Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133251 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tyas Permatasari R.P.
"Sejak kemunculannya di Indonesia pada tahun 2022, mpox menjadi perhatian kesehatan masyarakat. Hingga saat ini penelitian yang mengeksplorasi faktor risiko kejadian mpox di Indonesia masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko kejadian mpox di Indonesia pada tahun 2023. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan memakai data sekunder yang bersumber dari formulir penyelidikan epidemiologi dan klinis kasus mpox yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Sampel penelitian terdiri atas 57 kasus konfirmasi dan 139 kasus discarded. Analisis multivariat mengidentifikasi dua faktor yang memengaruhi kejadian mpox di Indonesia pada tahun 2023, yaitu jenis kelamin dan status HIV. Strategi penanggulangan mpox perlu menekankan pada edukasi yang efektif, peningkatan deteksi dini pada kelompok berisiko, dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan melalui metode pengumpulan data yang lebih sensitif dan akurat.

Since its emergence in Indonesia in 2022, mpox has raised public health concerns. Up to this point, research examining the risk factors for mpox in Indonesia remains quite limited. This research objective is to identify the risk factors for mpox in Indonesia in 2023. This research is a cross-sectional study that utilizes secondary data obtained from the epidemiological and clinical investigation form for mpox cases provided by the Indonesian Ministry of Health. The sample for the study included 57 confirmed cases and 139 discarded cases. Multivariate analysis revealed two factors that influenced the incidence of mpox in Indonesia in 2023, specifically gender and HIV status. Mpox control strategies need to emphasize effective education, increasing early detection in at-risk groups, and improving the quality of health services through more delicate and accurate data collection methods."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indinesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Kinstania Yumna Artanti
"Mpox (Monkeypox) merupakan infeksi emerging zoonosis yang mulai meluas di Indonesia pada tahun 2023. Kasus terbanyak berada di Provinsi DKI Jakarta. Hingga saat ini penelitian yang secara spesifik meneliti faktor risiko infeksi Mpox di Provinsi DKI Jakarta masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko Mpox di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2023. Penelitian ini merupakan studi kasus kontrol yang memanfaatkan data Penyelidikan Epidemiologi Mpox Provinsi DKI Jakarta yang diperoleh dari Dinkes Provinsi DKI Jakarta. Sampel terdiri atas 49 kasus dan 109 kontrol. Analisis bivariat menunjukkan bahwa infeksi Mpox ditemukan berasosiasi dengan usia 25-39 tahun, orientasi homoseksual/biseksual, riwayat aktivitas seksual, status HIV, dan status bersamaan dengan IMS lain. Kolaborasi dengan organisasi dan tokoh yang dekat populasi kunci dalam edukasi dan pelacakan kontak erat mungkin bermanfaat dalam mencegah penularan Mpox. Edukasi tentang gejala dan faktor risiko Mpox, penyelidikan epidemiologi, dan pelacakan kontak yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan organisasi dan tokoh di populasi kunci mungkin bermanfaat dalam mencegah penularan Mpox.

Mpox (Monkeypox) is an emerging zoonotic infection that begins to spread in Indonesia in 2023. Indonesia’s confirmed cases are mainly from DKI Jakarta. Until now, research examining Mpox risk factors infection DKI Jakarta is still limited. This study aims to determine the risk factors for Mpox in DKI Jakarta Province in 2023. This is a case control study that utilizes Mpox Epidemiology Investigation data for DKI Jakarta Province obtained from the DKI Jakarta Provincial Health Office. The sample consisted of 49 cases and 109 controls. Bivariate analysis showed that Mpox infection is associated with age 25-39 years, homosexual/bisexual orientation, history of sexual activity, HIV status, and concurrent status with other STIs. Education on the sign and risk factor of Mpox, epidemiological investigation, and contact tracing collaboration with organizations and popular opinion leaders of the key populations may be beneficial in preventing Mpox transmission.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Agustin
"Kehilangan pendengaran adalah penyebab kecacatan tertinggi keempat didunia. Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa 16% dari gangguan pendengaran yang dialami oleh orang dewasa diakibatkan dari pajanan kebisingan di tempat kerja.  Tujuan utama dari penelitian ini untuk mengetahui prevalensi penurunan pendengaran, gambaran dan hubungan faktor-faktor risiko yang terkait dengan penurunan pendengaran pada pekerja factory dan warehouse PT XYZ. Penelitian ini mengadopsi desain cross-sectional dengan total populasi 421 karyawan, yang dikumpulkan melalui kuesioner, observasi dan tes audiometri. Hasil penelitian didapat prevalensi kejadian penurunan pendengaran pekerja di PT XYZ di area factory dan warehouse adalah 29 pekerja (6,9 %) dari total 421 responden. Gambaran faktor pekerjaan yaitu 25,4% responden dengan waktu kerja > 8 jam, 62% responden memiliki masa kerja ≥ 10 tahun, 47.0 % responden terpajan kebisingan melebihi dosis pajanan NAB >100%, 17,3% responden terpajan bising > 8 jam di PT XYZ. Gambaran faktor individu yaitu 39.7% responden usia ≥ 40 tahun, 64,4 % responden merokok, 25,4% responden terdiagnosa hipertensi, 5,5% responden memiliki diabetes, 76,2% responden hiperkolesterol, 1,9% responden termasuk dalam kategori penggunaan earphone kurang baik, 38,5% responden masuk dalam kategori kepatuhan penggunaan APT kurang baik. Kesimpulan bahwa usia, masa kerja, dan kepatuhan terhadap Alat Pelindung Telinga berkontribusi signifikan terhadap penurunan pendengaran pada tenaga kerja PT XYZ. Rekomendasi tes audiologi rutin, rotasi pekerjaan dari area bising tinggi, tindakan pengendalian kebisingan, program kesehatan yang menargetkan faktor gaya hidup seperti merokok dan kolesterol tinggi, dan peningkatan kepatuhan APT. Peneliti masa depan diharapkan untuk menyelidiki pajanan kebisingan sebelumnya, penggunaan obat ototoksik, dan tingkat kebisingan dan getaran tempat tinggal untuk lebih mengungkap faktor risiko NIHL.

 


Hearing loss is the fourth leading cause of disability worldwide. The World Health Organization reports that 16% of hearing loss in adults results from exposure to noise in the workplace. The main objective of this study was to determine the prevalence of hearing loss, description, and relationship of risk faktors associated with hearing loss among PT XYZ factory and warehouse workers. This study adopted a cross-sectional design with a population of 421 employees, who were collected through questionnaires, observation and audiometric tests. The results showed that the prevalence of hearing loss at PT XYZ in the factory and warehouse area was 29 workers (6.9%) out of a total of 421 respondents. An overview of work faktors, namely 25.4% of respondents with working time > 8 hours, 62% of respondents had a working period of ≥ 10 years, 47.0% of respondents exposed to noise exceeded the NAV exposure dose > 100%, 17.3% of respondents exposed to noise > 8 hours in PT XYZ. A description of other faktors, namely 39.7% of respondents aged ≥ 40 years, 64.4% of respondents smoked, 25.4% of respondents diagnosed with hypertension, 5.5% of respondents had diabetes, 76.2% of respondents had hypercholesterolemia, 1.9% of respondents included in the category of use of earphones is not good, 38.5% of respondents fall into the category of compliance with the use of APT is not good. The conclusion is that age, years of service, and compliance with ear protection devices contribute significantly to hearing loss among PT XYZ workers. Recommendations for routine audiology testing, job rotation from high noise areas, noise control measures, health programs targeting lifestyle faktors such as smoking and high cholesterol and increasing PPE compliance. Future researchers are expected to hide prior noise exposure, use of ototoxic drugs, and residential noise and vibration levels to better uncover risk faktors for NIHL.

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Syafiah Amalina
"Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei. Skabies diperkirakan menginfeksi lebih dari 200 juta orang setiap waktu. WHO telah menyatakan bahwa penyakit skabies merupakan salah satu bagian dari penyakit tropis yang terabaikan dan harus segera ditangani demi mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Kesadaran masyarakat untuk hidup bersih cenderung meningkat di masa pandemi covid-19. Meski demikian, penyebaran kasus skabies selama masa pandemi masih cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian skabies pada masa pandemi di Pondok Pesantren X Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan total sampel sebanyak 298 santri. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah stratified proportionate random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 39,9% responden mengalami skabies dan sanitasi dasar pesantren tidak memenuhi syarat. Berdasarkan analisis bivariat diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara usia (OR=7,922), jenis kelamin (OR=2,533), tingkat pendidikan (OR=5,821), personal higiene kulit (OR=1,889 pada kategori sedang, OR=2,519 pada kategori buruk), personal higiene tangan, kaki dan kuku (OR=1,718 pada kategori sedang, OR=2,068 pada kategori buruk), personal higiene rambut (OR=1,799 pada kategori sedang, OR=2,727 pada kategori buruk), kepadatan hunian (OR=3,054), suhu (OR=1,787), kelembaban (OR=1,803), dan protokol kesehatan (OR=2,395 pada kategori sedang, OR=3,295 pada kategori buruk) dengan kejadian skabies. Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada hubungan antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, personal higiene kulit, personal higiene tangan, kaki, dan kuku, personal higiene rambut, kepadatan hunian, suhu, kelembaban, protokol kesehatan dengan kejadian skabies, dan jenis kelamin merupakan faktor dominan dalam penelitian ini.

Scabies is a skin disease that is caused by Sarcoptes scabiei. Skabies is estimated to affect more than 200 million people at any time. The World Health Organization (WHO) has designated scabies as a neglected tropical disease and must be treated immediately to attain the Sustainable Development Goals. Public awareness to live clean tends to increase during the Covid-19 pandemic. However, the spread of scabies cases during the pandemic was still high. The purpose of this study is to determine the factors related with the incidence of scabies during a pandemic in X Boarding School, Panei District, Simalungun Regency in 2023. This study used a cross-sectional design with a total sample of 298 students. The sampling technique in this study was stratified proportionate random sampling. The study results showed 39,9% respondents experienced scabies and basic sanitation not eligible. The bivariate analysis results showed a significant influence between age (OR=7,922), gender (OR=2,533), education level (OR=5,821), hygiene of skin (OR=1,889 medium category, OR=2,519 bad category), hygiene of hand, feet and nail (OR=1,718 medium category, OR=2,068 bad category), hygiene of hair (OR=1,799 medium category, OR=2,727 bad category), occupancy density (OR=3,054), temperature (OR=1,787), humidity (OR=1,803), and health protocol (OR=2,395 medium category, OR=3,295 bad category) had a significant effect on the incidence of scabies. The conclusion of this study is there are associated between age, gender, education level, hygiene of skin, hygiene of hand, feet and nail, hygiene of hair, occupancy density, temperature, humidity, health protocol with the incidence of scabies and gender is the dominant factor in this study."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resty Wulandari
"Distres kerja menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di industri konstruksi. Distres kerja dikaitkan dengan perasaan emosional dan mental, tapi juga dapat berdampak buruk pada kesehatan secara fisik, menurunkan motivasi, produktivitas, dan kepuasan kerja. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya distres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko distres kerja pada pekerja konstruksi proyek XYZ, baik faktor individu, faktor psikososial, dan faktor dukungan sosial. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian dilakukan pada pekerja konstruksi XYZ pada bulan Maret-Mei 2023. Jumlah sampel penelitian adalah 127 responden yang diambil dengan teknik non random sampling. Kuesioner yang digunakan adalah Short Version-New Brief Job Stress Questionnaire (SV-NBJSQ) dan 3 pertanyaan tambahan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko yang berhubungan dengan distres kerja adalah faktor psikososial job control, kompatibilitas dengan pekerjaan, interaksi dengan atasan, interaksi dengan organisasi, dan faktor dukungan sosial. Hasil analisis menunjukkan variabel yang dominan berhubungan dengan distres kerja adalah job control dan dukungan sosial. Dari kedua variabel tersebut, dukungan sosial adalah variabel yang paling dominan berhubungan dengan distres kerja (AOR=4,062)

Job distress is a serious health problem in the construction industry. Job distress is associated with emotional and mental feelings, but it can also have a negative impact on physical health, reducing motivation, productivity and job satisfaction. There are various factors that influence the emergence of job distress. This study aims to analyze the risk factors of job distress on XYZ construction workers, including individual factors, psychosocial factors, and social support factors. This research used a cross sectional design. The research was conducted on XYZ construction workers in March-May 2023. The number of samples in this study were 127 respondents who were taken using a non-random sampling technique. The questionnaire used is the Short Version – New Brief Job Stress Questionnaire (SV-NBJSQ) and 3 additional questions. Data analysis was performed using the chi-square and logistic regression statistical test. The results showed that the risk factors associated with job distress were psychosocial factors, job control, job compatibility, interactions with superiors, interactions with organizations, and social support factors. The results of the analysis show that the dominant variable related to job distress are job control and social support. Among these two variables, social support is the most dominant variable related to job distress (AOR=4,062)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ami Nuari
"Tren absen pekerja sangat mempengaruhi produktivitas disutau perusahaan, absen dalam bekerja dianggap wajar oleh perusahaan. Data Office of National Statistic (ONS) menyatakan tingkat ketidakhadiran karena sakit meningkat menjadi 2,6% pada tahun 2022, angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak tahun 2004. Berdasarkan data pegawai pekerja di PT XYZ kejadian ketidakhadiran pekerja terus meningkat dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, data ketidakhadiran tersebut merupakan data terkait dengan pekerja yang mengalami ketidakhadiran karena sakit. Tercatat pada tahun 2022 terdapat 43% dan tahun 2023 sampai bulan September sebanyak 47% pekerja yang mengalami ketidakhadiran karena sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian ketidakhadiran pada pekerja di PT XYZ Tahun 2023. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan pendekatan desain cross sectional melalui data sekunder dan data primer, dengan pengambilan sampel total sampling sebanyak sampel 51 responden dan dianalisis dengan uji chi-square. Penelitian dilakukan pada bulan Juni – Desember 2023. Hasil penelitian deksriptif yaitu proporsi tertinggi pada pekerja yang mengalami ketidakhadrian (54,9%), umur pekerja < 40 tahun (88,2%.), masa kerja lama (51,0%), merokok (60,8%.), status gizi gemuk (45,1%), pekerja status kesehatan unfit (54,9%), pekerja kelelahan sedang (45,1%), dan pekerja stres sedang (39,2%) dan pekerja dengan beban kerja ringan (45,1%). Terdapat hubungan antara status merokok (p=0,045), status kesehatan (p=0,001), status gizi (p=0,045), kelelahan kerja (p=0,002), dan stres kerja (p=0,023). Tidak terdapat hubungan antara umur, masa kerja dan beban kerja.

The trend of worker absenteeism greatly influences productivity in a company, absence from work is considered normal by the company. Data from the Office of National Statistics (ONS) states that the rate of absence due to illness will increase to 2.6% in 2022, this figure is the highest since 2004. Based on employee data at PT XYZ, the incidence of worker absence has continued to increase over the last 2 years. , the absence data is data related to workers who experience absence due to illness. It was recorded that in 2022 there would be 43% and in 2023 until September as many as 47% of workers would experience absence due to illness. This research aims to analyze the relationship between risk factors related to the incidence of absenteeism among workers at PT analyzed with the chi-square test. The research was conducted in June – December 2023. The descriptive research results were the highest proportion of workers experiencing absenteeism (54.9%), worker age < 40 years (88.2%), long working period (51.0%), smoking (60.8%), obese nutritional status (45.1%), unfit health status workers (54.9%), moderate fatigue workers (45.1%), and moderate stress workers (39.2%) and workers with light workloads (45.1%). There was a relationship between smoking status (p=0.045), health status (p=0.001), nutritional status (p=0.045), work fatigue (p=0.002), and work stress (p=0.023). There is no relationship between age, years of service and workload."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Iswari
"Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia dan di negara berkembang. Berdasarkan profil kesehatan DKI Jakarta 2009, dilaporkan jumlah kasus diare sebesar 164.743 dimana kasus diare 50% terjadi pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kejadian diare. Metode penelitian menggunakan rancangan case control, dengan jumlah sampel 54 untuk kelompok kasus dan 54 untuk kelompok kontrol. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan chi square test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian diare memiliki hubungan yang signifikan dengan status gizi (p value= 0,037), dan kebiasaan ibu mencuci tangan sebelum memberikan makan pada anak (p value= 0,038). Rekomendasi perlunya penelitian lebih lanjut dengan.

Diarrhea disease is a major cause of morbidity and mortality worldwide and in developing countries. Based on the health profile of DKI Jakarta 2009, the reported number of cases of diarrhea of 164,743 where 50% of diarrhea cases occurred in infants. This study aims to identify and explain factors related to the incidence of diarrhea. This research method using case-control design, with sample size 54 for cases group and 54 for control group. Data analysis was performed univariate, bivariate with chi square test.
The results showed that risk factors affect has a significant relationship with nutritional status (p value= 0.037), and the habits of mothers wash their hands before providing eating in children (p value= 0.038). Recommendations that further research is another factor that affects anda is associated with diarrhea."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Sari Budi Ghafara
"Transportasi umum saat ini menjadi pilihan favorit masyarakat dalam melakukan perpindahan dengan selamat dan efisien. Salah satu transportasi umum pilihan masyarakat Jakarta adalah kereta Mass Rapid Train (MRT). Keselamatan kereta MRT merupakan isu yang penting untuk diperhatikan agar dapat menjaga keselamatan baik masinis maupun penumpang. Dalam pengoperasian kereta MRT, dilakukan oleh seorang masinis. Menurut data Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), di tahun 2016 sebanyak 45% kecelakaan disebabkan oleh masinis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fatigue serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kelelahan pada masinis seperti faktor terkait pekerjaan dan faktor tidak terkait pekerjaan. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari-Juni 2023 di PT. XYZ. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Fatigue Assessment Scale (FAS) dalam mengukur kelelahan, dan Sound Level Meter dalam mengukur kebisingan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah 67 masinis kereta MRT yang aktif mengoperasikan kereta. Hasil dari data kuesioner dianalisis menggunakan uji statistic chisquare. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 41,8% mengalami kelelahan. Dari penelitian ini diketahui bahwa pada faktor risiko terkait pekerjaan, terdapat hubungan yang signifikan antara shift kerja dengan kelelahan pada masinis. Pada faktor risiko tidak terkait pekerjaan, terdapat hubungan yang signifikan antara commuting time, dan kualitas tidur terhadap kelelahan pada masinis.

Public transportation is currently people's favorite choice for moving safely and efficiently. One of the public transportation choices for the people of Jakarta is the Mass Rapid Train (MRT). MRT train safety is an important issue to pay attention to maintain the safety of both the driver and the passengers. In operating the MRT train, it is carried out by a train driver. According to data from the National Transportation Safety Commission (KNKT), in 2016 as many as 45% of accidents were caused by train drivers. This study aims to analyze fatigue and factors related to the occurrence of fatigue in train drivers such as work-related factors and non-work related factors. This research was conducted from January to June 2023 at PT XYZ. The tools used in this study were the Fatigue Assessment Scale (FAS) questionnaire to measure fatigue, and the Sound Level Meter to measure noise. This research is a quantitative study with a cross-sectional study design. The sample in this study was 67 MRT train drivers who actively operated trains. The results of the questionnaire data were analyzed using the chi-square statistical test. The results of this study showed that 41.8% experienced fatigue. From this study, it is known that on work-related risk factors, there is a significant relationship between work shifts and driver fatigue. In non-work related risk factors, there is a significant relationship between commuting time and sleep quality on driver fatigue."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Angela Olivia
"Transportasi merupakan sarana yang dipergunakan untuk melakukan perpindahan manusia maupun barang. Transportasi darat menjadi transportasi yang paling banyak digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Selain memberikan keuntungan bagi kehidupan, disisi lain transportasi juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi penggunanya, bilamana terjadi kecelakaan lalu lintas yang dapat menimbulkan konsekuensi serius pada kesehatan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor risiko kecelakaan (faktor manusia, kendaraan, dan lingkungan) dengan kejadian kecelakaan lalu lintas di Kota Administrasi Jakarta Timur pada tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan metode kuantitatif dan pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Hasil dari penelitian ini adalah pengemudi yang terlibat kejadian kecelakaan lalu lintas mayoritas mengalami cedera/luka dan gambaran distribusinya didominasi oleh kelompok usia ≤ 35 tahun, berjenis kelamin laki-laki, berpendidikan tinggi, memiliki pekerjaan, mengalami kecelakaan akibat perilaku lengah dan kondisi jalan berlubang. Terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian kecelakaan lalu lintas dengan faktor manusia, yaitu pendidikan dan kecepatan tinggi. Dimana pengemudi dengan pendidikan tinggi lebih berisiko 62,7 kali untuk mengalami kecelakaan lalu lintas dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah dan pengemudi yang berkendara dengan kecepatan tinggi lebih berisiko 0,04 kali mengalami kecelakaan lalu lintas dibandingkan dengan yang berkendara dalam kecepatan rendah. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian kecelakaan lalu lintas dengan faktor kendaraan dan faktor lingkungan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor manusia memiliki peran penting dalam terjadinya kecelakaan.

Transportation is a tool used to carry out the movement of people and goods. Land transportation is the most widely used transportation by humans in everyday life. In addition to providing benefits for life, on the other hand transportation can also have a negative impact on its users, if a traffic accident occurs which then has serious consequences for public health. The purpose of this study was to analyze the relationship between accident risk factors (human, vehicle, and environmental factors) and traffic accidents in the Administrative City of East Jakarta in 2023. The research design used was a cross-sectional with quantitative methods and simple random sampling technique. The results of this study are that the majority of drivers involved in traffic accidents experience injuries and the distribution is dominated by the age group ≤ 35 years, male, highly educated, has a job, has accidents due to negligent behavior and potholes potholes on the road. There is a significant relationship between traffic accidents and human factors, namely education and high speed. Where drivers with higher education are 62.7 times more at risk of experiencing traffic accidents than those with low education and drivers who drive at high speeds are 0.04 times more at risk of experiencing traffic accidents than those who drive at low speeds. There is no significant relationship between traffic accidents and vehicle and environmental factors. The conclusion of this study is that the human factor has an important role in the occurrence of accidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Nurdiantika Sari
"Malaria merupakan penyakit menular yang penyebab utamanya adalah parasite (Protozoa) dari genus Plasmodium. Masih tingginya kejadian malaria di Kab. Belu Nusa Tenggara Timur Indonesia. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis dan mengukur besarnya faktor risiko yang berhubungan terhadap kejadian malaria. Penelitian ini menggunakan desain study cross-sectional. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian mass screening & selective treatment oleh Sutanto et al pada tahun 2013 di Kabupaten Belu, NTT, Indonesia. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 1113 Subjek. Analisis menggunakan cox regression dengan tingkat kemaknaan α = 5% dan nilai confidence interval 95%. Hasil analisis multivariat dengan cox regression, menunjukkan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian malaria di Kab. Belu NTT yaitu umur PR 4.901 95% CI (3.093-7.766) p value 0.000, pekerjaan PR 3.838 95% CI (2.536-5.808) p value 0.000, penggunaan obat malaria PR 0.448 95% CI (0.239-0.839) p value 0.012, dan Desa. Disimpulkan bahwa umur, pekerjaan, konsumsi obat antimalaria, dan Desa merupakan faktor risiko kejadian malaria di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur Indonesia.

Malaria is an infectious disease transmitted by Protozoa of the genus Plasmodium. This study is conducted due to the high malaria incidence in Kab. Belu, East Nusa Tenggara, Indonesia, which presents itself as a public health threat. Study aims include analyzing and measuring the magnitude of the risk factors associated with malaria incidence. This study utilized a cross-sectional study design, and is part of a larger surveillance study by Sutanto et al in 2013, which conducts large-scale mass screening and selective treatment in Belu Regency, NTT, Indonesia. The number of samples included in the study were 1113 subjects, with statistical analysis using cox regression models with 5% significance level and 95% confidence interval. The results of multivariate analysis suggested that the the risk factors associated with the malaria incidence were (1) age PR 4.901 95% CI (3.093-7.766) p value 0.000, (2) occupation PR 3.838 95% CI (2.536-5.808) p value 0.000, (4) malaria drug use PR 0.448 95% CI (0.239-0.839) p value 0.012, and (4) Village. Therefore, malaria incidence in Belu District, East Nusa Tenggara Indonesia, were heavily influenced by age, occupation, consumption of antimalarial drugs, and village.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>