Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 666 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syihaabul Hudaa
"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jenis, fungsi, dan makna gaya bahasa apa saja yang terdapat didalam lirik lagu Iwan Fals album 50:50 2007. Penelitian ini mengkaji setiap lirik lagu yang terdapat didalamnya, serta mengelompokan sesuai dengan jenis gaya bahasa, serta mengkaji fungsinya, lalu mengetahui makna yang ingin disampaikan melalui lirik lagu tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode analisis isi. Peneliti pertama-tama mengumpulkan data berupa lirik lagu, kemudian melakukan analisis terhadap gaya bahasa pada lirik-lirik lagu karya Iwan Fals dalam album 50:50 2007 untuk menemukan fungsi dari jenis gaya bahasa yang ditemukan, serta makna apa yang terdapat didalamnya. Hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti yaitu dalam album 50:50 2007 ini ditemukan 3 jenis kelompok gaya bahasa yaitu: (1) gaya bahasa perbandingan, (2) gaya bahasa pertentangan, (3) gaya bahsa penegasan. Dari keseluruhan gaya bahasa yang ada, pengarang lebih dominan menggunakan gaya bahsa metafora dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan melalui lirik lagu tersebut. Dengan menemukan gaya bahasa dalam lirik lagu tersebut, pembaca dapat memahamio pesan yang disampaikan. Hasil yang ditemukan oleh peneliti, album 50:50 Karya Iwan Fals lebih dominan menggunakan gaya bahasa metafora. Penggunaan gaya bahasa metafora dianggap dapat mewakili perasaan penulis untuk disampaikan kepada pendengar atau pembacanya."
Banten: Kantor Bahasa Provinsi Banten, 2019
400 BEBASAN 6:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Pri Handini
"ABSTRAK

Konsekuensi dianutnya Negara hukum oleh Indonesia menyebabkan penyelenggaraan administrasi pemerintahan terikat pada asas legalitas yang menghendaki setiap keputusan/tindakan yang diambil oleh pemerintah mengedepankan adanya dasar hukum. Akibatnya ketika Peraturan Perundang-undangan bermasalah, maka menghambat jalannya penyelenggaraan pemerintahan. Peraturan Menteri pada tahun 2015 menyumbang 8.311 peraturan bermasalah karena substansinya bertentangan dan melampaui kewenangan. Bermasalahnya Peraturan Menteri salah satunya disebabkan rumusan ketentuan Pasal 8 yang tidak memberi kejelasan perihal materi yang dapat diatur oleh Peraturan Menteri dan tafsir kewenangan yang dimaknai Menteri dapat mengatur tanpa dasar Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. Oleh karenanya, penelitian ini ditujukan untuk menjelaskan ruang lingkup materi muatan dalam 18 (delapan belas) Peraturan Menteri Hukum dan HAM, batasan materi muatan dalam putusan Mahkamah Agung, dan konsep ruang lingkup materi muatan Peraturan Menteri kedepannya yang diperlukan untuk mewujudkan tertib Peraturan Perundang-undangan. Penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan bahan dasar studi pustaka atau data sekunder yang berupa peraturan - peraturan dan literatur - literatur yang berkaitan dengan Peraturan Menteri secara umum dan Peraturan Menteri Hukum dan HAM secara khusus. Hasil penelitian menunjukkan 18 Peraturan Menteri tersebut dikategorikan dalam 2 jenis, yakni: 1) Peraturan Menteri sebagai peraturan kebijakan yang isinya adalah mengisi kekosongan hukum dan melancarkan penyelenggaraan pemerintahan dan 2) Peraturan Menteri sebagai Peraturan Perundang-undangan yang isinya menjalankan perintah Undang-Undang secara tegas, menjalankan perintah Peraturan Pemerintah (PP) secara tegas, menjalankan ketentuan PP yang tidak diperintahkan, mengatur lebih lanjut ketentuan Perpres dan menjalankan perintah pengaturan oleh peraturan sejenis.  Ruang lingkup Peraturan Menteri mencerminkan fungsi masing-masing peraturan dan kedudukannya dalam hierarki

Kata kunci: materi muatan, Peraturan Menteri, fungsi, hirarki



ABSTRACT
The consequence of adopting a rule of law by Indonesia is that the administration of government is bound by the principle of legality that requires every decision/ action taken by the government to advance the legal basis. As a result, when laws and regulations are problematic, it will hamper the running of government. Ministerial regulations in 2015 accounted for 8,311 problematic regulations because their substance conflicted, exceeding authority. The problem with ministerial regulations is partly due to the formulation of Article 8 provisions that do not provide clarity regarding material that can be regulated by ministerial regulations and interpretations of authority interpreted by the minister as being able to regulate without a higher legal basis. Therefore, this research is aimed at explaining the scope of the material content in 18 (eighteen) Minister of Law and Human Rights Regulations, the material content limitations in the Supreme Court's decision, and the concept of the scope of material content of Ministerial Regulations in the future needed to realize the order of the laws and regulations. The research used is normative juridical with the basic material of library materials or secondary data in the form of regulations and literature relating to ministerial regulations in general and Minister of Law and Human Rights Regulations specifically. The results showed 18 (eighteen) ministerial regulations were categorized in 2 types namely 1) ministerial regulations as policy regulations whose contents were to fill the legal vacuum and smooth governmental administration and 2) ministerial regulations as statutory regulations whose contents carried out strict law orders, carry out the PP orders expressly, carry out the PP provisions that were not ordered, further regulate the provisions of the Perpres and carry out the regulation orders by similar regulations. The material runs the provisions of PP that are not ordered and similar regulations should not be regulated in ministerial regulation

 

"
2019
T54835
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricko Perdana Putra
"Pada skripsi ini dianalisa unjuk kerja teknik coherent general selection combining pada kanal Nakagami dengan jumlah cabang 5 dan jumlah cabang yang dikombinasikan bervariasi kemudian dibandingkan dengan teknik dlversitas SC dan MRC. Persamaan-persamaan parameter outage probability dan BER (bil-en-or rate) rata-rata diturunkan dengan menggunakan moment generating function (MGF). Unjuk kerja sistem GSC ditinjau pada (demodulasi) yang berbeda-beda. Deteksi yang digunakan adalah deteksi koheren yang diwakili oleh BPSK dan BFSK dan deteksi non-koheren yang diwakili oleh DPSK dan NCFSK . Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa makin banyak jumlah cabang yang dikombinasikan pada GSC maka unjuk kerja sistem semakin baik. Unjuk kerja Coherent GSC lebih mendekati MRC-5 dari pada SC-5."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S39988
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qurratu Iffoura
"Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan penyakit yang ditandai oleh keterbatasan aliran udara di dalam saluran napas yang tidak sepenuhnya dapat dipulihkan dan bersifat progresif. Penyakit ini mempengaruhi aspek fisiologis terutama penurunan pada fungsi paru. Prevalensi penyakit ini setiap tahun terus mengalami peningkatan dan diperkirakan 10 tahun kedepan akan menempati urutan ketiga penyebab kematian di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan mobilisasi dada terhadap fungsi paru pada pasien PPOK. Penelitian ini menggunakan quasi experimental design dengan pendekatan control group pre-posttest design pada 40 responden (n control =n intervesi = 20). Penelitian ini menggunakan analisis univariat: proporsi, mean dan standar deviasi. Selanjutnya analisis bivariate menggunakan Wilcoxon test, Pooled t test dan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan secara bermakna pada nilai FEV1 (p=0,046: α=0.05). Terapi ini dapat digunakan sebagai salah satu terapi pelengkap dalam pemberian asuhan keperawatan rehabilitasi pada pasien PPOK.

Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a disease characterized by limited airflow in the airways that is not fully recoverable and progressive. This disease affects physiological aspects, especially the decline in lung function. The prevalence of this disease continues to increase every year and it is estimated that in the next 10 years the disease will rank third as the cause of death in the world. This study aimed to determine the effect of chest mobilization exercises on pulmonary function in COPD patients. This study used a quasi experimental design with a control group pre-posttest design approach to 40 respondents (n control = n intervention = 20). This study used univariate analysis: proportions, mean and standard deviation. Next, the bivariate analysis applied the Wilcoxon test, Pooled t test and Mann Whitney. The results showed a significant increase in the value of FEV1 (p=0,046: α=0.05). This therapy can be used as one of the complementary therapies in providing rehabilitation nursing care to COPD patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T55202
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"An investigation of bacteria as holothurians?s feed carried out from May until June 2006 in Medane Bay and Kombal Bay, Lombok, Indonesia. The aims of this study are to know whether holothurians eat bacteria, to observe that bacteria are the key for holothurians? habitat preference, and to understand the functions of bacteria in holothurians intestine. The results showed there are many kind of bacteria in the substrates and inside intestine of sea cucumber. There are no specificity in performance, species and number of bacteria which found in anterior or posterior of intestine, as well in their substrates. Therefore, the holothurians do not choose specific bacteria for their feed. Bacteria are the consequence of substrates ingested. Some of them can be microflora in holothurians intestine. Bacteria inside holothurians produce some enzymes such as protease, amylase and agarase. This function was proven by the increasing of Total Organic Matters (TOM) in their feces. This evidence supporting Wiedmeyer (1992) statement that sea cucumber adds organic matters in the sediment. So this also firm holothurians? function in their habitat, as supplier for organic matters. The conclusion is that bacteria are eaten by holothurians by absorption, bacteria is not the key for microhabitat preference for holothurians, and inside the intestine of holothurians, digestion and degradation are the function of bacteria by producing their enzymes."
620 JITK 3:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Buang
"ABSTRACT
The effects of dietary food fortified with orotic acid (1.0%)
on liver function were studied in rats. The rats fed with orotic acid promoted liver triglyceride content markedly, that was 5-fold higher than that of the control. The liver malondialdehyde (MDA) content increased by 10%, but the gluthation peroxidase (GSH-Px) activity decreased by 50%. The serum aspartate aminotransferase (AST) and alanine aminotransferase (ALT) activities increased by 25% and 30%,
respectively. Therefore, the decreased GSH-Px activity was associated with the promotions of AST, ALT, and the liver MDA levels. In conclusion: dietary orotic acid promotes lipid peroxidation but reduces the rate of the antioxidant enzyme. Therefore, dietary food fortified with orotic acid attenuates the liver function. "
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas Nusa Cendana - Kupang. Fakultas Sains dan Teknik;Universitas Nusa Cendana - Kupang. Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana - Kupang. Fakultas Sains dan Teknik], 2011
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Nika Minarno
"Tesis ini membahas mengenai kelembagaan Penjaga Laut (Coast Guard) di Indonesia agar lebih tepat dalam melaksanakan operasi penegakan hukum dan keamanan di laut yang multi fungsi dalam menangani berbagai pelanggaran, gangguan, perlindungan sumber daya alam, dan penyelamatan pengguna jasa laut. Serta mensinergikan berbagai peraturan perundangan yang memberikan kewenangan penagakan hukum dan keamanan di laut tersebut kepada beberapa instansi terkait sehingga mampu dilaksanakan oleh lembaga Penjaga Laut (Coast Guard) Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivism. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa dengan satu lembaga yang memiliki beberapa fungsi penegakan hukum dan keamanan di laut akan lebih tepat dalam menekan kejahatan dan pelanggaran hukum dan keamanan di laut, yang diikuti dengan sinergi kebijakan dengan melakukan revisi atau bahkan amandemen peraturan perundangan yang menaungi beberapa instansi menjadi sebuah peraturan perundangan yang baru.

This thesis discusses the institutional Coast Guard in Indonesia to be more precise in carrying out law enforcement and security operations at sea in the multi-purpose to address the violations, harassment, protection of natural resources, and marine rescue service users. As well as the synergy of various laws authorizing penagakan law and security at sea to several relevant agencies so that they can be implemented by the Coast Guard Indonesia. This study used qualitative research methods konstruktivism paradigm. The results of this study suggest that a single agency that has multiple functions of law enforcement and security at sea would be more appropriate in reducing crime and lawlessness and security at sea, followed by a synergy with the revised policy or regulatory amendments that houses several agencies to a new legislation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T33000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saria Putri Biotika
"ABSTRAK
Proses pengolahan kayu seperti penggergajian, penyerutan dan pengamplasan menghasilkan pencemaran udara di tempat kerja berupa debu kayu yang berupa PM2,5. Pajanan PM2,5 telah banyak dihubungkan dengan gangguan fungsi paru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi PM2,5 di lingkungan kerja dan terjadinya gangguan fungsi paru pada pekerja UD Mebel Kayu di Desa Condongsari tahun 2015. Desain Penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel pekerja dipilih dengan metode total population study. Pengambilan sampel PM2,5 dilakukan dengan menggunakan alat Air-Aide Airborne Particle Monitor Model AA-3500. Sedangkan gangguan fungsi paru diukur dengan spirometri. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara PM2,5 dengan gangguan fungsi paru (p-value = 0,05). Faktor lain yang mempengaruhi gangguan fungsi paru pada pekerja adalah umur (p-value = 0,024), masa kerja (p-value = 0,04 dan OR = 16,000) dan penggunaan APD (p-value = 0,002). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pajanan PM2,5 di lingkungan kerja UD Mebel Kayu Desa Condongsari tahun 2015 secara statistik tidak berhubungan dengan gangguan fungsi paru pekerja. Umur, masa kerja serta penggunaan APD berhubungan signifikan terhadap gangguan fungsi paru.

ABSTRACT
Wood processing such as sawing and sanding produce wood dust containing PM2,5. Exposure to PM2,5 has been associated with an increase in lung function. This study aimed to determine the association between PM2,5 and Lung Function among wood workers in Furniture Industry in Condongsari 2015. This study used a cross sectional study design with a total population study method. PM2,5 concentration was measured by Air-Aide Airborne Particle Monitor Model AA-3500 and lung function was measured by spirometry. The statistic analysis showed that there is no assosiation between PM2,5 and lung function (p value > 0,05). Another factor that influenced lung function in workers were age (p-value = 0.024), work-years (p-value = 0.04 and OR = 16.000) and use of PPE/Personal Protective Equipment (p-value = 0.002). In conclussion, statistically PM2,5 had no association with lung function. Age, work-year and Use of PPE was significanly associated with lung function.
"
2015
S61061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Sari Nendhya Susanti
"ABSTRACT
Pertumbuhan persaingan perusahaan penunjang telekomunikasi yang
semakin ketat membuat perusahaan harus melakukan perbaikan dan peningkatan
kualitas. Perusahaan penunjang telekomunikasi harus mampu melakukan analisis
faktor yang mendukung operational excellence mereka, sehingga perusahaan
mampu bersaing dengan kompetitor.
Metode Quality Function Deployment (QFD) digunakan untuk mengetahui
keinginan pelanggan dan tindakan yang harus diambil perusahaan untuk memenuhi
keinginan pelanggan, faktor teknis keluaran QFD kemudian dilakukan analisis
faktor resiko kegagalan, efek dan cara pengendalian dengan metode Failure Mode
and Effect Analysis (FMEA) sehingga perusahaan mampu melakukan maintenance
dan melakukan operasional secara optimum.
Penelitian ini menghasilkan analisi faktor yang mendukung operational
excellence pada perusahaan pengadaan barang/jasa penunjang telekomuniksi
bahwa terdapat empat faktor teknis yang memiliki peluang kegagalan yang besar
dan perlu dilakukan perhatian lebih yaitu: Faktor teknis beradaptasi pada tren baru
dalam strategi operasional dan pemeliharaan, Faktor teknis redesign process bisnis
(business processes redesign), Faktor teknis sinkronkan design dengan strategi, dan
Faktor teknis membangun Leaders yang tepat dan mampu.

ABSTRACT
The growing of fierce competition between telecommunication-supporting
companies has massively affected these companies in a way that these companies
have to keep improving and increasing their qualities. telecommunicationsupporting
companies should be able to do the analysis of the factors that support
their operational excellence, so that the company will be able to compete with its
competitors.
Methods of Quality Function Deployment (QFD) is used to determine the
customers demand and actions to be taken by the company to meet customer
demand. Technical factors, as output of the QFD were then analyzed using the
method of Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) in terms of failure risk
factors, effects and how to control, therefore the companies will be able to perform
maintenance and perform at its optimum operational.
The study produced analysis of the factors that support operational excellence
in enterprise procurement of goods/services supporting telecommunication. The
main concern are the four technical factors with the greatest probability of failure,
which are technical factors to adapt to new trends in operational and maintenance
strategies, technical factors business processes redesign, technical factors sync with
the strategy design, and technical factors leaders establish appropriate and capable"
2015
T44479
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ito, Kiyosi
"A systematic, self-contained treatment of the theory of stochastic differential equations in infinite dimensional spaces. Included is a discussion of Schwartz spaces of distributions in relation to probability theory and infinite dimensional stochastic analysis, as well as the random variables and stochastic processes that take values in infinite dimensional spaces."
Philadelphia: Society for Industrial and Applied Mathematics, 2002
e20450769
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>