Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122786 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iman Solichin
"Fraktur distal radius merupakan salah satu jenis fraktur yang sering ditemukan di ruangan gawat darurat, meliputi kurang lebih seperenam dari jumlah fraktur yang diterapi di ruangan gawat darurat. Fraktur distal radius ini mempunyai sejarah yang cukup panjang, sejak pertama kali dikemukakan oleh Pouteau (1783) dan Abraham Colles (1814). Yang menarik dari fraktur distal radius ini ialah sampai saat ini masih banyak para ahli yang memperdebatkan kasus ini. Masih belum ada kesepakatan dan masih merupakan kontroversi, berbagai macam klasifikasi dikemukakan dan berbagai macam pula jenis penanganan yang diusulkan.

Distal radius fracture is a type of fracture that is often found in the emergency room, covering approximately one-sixth of the total number of fractures treated in the emergency room. This radius distal fracture has a long history, since it was first proposed by Pouteau (1783) and Abraham Colles (1814). What is interesting about this distal radius fracture is that until now there are still many experts debating this case. There is still no agreement and it is still a controversy, various classifications have been proposed and various types of treatment have been proposed."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Hidayat
"Latar Belakang: Fraktur distal radius merupakan salah satu fraktur yang paling sering terjadi pada berbagai kelompok usia. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi luaran fraktur distal radius. Studi mengenai epidemiologi dan faktor-faktor yang mempengaruhi luaran fraktur distal radius pada populasi Asia, terutama Indonesia, masih sangat minim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi luaran klinis dan radiologis fraktur distal radius.
Metode: Dilakukan studi potong lintang pada 84 subjek yang mengalami fraktur distal radius dan menjalani tindakan di RSCM pada Januari 2014-Desember 2018. Dilakukan pengumpulan profil usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, mekanisme cedera, keterlibatan sendi, klasifikasi fernandez, jenis fiksasi, presensi fisioterapi. Hasil kemudian dihubungkan dengan luaran radiologis (radial height, radial inclination, ulnar variance, palmar tilt), luaran klinis objektif (ROM), dan subjektif (PRWE).
Hasil: Dari 84 subjek (40 laki-laki dan 44 perempuan) didapat median usia 55,5 tahun (rentang 19 - 88 tahun), yang menjalani tindakan cast sebanyak 71 subjek (84,5%) dan plate and screw sebanyak 13 subjek (15,5%). Berdasarkan analisis bivariat, terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan luaran radiologis radial height dan ulnar variance, serta mekanisme cedera dengan palmar tilt. Terdapat pula hubungan tingkat pendidikan dan keterlibatan sendi dengan luaran objektif ROM supination, jenis fiksasi dengan ROM extension, dan presensi fisioterapi dengan ROM ulnar deviation. Terdapat korelasi antara luaran radiologis ulnar variance dengan luaran objektif ROM radial deviation, serta antara radial height dengan luaran subjektif skor PRWE. Dilakukan analisis multivariat, didapatkan korelasi antara luaran objektif ROM wrist flexion dan radial deviation dengan luaran subjektif PRWE.
Diskusi: Jenis kelamin dan mekanisme cedera mempengaruhi luaran radiologis, sedangkan tingkat pendidikan, keterlibatan sendi, jenis fiksasi dan presensi fisioterapi mempengaruhi luaran objektif berupa ROM. Terdapat korelasi antara luaran radiologis dengan luaran objektif dan subjektif. Terdapat pula kolerasi antara luaran objektif dan luaran subjektif (PRWE).

Background: Distal radius fracture is one of the most common fracture among various age groups. Several factors affect the functional outcome of distal radius fracture. Studies regarding the epidemiology and factors affecting the outcome of distal radius fracture on Asian population, especially Indonesia, are still very limited. This study aims to find out factors related with clinical and radiological outcome of distal radius fracture.
Methods: A cross sectional study was done on 86 subjects who had distal radius fracture and underwent surgical or non-surgical treatment at RSCM during January 2014-December 2018. Demographic (age, gender, and education) and clinical profiles (mechanism of trauma, joint involvement, fernandez classification, fixation type, presence of physiotherapy) was collected. The results were than compared with the radiological outcome (radial height, radial inclination, ulnar variance, palmar tilt) objective clinical outcome (ROM) and subjective outcome (PRWE).
Results: 84 subjects (40 male and 44 female) with median age 55,5 (range 19-88 years old), underwent cast about 71 subject (84,5%) and plate and screw 13 subject (15,5%). Based on bivariate analysis, there was association between gender and radial height with radiological outcome ulnar variance, also between mechanism of injury with palmar tilt. There was association between level of education and articular involvement with objective outcome (ROM) supination, fixation type with ROM extension and presence of physiotherapy with ROM ulnar deviation. There was a correlation between ulnar variance with ROM radial deviation, and radial height with PRWE. Based on multivariate analysis, there was correlation between ROM wrist flexion and radial deviation with PRWE score.
Discussion: Gender and mechanism of injury affect the radiological outcome of distal radius fracture. Level of education, articular involvement, fixation type and presence of physiotherapy affect the objective clinical outcome (ROM). There was correlation between radiological outcome, ROM and PRWE score.
"
Lengkap +
[Jakarta, Depok]: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Purnomo
"ABSTRAK
Analisis Penerapan Range Of Motion Untuk Mengurangi Nyeri Pada Klien Post ORIF Plate And Screw e.c Close Fraktur Tibia Fibula Dextra 1/3 Distal Di Ruang Rawat Bedah RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. Salah satu penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan Open Reduction Internal Fixation dimana fragmen tulang yang patah akan di stabilisasi dengan menggunakan pin dan skrup. Saat ini klien memasuki proses penyembuhan tulang dalam fase inflamasi,  dimana dalam proses inflamasi akan muncul permasalahan yang dialami oleh klien paska tindakan ORIF diantaranya yaitu nyeri. Nyeri dapat mengakibatkan masalah pada sistem muskuloskeletal seperti keram otot, berkurangnya fungsi tulang, fatigue dan keterbatasan gerak. Terapi nonfarmakologis yang dapat diberikan kepada klien untuk mengurangi nyeri paska ORIF adalah dengan melakukan Range Of Motion. Manfaat melakukan gerakan Range Of Motion adalah dapat menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot, memperlancar sirkulasi darah serta dapat memperbaiki tonus otot.  Untuk itu tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis terkait Range Of Motion untuk mengurangi nyeri pada klien post ORIF plate and screw. Setelah mendapatkan implementasi terapi Range Of Motion klien mengalami penurunan skala nyeri.

ABSTRACT
Analysis of the Application  Range of Motion to Reduce Pain in Post Client ORIF Plate and Screw e.c Close Fracture Tibia Fibula Dextra 1/3 Distal in the Surgical Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo A fracture is a break in bone continuity and occurs when the bone is subjected to a stress that is greater than it can absorb. One of the treatments performed is the Open Reduction Internal Fixation in which the broken bone fragments are stabilized using pins and couplers. Currently the client enters the bone healing process in the inflammatory phase, where in the inflammatory process the problems experienced by the client after the ORIF action will arise, including pain. Pain can lead to problems in the musculoskeletal system such as muscle cramps, reduced bone function, fatigue and limited movement. Non-pharmacological therapy that can be given to clients to reduce pain after ORIF is to do Range Of Motion. The benefits of doing Range Of Motion movement are that it can determine the value of the ability of bone and muscle joints, improve blood circulation and can improve muscle tone. For this reason, the purpose of writing this scientific paper is to analyze the related Range Of Motion to reduce pain in post ORIF plate and screw clients. After getting the implementation of Range Of Motion therapy, clients experience a decrease in the pain scale."
Lengkap +
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Yanthi
"[ABSTRAK
Keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan merupakan bagian keperawatan
komunitas yang memfokuskan pelayanan pada penyelesaian masalah kesehatan.
Masyarakat perkotaan memiliki karakteristik yaitu padat penduduk, tingginya angka
pertumbuhan kendaraan bermotor, dan mobilitas yang tinggi. Karakteristik ini
mempengaruhi pola aktivitas masyarakat, salah satunya penggunaan alat transportasi
untuk efektivitas waktu. Faktor mobilitas yang tinggi, tingginya angka pertumbuhan
kendaraan, dan ketidakdisiplinan pengemudi kendaraan menimbulkan risiko
kecelakaan yang berdampak pada masalah kesehatan salah satunya fraktur. Selama
praktik di ruang bedah RSUP Cipto Mangunkusumo penulis mengambil kasus klien
fraktur radius ulna dengan ansietas tinggi selama hospitalisasi. Penulis menganalisis
salah satu tindakan keperawatan untuk mengurangi ansietas klien.ABSTRACT Urban health nursing is part of the community nursing service that focuses on
addressing health problems in urban areas. Urban community is characterized by
dense population, a high rates in the growth of motor vehicles, and high mobility of
the society. These characteristics affect the pattern of community activities, one of
which is in the use of motor vehicle for transportation. High mobility factor, a high
rates of growth in motor vehicle and inappropriate behavior may increase the risk of
accidents that may impact on health, one of which is a fracture. During the practice in
the surgery department of Cipto Mangunkusumo Hospital, the author cared for the
patient with fracture of the radius ulna with high anxiety during hospitalization. The
authors analyze done of the nursing intervention provided to reduce client anxiety;Urban health nursing is part of the community nursing service that focuses on
addressing health problems in urban areas. Urban community is characterized by
dense population, a high rates in the growth of motor vehicles, and high mobility of
the society. These characteristics affect the pattern of community activities, one of
which is in the use of motor vehicle for transportation. High mobility factor, a high
rates of growth in motor vehicle and inappropriate behavior may increase the risk of
accidents that may impact on health, one of which is a fracture. During the practice in
the surgery department of Cipto Mangunkusumo Hospital, the author cared for the
patient with fracture of the radius ulna with high anxiety during hospitalization. The
authors analyze done of the nursing intervention provided to reduce client anxiety;Urban health nursing is part of the community nursing service that focuses on
addressing health problems in urban areas. Urban community is characterized by
dense population, a high rates in the growth of motor vehicles, and high mobility of
the society. These characteristics affect the pattern of community activities, one of
which is in the use of motor vehicle for transportation. High mobility factor, a high
rates of growth in motor vehicle and inappropriate behavior may increase the risk of
accidents that may impact on health, one of which is a fracture. During the practice in
the surgery department of Cipto Mangunkusumo Hospital, the author cared for the
patient with fracture of the radius ulna with high anxiety during hospitalization. The
authors analyze done of the nursing intervention provided to reduce client anxiety, Urban health nursing is part of the community nursing service that focuses on
addressing health problems in urban areas. Urban community is characterized by
dense population, a high rates in the growth of motor vehicles, and high mobility of
the society. These characteristics affect the pattern of community activities, one of
which is in the use of motor vehicle for transportation. High mobility factor, a high
rates of growth in motor vehicle and inappropriate behavior may increase the risk of
accidents that may impact on health, one of which is a fracture. During the practice in
the surgery department of Cipto Mangunkusumo Hospital, the author cared for the
patient with fracture of the radius ulna with high anxiety during hospitalization. The
authors analyze done of the nursing intervention provided to reduce client anxiety]"
Lengkap +
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riana Pauline Tamba
"Dari evaluasi ini belum dapat disimpulkan angka keberhasilannya karena jumlah kasus sedikit, tetapi bila dilihat dari kelima kasus yang diamati maka terlihat peningkatan angka suroival, mungkin oleh karena penanganan kasus amputasi traumatik sudah dikerjakan oleh satu tim. Permasalahan pada kasus replantasi atau revaskularisasi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo bukan pada survival saja, tetapi sudah mulai berkembang pada pengembalian fungsi. Ternyata kasus mild crush injury juga bisa berhasil dengan baik ditinjau dari segi survival dan fungsinya, sehingga pernyataan mengenai kontra indikasi mild crush injury untuk disambung perlu dievaluasij ditinjau kembali.

From this evaluation, it cannot be concluded that the success rate is small because the number of cases is small, but when viewed from the five cases observed, it can be seen that the suroival rate has increased, perhaps because the handling of traumatic amputation cases has been carried out by one team. The problem in the case of replanting or revascularization at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital is not only in suroival, but has begun to develop in the return of function. It turns out that mild crush injury cases can also be successfully reviewed in terms of suroival and function, so that the statement regarding the contraindications of mild crush injury to be continued need to be evaluated and reviewed."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dedy Alkarni
"Pendahuluan: Osteosarkoma adalah tumor tulang ganas primer pada anak-anak dan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil dan kelangsungan hidup pada pasien osteosarkoma pasca operasi di RSCM Jakarta dari tahun 2010 hingga 2022 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Subjek adalah pasien osteosarkoma femoralis distal yang menjalani disartikulasi pinggul atau amputasi transfemoral pada 2010-2020. Data yang dikumpulkan dan dianalisis meliputi karakteristik pasien, kelangsungan hidup, metastasis dan skor MSTS.
Hasil: Jumlah subjek penelitian adalah 42. Subjek amputasi transfemoral lebih tua dibandingkan disartikulasi pinggul (p=0,048). Insiden metastasis lebih banyak pada amputasi dibandingkan dengan disartikulasi pinggul (p=0,001). Subjek disartikulasi pinggul memiliki diameter tumor yang jauh lebih besar daripada subjek amputasi transfemoral (p=0,031).
Pembahasan: Hubungan yang signifikan antara diameter tumor dan kelangsungan hidup terjadi karena diameter tumor terkait dengan kejadian metastasis  dan kejadian metastasis terkait dengan kelangsungan hidup. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor MSTS dan jenis amputasi karena kedua kelompok subjek menggunakan kruk, faktor sosial ekonomi untuk membuat prostesis, dan kesulitan dalam mencapai ukuran tunggul yang ideal dalam kasus tumor.
Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara diameter tumor dan metastasis dengan kelangsungan hidup dan diameter tumor dengan metastasis.

Pendahuluan: Osteosarkoma adalah tumor tulang ganas primer pada anak-anak dan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil dan kelangsungan hidup pada pasien osteosarkoma pasca operasi di RSCM Jakarta dari tahun 2010 hingga 2022 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Subjek adalah pasien osteosarkoma femoralis distal yang menjalani disartikulasi pinggul atau amputasi transfemoral pada 2010-2020. Data yang dikumpulkan dan dianalisis meliputi karakteristik pasien, kelangsungan hidup, metastasis dan skor MSTS.
Hasil: Jumlah subjek penelitian adalah 42. Subjek amputasi transfemoral lebih tua dibandingkan disartikulasi pinggul (p=0,048). Insiden metastasis lebih banyak pada amputasi dibandingkan dengan disartikulasi pinggul (p=0,001). Subjek disartikulasi pinggul memiliki diameter tumor yang jauh lebih besar daripada subjek amputasi transfemoral (p=0,031).
Pembahasan: Hubungan yang signifikan antara diameter tumor dan kelangsungan hidup terjadi karena diameter tumor terkait dengan kejadian metastasis dan kejadian metastasis terkait dengan kelangsungan hidup. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor MSTS dan jenis amputasi karena kedua kelompok subjek menggunakan kruk, faktor sosial ekonomi untuk membuat prostesis, dan kesulitan dalam mencapai ukuran tunggul yang ideal dalam kasus tumor.
Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara diameter tumor dan metastasis dengan kelangsungan hidup dan diameter tumor dengan metastasis.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Feyona Heliani Subrata
"Latar belakang: Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga tersering di seluruh dunia dan menyebabkan hingga 700.000 kematian setiap tahunnya. Angka kematian akibat kanker kolorektal paling tinggi di negara berkembang yaitu sebesar 52%. Pasien kanker kolorektal memiliki tingkat kesakitan yang tinggi akibat rekurensi maupun metastasis kanker.Faktor-faktor tersebut kemudian memengaruhi luaran akhir pasien-pasien dengan kanker kolorektal yaitu kesintasan hidup. Studi ini menilai kesintasan pasien kanker kolorektal di RSCM.
Metode Penelitian ini merupakan suatu penelitian kohort retrospektif dengan analisis survival. Data pasien kanker kolorektal diperoleh dari rekam medis Departemen Medik Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSCM selama periode Januari 2014 – Desember 2016. Seleksi data dilakukan sesuai kriteria inklusi dan eksklusi hingga jumlah minimal subyek penelitian terpenuhi.
Hasil Sebanyak 142 subyek diikutsertakan pada penelitian ini. Kelompok usia terbanyak kanker kolorektal adalah usia ≥45 tahun (73,2%) dan didominasi oleh jenis kelamin laki-laki (55,6%). Komorbiditas pasien pada penelitian ini antara lain diabetes melitus (85,2%), hipertensi (66,9%), dan obesitas (53,5%). Tingkat keparahan penyakit terbanyak pada penelitian ini adalah kanker kolorektal dengan derajat stadium IV (52,1%). Kesintasan lima tahun pasien kanker kolorektal adalah sebesar 43%. Stadium II (HR 5,19; p=0,008; 95%CI 1,524-17,692) dan III (HR 3,72; p=0,006; 95%CI 1,446-9,574) menentukan kesintasan lima tahun dan terapi definitif merupakan faktor protektif terhadap kematian dalam kurun waktu lima tahun (HR 0,117; p=0,000; 95%CI 0,096-0,519).
Kesimpulan Angka kesintasan keseluruhan KKR dalam kurun waktu 5 tahun di RSCM adalah sebesar 43%. Faktor-faktor yang memengaruhi kesintasan pasien adalah stadium klinis dan operasi definitif berupa reseksi massa tumor primer.

Background Colorectal cancer is the third most common cancer all over the world and cause more than 700.000 death anually. Mortality rate of colorectal cancer is higher in developing country compared to developed country. Patients with colorectal cancer have high morbidity due to recurrence or metastatis. Those factors determine the survival rate of patients with colorectal cancer. This study assess survival of patients with colorectal cancer in RSCM.
Method This study was a retrospective cohort with survival analysis. The patients data were from medical record from Surgery Departement in RSCM from January 2014-December 2016. Data selection was done based on inclusion and exclusion criterias.
Result There were 142 patients included in this study. Most of the patients were men (55,6%) with aged ≥45 tahun (73,2%). The most common comorbid found in this study were diabetes melitus (85,2%), hypertension (66,9%), and obesity (53,5%). There were 52,1% patients with high grade cancer/stadium IV. Five years survival of patients with colorectal cancer in this study was 43%. Stadium II (HR 5,19; p=0,008; 95%CI 1,524-17,692) and III (HR 3,72; p=0,006; 95%CI 1,446-9,574) determined five years survival and surgery is the protective factor to death for patients with colorectal cancer in five years (HR 0,117; p=0,000; 95%CI 0,096-0,519).
Conclusion Survival rate of patients with colorectal cancer in five years was 43%. Factors that influence survival rate were clinical stadium and surgery of primary tumor mass.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Dahlia Susanti
"The focus of the study is spiritual experience of women with cervical cancer. A phenomenological qualitative study was used to examine a comprehensive understanding on this particular behaviour and how they interpret those experiences. The research revealed a fact that women with cervical cancer had spiritual experiences as they felt uncertainties and suffers in their whole life but still motivated, the belief in God brings their hopes and made their life brighter. The result of this research has an implication into nursing service so that the holistic nursing process implementation to cervical cancer clients could improved."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Roup
"Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas pada tulang tibia dan fibula. Pada penderita fraktur, nyeri merupakan salah satu masalah keperawatan yang sering ditemukan. Nyeri adalah mekanisme perlindungan bagi tubuh dalam sebagai kontrol atau alarm terhadap bahaya. Nyeri pada fraktur bersifat akut dan dapat diprediksi akan tetapi membuat pasien tidak nyaman dan mengganggu aktivitas lain. Karya ilmiah ini memaparkan dan menganalisis asuhan keperawatan post operatif dengan penanganan nyeri menggunakan manajemen nonfarmakologi dengan teknik relaksasi napas dalam.
Hasil analisis menunjukkan bahwa manajemen nyeri menggunakan relaksasi napas dalam cukup efektif membantu mengatasi keluhan nyeri post operasi fratur tibia fibula disamping penggunaan terapi farmakologi. Perawat agar menerapkan manajemen nyeri non farmakologi yang salah satunya dengan relaksasi napas dalam secara optimal dalam membantu mengatasi keluhan nyeri klien sehingga kebutuhan nyaman klien terpenuhi.

Cruris fracture is the discontinuity of the tibia and fibula bones. In patients with fractures, pain is one of the nursing problems that are often found in clinical practice. Pain is a protective mechanism for the body as a control or alarm of danger. Pain in the fracture is acute and can be predicted but will make the patient uncomfortable and interfere with other activities. This scientific work presented and analyzed postoperative nursing care with pain management using nonpharmacologic management with deep breathing technique.
The results of the analysis showed that pain management using deep breath relaxation effectively reduced postoperative pain in patients with tibial fractures in addition to pharmacological treatment. Nurses are encouraged to apply nonpharmacological pain management, one of them by using deep breath relaxation in order to optimize in controlling the patient 39 s pain complaints so that the comfortable needs are fulfilled.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Dwi Purnamasari
"Fraktur merupakan dampak yang paling sering terjadi akibat cedera baik yang disebabkan karena kecelakaan lalu lintas maupun disebabkan karena penyebab lain seperti terjatuh. Salah satu manifestasi klinik yang disebabkan karena fraktur adalah nyeri. Penatalaksanaan nyeri pada fraktur dapat menggunakan terapi farmakologi dan terapi non-farmakologi. Studi kasus ini menganalisis asuhan keperawatan pada pasien dengan fraktur femoral neck dengan nyeri menggunakan terapi non-farmakologi berupa teknik relaksasi napas dalam. Hasil studi kasus penggunaan teknik relaksasi napas dalam dapat menurunkan nyeri yang ditimbulkan akibat fraktur.

Fracture is the common impact in accident that caused by traffic accident or other cause such as fall. One of clinical manifestation from fracture is pain. The pharmacology and non-pharmacological therapy can be used in pain management for the patient with fracture. This case study analizing the nursing care of patient with pain in femoral neck fracture by using non-pharmacological technique, deep breathing relaxation technique. The result of this case study show that the deep breathing relaxation technique can reduce the level of pain in patient with fracture."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>