Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 214572 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Rebekka Tiramine
"Hubungan modal sosial dengan kepuasan finansial dan standar hidup di lima negara ASEAN, yaitu Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Thailand dengan menggunakan model regresi Ordinal Logit yang mencakup dummy negara dan interaksi antara dimensi modal sosial (kepercayaan, keanggotaan, dan kontribusi aktif), diambil dari data World Survey Values 2017-2022. Hasil interaksi modal sosial menunjukkan bahwa modal sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan finansial dan standar hidup individu di Singapura dan Malaysia, yang tercermin dalam peningkatan kepuasan finansial dan standar hidup. Sebaliknya, di Indonesia, Filipina, dan Thailand, pengaruh modal sosial lebih lemah atau tidak signifikan. Berdasarkan teori Why Nations Fail, perbedaan dalam budaya dan struktur sosial serta inklusifitas negara mempengaruhi cara modal sosial berkembang dan berdampak pada kesejahteraan individu. Negara-negara yang memiliki budaya tight seperti Singapura dan Malaysia menunjukkan pengaruh positif yang lebih kuat. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya modal sosial dalam mencapai kepuasan finansial dan standar hidup yang lebih baik, dengan memperhitungkan konteks sosial dan budaya tiap negara.

The relationship of social capital on financial satisfaction and living standards in five ASEAN countries Singapore, Malaysia, Indonesia, the Philippines, and Thailand is examined using an Ordinal Logit regression model that includes country dummies and interactions between dimensions of social capital (trust, membership, and active contribution), based on data from the World Values Survey 2017-2022. The results of the social capital interactions indicate that social capital has a significant impact on financial satisfaction and living standards in Singapore and Malaysia, reflected in higher financial satisfaction and living standards. In contrast, in Indonesia, the Philippines, and Thailand, the impact of social capital is weaker or not significant. Based on the theory of Why Nations Fail, differences in culture and social structure, as well as the inclusiveness of the country, influence how social capital develops and impacts individual well-being. Countries with a tight culture, such as Singapore and Malaysia, show a stronger positive influence. These findings underscore the importance of social capital in achieving greater financial satisfaction and living standards."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Fauzia Nuraini
"Riset ini bertunjuan untuk mengisi gap riset yang meneliti tentang bagaimana tata kelola mampu berkontribusi pada pertumbuhan perusahaan lewat pertumbuhan total aset karena
kebanyakan riset yang ada berfokus pada nilai saham dan rasio finansial. Menggunakan metode analisis panel data, riset ini didasarkan pada sampel dengan total 300 data yang berasal dari 60 perusahaan publik non-finansial dari negara Indonesia (12), Singapura (12), Malaysia (12), Filipina (12), dan Thailand (12) dengan rentang waktu 5 tahun dari 2014-2018. Hasil dari riset ini menunjukkan bahwa Good Corporate Governance Perusahaan dan kebebasa ekonomi negara tidak berpengaruh signifikan pada pertumbuhan perusahaan. Struktur kapital (Debt to Equity Ratio) berpengaruh negatif signifikan pada pertumbuhan perusahaan. Tingkat pengembalian aset (Return on Asset) berpengaruh positif signifikan pada pertumbuhan perusahaan.

This research aims to fill the research gap that discusses governance which contributes to the growth of the company through total asset growth due to existing research on the
estimation of stock value and financial ratios. Using the panel data analysis method, this study is based on a sample of 300 data from 60 non-financial public companies from Indonesia (12), Singapore (12), Malaysia (12), Philippines (12), and Thailand (12) )) with a span of 5 years from 2014-2018. The results of this study indicate that Good Corporate Governance and national economic freedom do not affect company growth. Capital
Structure (Debt to Equity Ratio) has a significant negative effect on company growth. Return on Assets has a significant positive effect on company growth.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Hansel Samuel Eiros
"Dalam hal mendukung konektivitas yang dibutuhkan, para pemimpin
ASEAN pada tahun 2010 telah menyepakati Master Plan for ASEAN Connectivity
(MPAC), untuk menunjang konektivitas antar sesama anggota negara ASEAN,
khususnya dalam penelitian ini adalah ASEAN-5. Dalam hal konektivitas tentunya
infrastruktur sangat dibutuhkan. Berbagai perusahan konstruksi dan perusahaan
infrastruktur transportasi terlibat dalam pembangunan infrastruktur. Dalam
penelitian ini dianalisis pengaruh faktor-faktor terhadap struktur modal dari setiap
perusahaan dilingkup negara ASEAN-5 yaitu di Indonesia, Malaysia, Singapura,
Thailand dan Filipina yang menjadi objek penelitian. Berdasarkan hasil penelitian
ini diketahui bahwa Profitability berpengaruh siginifikan pada Leverage di negara
Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Tangibility dan Liquidity tidak
berpengaruh signifikan pada Leverage. Size berpengaruh signifikan pada Leverage
di negara Malaysia, Thailand dan Filipina. Net profit margin berpengaruh signifikan
pada Leverage di negara Malaysia dan Filipina. Total asset turnover berpengaruh
signifikan pada Leverage di negara Indonesia. Sedangkan untuk
perusahaan-perusahaan konstruksi dan infrastruktur transportasi pada lingkup
ASEAN-5 secara umum, Leverage dipengaruhi signifikan oleh Profitability dan
Total asset turnover.

In order to support the need of connectivity, ASEAN leaders in 2010 agreed
on a Master Plan for ASEAN Connectivity (MPAC), to support connectivity
between fellow ASEAN members, especially ASEAN-5 in this research. In order
to support the connectivity, more infrastructures need to be provided. Construction
companies and infrastructure transportation companies were involved on providing
the infrastructure. In this study, several factors on the capital structure of each
company were analyzed in ASEAN-5 scope (Indonesia, Malaysia, Singapore,
Thailand and Philippines). Based on the research result on construction companies
and transportation infrastructure in ASEAN-5 countries, Profitability has a
significant effect on Leverage in Indonesia, Malaysia, Singapore, and Philippines.
Tangibility and Liquidity has no significant effect on Leverage. Size has a
significant effect on Leverage in Malaysia, Thailand and Philippines. Net profit
margin has a significant effect on Leverage in Malaysia and Philippines. Total asset
turnover has a significant effect on leverage in Indonesia. While for the ASEAN-5
scope in general, Leverage is significantly influenced by Profitability and Total
Asset Turnover.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Adhayani Mentari Paramata
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keadaan ekonomi regional dengan cara menganalisis hubungan timbal balik antar indeks harga saham dan nilai tukar di masing-masing negara ASEAN 5 untuk mempelajari teori Flow Oriented Model dari Dornbusch dan Fischer (1980) dan teori Portofolio Balanced Effect dari Frankel dan Branson (1983). Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat derajat integrasi internasional antar kelima pasar modal di ASEAN 5 yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina menuju Asean Economic Community (AEC). Granger Causality Test dan Johansen Test merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan data harian dari Januari 2004-Desember 2014.
Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan timbal balik antar indeks harga saham dan nilai tukar di beberapa negara ASEAN dan tidak terdapat kointegrasi antar keduanya, serta tidak ada derajat integrasi antar pasar modal dari kelima negara tersebut. Kemudian dilakukan pengujian kembali dengan menambahkan pasar Amerika Serikat untuk melihat potensi hubungan internasional, dan ditemukan terdapat satu vektor kointegrasi yang berarti ASEAN terkointegrasi dengan pasar yang lebih besar.

The research aims to study the state of the regional economic by analyzing the reciprocal relationship between stock price index and the exchange rate in ASEAN 5 countries to learn the theory of Flow Oriented Model of Dornbusch and Fischer (1980) and the theory of Portofolio Balance Effect by Frankel and Branson (1983). In addition, this study also aimed to look the degree of integration between the fifth international capital markets in ASEAN 5 namely Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, and Philipines towards the Asean Economic Community (AEC). Granger Causality Test and Johansen test is the method used in this study using daily data from January 2004-December 2014.
The study found that there is a reciprocal relationship between stock price index and exchange rate in some ASEAN countries and there is no cointegration between them, and no degree of integration between the capital markets of five countries. Then this study adding the United States market to see the potential of international relations, and found there is a significant cointegration vector its mean that ASEAN cointegrated with larger markets.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45733
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Dahyuni
"Penelitian ini menganalisis pengaruh modal finansial dan modal sosial dalam bentuk resiprocity, kohesivitas serta trust di masyarakat terhadap status gizi khususnya status gizi anak balita. Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari Indonesia Family Life survey (IFLS) tahun 2007. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Data dianalisis dengan dua cara yaitu analisis deskriptif dan metode statistik inferensial dengan menggunakan metode Regresi Logistik, tepatnya dengan Model Multinominal Logit.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara modal finansial dan status gizi balita. Responden dengan modal finansial atau pendapatan keluarga yang tinggi memiliki peluang terjadinya kasus balita gizi buruk lebih kecil dibandingkan pada responden dengan modal finansial atau pendapatan keluarga yang rendah. Semakin tinggi tingkat pendapatan maka pemenuhan kebutuhan gizi pada anak balita akan semakin baik.
Variabel modal sosial yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel keimbal-balikan, partisipasi jaringan dan rasa saling mempercayai. Dari ketiga komponen modal sosial tersebut dapat terlihat bahwa semua variabel berpengaruh terhadap status gizi balita. Secara keseluruhan tingkat modal sosial yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan status gizi dalam masyarakat. Secara bersama-sama seluruh variabel dalam penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan, artinya status gizi balita dipengaruhi oleh modal finansial orang tua dan modal sosial ibu, Semakin tinggi modal finansial dan modal sosial ibu maka tingkat status gizi balita akan semakin baik.

This research analyzed the influence of financial capital and social capital in the form of resiprocity, cohesion and trust in the community with nutritional status of infants. This study uses primary data derived from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) in 2007. This study is a cross sectional analytic approach. The data were analyzed in two ways: a descriptive analysis and inferential statistical methods using logistic regression, specifically the multinominal logit model.
The results of this study show there is a significant relationship between financial capital and nutritional status of infants. Respondents with financial capital or high family income opportunities for children malnutrition cases is smaller than the respondents with financial capital or low family income. More higher level of income, the nutritional needs of infants will get better.
Social capital variables used in this study is resiprocity, network participation and mutual trust. By the three components of social capital it can be seen that all the variables affect the nutritional status of infants. Overall a high level of social capital can lead to an increase in the nutritional status of the community. Taken together all of the variables in this study showed a significant relationship, which mean that nutritional status of infants affected by parental financial capital and mother social capital, the more higher financial capital and social capital, the level of infants nutritional status will be better.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riani Muchlisa
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis derajat integrasi pada sektor keuangan dan melihat dampaknya terhadap (international risk-sharing) IRS pada kawasan ASEAN-5. Analisis derajat integrasi keuangan menggunakan pendekatan interest rate parity dengan real interest money market rate, real deposit rate, real lending rate dan composite index return sebagai variabel. Sedangkan pengujian IRS menggunakan pendekatan consumption risksharing dengan variabel consumption per capita growth. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi keuangan di kawasan ini belum sempurna meskipun integrasi tersebut mendorong terjadinya IRS sampai tingkat tertentu. Selain itu disimpulkan juga bahwa hipotesa integrasi keuangan sebagai necessary condition untuk terjadinya IRS belum dapat dibuktikan untuk kawasan ASEAN-5.

This research aims to analyze the degree of financial integration and to see whether the current degree of integration has helped ASEAN-5 to achieve international risk-sharing (IRS). Degree of financial integration is measured by interest rate parity approach with real interest money market rate, real deposit rate, real lending rate and composite index return as variables. Meanwhile, IRS is tested using the consumption risk-sharing approach with consumption per capita growth as the variable. Results indicate that the financial sector in ASEAN-5 has not been fully integrated yet even though the current degree of integration has contributed to achieve IRS in the region to a certain extent. Finally, the hypothesis that suggests financial integration is the necessary condition for IRS has yet been proven.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S60508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devan Hadrian
"Hubungan antara sektor finansial dan pertumbuhan ekonomi penting untuk ditinjau di wilayah dengan sejarah terjadinya krisis ekonomi, salah satunya Asia Tenggara. Wilayah ini juga sedang mengalami deindustrialisasi, yang berpotensi menghambat pola pembangunan ekonominya. Studi ini menggunakan pendekatan panel dinamis untuk mengestimasi dampak intermediasi finansial terhadap pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi, serta bagaimana hubungan ini dimediasi oleh krisis finansial dan digitalisasi. Dengan sampel berupa 9 negara ASEAN+ dari dari 1996 hingga 2022, hasil studi secara konsisten menunjukkan bahwa efisiensi sektor perbankan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi. Untuk negara-negara ASEAN+ berpendapatan tinggi, terdapat indikasi dari pembiayaan berlebih sebagaimana ditunjukkan oleh dampak negatif dari kedalaman sektor perbankan. Berikutnya, pasar saham hanya berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi di negara berpendapatan tinggi, sementara industrialisasi di negara bukan berpendapatan tinggi lebih terkorelasi dengan sektor perbankan. Terakhir, krisis finansial cenderung membalik hubungan antara intermediasi finansial, pertumbuhan ekonomi, dan industrialisasi, sementara digitalisasi cenderung mengamplifikasinya.

The relationship between the financial sector and economic growth is important to reassess in regions with a history of financial crises, such as Southeast Asia. Deindustrialization is also concurrently happening in the region, potentially hampering its pattern of economic development. This study uses a dynamic panel approach to estimate the impact of financial intermediation on economic growth and industrialization, as well as how this relationship is mediated by financial crises and digitalization. Using a sample of 9 ASEAN+ countries from 1996 to 2022, results consistently show that banking sector efficiency positively impacts economic growth and industrialization. For high-income ASEAN+ economies, there is an indication of overfinancing as shown by the negative impact of banking sector depth. Furthermore, the stock market is only significantly impactful towards growth and industrialization in high-income countries, while industrialization in non-high-income countries is more correlated with the banking sector. Lastly, financial crises tend to invert the nexus between financial intermediation, growth, and industrialization, while digitalization tends to amplify it."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriani Nurekawati
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah efisiensi energi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Isu energi sangat penting karena hubungannya dengan aktivitas manusia dan merupakan cara untuk mewujudkan SDG yang ketujuh. Naiknya harga energi dan semakin menurunnya cadangan energi tidak terbarukan telah mendorong perusahaan untuk mengadopsi strategi ini. Di sisi lain, penelitian ini juga menguji pengaruh moderasi dari modal intelektual terhadap hubungan antara efisiensi energi dengan nilai perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Saham negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina dengan periode 2018-2020. Diperoleh sampel akhir sebanyak 618 perusahaan dan akan diuji dengan regresi data panel. Hasil pengujian menunjukkan bahwa efisiensi energi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dapat diartikan bahwa efisiensi energi telah menjadi bagian penting bagi investor dalam keputusan investasinya. Selanjutnya, modal intelektual selaku sumber daya yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif, membuat implementasi efisiensi energi menjadi berbeda sehingga mampu memperkuat pengaruh positif efisiensi energi terhadap nilai perusahaan. Apabila dilihat dari perspektif pasar, mengintegrasikan aspek keberlanjutan seperti kebijakan energi dapat menciptakan nilai tambah di dalam penilaian investor. Kebijakan fisiensi energi juga dapat meningkatkan produktivitas industri dan akan mengarah pada penciptaan keunggulan kompetitif. Sehingga, temuan ini diharapkan dapat memberikan insentif bagi perusahaan untuk mengevaluasi kembali strategi keberlanjutan mereka yang berfokus pada energi untuk meningkatkan daya saing mereka.

This study aims to examine whether energy efficiency has an impact on firm value. The issue of energy is very important because of its relationship with human activities and is a way to realize the seventh SDG. Rising energy prices and decreasing non-renewable energy reserves have prompted companies to adopt this strategy. On the other hand, this study also examines the moderating effect of intellectual capital on the relationship between energy efficiency and firm value. The samples used in this study were all companies listed on the Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, and Philippines Stock Exchanges for the 2018-2020 period. The final samples were obtained with the amount of 618 companies and will be tested with panel data regression.The test results show that energy efficiency has a positive effect on firm value. It can be interpreted that energy efficiency has become an important part for investors in their investment decisions. Furthermore, intellectual capital as a resource capable of creating competitive advantage creates the implementation of energy efficiency varied so as to strengthen the positive influence of energy efficiency on company value. When viewed from a market perspective, integrating sustainability aspects such as energy policy can create added value in investor assessments. Energy efficiency policies can also increase industrial productivity and will lead to the creation of competitive advantages. Thus, this finding is expected to provide incentives for companies to re-evaluate their energy-focused sustainability strategies to increase their competitiveness.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Jonathan H
"ABSTRAK
Seiring dengan terjadinya globalisasi banyak perusahaan-perusahaan dari negara maju yang berinvestasi di negara-negara berkembang terutama di Asia dan Asia Tenggara, melalui FDI. Tidak dipungkiri bahwa investasi asing yang masuk telah menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Dengan berkembangnya zaman dan teknologi, terdapat argumen diantara peneliti bahwa terdapat faktor baru yang dapat mempengaruhi FDI. Teknologi informasi dan komunikasi telah merubah dunia secara masif, termasuk dalam perekonomian. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara FDI dengan tingkat investasi di bidang TIK dan juga sebaliknya. Penelitian ini menggunakan data panel yang berasal dari 5 negara ASEAN dengan rentang waktu dari tahun 2007 sampai 2015. Dengan menggunakan metode fixed effect dan two sls ditemukan bahwa pada negara berkembang di ASEAN, selama periode 2007-2015, tingkat investasi pada TIK masih kurang signifikan dalam mempengaruhi FDI. Begitu juga sebaliknya, peningkatan pada FDI tidak mempengaruhi jumlah investasi di bidang TIK. Faktor yang signifikan dalam menentukan FDI adalah ukuran/besarnya pasar yang digambarkan oleh tingkat PDB. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar investasi asing yang dilakukan belum memasukkan faktor teknologi sebagai pertimbangan yang penting. Dapat dikatakan peran teknologi komunikasi dalam perekonomian di negara berkembang khususnya ASEAN secara relatif masih kecil jika dibandingkan dengan negara maju. Karena di negara maju TIK menjadi salah satu faktor dalam menentukan FDI.

ABSTRACT
Along with the globalization many companies from developed countries that invest in developing countries, especially in Asia and Southeast Asia, through FDI. It is undeniable that incoming foreign investment has become one of the sources of economic growth in developing countries. As society and technology advances, there is an argument among researchers that there are new factors that can affect FDI. Information and communication technology has changed the world massively, including the economy. Therefore this study aims to see how the relationship between FDI and the level of investment in ICT and vice versa. This study uses panel data from 5 ASEAN countries with a time span from 2007 to 2015. It was found that by using the fixed effect method and two SLS in developing countries in ASEAN, during the 2007-2015 period, the level of investment in ICT was insignificant in affecting FDI. Vice versa, an increase in FDI does not affect the amount of investment in ICT. A significant factor in determining FDI is the size of the market that is represented by the level of GDP. This shows that most of the foreign investments made have not included technological factors as important considerations. It can be said that the role of communication technology in the economy in developing countries, especially ASEAN, is still relatively small when compared to developed countries. Because in developed countries ICT is one of the factor that determine FDI."
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya Noorma Febrianto
"Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis kriteria yang digunakan oleh negaranegara anggota ASEAN dalam memberikan Tax Holiday, perbedaan dan persamaan kriteria yang digunakan, kekurangan dan kelebihannya, serta mengetahui kriteria yang dapat diterapkan di Indonesia. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa seluruh negara anggota ASEAN menerapkan kriteriakriteria tertentu dalam pemberian fasilitas Tax Holiday. Kriteria-kriteria yang diterapkan tergantung pada kebijakan masing-masing negara. Dengan menerapkan kriteria-kriteria tersebut dalam memberikan fasilitas Tax Holiday, pemerintah setempat dapat menjaring investasi yang benar-benar dibutuhkan dalam memajukan perekonomian negara di masa datang, terutama apabila seluruh kriteria diterapkan secara konsisten. Namun demikian, penerapan kriteria-kriteria tersebut menimbulkan diskriminasi antar industri.

This study aims to analyze the criterias implemented by ASEAN member countries on the granting of Tax Holiday, the similarities and the differences of those criterias, pluses and minuses, and to determine criterias that can be implemented in Indonesia. The result of this study concludes that ASEAN member countries are implementing certain criterias on granting the Tax Holiday depending on their national interest. By implement those criterias, governments have greater opportunities to attract the most qualified investment. In other hand, the implementation of those criteria reflects discrimination policy of government in industrial sectors."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>