Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128715 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwita Oktaria
"Perilaku mencari umpan balik merupakan salah satu elemen penting dalam proses pembelajaran klinis yang mendukung pengembangan profesionalisme mahasiswa kedokteran. Namun kepustakaan mengenai umpan balik menempatkan mahasiswa dalam posisi pasif dan fokus pelatihan serta penelitian lebih banyak kepada peran staf pengajar dalam memberi umpan balik dibandingkan peran aktif mahasiswa mencari umpan balik. Penelitian ini bertujuan mengembangkan program intervensi untuk meningkatkan perilaku mencari umpan balik pada mahasiswa kedokteran tahap klinis, serta merancang alat ukur untuk menilai persepsi perilaku mencari umpan balik yang sesuai dengan konteks pendidikan kedokteran di Indonesia. Penelitian ini menggunakan mixed-method exploratory sequential yang terdiri atas tiga tahap. Tahap I merupakan studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan mengeksplorasi gambaran perilaku mencari umpan balik mahasiswa kedokteran tahap klinis dan faktor yang memengaruhinya. Data diperoleh melalui wawancara, focus group discussion (FGD), dan studi dokumen. Hasil yang diperoleh menjadi dasar pengembangan program intervensi dan alat ukur pada tahap II. Tahap II melibatkan enam orang ahli untuk menelaah rancangan program intervensi dan alat ukur yang telah dibuat, dilanjutkan dengan tahap validasi proses respons dengan 30 orang mahasiswa, uji reliabilitas dan analisis butir dengan 50 orang mahasiswa dan uji validitas konstruk dengan 100 orang mahasiswa. Tahap III implementasi program intervensi yang diberi nama Program Mencari, Menerima dan Merespons Umpan Balik (3M-UB), diikuti oleh 23 orang mahasiswa saat masa orientasi pra-kepaniteraan klinis dilanjutkan dengan evaluasi tiga bulan setelah program intervensi. Alat ukur persepsi perilaku mencari umpan balik terdiri atas 10 butir pernyataan dan dua faktor dengan nilai α-Cronbach 0,913. Hasil implementasi menunjukkan bahwa Program 3M-UB meningkatkan pemahaman dan sikap mahasiswa terhadap perilaku mencari umpan balik, namun tidak didapatkan peningkatan skor persepsi mengenai perilaku mencari umpan balik tiga bulan sesudah intervensi. Penelitian ini menghasilkan Program Mencari, Menerima dan Merespons Umpan Balik, sebuah program intervensi edukasi yang menekankan pentingnya peran aktif peserta didik dalam mencari dan memanfaatkan umpan balik sebagai bagian dari proses pembelajaran dan pembentukan identitas profesional. Selain itu dihasilkan pula alat ukur untuk menilai persepsi mengenai perilaku mencari umpan balik yang valid dan reliabel. Intervensi untuk mengubah perilaku mencari umpan balik tidak cukup dilakukan satu kali dalam masa pendidikan, perlu dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan tidak hanya peserta didik, tetapi juga staf pengajar serta konteks lingkungan.

Perilaku mencari umpan balik merupakan salah satu elemen penting dalam proses pembelajaran klinis yang mendukung pengembangan profesionalisme mahasiswa kedokteran. Namun kepustakaan mengenai umpan balik menempatkan mahasiswa dalam posisi pasif dan fokus pelatihan serta penelitian lebih banyak kepada peran staf pengajar dalam memberi umpan balik dibandingkan peran aktif mahasiswa mencari umpan balik. Penelitian ini bertujuan mengembangkan program intervensi untuk meningkatkan perilaku mencari umpan balik pada mahasiswa kedokteran tahap klinis, serta merancang alat ukur untuk menilai persepsi perilaku mencari umpan balik yang sesuai dengan konteks pendidikan kedokteran di Indonesia. Penelitian ini menggunakan mixed-method exploratory sequential yang terdiri atas tiga tahap. Tahap I merupakan studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan mengeksplorasi gambaran perilaku mencari umpan balik mahasiswa kedokteran tahap klinis dan faktor yang memengaruhinya. Data diperoleh melalui wawancara, focus group discussion (FGD), dan studi dokumen. Hasil yang diperoleh menjadi dasar pengembangan program intervensi dan alat ukur pada tahap II. Tahap II melibatkan enam orang ahli untuk menelaah rancangan program intervensi dan alat ukur yang telah dibuat, dilanjutkan dengan tahap validasi proses respons dengan 30 orang mahasiswa, uji reliabilitas dan analisis butir dengan 50 orang mahasiswa dan uji validitas konstruk dengan 100 orang mahasiswa. Tahap III implementasi program intervensi yang diberi nama Program Mencari, Menerima dan Merespons Umpan Balik (3M-UB), diikuti oleh 23 orang mahasiswa saat masa orientasi pra-kepaniteraan klinis dilanjutkan dengan evaluasi tiga bulan setelah program intervensi. Alat ukur persepsi perilaku mencari umpan balik terdiri atas 10 butir pernyataan dan dua faktor dengan nilai α-Cronbach 0,913. Hasil implementasi menunjukkan bahwa Program 3M-UB meningkatkan pemahaman dan sikap mahasiswa terhadap perilaku mencari umpan balik, namun tidak didapatkan peningkatan skor persepsi mengenai perilaku mencari umpan balik tiga bulan sesudah intervensi. Penelitian ini menghasilkan Program Mencari, Menerima dan Merespons Umpan Balik, sebuah program intervensi edukasi yang menekankan pentingnya peran aktif peserta didik dalam mencari dan memanfaatkan umpan balik sebagai bagian dari proses pembelajaran dan pembentukan identitas profesional. Selain itu dihasilkan pula alat ukur untuk menilai persepsi mengenai perilaku mencari umpan balik yang valid dan reliabel. Intervensi untuk mengubah perilaku mencari umpan balik tidak cukup dilakukan satu kali dalam masa pendidikan, perlu dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan tidak hanya peserta didik, tetapi juga staf pengajar serta konteks lingkungan.

Feedback-seeking behavior is a crucial component of the clinical learning process that supports the development of professionalism among medical students. However, existing literature on feedback often positions students as passive recipients, with the focus of training and research predominantly placed on the role of clinical teachers in providing feedback, rather than on students' active role in seeking it. This study aims to develop an intervention program to enhance feedback-seeking behavior among clinical-phase medical students, as well as to design a measurement instrument to assess perceptions of feedback-seeking behavior that aligns with the context of medical education in Indonesia.This research employed a mixed-methods exploratory sequential design, comprising three phases. Phase I was a qualitative study using a phenomenological approach to explore feedback-seeking behavior among clinical-phase medical students and the factors influencing it. Data were collected through interviews, focus group discussions (FGDs), and document analysis. The findings from this phase yielded the development of the intervention program and the instrument in Phase II. In Phase II, six experts reviewed the draft of the intervention program and the measurement instrument. This was followed by response process validation with 30 students, reliability testing and item analysis with 50 students, and construct validity testing with 100 students. Phase III involved the implementation of the intervention program, entitled the Seek, Receive, and Respond to Feedback Program, which was delivered to 23 students during the pre-clinical clerkship orientation, followed by an evaluation three months after the intervention. The feedback-seeking perception instrument consists of 10 items grouped into two factors, with a Cronbach’s alpha value of 0.913. Implementation results indicated that the program improved students’ understanding and attitudes toward feedback-seeking behavior; however, there was no improvement in perception scores regarding feedback-seeking behavior three months after intervention. This study resulted in the development of the Seek, Receive, and Respond to Feedback Program, an educational intervention emphasizes the importance of students’ active role in seeking and utilizing feedback as part of the learning process and the formation of professional identity. Additionally, a valid and reliable instrument to assess perceptions of feedback-seeking behavior was produced. Interventions aimed at changing feedback-seeking behavior should not be limited to a single occurrence during the educational journey but must be continuous and involve not only students, but also clinical teachers and the broader learning environment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwita Oktaria
"Perilaku mencari umpan balik merupakan salah satu elemen penting dalam proses pembelajaran klinis yang mendukung pengembangan profesionalisme mahasiswa kedokteran. Namun kepustakaan mengenai umpan balik menempatkan mahasiswa dalam posisi pasif dan fokus pelatihan serta penelitian lebih banyak kepada peran staf pengajar dalam memberi umpan balik dibandingkan peran aktif mahasiswa mencari umpan balik. Penelitian ini bertujuan mengembangkan program intervensi untuk meningkatkan perilaku mencari umpan balik pada mahasiswa kedokteran tahap klinis, serta merancang alat ukur untuk menilai persepsi perilaku mencari umpan balik yang sesuai dengan konteks pendidikan kedokteran di Indonesia. Penelitian ini menggunakan mixed-method exploratory sequential yang terdiri atas tiga tahap. Tahap I merupakan studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan mengeksplorasi gambaran perilaku mencari umpan balik mahasiswa kedokteran tahap klinis dan faktor yang memengaruhinya. Data diperoleh melalui wawancara, focus group discussion (FGD), dan studi dokumen. Hasil yang diperoleh menjadi dasar pengembangan program intervensi dan alat ukur pada tahap II. Tahap II melibatkan enam orang ahli untuk menelaah rancangan program intervensi dan alat ukur yang telah dibuat, dilanjutkan dengan tahap validasi proses respons dengan 30 orang mahasiswa, uji reliabilitas dan analisis butir dengan 50 orang mahasiswa dan uji validitas konstruk dengan 100 orang mahasiswa. Tahap III implementasi program intervensi yang diberi nama Program Mencari, Menerima dan Merespons Umpan Balik (3M-UB), diikuti oleh 23 orang mahasiswa saat masa orientasi pra-kepaniteraan klinis dilanjutkan dengan evaluasi tiga bulan setelah program intervensi. Alat ukur persepsi perilaku mencari umpan balik terdiri atas 10 butir pernyataan dan dua faktor dengan nilai α-Cronbach 0,913. Hasil implementasi menunjukkan bahwa Program 3M-UB meningkatkan pemahaman dan sikap mahasiswa terhadap perilaku mencari umpan balik, namun tidak didapatkan peningkatan skor persepsi mengenai perilaku mencari umpan balik tiga bulan sesudah intervensi. Penelitian ini menghasilkan Program Mencari, Menerima dan Merespons Umpan Balik, sebuah program intervensi edukasi yang menekankan pentingnya peran aktif peserta didik dalam mencari dan memanfaatkan umpan balik sebagai bagian dari proses pembelajaran dan pembentukan identitas profesional. Selain itu dihasilkan pula alat ukur untuk menilai persepsi mengenai perilaku mencari umpan balik yang valid dan reliabel. Intervensi untuk mengubah perilaku mencari umpan balik tidak cukup dilakukan satu kali dalam masa pendidikan, perlu dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan tidak hanya peserta didik, tetapi juga staf pengajar serta konteks lingkungan.

Perilaku mencari umpan balik merupakan salah satu elemen penting dalam proses pembelajaran klinis yang mendukung pengembangan profesionalisme mahasiswa kedokteran. Namun kepustakaan mengenai umpan balik menempatkan mahasiswa dalam posisi pasif dan fokus pelatihan serta penelitian lebih banyak kepada peran staf pengajar dalam memberi umpan balik dibandingkan peran aktif mahasiswa mencari umpan balik. Penelitian ini bertujuan mengembangkan program intervensi untuk meningkatkan perilaku mencari umpan balik pada mahasiswa kedokteran tahap klinis, serta merancang alat ukur untuk menilai persepsi perilaku mencari umpan balik yang sesuai dengan konteks pendidikan kedokteran di Indonesia. Penelitian ini menggunakan mixed-method exploratory sequential yang terdiri atas tiga tahap. Tahap I merupakan studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan mengeksplorasi gambaran perilaku mencari umpan balik mahasiswa kedokteran tahap klinis dan faktor yang memengaruhinya. Data diperoleh melalui wawancara, focus group discussion (FGD), dan studi dokumen. Hasil yang diperoleh menjadi dasar pengembangan program intervensi dan alat ukur pada tahap II. Tahap II melibatkan enam orang ahli untuk menelaah rancangan program intervensi dan alat ukur yang telah dibuat, dilanjutkan dengan tahap validasi proses respons dengan 30 orang mahasiswa, uji reliabilitas dan analisis butir dengan 50 orang mahasiswa dan uji validitas konstruk dengan 100 orang mahasiswa. Tahap III implementasi program intervensi yang diberi nama Program Mencari, Menerima dan Merespons Umpan Balik (3M-UB), diikuti oleh 23 orang mahasiswa saat masa orientasi pra-kepaniteraan klinis dilanjutkan dengan evaluasi tiga bulan setelah program intervensi. Alat ukur persepsi perilaku mencari umpan balik terdiri atas 10 butir pernyataan dan dua faktor dengan nilai α-Cronbach 0,913. Hasil implementasi menunjukkan bahwa Program 3M-UB meningkatkan pemahaman dan sikap mahasiswa terhadap perilaku mencari umpan balik, namun tidak didapatkan peningkatan skor persepsi mengenai perilaku mencari umpan balik tiga bulan sesudah intervensi. Penelitian ini menghasilkan Program Mencari, Menerima dan Merespons Umpan Balik, sebuah program intervensi edukasi yang menekankan pentingnya peran aktif peserta didik dalam mencari dan memanfaatkan umpan balik sebagai bagian dari proses pembelajaran dan pembentukan identitas profesional. Selain itu dihasilkan pula alat ukur untuk menilai persepsi mengenai perilaku mencari umpan balik yang valid dan reliabel. Intervensi untuk mengubah perilaku mencari umpan balik tidak cukup dilakukan satu kali dalam masa pendidikan, perlu dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan tidak hanya peserta didik, tetapi juga staf pengajar serta konteks lingkungan.

Feedback-seeking behavior is a crucial component of the clinical learning process that supports the development of professionalism among medical students. However, existing literature on feedback often positions students as passive recipients, with the focus of training and research predominantly placed on the role of clinical teachers in providing feedback, rather than on students' active role in seeking it. This study aims to develop an intervention program to enhance feedback-seeking behavior among clinical-phase medical students, as well as to design a measurement instrument to assess perceptions of feedback-seeking behavior that aligns with the context of medical education in Indonesia.This research employed a mixed-methods exploratory sequential design, comprising three phases. Phase I was a qualitative study using a phenomenological approach to explore feedback-seeking behavior among clinical-phase medical students and the factors influencing it. Data were collected through interviews, focus group discussions (FGDs), and document analysis. The findings from this phase yielded the development of the intervention program and the instrument in Phase II. In Phase II, six experts reviewed the draft of the intervention program and the measurement instrument. This was followed by response process validation with 30 students, reliability testing and item analysis with 50 students, and construct validity testing with 100 students. Phase III involved the implementation of the intervention program, entitled the Seek, Receive, and Respond to Feedback Program, which was delivered to 23 students during the pre-clinical clerkship orientation, followed by an evaluation three months after the intervention. The feedback-seeking perception instrument consists of 10 items grouped into two factors, with a Cronbach’s alpha value of 0.913. Implementation results indicated that the program improved students’ understanding and attitudes toward feedback-seeking behavior; however, there was no improvement in perception scores regarding feedback-seeking behavior three months after intervention. This study resulted in the development of the Seek, Receive, and Respond to Feedback Program, an educational intervention emphasizes the importance of students’ active role in seeking and utilizing feedback as part of the learning process and the formation of professional identity. Additionally, a valid and reliable instrument to assess perceptions of feedback-seeking behavior was produced. Interventions aimed at changing feedback-seeking behavior should not be limited to a single occurrence during the educational journey but must be continuous and involve not only students, but also clinical teachers and the broader learning environment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwita Oktaria
"[ABSTRAK
Latar Belakang: Umpan balik memiliki peran penting pada proses pembelajaran
seseorang. Konsep mengenai perilaku mencari umpan balik telah banyak diteliti
tetapi masih terdapat gambaran yang belum lengkap mengenai berbagai aspek
terkait perilaku mencari umpan balik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplorasi perilaku mencari umpan balik mahasiswa kedokteran di Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila) secara mendalam.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan melalui FGD (focus group
discussion) dengan mahasiswa FK Unila Angkatan 2012, 2013 dan 2014.
Triangulasi data dilakukan melalui FGD dengan staf pengajar, wawancara dengan
ketua tim Medical Education Unit dan studi dokumen yang dilakukan selama
bulan April sampai dengan Mei 2015. Hasil FGD dan wawancara dituliskan
dalam bentuk transkrip verbatim lalu dilakukan analisis tematik dan koding.
Selanjutnya dilakukan reduksi dan penyajian data.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa dan staf
pengajar mengenai umpan balik masih belum tepat. Motivasi mahasiswa untuk
mencari umpan balik disebabkan oleh keinginan untuk mendapatkan informasi
yang berguna bagi dirinya dan mengontrol kesan orang lain. Faktor penghambat
tersering mahasiswa dalam mencari umpan balik kepada staf pengajar adalah rasa
segan dan takut untuk mendapatkan komentar negatif mengenai dirinya.
Mahasiswa akan mencari umpan balik kepada orang yang memiliki hubungan
kedekatan dan kredibilitas yang baik dalam konteks lingkungan yang privat.
Kesimpulan: Belum adanya pemahaman yang sama mengenai pengertian umpan
balik menyebabkan proses pencarian dan pemberian umpan balik di FK Unila
belum berjalan secara efektif. Sistem pendidikan kedokteran yang hirarkis, faktor
budaya dan kesibukan staf pengajar merupakan beberapa faktor penghambat.
Institusi perlu membuat suatu kebijakan yang bertujuan untuk menumbuhkan
kesadaran dan menciptakan atmosfer bagi mahasiswa dan staf pengajar akan arti
penting umpan balik.

ABSTRACT
Background: Feedback has many important roles in an individual learning
process. The concept of feedback-seeking behaviour has been widely studied but
there is still lack of information on the aspects related to it. This study is aimed to
explore feedback-seeking behaviour of undergraduate medical students at Faculty
of Medicine University of Lampung.
Method: This study used qualitative research methods with phenomenological
approach. Data was collected through focus group discussion (FGD) with students
in Faculty of Medicine University of Lampung class of 2012, 2013 and 2014.
Similar method was used with faculty members to triangulate the data, and also an
in-depth interview with the head of Medical Education Unit and document
analysis. The result of FGD and interview were transcribed verbatim, analysed
thematically and coded, to reduce and present the data.
Result: The results obtained in this study indicate that the understanding of
students and lecturers of feedback is still incorrect. Students are motivated to seek
feedback because they want useful information and have the desire to control the
impressions of others. One of the biggest factors that inhibit students to seek
feedback from the lecturer is their fear in getting negative comments. Students
will look for feedback from people who have close relationships with them and
good credibility in the context of a private environment.
Conclusion: The absence of a common understanding of the meaning of feedback
causes the feedback-seeking and feedback-giving process on FK Unila not run
effectively. Hierarchical system of medical education, cultural factors and
lecturers? busy schedule are some factors that hinder feedback-seeking process.
Institutions need to make a policy to raise awareness and create an atmosphere for
students and faculty members on the importance of feedback, Background: Feedback has many important roles in an individual learning
process. The concept of feedback-seeking behaviour has been widely studied but
there is still lack of information on the aspects related to it. This study is aimed to
explore feedback-seeking behaviour of undergraduate medical students at Faculty
of Medicine University of Lampung.
Method: This study used qualitative research methods with phenomenological
approach. Data was collected through focus group discussion (FGD) with students
in Faculty of Medicine University of Lampung class of 2012, 2013 and 2014.
Similar method was used with faculty members to triangulate the data, and also an
in-depth interview with the head of Medical Education Unit and document
analysis. The result of FGD and interview were transcribed verbatim, analysed
thematically and coded, to reduce and present the data.
Result: The results obtained in this study indicate that the understanding of
students and lecturers of feedback is still incorrect. Students are motivated to seek
feedback because they want useful information and have the desire to control the
impressions of others. One of the biggest factors that inhibit students to seek
feedback from the lecturer is their fear in getting negative comments. Students
will look for feedback from people who have close relationships with them and
good credibility in the context of a private environment.
Conclusion: The absence of a common understanding of the meaning of feedback
causes the feedback-seeking and feedback-giving process on FK Unila not run
effectively. Hierarchical system of medical education, cultural factors and
lecturers’ busy schedule are some factors that hinder feedback-seeking process.
Institutions need to make a policy to raise awareness and create an atmosphere for
students and faculty members on the importance of feedback]
"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gladys Dwiani Tinovella Tubarad
"Latar Belakang : Pembelajaran keterampilan komunikasi pada tahap akademik seringkali tidak diterapkan di tahap klinik. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi proses komunikasi mahasiswa dalam melakukan anamnesis di Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta PSKD FKK UMJ secara mendalam.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap mahasiswa yang sedang melakukan anamnesis dengan pasien di klinik penyakit dalam, dan focus group discussion FGD dengan mahasiswa di stase penyakit dalam. Triangulasi data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam dengan staf pengajar di stase penyakit dalam. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan The Calgary Cambridge Observation Guide. Hasil FGD dan wawancara dituliskan dalam bentuk transkrip verbatim lalu dilakukan analisis tematik dan koding. Selanjutnya dilakukan reduksi dan penyajian data.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kekurangan dalam mengumpulkan informasi, membangun struktur anamnesis, membangun hubungan, dan mengakhiri anamnesis, yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan mahasiswa seperti pelatihan keterampilan komunikasi yang meliputi pelatihan pada tahap klinik dan tahap akademik, faktor pesonal, role model, faktor kepercayaan diri, faktor pengetahuan, faktor psikologis, faktor waktu, dan faktor yang berhubungan dengan pasien. Hal ini juga disebabkan karena belum adanya panduan khusus yang digunakan untuk melakukan keterampilan komunikasi.
Kesimpulan : Pembelajaran keterampilan komunikasi di PSKD FKK UMJ sudah diberikan sejak awal pendidikan sampai tahap klinik dan terintegrasi dalam keterampilan anamnesis, namun masih banyak mahasiswa kepaniteraan klinik yang tidak melakukan proses komunikasi dengan baik, yang dipengaruhi oleh faktor mahasiswa dan faktor pasien.

Background: Learning communication skill in undergraduate medical student are not applied into the clinical phase. This study is aimed to explore of clinical clerkship student rsquo s communication process during the medical interview at Faculty of Medicine Muhammadiyah University of Jakarta.
Method: This study used qualitative research methods with phenomenological approach. Data was collected through observation to student clinical clerkship during the medical interview with patient rsquo s polyclinic in internal medicine and focus group discussion with students in internal medicine. Triangulation data through in depth interview with faculty polyclinic in internal medicine. Observation used The Calgary Cambridge Observation Guide. The result of FGD and interview were transcribed verbatim, analysed thematically and coded, to reduce and present the data.
Result: The results obtained in this study indicate that the student has some weakness in gathering information, providing structure, building relationship, and closing the session which can be caused doctor related factors such as communication skill training in academic phase and clinical phase, personality, role model, self confidence, knowladge factors, psychological factors, time factors, and patient related factors. It can also be caused due to the absence of spescific guidelines that are used to perform communication skills.
Conclusion: Communication skill learning in PSKD FKK UMJ were conducted since in undergraduate and clinical phase by integrated in medical interview skills, but students rsquo performance during clerkship showed that their communication skill still need improvement.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anyta Pinasthika
"Pendahuluan: Umpan balik yang efektif menjadi semakin penting dalam pembelajaran tahap klinis. Umpan balik dapat tersedia di berbagai bentuk, isi dan diberikan oleh berbagai pihak untuk perbaikan performa mahasiswa. Umpan balik yang efektif hanya dapat dicapai dengan melibatkan mahasiswa sebagai pemeran aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana umpan balik dimanfaatkan oleh mahasiswa kedokteran tahap klinik.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi fenomenologi pada mahasiswa kedokteran tahap klinik, staf pengajar klinis dan pengelola modul tahap klinik di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang dipilih dengan pendekatan maximum variation sampling. Sebanyak tujuh focus group discussion dan empat in-depth interview dilakukan hingga saturasi data tercapai. Studi dokumen buku rancangan pengajaran dilakukan sebagai triangulasi. Analisis data dilakukan menggunakan analisis tematik.
Hasil Penelitian: Mahasiswa memanfaatkan umpan balik melalui proses identifikasi, penerimaan dan tindak lanjut umpan balik. Performa mahasiswa menjadi indikator untuk identifikasi umpan balik. Proses penerimaan umpan balik diawali dengan reaksi emosi, refleksi konten umpan balik dan refleksi pengalaman, yang dipengaruhi oleh faktor mahasiswa dan staf pengajar. Umpan balik dapat diterima, ditolak, diterima atau dilupakan. Umpan balik yang diterima akan ditindaklanjuti oleh mahasiswa. Keseluruhan proses ini dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, seperti adaptasi pembelajaran klinis saat pandemi, lingkungan pembelajaran (termasuk hubungan antar staf pengajar, budaya, regulasi dan kurikulum modul serta institusi), supervisi dan evaluasi proses pembelajaran. Pencarian umpan balik juga ditemukan sebagai proses umpan balik, namun terbatas akibat faktor budaya.
Kesimpulan: Penelitian ini memberikan gambaran mengenai bagaimana mahasiswa kedokteran tahap klinik memanfaatkan umpan balik yang dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, yang perlu dipertimbangkan saat memberikan umpan balik dan pengembangan budaya umpan balik di fakultas.
Kata Kunci: pemanfaatan umpan balik, mahasiswa kedokteran, pembelajaran klinis, faktor sosial budaya umpan balik

Background: Effective feedback has become even more important in clinical rotations, as feedback comes in many forms, contents, and providers to aid improvement of performance. This could only be achieved by acknowledging students’ active role in feedback. This study aims to explore how feedback is utilized in undergraduate clinical settings.
Methods: This study is a qualitative phenomenology study involving medical students on their clinical clerkships, clinical teachers, and clinical rotation coordinators in Faculty of Medicine Universitas Indonesia. Respondents were selected through maximum variation sampling approach. A total of seven focus groups and four in-depth interviews were conducted and data saturation was reached. Document study was conducted as triangulation. Thematic analysis approach was used in data analysis.
Results: Students use feedback by identifying, receiving, and acting on feedback. Performance was used as indicators to identify feedback. Receiving feedback involved a process of emotional reaction, reflection of feedback content and reflection of performance, also influenced by student and teacher factors. Feedback might be accepted, rejected, remembered, or forgotten. Accepted feedback could be acted upon by students. The process of using feedback was influenced by sociocultural factors, such as modified learning opportunities driven by pandemic, learning environment (including relationship between students and supervisors, culture, clinical rotation, and faculty regulations also curriculum), supervision, and evaluation of learning process. Feedback-seeking behavior was found to be limited due to cultural factors.
Conclusion: This study provides insights on how students use feedback in clinical setting influenced by sociocultural factors, which must be considered in feedback provision and development of feedback culture in the faculty.
Keywords: using feedback, medical students, clinical education, sociocultural factors of feedback
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Kurniawan
"Latar belakang: Umpan balik konstruktif merupakan komponen esensial dalam proses pembelajaran mahasiswa kedokteran. Keberhasilan dalam menyampaikan umpan balik berperan dalam meningkatkan performa dan keterampilan klinis mahasiswa. Kurikulum pendidikan kedokteran yang terbagi menjadi tahap preklinik dan klinik memungkinkan adanya perbedaan persepsi mahasiswa terkait umpan balik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan persepsi umpan balik yang diterima oleh mahasiswa fakultas kedokteran tahap preklinik dan klinik.
Metode: Penelitian dengan desain potong lintang ini dilakukan pada mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia menggunakan instrumen kuesioner. Kuesioner terdiri dari 22 pertanyaan Likert-scale 1-5 tentang peran penting (5 pertanyaan), metode (12 pertanyaan), dan hambatan (5 pertanyaan) penyampaian umpan balik konstruktif. 209 mahasiswa preklinik dan 129 mahasiswa klinik berpartisipasi dalam penelitian ini.
Hasil: Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan signifikan antara persepsi mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik terhadap respon pertanyaan pada domain peran penting, metode, dan hambatan umpan balik konstruktif (p>0.05). Terdapat perbedaan persepsi secara signifikan (p<0.05) pada pertanyaan umpan balik berfokus pada tingkah laku dibandingkan individunya, umpan balik diberikan kapanpun selama proses pembelajaran, dan pengetahuan untuk memberikan umpan balik konstruktif kurang memadai.
Kesimpulan: Mahasiswa kedokteran tahap preklinik dan klinik menyatakan setuju bahwa umpan balik konstruktif berperan penting dalam meningkatkan pembelajaran mahasiswa. Sementara persepsi mahasiswa terhadap domain metode dan hambatan pemberian umpan balik menunjukkan respon yang bervariasi. Tidak terdapat perbedaan persepsi mahasiswa preklinik dan klinik terhadap umpan balik konstruktif secara signifikan.

Background: Constructive feedback is an essential component in the medical student learning process. The important role of constructive feedback is to improve student performance and clinical skills. The medical education curriculum is divided into preclinical and clinical medical years allows for differences in student perceptions regarding feedback. This study aims to compare the perception of feedback received by preclinical and clinical medical students.
Methods: This cross-sectional study was conducted on medical students at the University of Indonesia. The Likert-scale questionnaire consisted of 22 questions about the important role (5 questions), methods (12 questions), and barriers (5 questions) to constructive feedback. 209 preclinical students and 129 clinical students participated in this study.
Results: The results showed that there was no significant difference between the perceptions of preclinical and clinical medical students on the questions of importance, methods, and barriers to constructive feedback (p<0.05). There was a significant difference in perception (p<0.05) on the question, feedback focuses on behavior rather than the person, Feedback is provided at any time during the learning process, and There is inadequate knowledge for providing constructive feedback.
Conclusion: Preclinical and clinical medical students agree that constructive feedback plays an important role in improving student learning. Preclinical and clinical students perceptions of the methods and barriers to providing feedback showed varied responses. There is no significant difference in the perception of preclinical and clinical students to constructive feedback.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Pradipta Surjadi
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara regulasi diri untuk belajar dengan pengambilan keputusan karir pada mahasiswa semester akhir. Pengukuran regulasi diri untuk belajar menggunakan alat ukur Self-regulated Learning Interview Schedule Questionnaire (SRLIS-Q) yang disusun oleh Zimmerman dan Pons (1988) serta diperbaharui oleh Purdie dan Hattie (1996) dan pengukuran pengambilan keputusan karir menggunakan alat ukur Career Decision-Making Difficulties (CDDQ; Gati, Krausz & Osipow, 1996). Partisipan berjumlah 122 mahasiswa Universitas Indonesia yang memiliki karakteristik sebagai mahasiswa semester akhir.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara regulasi diri untuk belajar dengan pengambilan keputusan karir pada mahasiswa (r = 0.345; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi regulasi diri untuk belajar yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi kemampuan pengambilan keputusan karir. Berdasarkan hasil tersebut, mahasiswa perlu diberikan intervensi sedini mungkin mengenai regulasi diri untuk belajar, sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan pengambilan keputusan karir.

This research was conducted to find the correlation between self-regulated learning with career decision-making among college students. Self-regulated learning was measured using an instrument named Self-regulated Learning Interview Schedule Questionnaire (SRLIS-Q) made by Zimmerman and Pons (1988) which later was modified by Purdie and Hattie (1996) other hand career decision-making was measured using a modification instrument named Career Decision-Making Difficulties (CDDQ) which was developed by Gati, Krausz & Osipow (1996). Participants of this research were 122 senior year undergraduate student of Universitas Indonesia.
The main result of this research shows that self- regulated learning positively correlated significantly with career decision-making (r = 0.345; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01). Thus this research conclusion is the higher self-regulated learning prossess, means higher capability of their career decision-making. Based on research results, individual needs to intervene student early in the self-regulated learning early in effort of constructing their career decision-making.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faridh Ihatrayudha
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara modal psikologis dengan perilaku pencarian umpan balik pada mahasiswa baru di Universitas Indonesia. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 121 orang dan merupakan mahasiswa semester satu di Universitas Indonesia. Modal psikologis diukur dengan menggunakan Psychological Capital Questioner (PCQ) yang dikembangkan oleh Luthans, Youssef dan Avolio. Sementara itu perilaku pencarian umpan balik diukur menggunakan Feedback Seeking Measurement (FSM) yang dikembangkan oleh Gong, Wang, Huang, dan Cheung. Hasil penelitian menenjukkan modal psikologis memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku pencarian umpan balik (self-positive, self-negative, other positive dan other negative).

This study was conducted to examine the correlation between psychological capital and feedback seeking behavior on first year college student in University of Indonesia. The participants of this study were 121 first year college student in University of Indonesia. Psychological capital was measured using Psychological Capital Questioner (PCQ) developed by Luthans, Youssef and Avolio. Meanwhile, feedback seeking behavior was measured using Feedback Seeking Measurement (FSM) developed by Gong, Wang, Huang and Cheung. The results indicated there was significant correlation between psychological capital and feedback seeking behavior (self-positive, self-negative, other positive and other negative).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchlis Riza
"Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Palembang sebagai salah satu lembaga pendidikan keperawatan di Palembang, memiliki peran dan tanggung jawab dalam mengantarkan peserta didiknya menjadi tenaga perawat profesional melalui proses belajar mengajar. Keberhasilan peserta didik dalam proses belajar yang dinyatakan dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) akan menggambarkan kemampuan profesional mereka di bidang keperawatan.
Dalam penelitian awal melalui data sekunder didapatkan 67 % lulusan tahun 2003 memiliki IPK < 2,75. Kesenjangan IPK diantara peserta didik terutama antara peserta didik kelas khusus dengan peserta didik kelas regular. Hal tersebut mendorong peneliti untuk menganalisis faktor psikologis yang berhubungan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Palembang.
Desain penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah cross sectional, karena peneliti hanya ingin melihat faktor psikologis yang berhubungan dengan IPK, dan tidak bermaksud untuk melihat hubungan sebab akibat. Populasi dan sampel penelitian ini adalah mahasiswa tingkat III (semester VI kelas regular dan semester IV kelas khusus) di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Palembang tahun 2004 sebanyak 110 orang mahasiswa.
Data kuantitatif diperoleh melalui kuesioner yang berisi 7 variabel karakteristik psikologis mahasiswa. Jumlah kuesioner sebanyak 70 butir yang terdiri dari 20 butir variabel motivasi belajar, 10 butir variabel minat pada bidang keperawatan, 5 butir variabel sikap terhadap profesi perawat, 10 butir variabel persepsi terhadap dosen, 5 butir variabel persepsi terhadap mata ajaran, 10 butir variabel persepsi terhadap fasilitas pendidikan, dan 10 butir variabel persepsi terhadap profesi perawat. Pengolahan dan analisis data disajikan dalam bentuk analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa IPK responden <2,75 masih cukup tinggi, terutama pads kelas regular dengan ciri-cirinya umur muda, belum bekerja, sehingga sangat membutuhkan IPK>2,75 untuk mendapatkan pekeijaan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada 3 variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dengan IPK yaitu : variabel motivasi, variabel jenis kelamin, dan variabel jenis kelas. Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel motivasi merupakan variabel paling dominan dibandingkan variabel lainnya.
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini terutama pada institusi pendidikan tempat peneliti melakukan penelitian yaitu untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik, antara lain menganjurkan pada staf pengajarnya untuk mendorong semangat belajar dengan sering memberikan kuis setiap selesai pokok bahasan, membahas hasil kuis sebelum dimulai pokok bahasan yang baru. Juga agar dapat menciptakan suasana kondusif bagi peserta didik untuk bersaing secara sehat dalam mengejar prestasi belajar, misalnya berupa pemberian reward atau penghargaan bagi peserta didik yang mendapat prestasi terbaik setiap semester, mendorong dibentuknya kelompok belajar yang efektif berupa sering memberi penugasan terstruktur baik secara individu maupun kelompok pada peserta didik.
Kepustakaan : 34 (1967 - 2002)

Psychological Characteristics Related to Cumulative GPA among Students in the Department of Nursing Palembang Health Polytechnic Year 2004 Department of Nursing, Palembang Health Polytechnic as nursing education institution in Palembang plays important role and is responsible in educating its students to be professional nurse through learning process. The success of students in the learning process is manifested in cumulative Grade Point Average (GPA} that also reflects the professional skill in nursing.
Preliminary study using secondary data showed that 67% graduates of 2003 had GPA < 2.75. There was gap of GPA among those attend special and regular classes. These motivate researcher to analyze further the psychological factors related to GPA among students in the Department of Nursing, Palembang Health Polytechnic.
Design used in the study was a cross sectional one since the researcher intended to examine the association and not causality. Population and sample of this study were 110 Grade 3 students (semester 6 of regular class and semester 4 of special class) in the Department of Nursing, Palembang Health Polytechnic year 2004.
Quantitative data was obtained through questionnaire contained 8 psychological characteristics variables. Questionnaire consisted of 70 items, 20 items of study motivation variable, 10 items of interest in nursing variables, 5 items of attitude toward nurse profession variables, 10 items of perception toward lecturer, 5 items of perception toward study subject variables, 10 items of perception toward education facility, and 10 items of perception toward nurse profession. Data analyses were presented in form of univariate, bivariate, and multivariate analyses.
Result of univariate analysis indicate that < 2,75 responder GPA still be high enough, especially at regular class with its young age characteristics, not yet worked, so that require > 2,75 GPA to get work or continue education to higher level. Analysis result of bivariate show there are 3 variables own a relation with GPA those are : motivation variable, gender variable, and class type variable. An analysis result of multivariate show motivation variable is the most dominant compared to other variable.
Suggestion which can be given from this research result is especially at institution of education where researcher researching which is to pay attention to factors which can awaken education competitor study motivation , for example suggesting instructor staff to keep up the study spirits by oftenly giving quis every time the fundamental study finished, discuss the quis result before starting new fundamental study. Also in order to create conducive atmosphere for educative competitor to compete healthyly in pursuing study achievement, for example in the form of giving reward or appreciation for educative competitor who get best achievement each semester, support the forming of effective study group by oftenly give structured assignation either by individual or educative competitor.
References: 34 (1967-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 12908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fahd Abdurrahman
"Latar Belakang
Umpan balik menjadi salah satu bentuk interaksi yang penting antara staf pengajar dan mahasiswa. Untuk mendapatkan umpan balik tersebut, mahasiswa akan melewati suatu proses pencarian umpan balik yang dilakukan secara sadar demi mencapai tujuan yang diinginkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencarian umpan balik antara lain motivasi dan strategi belajar. Motivasi dan strategi belajar memiliki dampak yang besar terhadap performa mahasiswa yang selanjutnya akan menentukan tercapai atau tidaknya tujuan yang dimiliki. Sampai saat ini, masih belum ada penelitian yang menjelaskan hubungan kompleks antara motivasi dan upaya pencarian umpan balik dan antara strategi belajar dengan upaya pencarian umpan balik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menilai upaya pencarian umpan balik pada mahasiswa tingkat 3 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ditinjau dari motivasi dan strategi belajar. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian mixed methods dengan desain sequential explanatory: rancangan analitik menggunakan desain potong lintang (cross-sectional) untuk komponen kuantitatif. Selanjutnya, pendekatan kualitatif menggunakan desain studi fenomenologi dengan tujuan mengeksplorasi pengalaman individu mahasiswa terkait pencarian umpan balik. Pengumpulan data di tahap ini dikumpulkan melalui Focus Group Discussion (FGD). Setelah pengumpulan data, dilakukan member checking dan analisis tematik berdasarkan transkripsi FGD yang dilakukan secara verbatim.
Hasil
Berdasarkan hasil kuesioner, diperoleh total 108 responden dengan rata-rata mahasiswa memiliki motivasi tinggi dan strategi belajar sedang. Tidak ditemukan satupun mahasiswa dengan motivasi yang rendah. Hasil uji korelasi ditemukan adanya hubungan yang kuat antara motivasi dan strategi belajar. Dari analisis kualitatif, diperoleh dua tema besar, yaitu (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa mencari umpan balik dan (2) Cara mahasiswa mencari umpan balik.
Kesimpulan
Motivasi dan strategi belajar mahasiswa memiliki hubungan yang kuat dan hal ini dapat mempengaruhi upaya pencarian umpan balik yang dilakukan oleh mahasiswa. Hasil studi ini menggarisbawahi pentingnya peningkatan lingkungan belajar yang kondusif,
vi
dukungan staf pengajar dan peran serta mahasiswa dalam mendukung proses belajar dan keberhasilan akademis mahasiswa.

Introduction
Feedback is one of the important interactions between teaching staff and students. In order to obtain feedback, students will go through a feedback-seeking process, which is done consciously to achieve the desired goals. There are several factors that influence the process such as motivation and learning strategies. Motivation and learning strategies have a significant impact on student performance, which will determine the goal achievement. To date, there is still limited research that explains the complex relationship between motivation and feedback-seeking effort as well as learning strategies and feedback-seeking efforts Therefore, this study aims to assess feedback- seeking behavior in 3rd year medical students in the Faculty of Medicine, University of Indonesia based on motivation and learning strategies.
Method
This study is a mixed methods research using a sequential explanatory design The quantitative part was conducted using a cross-sectional method. The qualitative approach was done with a phenomenological study design to explore the individual experiences of students in seeking feedback. Data collection was collected through Focus Group Discussions (FGDs). After data collection, member checking and thematic analysis was conducted based on the verbatim transcription of the FGD.
Results
Based on the questionnaire results, a total of 108 respondents were obtained with an average of students having high motivation and moderate learning strategies. No students with low motivation were found. The correlation test results revealed a strong relationship between motivation and learning strategies. From qualitative analysis, two major themes emerged: (1) Factors influencing students in seeking feedback, and (2) Ways in which students seek feedback.
Conclusion
The motivation and learning strategies of students have a strong correlation, and this can influence students' efforts in seeking feedback. The results of this study underscore the importance of improving a conducive learning environment, faculty support, and student engagement in supporting the learning process and academic success of students.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>