Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168537 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wildan Damar Adji
"Batu bara merupakan salah satu bahan bakar fosil atau sumber energi tidak terbarukan yang paling banyak digunakan di dunia. Penggunaan batu bara yang terus menerus tanpa pengawasan dapat mempercepat terjadinya pemanasan global atau perubahan iklim. Peramalan produksi batu bara yang akurat sangat penting untuk perencanaan diversifikasi atau manajemen energi dan perencanaan ekonomi, terutama bagi Indonesia, salah satu produsen batu bara terbesar di dunia. Penelitian ini mengembangkan model peramalan hibrida yang menggabungkan Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) dan Backpropagation Neural Network (BP), yang dioptimasi dengan Simulated Annealing (SA), untuk memprediksi produksi batu bara di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan ARIMA dalam menangkap pola linier dan kemampuan BP untuk memodelkan hubungan nonlinier yang kompleks. Penggunaan SA meningkatkan optimasi parameter jaringan BP, membantu model dalam menghindari minimum lokal dan mencapai optimasi global. Secara metodologis, model ARIMA pertama kali diterapkan pada data runtun waktu untuk meramalkan komponen linier. Residual dari model ARIMA ini kemudian dimasukkan ke dalam jaringan syaraf BP untuk memprediksi komponen nonlinier. SA digunakan untuk menyempurnakan parameter model BP, sehingga meningkatkan kinerja secara keseluruhan. Penerapan model hybrid dengan menggunakan pemodelan model linier dan model nonlinier diharapkan dapat menangkap pola yang berbeda dari setiap data sehingga diharapkan dapat meningkatkan akurasi dari peramalan. Data historis produksi batubara dari tahun 1986 hingga 2022, yang disediakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), digunakan untuk pelatihan dan validasi. Hasilnya menunjukkan bahwa model hybrid ARIMA-BP dengan optimasi simulated annealing memiliki nilai akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan model ARIMA dan model hybrid ARIMA-BP tanpa optimasi simulated annealing. Model ini memiliki nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE) sebesar 10,813% dan Root Mean Squared Error (RMSE) sebesar 60,1017, yang mengindikasikan akurasi yang cukup tinggi dalam memprediksi tren produksi batu bara.

Coal is one of the most widely used fossil fuels or non-renewable energy sources in the world. Continued uncontrolled use of coal can accelerate global warming or climate change. Accurate forecasting of coal production is essential for diversification planning or energy management and economic planning, especially for Indonesia, one of the largest coal producers in the world. This research develops a hybrid forecasting model that combines Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) and Backpropagation Neural Network (BP), optimized with Simulated Annealing (SA), to predict coal production in Indonesia. This research aims to leverage the power of ARIMA in capturing linear patterns and the ability of BP to model complex nonlinear relationships. The use of SA improves BP network parameter optimization, assisting the model in avoiding local minima and achieving global optimization. Methodologically, ARIMA models are first applied to time series data to forecast the linear component. The residuals from this ARIMA model are then fed into the BP neural network to predict the nonlinear component. SA is used to fine-tune the BP model parameters, thereby improving overall performance. The application of a hybrid model using linear modeling and nonlinear modeling is expected to capture different patterns of each data so as to improve the accuracy of forecasting. Historical data of coal production from 1986 to 2022, provided by the Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS), was used for training and validation. The results show that the hybrid ARIMA-BP model with simulated annealing optimization has a better accuracy value compared to the ARIMA model and the hybrid ARIMA-BP model without simulated annealing optimization. This model has a Mean Absolute Percentage Error (MAPE) value of 10.813% and a Root Mean Squared Error (RMSE) of 60.1017, which indicates a fairly high accuracy in predicting coal production trends."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tahtia Anharani Sazwara
"Real Estate Investment Trust (REIT) membentuk akses yang lebih mudah dan inklusif ke pasar investasi properti dan memberikan hasil yang lebih stabil dengan resiko lebih rendah relatif dengan direct investment berkat aturan yang mengharuskan minimum 90% dari pendapatan pajak REIT diberikan sebagai dividen. Di sisi lain, penggunaan machine learning dalam memprediksi variabel keuangan kunjung meningkat dalam popularitas dikarenakan efisiensi dan akurasi yang tinggi. Studi ini memanfaatkan algoritma machine learning dalam menemukan prediktor terbaik yang menjadi faktor harga saham REIT. Makalah ini menemukan hubungan signifikan antara nilai buku perusahaan dan hasil dividen terhadap return saham REIT, walaupun tidak dalam arah yang sama dengan literatur lampau terkait.

Real Estate Investment Trust (REIT) opens the door for easier and more inclusive access to the real estate investment market and provides stable, low risk returns thanks to the ruling where at least 90% of a REIT's taxable income must be given out as dividends. On the other hand, the use of machine learning in forecasting finance variables has always been increasing in popularity due to its ability to cut down processing time and its high accuracy. This study is aimed to utilize machine learning algorithms to find the best predictors for REIT returns. This paper found significant relationship between company’s book value and its dividend yield towards its stock returns, although not in the same direction as the literature suggests.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
R. Yudha Mardyansyah
"Sebagai negara kepulauan yang luas dengan kondisi topografi yang beragam mulai dari dataran rendah perkotaan, dataran tinggi, hingga lembah pegunungan dan memiliki curah hujan rata-rata tahunan lebih dari 2000 mm, Indonesia rawan terhadap bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang dan tanah longsor. Indonesia saat ini memiliki sistem pemantauan curah hujan real-time dengan jumlah sekitar 1000 alat penakar curah hujan otomatis sehingga masih membutuhkan lebih banyak lagi untuk meningkatkan resolusi spasial pemantauan. Peningkatan kepadatan peralatan pemantau menggunakan alat penakar hujan dan radar cuaca menimbulkan masalah biaya pengadaan dan operasional yang tinggi. Penggunaan jaringan satelit komunikasi yang beroperasi pada frekuensi Ku-band juga masih jarang diteliti, terutama di Indonesia. Dalam penelitian-penelitian terdahulu, estimasi curah hujan melalui pembelajaran mesin masih terbatas pada pemodelan berdasarkan redaman sinyal satelit. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi tantangan untuk memperkirakan intensitas curah hujan dengan memanfaatkan jaringan komunikasi satelit Ku-band dan mengombinasikannya dengan data meteorologi berbasis penginderaan jauh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa model 1DCNN dan RF dalam mendeteksi hujan setara dengan LSTM, MLP, dan SVM dengan akurasi berbasis musim berada pada rentang 70–82%, meskipun kesalahan pelabelan dapat terjadi akibat jarak antara UT dan RG. Model estimasi intensitas curah hujan berbasis redaman sinyal satelit memberikan kinerja terbaik di Natuna, khususnya pada curah hujan sedang, dengan underestimate yang rendah (NB -38% untuk 1DCNN dan -16% untuk RF), yang didukung oleh fenomena MCC berskala besar di wilayah tersebut. Penambahan data temperatur permukaan dan puncak awan dari MERRA-2 tidak memberikan peningkatan performa signifikan, kecuali sedikit perbaikan pada Natuna untuk curah hujan sedang, dengan penurunan NRMSE dari 40,7% ke 38,1% dan peningkatan akurasi dari 48,1% menjadi 55,7%, meskipun nilai NB meningkat menjadi -16%, hasil ini sejalan dengan penelitian di Italia dengan variasi jarak UT dan RG.

As an extensive archipelagic country with diverse topographical conditions ranging from urban lowlands, highlands, to mountain valleys, and an average annual rainfall exceeding 2000 mm, Indonesia is highly prone to hydrometeorological disasters such as flash floods and landslides. Currently, Indonesia has a real-time rainfall monitoring system with approximately 1,000 automatic rain gauges, which is insufficient for improving the spatial resolution of monitoring. Increasing the density of monitoring equipment using rain gauges and weather radars poses significant procurement and operational cost challenges. The use of communication satellite networks operating in the Ku-band frequency remains under-researched, especially in Indonesia. Previous studies on rainfall estimation using machine learning have largely focused on modeling based on satellite signal attenuation. Therefore, this study aims to address the challenge of estimating rainfall intensity by utilizing Ku-band communication satellite networks combined with remote sensing-based meteorological data. The study results indicate that the performance of 1DCNN and RF models in detecting rainfall is comparable to LSTM, MLP, and SVM, with seasonal accuracy ranging from 70–82%, despite labeling errors caused by the distance between UT and RG. Rainfall intensity estimation models based on satellite signal attenuation showed the best performance in Natuna, particularly for moderate rainfall, with low underestimation (NB -38% for 1DCNN and -16% for RF), supported by the large-scale MCC phenomenon in the region. Adding surface temperature and cloud top data from MERRA-2 did not significantly improve performance, except for slight enhancements in Natuna for moderate rainfall, reducing NRMSE from 40.7% to 38.1% and increasing accuracy from 48.1% to 55.7%, although NB increased to -16%. These results align with studies conducted in Italy with varying distances between UT and RG."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricki Taufik
"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prediksi time series pada jaringan seluler dengan memasukkan variabel lagged ke dalam model peramalan yang berbeda. Penelitian ini berfokus pada memprediksi Total Traffic Volume (Payload) pada jaringan seluler menggunakan model statistik dan machine learning. Teknik feature engineering melibatkan pemilihan variabel lagged, termasuk beban PRB, CQI, dan pengguna RRC, bersama dengan variabel waktu. Model yang memasukkan variabel lagged tambahan, yaitu SARIMAX, LSTM Multi, dan SVR Multi, memiliki performa lebih baik daripada model sebanding univariat tambahan, dengan hasil RMSE yang lebih rendah, MAE yang lebih rendah, dan nilai R-squared yang lebih tinggi. Penelitian ini menekankan pentingnya memasukkan variabel lagged dan menghitung peningkatan akurasi peramalan pada model multi-variabel dibandingkan dengan model variabel tunggal. Temuan ini berkontribusi pada pemahaman tentang peramalan time series pada jaringan seluler dan memberikan panduan untuk prediksi traffic volume yang akurat.

This research aims to improve time series prediction in cellular networks by incorporating lagged variables into different forecasting models. The study focuses on predicting the Total Traffic Volume (Payload) in cellular networks using statistical and machine learning models. Feature engineering involves selecting lagged variables, including PRB load, CQI, and RRC users, along with time variables. The models incorporating additional lagged variables, namely SARIMAX, LSTM Multi, and SVR Multi, outperform their counterparts without additional variables, resulting in lower RMSE, MAE, and higher R-squared values. The study highlights the importance of incorporating lagged variable and calculates the improvement of forecasting accuracy at multi-variable models compared to single variable models. These findings contribute to the understanding of time series forecasting in cellular networks and provide insights for accurate traffic volume prediction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Surya
"[ABSTRAK
Prediksi pasar saham adalah penting dan sangat menarik karena prediksi return
saham dapat menjanjikan keuntungan yang menarik. Dalam karya akhir ini,
penulis menyelidiki prediktabilitas return pasar saham dengan Adaptive
NetworkFuzzy Inference System (ANFIS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menentukan apakah suatu algoritma ANFIS mampu secara akurat memprediksi
return pasar saham dibandingkan dengan model Time Series ARIMA (Automatic
Regression Integrated Moving Average). Penulis mencoba untuk membuat model
dan memprediksi return saham ? saham dari Indeks LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia (BEI) menggunaka metode ANFIS. Penulis menggunakan empat
variabel makroekonomi dan tiga indeks sebagai variabel input. Hasil eksperimen
karya akhir ini menunjukkan bahwa model forecasting return saham harian LQ 45
dengan ANFIS memiliki tingkat error lebih kecil bila dbandingkan dengan
metode ARIMA (Automatic Regression Integrated Moving Average). Metode
ANFIS ini diharapkan dapat menjadi pendekatan alternatif yang menjanjikan
untuk prediksi return saham. Sehingga ANFIS dapat menjadi alat yang berguna untuk ahli ekonomi dan praktisi yang berurusan dengan prediksi return dari saham.

ABSTRACT
Stock market prediction is important and of great interest because successful
prediction of stock return may promise attractive benefits. In this paper, we
investigate the predictability of stock market return with Adaptive Network-Based
Fuzzy Inference System (ANFIS). The objective of this study is to determine
whether an ANFIS algorithm is capable of accurately predicting stock market
return than Time Series Model Automatic Regression Integrated Moving Average
(ARIMA). We attempt to model and predict the return on stock of the LQ 45 Index
in Indonesia Stock Exchange (JSE) with ANFIS. We use four macroeconomic
variables and three indices as input variables. The experimental results reveal
that the model forecasts the daily return of LQ 45 stocks with ANFIS have less
error than Auto Regressive Integrated Moving Average Method. ANFIS provides
a promising alternative for stock market return prediction. ANFIS can be a useful
tool for economists and practitioners dealing with the forecasting of stock return, Stock market prediction is important and of great interest because successful
prediction of stock return may promise attractive benefits. In this paper, we
investigate the predictability of stock market return with Adaptive Network-Based
Fuzzy Inference System (ANFIS). The objective of this study is to determine
whether an ANFIS algorithm is capable of accurately predicting stock market
return than Time Series Model Automatic Regression Integrated Moving Average
(ARIMA). We attempt to model and predict the return on stock of the LQ 45 Index
in Indonesia Stock Exchange (JSE) with ANFIS. We use four macroeconomic
variables and three indices as input variables. The experimental results reveal
that the model forecasts the daily return of LQ 45 stocks with ANFIS have less
error than Auto Regressive Integrated Moving Average Method. ANFIS provides
a promising alternative for stock market return prediction. ANFIS can be a useful
tool for economists and practitioners dealing with the forecasting of stock return]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adriel Praba Wicaksono
"Operasi penerbangan yang tepat waktu adalah esensial untuk memastikan kepuasan pelanggan dan efisiensi operasional. Penelitian ini menggunakan teknik pemodelan prediktif terdepan yang menggabungkan algoritma LightGBM dengan optimisasi Artificial Bee Colony. Fokus penelitian adalah mengungkap faktor-faktor rumit yang menyebabkan keterlambatan penerbangan baik pada Low Cost Carriers maupun pada Maskapai Pelayanan Full Service Carrier. Studi ini mengidentifikasi bahwa propagasi delay dari penerbangan sebelumnya berdampak dalam penjadwalan maskapai dan sebagai faktor kunci. Selain itu, kendala teknis dan otoritas juga menjadi faktor kunci keterlambatan untuk kedua tipe maskapai. Efektivitas model ini semakin diperkuat oleh precision recall curve yang menunjukkan akurasi prediksi yang tinggi. Dengan presisi yang luar biasa dan recall yang signifikan, model ini bisa diandalkan dalam mendeteksi insiden keterlambatan yang nyata secara akurat. Penelitian ini menawarkan wawasan berbasis data yang berharga untuk LCC dan FSC, membimbing mereka untuk meningkatkan ketepatan waktu dan memperkuat kekokohan operasional dengan fokus pada faktor-faktor utama yang menyumbang pada keterlambatan penerbangan.

Timely flight operations are essential for ensuring both customer satisfaction and operational efficiency. This research employs a cutting-edge predictive modeling technique that combines the LightGBM algorithm with Artificial Bee Colony (ABC) optimization. The focus is on unraveling the intricate factors leading to flight delays in both Low-Cost Carriers (LCC) and Full-Service Carriers (FSC). The study identifies 'Propagation' of delays, which reflects the chain reaction effect in airline scheduling, as a key factor, particularly for LCC. Additionally, 'Technical Problems' and 'Authority' are found to be major predictors of delays for both types of airlines. The model's effectiveness is further corroborated by the precision-recall curve, which demonstrates its high predictive accuracy. Boasting remarkable precision and considerable recall, the model is adept at accurately detecting real delay instances. This research offers valuable, data-driven insights for LCC and FSC, guiding them to improve their timekeeping and strengthen operational robustness by focusing on the primary factors contributing to flight delays."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafiq Hidayattullah
"Laporan keuangan merupakan dokumen sangat penting yang menjadi basis dari keputusan berbagai stakeholder pada pasar modal. Ironisnya, fenomena fraud (kecurangan) pada laporan keuangan perusahaan bukan merupakan praktik yang tidak pernah terjadi. Data yang dilansir ACFE Chapter Indonesia pada tahun 2016 menunjukkan bahwa sekitar 40% dari kecurangan pada laporan keuangan menyebabkan kerugian yang mencapai lebih dari Rp. 10 milyar. Menurut laporanyang dirilis oleh ACFE pada tahun 2014, rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
mendeteksi kecurangan pada laporan keuangan adalah 24 bulan dengan total kerugian yang bisa mencapai US$ 150.000. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan machine learning berbasis optimasi meta-heuristic untuk mengembangkan model prediksi fraud pada laporan keuangan. Terdapat beberapa metode klasifikasi yang dapat digunakan yaitu Neural Networks dan Support Vector Machine. Hasil prediksi terbaik pada penelitian ini berupa model Support Vector Machine dengan parameter teroptimasi dengan Genetic Algorithm yang mendapatkan akurasi sebesar 96.15%.

Financial statement is a critical document which form the basis of decisions of various stakeholders in the capital market. Ironically, the phenomenon of fraud (fraud) on the company's financial statements is not a practice that never happened. Data reported by ACFE Chapter Indonesia in 2016 showed that around 40% of the financial statement caused losses that reached more than Rp 10 billion. According to a report released by ACFE in 2014, the average time needed to detect fraud on financial statements is 24 months, with a total loss that could reach US$ 150,000. This study will use several machine learning approaches based on meta-heuristic optimization to develop fraud prediction models in financial statements. Two classification methods were utilized, namely, Back Propagation Neural Networks and Support Vector Machines. The best classifier in this study is a Support Vector Machine, which parameters are optimized with Genetic Algorithm resulting in 96.15% accuracy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Adi Widya Kusuma
"Tingkat morbiditas tuberkulosis (TB) di Indonesia menunjukkan banyaknya penduduk di Indonesia yang menderita TB. Tingkat morbiditas TB dapat digunakan oleh perusahaan asuransi untuk memprediksi risiko seseorang terkena TB sehingga perusahaan asuransi dapat menentukan premi yang akan dibebankan kepada pemohon asuransi berdasarkan risikonya. Oleh karena itu, kemampuan untuk memperkirakan tingkat morbiditas TB secara akurat sangat penting bagi perusahaan asuransi untuk dapat menentukan jumlah premi yang tepat namun tetap kompetitif. Penelitian ini bertujuan untuk membangun dan membandingkan dua model yang dapat digunakan untuk memprediksi angka morbiditas TB di Indonesia. Model ini dibangun menggunakan metode Temporal Convolutional Neural Network (TCNN) dan exponential smoothing. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Sebelum model dibangun, data yang digunakan dalam penelitian ini disusun menjadi dataset pelatihan dan validasi. Model tersebut dibangun dengan menggunakan dataset training dan divalidasi menggunakan dataset validasi. Hasil validasi model kemudian dievaluasi dan dibandingkan berdasarkan nilai mean squared error (MSE). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa model TCNN yang dibangun menghasilkan nilai MSE yang lebih rendah dari pada model exponential smoothing.

Tuberculosis (TB) morbidity rate in Indonesia shows the number of population in Indonesia who suffer from TB. The TB morbidity rate can be used by insurance companies to predict a person's risk of TB so that insurance companies can determine the premiums that will be charged to insurance applicants based on the risks. Thus, the ability to estimate the TB morbidity rate accurately is essential for insurance companies to be able to determine the right premium amount while remaining competitive. This study compared two models that can be used to predict TB morbidity rate in Indonesia. The model was built using the temporal convolutional neural network (TCNN) and exponential smoothing methods. The data that is used in this study are obtained from the official website of the ministry of health of the Republic of Indonesia. Before the model was built, the data used in this study were compiled into training and validation datasets. The model is built using a training dataset and validated using the validation dataset. The results of the model's validation are then evaluated and compared based on the value of the mean squared error (MSE). The result of this study shows that the TCNN model provides lower MSE compared to exponential smoothing."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitya Dwi Nugraha
"Ledakan batu merupakan kecelakaan destruktif yang cukup sering terjadi pada tambang bawah tanah. Seiring dengan berkembangnya teknologi, machine learning hadir sebagai alternatif solusi yang dapat dimanfaatkan dalam langkah preventif atas kasus ledakan batu. Penelitian ini menggunakan GWO-SVM dan XGBoost sebagai model machine learning dalam klasifikasi ledakan batu dan intensitasnya pada tambang bawah tanah. Grey Wolf Optimization (GWO) digunakan sebagai optimizer dari parameter SVM. Intensitas ledakan batu dibedakan atas tidak ada ledakan batu, lemah, sedang dan kuat. Dalam implementasi model, digunakan 467 kasus ledakan batu yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Fitur yang digunakan pada penelitian ini meliputi tegangan maksimal tangensial, kekuatan tekan uniaksial, kekuatan tarik uniaksial, koefisien tegangan, koefisien kerapuhan batuan, dan indeks regangan elastis. Sebelum implementasi model dilakukan data preprocessing yang meliputi imputasi missing values, menghapus outlier, normalisasi fitur dan resampling data. Kinerja model dievaluasi berdasarkan nilai metrik accuracy, precision, recall, dan f1-score dengan memerhatikan running time dan proporsi data training berkisar dari 50% hingga 90%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa GWO-SVM mengungguli XGBoost baik dalam klasifikasi ledakan batu dengan accuracy 98.0392%, precision 97.8495%, recall 98.2609%, dan f1-score 98.0161% serta klasifikasi intensitas ledakannya dengan accuracy 75.8242%, precision 75.1473%, recall 75.3115%, dan f1-score 75.2150%.

Rockburst is a destructive accident that frequently occurs in underground mines. With the advancement of technology, machine learning has emerged as an alternative solution that can be utilized to measures against rockbursts. This research employs GWO-SVM and XGBoost as machine learning models for the classification of rockburst and its intensity in underground mines. Grey Wolf Optimization (GWO) is used as an optimizer for SVM parameters. The intensity of a rockburst is classified into four categories: no rockburst, weak, moderate, and strong. The implementation of the model utilizes 476 cases of rockburst collected from various sources. The features used in this study include maximum tangential stress, uniaxial compressive strength, uniaxial tensile strength, stress coefficient, rock brittleness coefficient, and elastic strain index. Before implementing the model, data preprocessing is conducted, which includes imputing missing values, removing outliers, feature normalization, and data resampling. The performance of the model is evaluated based on metrics such as accuracy, precision, recall, and f1-score with various training data proportions ranging from 50% to 90%. The research results indicate that GWO-SVM outperforms XGBoost in both the classification of rockburst with 98.0392% accuracy, 97.8495% precision, 98.2609% recall, and 98.0161% f1-score as well as intensity with 75.8242% accuracy, 75.1473% precision, 75.3115% recall, and 75.2150% f1-score.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Kushartadi
"Teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) telah mengalami perkembangan pesat, di mana beberapa vendor telah meningkatkan kapasitas per frekuensi hingga mencapai 1 Tbps (Tera Bit Per Second). Dalam tesis ini, penelitian dilakukan untuk menentukan pola data yang digunakan oleh engineer guna mencapai hasil yang optimal dengan menggunakan kecerdasan buatan. Penelitian ini berfokus pada simulasi jaringan DWDM di Microsoft di Amerika Utara, yang melibatkan beberapa repeater dan mempertimbangkan berbagai faktor yang terjadi dalam jaringan tersebut. Dengan menggunakan data hasil performansi lapangan, ditemukan data yang paling optimal untuk jaringan DWDM tersebut. Dengan mencapai kinerja Q-Factor yang baik, diperoleh juga margin pada jaringan berdasarkan perhitungan kabel optiknya. Estimasi kinerja Q-Factor dapat diperoleh melalui fungsi regresi linear yang bergantung pada perangkat yang dilalui dalam jaringan, seperti Transponder, EDFA, dan media transmisi berupa serat optik. Data hasil pengukuran merupakan data perubahan daya transmisi pada sisi penguat, yang menyebabkan perubahan daya per kanal pada setiap transponder di sisi penerima. Setiap perubahan nilai kinerja Q-Factor pada setiap kanal dianalisis polanya menggunakan machine learning. Data tersebut akan dilakukan proses pelatihan berulang kali guna meminimalkan kesalahan dan mencapai kinerja Q-Factor yang lebih baik. Secara keseluruhan, hasil yang dicapai dalam tesis ini membentuk dasar bagi skema pemodelan kinerja Q-Factor yang akurat serta mendapatkan nilai Q-Factor yang optimal. Hasil penelitian ini memberikan wawasan tentang penggunaan machine learning di masa depan dalam perencanaan jaringan optik DWDM.

This research investigates the development of Dense
Wavelength Division Multiplexing (DWDM) technology in
conjunction with 6G technology to meet the growing demands for
high-speed data transmission. Vendors have significantly
increased the capacity per channel enabling speeds of up to 1 Tera Bit Per Second. The Q-Factor is one of the indicators that
determines the quality of the optical system. Q-Factor plays a
crucial role in evaluating these technological advancements. In
actual practice, engineers need to conduct manual field tests to
obtain the Q-factor value. Engineers must calibrate the equipment
manually onsite. This procedure is time consuming and inefficient. Machine learning can be used to calculate and forecast the Qfactor quickly and automatically. This study designs a machine learning algorithm to forecast the Q-factor value based on the equipment parameters in the field. This study evaluates 4 machine learning algorithms. The data used is obtained from the Microsoft optical network in North America. The Decision tree model archives the best results with an impressive accuracy of 99.5% and low mean squared error (MSE) of 0,00104. The proposed algorithm achieved better results than the previous research.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>