Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149642 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggie Augustian Wijaya
"Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis preferensi Generasi Z dalam mengonsumsi konten berita digital, studi pada akun Instagram @votemedia.id. Penelitian ini mengembangkan @votemedia.id, sebagai platform berita digital dari internal mahasiswa/i Produksi Media Universitas Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif berdasarkan wawancara mendalam dan berlandaskan uses and gratifications theory, platform ini akan diuji terhadap mahasiswa/i Program Studi Produksi Media Universitas Indonesia yang termasuk dalam Generasi Z dan aktif menggunakan Instagram sebagai sumber informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Generasi Z lebih menyukai konten berita yang bersifat visual proporsional, informasi relevan dengan kehidupan sehari-hari, dan dikemas secara kreatif melalui fitur-fitur Instagram seperti carousel, reels, dan stories. Faktor interaktivitas, kedekatan emosional, dan nilai informasi menjadi elemen penting dalam menarik perhatian mereka. Akun Instagram @votemedia.id dinilai sudah relevan dengan karakteristik Generasi Z, namun masih perlu dioptimalkan dari sisi konsistensi konten, gaya komunikasi, serta strategi interaksi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi praktis dalam mengelola akun media digital yang menyasar Generasi Z, serta berkontribusi terhadap pengembangan jurnalisme digital dan komunikasi media sosial yang efektif.

This study aims to analyze the preferences of Generation Z in consuming digital news content, with a case study of the Instagram @votemedia.id. The research focuses on developing @votemedia.id as a digital news platform managed by students of the Media Production Program at Universitas Indonesia. Using a qualitative descriptive approach based on in-depth interviews and grounded in the Uses and Gratifications Theory, this platform is examined through the lens of students in the Media Production Program who belong to Generation Z and actively use Instagram as a source of information. The findings reveal that Generation Z tends to prefer news content that is visually proportional, relevant to daily life, and creatively presented through Instagram features such as carousel, reels, and stories. Elements such as interactivity, emotional closeness, and information value play a crucial role in capturing their attention. @votemedia.id is considered relevant to the characteristics of Generation Z but still requires optimization in terms of content consistency, communication style, and interaction strategies. This research is expected to serve as a practical reference for managing digital media accounts that target Generation Z. Additionally, it aims to contribute to the development of digital journalism and effective social media communication. "
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faiq Kenzie Widodo
"Penelitian ini membahas peran akun Instagram @votemedia.id sebagai homeless media dalam jurnalisme digital. Pada penelitian ini menggunakan Teori Budaya Partisipatif dan konsep Jurnalisme Warga (Citizen Journalism) yang mendorong audiens untuk tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen informasi. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, melalui teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, dokumentasi, observasi, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menggambarkan bahwa @votemedia.id memanfaatkan fitur Instagram seperti Reels, Story, dan Carousel untuk menyebarkan informasi secara visual dan interaktif kepada Gen Z. Bentuk budaya partisipatif yang terjadi pada @votemedia.id adalah bentuk afiliasi dan ekspresi. Audiens tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga berperan sebagai kontributor dalam pengelolaan dan verifikasi berita. Sebagai penutup, menegaskan pentingnya budaya partisipasi dan kredibilitas dalam praktik jurnalisme digital.

This study discusses the role of the Instagram account @votemedia.id as homeless media in digital journalism. The research applies the Participatory Culture Theory and the concept of Citizen Journalism, which encourages the audience not only as consumers but also as producers of information. This study uses a qualitative approach with a descriptive method, employing data collection techniques such as in-depth interviews, documentation, observation, and literature review. The findings reveal that @votemedia.id utilizes Instagram features such as Reels, Stories, and Carousel to disseminate information visually and interactively to Gen Z. The form of participatory culture occurring on @votemedia.id is one of affiliation and expression. The audience not only consumes but also contributes as contributors in news management and verification. In conclusion, the study emphasizes the importance of participatory culture and credibility in digital journalism practices."
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Nabila Yusmita
"Media sosial saat ini, khususnya Instagram, sudah menjadi hal yang umum bagi satu individu untuk mengelola beberapa akun dalam satu perangkat melalui fitur switch account yang memungkinkan pengguna untuk dapat menampilkan presentasi diri yang berbeda. Penggunaan fitur switch account terbagi menjadi dua akun, yaitu: akun publik dan akun privat. Penelitian sebelumnya menunjukkan penggunaan fitur ini dapat mengarah pada fragmentasi identitas sekaligus fleksibilitas dalam mempresentasikan diri di ruang digital. Penelitian ini menerapkan teori dramaturgi dan presentasi diri dari Erving Goffman untuk menganalisis bagaimana individu mengelola panggung depan dan panggung belakang mereka di Instagram melalui konten visual. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengambilan data dari wawancara mendalam serta observasi akun Instagram informan. Tujuan penelitian ini untuk memahami bagaimana individu mengelola kesan mereka yang ditunjukkan pada akun ganda. Penelitian ini menemukan adanya diferensiasi presentasi diri pada akun publik sebagai panggung depan yang menunjukkan kesan yang terkurasi karena memiliki audiens yang luas, sedangkan akun privat sebagai panggung belakang yang menunjukkan kesan yang lebih personal dan autentik karena audiens berasal dari lingkaran teman dekat.

Social media today, especially Instagram, has become common for one individual to manage multiple accounts on one device through the switch account feature that allows users to be able to display different self-presentations. The use of the switch account feature is divided into two accounts, namely: public account and private account. Previous research shows that the use of this feature can lead to identity fragmentation as well as flexibility in presenting oneself in the digital space. This study applies Erving Goffman's theories of dramaturgy and self-presentation to analyse how individuals manage their front stage and back stage on Instagram through visual content. This study uses a qualitative approach with data collection methods from in-depth interviews and observations of informants' Instagram accounts. The purpose of this study is to understand how individuals manage their impressions shown on dual accounts. This study found a differentiation of self-presentation on public accounts as a front stage that shows a curated impression because it has a wide audience, while private accounts as a back stage that shows a more personal and authentic impression because the audience comes from a close circle of friends. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Fatihah Utomo
"Penelitian ini membahas strategi peningkatan konten engagement pada akun Instagram Votemedia.id. Dalam era digital, engagement menjadi metrik utama dalam mengukur keberhasilan suatu konten dalam menarik interaksi audiens. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penggunaan format Instagram reels, stories, dan carousel dalam meningkatkan engagement. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumentasi dari akun Instagram Votemedia.id. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi content marketing melalui format reels, stories, carousel yang efektif berdasarkan dimensi strategy, activity, dan results, serta fitur visual yang interaktif dapat meningkatkan keterlibatan pengguna. Kesimpulan dari penelitian ini menekankan pentingnya konsistensi dalam publikasi konten, memahami preferensi audiens, dan pemanfaatan elemen interaktif sebagai upaya meningkatkan engagement pada media sosial, khususnya Instagram.

This study discusses strategies for increasing content engagement on the Instagram account VoteMedia.id. In the digital era, engagement has become a key metric in measuring the success of content in attracting audience interaction. The aim of this research is to analyze the effectiveness of using Instagram formats such as reels, stories, and carousels in enhancing engagement. Using a qualitative method, the study collected data through interviews, observations, and document analysis from the VoteMedia.id Instagram account. The findings indicate that content marketing strategies utilizing reels, stories, and carousels when implemented effectively through the dimensions of strategy, activity, and results combined with interactive visual features, can significantly boost user engagement. The conclusion of this study highlights the importance of consistency in content publication, understanding audience preferences, and utilizing interactive elements as key efforts to increase engagement on social media platforms, particularly Instagram."
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fabiana Alam Andarini
"Saat ini industri media berkembang ke arah digital seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya pengguna internet. Kemajuan ini memberikan dampak terciptanya konvergensi media yang turut mempengaruhi industri pertelevisian Indonesia. Sehingga membuat para pelaku bisnis televisi memutar otak untuk memikirkan ide-ide kreatif ke penyiaran digital dan memasuki industri media digital. Industri media digital dinilai memiliki masa depan yang positif dan peluang bisnis yang menjanjikan, sehingga memicu banyaknya pelaku media yang melahirkan media-media digital baru dengan sepenuhnya diakses menggunakan internet atau streaming. Hal tersebut berjalan beriringan dengan melonjaknya pengguna media sosial karena penggunaan internet yang semakin fleksibel, orang-orang semakin nyaman berkomunikasi dan mencari informasi melalui media sosial. Karena itu penyampaian informasi yang dilakukan media digital tidak hanya di kanal resmi mereka saja, namun juga di media sosial yang mereka miliki. Hal ini bisa menjadi strategi yang tepat dalam membangun eksistensi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk melihat strategi brand positioning yang dilakukan SEA Today dalam membangun brand positioning mereka melalui konten media sosial khususnya Instagram. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan menghasilkan data deskriptif yang berupa ucapan dan tulisan. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi serta dokumentasi. XDengan menerapkan konsep brand positioning dari Kotler dan Armstrong SEA Today dinilai mampu membangun brand positioning mereka berdasakan atribut dan manfaat, kualitas dan harga, kegunaan dan pengguna serta kompetitor. Kemudian berdasarkan delapan prosedur strategi brand positioning yang diungkapkan oleh Kotler dan Keller, strategi brand positioning melalui konten media sosial Instagram tidak dapat mendefinisikan kedelapan prosedur, namun dapat disimpulkan melalui konten media sosial Instagram SEA Today dapat memposisikan diri mereka sebagai news and lifestyle channel melalui variasi konten mereka.

Currently the media industry is developing in a digital direction along with technological advances and increasing internet users. This progress has had the impact of creating media convergence which has also influenced the Indonesian television industry. So that makes television business people rack their brains to think of creative ideas for digital broadcasting and entering the digital media industry. The digital media industry is considered to have a positive future and promising business opportunities, thus triggering many media players to create new digital media that are fully accessible using the internet or streaming. This goes hand in hand with the soaring social media users due to the increasingly flexible use of the internet, people are increasingly comfortable communicating and seeking information through social media. Therefore, the delivery of information by digital media not only on their official channels, but also on their social media can be the right strategy in building their existence. This study aims to look at the brand positioning strategy carried out by SEA Today in building their brand positioning strategy through social media content, especially Instagram. This study uses a qualitative approach to produce descriptive data in the form of speech and writing. Data was collected through in-depth interviews, observation and documentation. By applying the brand positioning concept from Kotler and Armstrong, SEA Today is considered able to build their brand positioning strategy based on attributes and benefits, quality and price, usability and users and competitors. Then based on the eight brand positioning procedures revealed by Kotler and Keller, the brand positioning strategy through Instagram social media content cannot define the eight procedures, but it can be concluded that through Instagram social media content SEA Today can position themselves as a news and lifestyle channel through their variety of content."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elanca Arter
"Multiple alter account merupakan sebuah fenomena yang ditemukan dalam sosial media Instagram dimana satu individu dapat memiliki lebih dari satu akun sosial media yang masing-masing dari akun tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Penelitianpenelitian sebelumnya cenderung lebih menjelaskan keberadaan akun alter sebagai saluran ekspresi alter ego dari individu dan berperan sebagai panggung belakang dalam perspektif dramaturgi, namun kurang menjelaskan mengenai proses pembentukkan identitas yang terjadi melalui interaksi dalam multiple alter account. Penelitian ini berusaha menggambarkan dinamika dramaturgi yang ditemukan dalam penggunaan multiple alter account oleh remaja generasi Z, dimana multiple alter account tersebut memberikan panggung untuk menyusun narasi identitas diri yang jamak pada remaja generasi Z. Penelitian ini menemukan bahwa dalam penggunaan multiple alter account, dramaturgi masih ditemukan dalam upaya para remaja generasi Z dalam membentuk identitas diri namun dengan batasan panggung yang kabur dan juga adanya proses filterisasi audiens yang menjadi ciri khas fenomena ini. Identitas yang ditemukan pun jamak jumlahnya dan dapat dibagi ke dalam dua wujud yaitu multiple identities dan juga blended identity.

Multiple alter accounts is a phenomenon found in Instagram where one individual can have more than one Instagram account, each of which has different characteristics. Previous studies tend to explain the existence of alter accounts as channels of alter ego expressions within the dramaturgy framework, but doesn’t explain about the process of identity construction that occurs through interactions in multiple alter accounts. This study attemps to discuss the dynamic dramaturgical process found in the use of multiple alter accounts by Gen Z youth, in which it presents multiple stages for these youths to constructs multiple narratives on their own identity. This study found that in the use of multiple alter accounts, dramaturgy is still found in the efforts of Gen Z youth in forming their own identity but with blurred stage boundaries and also audience filtering process that characterizes this phenomenon. The identites found on the Gen Z youth can be divided into two forms, which are multiple identities and blended identities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elanca Arter
"Multiple alter account merupakan sebuah fenomena yang ditemukan dalam sosial media Instagram dimana satu individu dapat memiliki lebih dari satu akun sosial media yang masing-masing dari akun tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Penelitianpenelitian sebelumnya cenderung lebih menjelaskan keberadaan akun alter sebagai saluran ekspresi alter ego dari individu dan berperan sebagai panggung belakang dalam perspektif dramaturgi, namun kurang menjelaskan mengenai proses pembentukkan identitas yang terjadi melalui interaksi dalam multiple alter account. Penelitian ini berusaha menggambarkan dinamika dramaturgi yang ditemukan dalam penggunaan multiple alter account oleh remaja generasi Z, dimana multiple alter account tersebut memberikan panggung untuk menyusun narasi identitas diri yang jamak pada remaja generasi Z. Penelitian ini menemukan bahwa dalam penggunaan multiple alter account, dramaturgi masih ditemukan dalam upaya para remaja generasi Z dalam membentuk identitas diri namun dengan batasan panggung yang kabur dan juga adanya proses filterisasi audiens yang menjadi ciri khas fenomena ini. Identitas yang ditemukan pun jamak jumlahnya dan dapat dibagi ke dalam dua wujud yaitu multiple identities dan juga blended identity.

Multiple alter accounts is a phenomenon found in Instagram where one individual can have more than one Instagram account, each of which has different characteristics. Previous studies tend to explain the existence of alter accounts as channels of alter ego expressions within the dramaturgy framework, but doesn’t explain about the process of identity construction that occurs through interactions in multiple alter accounts. This study attemps to discuss the dynamic dramaturgical process found in the use of multiple alter accounts by Gen Z youth, in which it presents multiple stages for these youths to constructs multiple narratives on their own identity. This study found that in the use of multiple alter accounts, dramaturgy is still found in the efforts of Gen Z youth in forming their own identity but with blurred stage boundaries and also audience filtering process that characterizes this phenomenon. The identites found on the Gen Z youth can be divided into two forms, which are multiple identities and blended identities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Nursyaadillah
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh iklan media sosial terhadap niat beli. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui survei dengan total 97 responden. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan regresi linier. Hasil perhitungan data penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung antara iklan media sosial dengan minat beli sebesar 0,504 atau 50,4%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan Instagram media sosial berpengaruh positif terhadap minat beli untuk semua produk yang diiklankan oleh e-commerce pada iklan Instagram, kepada generasi milenial di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.

This study aims to examine the effect of social media advertising on purchase intention. This study uses a quantitative approach. The research data was collected through a survey with a total of 97 respondents. The instrument in this study used a questionnaire and data analysis used linear regression. The results of the calculation of research data show that there is a direct influence between social media advertising and purchase intention of 0.504 or 50.4%. The results showed that social media Instagram ads had a positive effect on buying interest for all products advertised by e-commerce on Instagram ads, to the millennial generation in Jakarta, Banten, and West Java."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najlaa Lathifah Wistiandono
"Instagram as a global social media is now popularly used as a marketing tool by businesses of any size. The
AISAS model that has been widely adopted by researchers can be used to formulate marketing strategies,
especially in the context of digital marketing such as social media. This paper investigates how Instagram is
used as a marketing tool and how the strategy implemented is seen based on the AISAS model through a case
study of the Instagram account @shopatvelvet, one of the top ten Indonesian clothing brands that use Instagram
as a marketing tool. The method used in this paper is a qualitative approach with content analysis and
observations on the @shopatvelvet Instagram account. the main findings center on the Instagram features used
and the type of content chosen to generate social media marketing effectiveness based on the AISAS model.
With that, this effort shows how the Instagram account @shopatvelvet managed to become the top ten
Indonesian clothing brands by utilizing Instagram features and choosing the right type of content.

Instagram sebagai media sosial global kini populer digunakan sebagai alat pemasaran oleh bisnis dalam
berbagai ukuran. Model AISAS yang telah banyak diadopsi oleh para peneliti dapat digunakan untuk
merumuskan strategi pemasaran terutama dalam konteks pemasaran digital seperti media sosial. Penelitian ini
menyelidiki bagaimana Instagram digunakan sebagai alat pemasaran dan bagaimana strategi yang diterapkan
dilihat berdasarkan model AISAS melalui studi kasus akun Instagram @shopatvelvet, salah satu dari sepuluh
besar merek pakaian Indonesia yang menggunakan Instagram sebagai alat pemasarannya. Metode yang
digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan kualitatif dengan analisis konten dan observasi pada akun
Instagram @shopatvelvet. Temuan utama berpusat pada fitur-fitur Instagram yang digunakan dan jenis konten
yang dipilih untuk menghasilkan keefektifan pemasaran sosial media berdasarkan model AISAS. Dengan itu,
upaya ini menunjukkan bagaimana akun Instagram @shopatvelvet berhasil menjadi sepuluh besar merek
pakaian Indonesia dengan memanfaatkan fitur-fitur Instagram dan memilih jenis konten yang tepat.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jordy Susanto
"Instagram merupakan salah satu media utama bagi mahasiswa Gen Z untuk mengekspresikan dirinya. Uniknya, fenomena memiliki akun kedua (second account) muncul sebagai ruang berekspresi yang lebih bebas dibandingkan akun utama. Bagi individu dengan disregulasi emosi yang tinggi, akun kedua sering dimanfaatkan sebagai ruang melampiaskan atau mengelola emosi negatif. Mengingat mahasiswa Gen Z berada dalam fase perkembangan diri yang penuh dinamika emosi, penting untuk memahami peran disregulasi emosi dalam online self-presentation. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode regresi linear sederhana untuk melihat peran disregulasi emosi terhadap tiga dimensi online self-presentation, yaitu adaptable self, authentic self, dan freedom of self online. Partisipan merupakan 279 mahasiswa Gen Z yang memiliki setidaknya dua akun Instagram, dengan akun kedua digunakan sebagai ruang untuk berekspresi lebih bebas atau mencurahkan emosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa disregulasi emosi berperan signifikan dalam memprediksi perilaku online self-presentation. Lebih spesifik, individu dengan disregulasi emosi tinggi cenderung menunjukkan persona yang berbeda antar akun (β = 0,351), merasa lebih bebas mengekspresikan diri (β = 0,373), namun cenderung kurang autentik (β = -0,280). Temuan ini menyoroti pentingnya kesadaran akan pengelolaan emosi di ruang digital.

Instagram is one of the primary platforms used by Gen Z college students for self-expression. Interestingly, the phenomenon of having a second Instagram account has emerged as a space for more open expression compared to the main account. For individuals with high levels of emotional dysregulation, this second account is often used as an outlet to vent or manage negative emotions. Given that Gen Z students are in a developmental phase marked by emotional dynamics and self-exploration, it is important to understand the role of emotional dysregulation in online self-presentation. This study employed a quantitative approach using simple linear regression to examine the role of emotional dysregulation in predicting three dimensions of online self-presentation: adaptable self, authentic self, and freedom of self online. The participants consisted of 279 Gen Z college students who had at least two Instagram accounts, with the second account used specifically as a space for freer self-expression or emotional release. The findings revealed that emotional dysregulation significantly predicted online self-presentation. Specifically, individuals with higher emotional dysregulation tended to display differing personas across accounts (β = 0.351), feel freer in expressing themselves (β = 0.373), but were less authentic (β = -0.280). These results highlight the importance of emotional regulation awareness in digital spaces."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>