accommodation and the number of tourism object in each district. As a result, the pattern of distribution of tourist attractions and tourists is found in every Regency / City in Bali with the largest tourism activities there are Gianyar Regency, Tabanan Regency, Karangasem Regency, Badung Regency, Denpasar City, Jembrana Regency, Klungkung Regency, and Bangli Regency where there is a significant relationship between the pattern of tourist distribution with the type of tourist attractions and lodging classes where the better and more accommodation facilities and attractions /object that exist, the more visitors and tourism activities there are."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Gede Kharisma Yudha
"Bali merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia, rata-rata pertumbuhan jumlah Wisman sepanjang 2015-2018 mencapai 13,66%. Penelitian mengenai tipologi objek wisata dan tipologi wisatawan yang berkunjung ke Bali menjadi hal yang penting untuk diketahui dikarenakan kajian tipologi sangat penting untuk pengembangan pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola persebaran wisatawan berdasarkan persebaran jenis objek wisata dan kelas penginapan di Bali, dimana sebaran pengunjung wisata pada berbagai destinasi wisata di bali dapat dikaji secara spasial dengan melihat sebaran jumlah akomodasi pada tiap kabupaten, dan penelitian ini menggunakan data jumlah pengunjung wisata pada tiap destinasi wisata di Bali dan mengasosiasikannya dengan jumlah akomodasi pada tiap kabupaten. Hasilnya pola sebaran objek wisata dan wisatawan terdapat di setiap Kabupaten/Kota di Bali dengan aktivitas pariwisata paling besar terdapat Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Bangli yang mana terdapat hubungan yang signifikan antara pola persebaran wisatawan dengan jenis objek wisata dan kelas penginapannya dimana semakin baik dan banyak fasilitas akomodasi dan objek/atraksi wisata yang ada maka semakin banyak pula pengunjung dan kegiatan kepariwisataan yang ada.

Bali is one of the leading tourist destinations in Indonesia, the average growth of the number of foreign tourist throughout 2015-2018 reached 13.66%.This research is important to know because the study of typology is very important for tourism development. The purpose of this study is to find out the pattern of tourist distribution based on the distribution of tourist attractions and lodging classes in Bali, where the distribution of tourist visitors in various tourist destinations in Bali can be studied spatially by looking at the distribution of the number of accommodation and the number of tourism object in each district. As a result, the pattern of distribution of tourist attractions and tourists is found in every Regency / City in Bali with the largest tourism activities there are Gianyar Regency, Tabanan Regency, Karangasem Regency, Badung Regency, Denpasar City, Jembrana Regency, Klungkung Regency, and Bangli Regency where there is a significant relationship between the pattern of tourist distribution with the type of tourist attractions and lodging classes where the better and more accommodation facilities and attractions /object that exist, the more visitors and tourism activities there are.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vadia Virgina Jamila
"DKI Jakarta diketahui sebagai tempat pertemuan dari etnis yang bersifat heterogen, sehingga memungkinkan adanya interaksi antar berbagai macam kebudayaan yang menciptakan terbentuknya cikal bakal etnis Betawi. Sehubungan dengan pelestarian budaya Betawi sebagai identitas dari ibukota, DKI Jakarta mengembangkan destinasi pariwisata berbasis budaya, khususnya Betawi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik lokasi objek wisata budaya Betawi berdasarkan serta hubungan antara karakteristik lokasi, karakteristik wisatawan, dan pergerakan wisatawan pada objek wisata budaya Betawi. Variabel dalam penelitian ini meliputi karakteristik lokasi, karakteristik wisatawan, dan pergerakan wisatawan. Metode penelitian ini menggunakan analisis spasial deskriptif. Dapat dipahami bahwa Perkampungan Betawi Setu Babakan memiliki tipe memadai dan strategis serta termasuk ke dalam objek wisata budaya Betawi bernuansa . Untuk di Anjungan DKI Jakarta memiliki tipe kurang memadai dan kurang strategis serta Museum Kebahariaan Rumah Si Pitung memiliki tipe tidak memadai dan tidak strategis, termasuk ke dalam objek wisata budaya Betawi bernuansa historical Selain itu, dapat dipahami bahwa lokasi, karakteristik wisatawan, dan pergerakan wisatawan tidak memiliki hubungan.
DKI Jakarta is known as a encounter place of heterogeneous ethnic groups, so it possible for interactions among the ethnicities which has formed Betawi ethnic. As Betawi culture preservation functioned as a identity of the capital city, DKI Jakarta developed cultural-based tourism destination, espesially Betawi culture. This research is being used to know the differences between characteristic of location, characteristic of tourist and tourist movement on Betawi cultural tourism objects. Variable in this research are characteristic of location, characteristic of tourist and tourist movement. The method in this research used spatial and descriptive analysis. It could be known that Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan has adequate and strategic type and included as the cultural nuanced of Betawi cultural tourism objects. In this research, it known that Anjungan DKI Jakarta has less adequate and less strategic type, Museum Kebahariaan Rumah Si Pitung has not adequate and not strategic, included as the historical nuanced of Betawi cultural tourism object. On the other hand, it known that characteristic of location, characteristic of tourist and tourist movement have no relation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Nyoman Sri Natih Sudhiastiningsih
"Skripsi ini mengaji munculnya variasi respons petani terhadap Program Inpari 13 di Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo. Variasi respons individu menjadi fokus kajian karena dari kondisi yang memang mengandalkan pada keputusan individual dalam bercocok tanam padi, secara khusus ada Program Inpari 13 yang menyeragamkan pola tanam, varietas yang ditanam, dan pengendalian hama melalui penyemprotan massal. Program secara 'top-down' diterapkan sebagai respons pemerintah Jawa Tengah dalam rangka mengamankan produksi beras karena adanya 'bencana' akibat ledakan Wereng Batang Coklat (WBC) yang tidak tertanggulangi oleh keputusan individual petani. Dalam mengaji variasi respons, peneliti harus memerhatikan faktor-faktor kontekstual dari munculnya variasi tersebut. Skripsi ini juga memaparkan kemungkinan evaluasi oleh petani karena adanya keragaman praktik budi daya tanaman padi. Selanjutnya, evaluasi melalui mekanisme belajar yang dialami petani akan mengumpan balik pada pengetahuan yang dimilikinya.

This thesis examines the emergence of variation in the farmer's responses toward the Inpari 13 Program in Kahuman village, Polanharjo district in Klaten Regency of Central Java. The variation of individual responses become the focus of study in this thesis because of the condition that relies on individual decisions in rice farming, in particular there was an Inpari 13 Program that uniformed the cropping patterns, varieties grown, and pest control through the mass-spraying. The program that though spraying pesticides implemented in a 'top-down' way was the response of Central Java's government in securing produced rice because of the 'hazard' due to by the outbreaks of Brown Plant Hopper that was unresolved by the farmer's individual decisions. In studying the variation of responses, we should consider the contextual factors in the emergence of such variations. I also present in this thesis that the diversity of paddy's cultivation practices enabled the farmers to do evaluation of the result of their strategies. The evaluation enriched their knowledge of cultivation strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saladin Markanday
"ABSTRAK
Jakarta berpotensi besar di bidang pariwisata, dan jika dibanding dengan daerah lain, pariwisata Jakarta telah berkembang secara pesat. Untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi objek wisata di Jakarta berdasarkan karakteristik demografi wisatawan. Penelitian ini menggunakan data karakteristik demografi berdasarkan dari usia dan pekerjaan. Jenis wisata yang digunakan dalam penelitian ini adalah wisata rekreasi, sejarah dan budaya, serta belanja dan kuliner. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui kecenderungan wisatawan terhadap pemilihan objek wisata, dilihat dari karakteristik demografi wisatawan tersebut dan juga untuk melihat pengaruh efisiensi terhadap pemilihan rute wisata. Hasil penelitian preferensi menunjukkan bahwa wisata rekreasi yang menjadi pilihan utama kelompok demografi berusia 17-23 tahun dan 24-30 tahun, serta kelompok pekerjaan sebagai PNS dan Swasta, memilih Taman Mini Indonesia sebagai pilihan utama. Kelompok usia 31 ndash; 40 tahun dan 41 tahun ke atas, serta kelompok pekerjaan lain-lain memilih Kebun Binatang Ragunan sebagai pilihan utama. Kelompok pelajar memilih Kota Tua sebagai pilihan utama. Untuk objek wisata sejarah dan budaya, semua kelompok usia serta kelompok pekerjaan pelajar, swasta, dan lain-lain memilih Monumen Nasional sebagai pilihan utama, hanya kelompok pekerjaan PNS saja yang memilih Museum di Kawasan Kota Tua sebagai pilihan utama. Jenis wisata yang ketiga yaitu belanja dan kuliner, yang menjadi objek wisata pilihan utama wisatawan berprofesi sebagai pelajar serta kelompok pekerjaan pelajar dan PNS adalah Senayan City. Kelompok usia 31-40 tahun dan 41 tahun keatas, serta kelompok pekerjaan lain-lain yang memilih Kelapa Gading sebagai pilihan utama, sedangkan kelompok usia 24-30 tahun serta kelompok pekerjaan swasta, memilih Blok M sebagai pilihan utama mereka. Kesimpulan penelitian pengaruh efisiensi terhadap pemilihan rute wisata berbeda tiap jenis wisata dan tidak berpengaruh secara signifikan antara efisiensi dengan pemilihan rute wisata. Wisata rekreasi mempunyai persentase pemilihan rute efisien sebesar 42 dari total pemilihan rute wisata rekreasi. Wisata sejarah dan budaya, persentase pemilihan rute efisien sebesar 32,5 dari total pemilihan rute wisata sejarah dan budaya. Wisata belanja dan kuliner, persentase pemilihan rute efisien sebesar 31 dari total pemilihan rute wisata belanja dan kuliner.

ABSTRACT
Jakarta is growing rapidly in the field of tourism compared with other provinces. To support the development of the tourism sector, this study aims to determine the attraction preference based on tourist demographic characteristics. This study uses demographic characteristics data based on age range and occupation. Types of tours used in this study are recreational, history and culture, as well as shopping and culinary. The method of analysis used in this study is descriptive statistics. Descriptive statistics used to determine the tendency of tourists to the attractions preference, viewed from the demographic characteristics of these tourists and also to see the effect of efficiency on the tour routes preference. The results show the majority of demographic groups aged 17 23 years and 24 30 years, as well as employment groups as civil servants and private, chose Taman Mini Indonesia as the main choice of recreational tours. Groups aged 31 40 years also 41 years and over, as well as other employment groups chose Ragunan Zoo as the top choice. Student groups choose Old Town as the primary choice. For historical and cultural attractions, all age groups and occupation types like student, private, and others choose the National Monument as the primary choice, only civil servant groups who choose the Museum in the Old Town Area as the primary choice. The last type of tours is shopping and culinary, which Senayan City became the main choice of the 17 23 year age group as well as the student work group and civil servants. Age groups 31 40 years also 41 years and above, as well as other employment groups chose Kelapa Gading as the primary choice, while the 24 30 years age groups as well as private employment groups chose Blok M as their primary choice. The conclusion for the effect of efficiency on the selection of different tour routes for each type of tours, is that the efficiency does not significantly influence the selection of tour routes. Recreational tours has an efficient routes selection percentage of 42 of the total selection of recreational tourist routes. Historical and cultural tours, efficient routes selection percentage of 32.5 of total selection of historical and cultural routes. Shopping and culinary tours, efficient routes selection percentage of 31 of total selection of shopping and culinary tour routes."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Maulana Mulya
"Kabupaten Bandung Barat selain memiliki keindahan wisata alam yang terkenal, tetapi juga memiliki wisata lain yang terkenal yaitu wisata kuliner. Lokasi-lokasi wisata kuliner di Kabupaten Bandung Barat sudah berkembang pesat dan memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Pemilihan berbagai lokasi wisata kuliner tidak terlepas dari karakteristik lokasi dan juga karakteristik wisatawan yang berada di setiap lokasi wisata kuliner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik lokasi dan wisatawan di setiap lokasi wisata kuliner di Kabupaten Bandung Barat serta menganalisis hubungan antara karakteristik lokasi dengan karakteristik wisatawan di lokasi wisata kuliner. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik lokasi dan karakteristik wisatawan yang terdiri dari indikator jarak dari lokasi wisata alam atau buatan, jaringan jalan, penggunaan tanah, jenis makanan, asal wisatawan dan teman perjalanan. Metode yang digunakan adalah analisis komparasi keruangan dan analisis statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik lokasi wisata kuliner dengan jenis makanan tradisional dan memiliki lokasi strategis menjadi yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan, dan karakteristik wisatawan asal Jawa Barat bersama keluarga menjadi yang paling banyak mengunjungi lokasi wisata kuliner. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik lokasi wisata kuliner dengan karakteristik wisatawan di lokasi wisata kuliner Kabupaten Bandung Barat.

West Bandung Regency, besides having the beauty of famous natural attractions, but also has another renowned tourism such as culinary tourism. Culinary tourism in West Bandung Regency has developed rapidly. Many new culinary tourism locations have emerged with different characteristics from other regions. The selection of various culinary tourism locations inseparable from the characteristics of the location and the characteristics of tourists who come in each culinary tourist location. This research aims to determine how the characteristics of locations and tourists in each culinary tourism location in West Bandung Regency and analyze the relationship between the location characteristics with the characteristics of tourists in culinary tourism locations. In this research, the variables used are characteristic of tourists location and characteristics, consisting of indicators of distance from natural or artificial tourist sites, road networks, land use, types of food, the origin of tourists, and travel companions. The methods used are spatial comparison analysis and chi-square statistical analysis. The results showed that the characteristics of culinary tourism with a traditional food type and has the strategic location were mostly visited by tourists and the characteristics of tourists from West Java, with their families being the most visited culinary tourism locations. Chi-square statistical test results show that there is a significant relationship between the characteristics of culinary tourism locations with the characteristics of tourists in culinary tourism locations in West Bandung Regency."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhia Nabilla Adib
"Fenomena dalam dunia pariwisata yang menjadi trend salah satunya adalah glamping. Gabungan dari kata 'glamorous' dan 'camping', glamping merupakan inovasi dari wisata berkemah dengan konsep yang memprioritaskan kenyamanan dan kemewahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik lokasi wisata glamping berdasarkan aspek site dan situation, serta hubungannya dengan pengalaman wisatawan pada tahapan berwisata (sebelum, sesudah, dan setelah wisata) berdasarkan motivasi, kegiatan, dan kepuasan wisatawan. Lokasi penelitian meliputi Provinsi Bali bagian tengah dan selatan, yaitu Kabupaten Badung, Kabupaten Bangli, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Tabanan sebagai daerah tujuan wisata favorit dan paling populer di Provinsi Bali. Metode yang digunakan adalah analisis komparasi keruangan serta menggunakan analisis deskriptif untuk melihat hubungan antar variable karakteristik lokasi dan pengalaman wisatawan. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik lokasi wisata glamping didominasi dengan kategori Glamping Mewah Alam Strategis dan mayoritas memiliki klasifikasi fasilitas mewah dengan atraksi utama bentang alam, dan berada pada lokasi dengan aksesibilitas cukup mudah, dekat dengan lokasi daya tarik wisata, dan memiliki penggunaan tanah yang bervariasi. Terdapat cukup hubungan antara karakteristik lokasi wisata glamping dengan motivasi dan kegiatan wisatawan, namun tidak terdapat hubungan antara karakteristik lokasi wisata glamping dengan kepuasan wisatawan.

Glamping is one of the trending phenomena in the world of tourism. Derived from two words, ‘glamorous’ and ‘camping,’ glamping is an innovation from camping for those who want to be surrounded by nature without sacrificing the concept of luxuries and conveniences. This research aims to analyze the characteristics of the location for glamping in terms of site and situation aspects and the relation to tourist experience on tourism stages (pre-travel, on-travel, and post-travel), which is tourist motivation, tourist activities, and tourist satisfaction. The research location includes the central and southern parts of Bali Province, such as Badung Regency, Bangli Regency, Gianyar Regency, and Tabanan Regency as the main favorite and popular tourist destinations in Bali Province. The method used is spatial comparison analysis and uses descriptive analysis to see the relationship between variables, which consists of location characteristics and tourist experience. The result shows that Strategic Luxury Nature Glamping dominates the glamping location characteristics. The majority has luxury facilities, nature as the main attraction, easy accessibility, close distance with other tourist attractions, and various land use. There is a relationship between location characteristics of glamping with tourist motivation and tourist activities, whereas there is no relation between location characteristics with tourist satisfaction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
"Kabupaten Kebumen merupakan salah satu kawasan wisata unggulan di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki objek wisata alam, wisata buatan, dan wisata minat khusus. Masing-masing objek wisata memiliki tingkat daya tarik yang berbeda-beda. Terdapat perbedaan tingkat daya tarik objek wisata pada tahun 2020-2022 akibat adanya fasilitas yang tidak beroperasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya tarik objek wisata berdasarkan fasilitas dan aksesibilitas, serta hubungan antara tingkat daya tarik wisata dengan jangkauan wisatawan pada masing-masing objek wisata di Kabupaten Kebumen. Metode analisis yang digunakan adalah analisis keruangan dan analisis deskriptif untuk mengetahui hubungan antara tingkat daya tarik terhadap jangkauan wisatawannya. Hasil penelitian menujukkan bahwa objek wisata di Kabupaten Kebumen ini terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Objek wisata yang termasuk ke dalam tingkat daya tarik tinggi yaitu Goa Jatijajar, Pantai Suwuk, dan Waduk Sempor. Kemudian untuk tingkat daya tarik sedang yaitu objek wisata Pantai Petanahan, Pantai Karangbolong, Pantai Logending, dan Pemandian Air Panas Krakal. Sedangkan untuk tingkat daya tarik rendah yaitu objek wisata Goa Petruk dan Waduk Wadaslintang. Hubungan tingkat daya tarik objek wisata terharap jangkauan wisatawan di Kabupaten Kebumen berbeda-beda. Terdapat objek wisata dengan tingkat daya tarik tinggi memiliki tingkat jangkauan wisatawan yang tinggi tetapi ada juga yang memiliki tingkat jangkauan wisatawan sedang. Begitupula dengan tingkat daya tarik sedang dan rendah.

Kebumen Regency is one of the leading tourist areas in Central Java Province which has natural attractions, artificial tours, and special interest tours. Each tourist attraction has a different level of attraction. There are differences in the level of tourist attraction in 2020-2022 due to facilities that are not operating. This study aims to determine the level of tourist attraction based on facilities and accessibility, as well as the relationship between the level of tourist attraction and the reach of tourists in each tourist attraction in Kebumen Regency. The analytical method used is spatial analysis and descriptive analysis to determine the relationship between the level of attraction to the reach of tourists. The results of the study show that the tourist attraction in Kebumen Regency is divided into 3 levels, namely high, medium, and low. Attractions that are included in the high level of attraction are Jatijajar Cave, Suwuk Beach, and Sempor Reservoir. Then for the medium level of attraction, namely Petanahan Beach, Karangbolong Beach, Logending Beach, and Krakal Hot Springs. As for the low level of attraction, namely the Petruk Cave and Wadaslintang Reservoir attractions. The relationship between the level of attractiveness of tourist objects and the reach of tourists in Kebumen Regency is different. There are attractions with a high level of attractiveness that have a high level of tourist reach but there are also those that have a moderate level of tourist reach. Likewise with moderate and low attractiveness levels."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>