Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Angelina Roida Eka
Abstrak :
Perilaku agresif orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tidak hanya membuat masalah bagi keluarga tetapi bagi masyarakat. Tua golo memiliki peran untuk menjaga kedamaian lingkungan termasuk dari perilaku agresif ODGJ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi tua golo selaku tokoh masyarakat informal terhadap pemasungan pada ODGJ melalui pendekatan budaya. Penelitian ini menggunakan metode etnografi semantik dengan menggunakan Spradley Development Reseacrh Sequence sebagai pengumpulan data dan analisa data. Partisipan adalah tua golo yang memiliki pengalaman menagani pemasungan di kampungnya sebanyak 11 orang yang berasal dari 11 desa di Kabupaten Manggarai. Metode pengumpulan data adalah indepth interview dengan tipe pertanyaan semi terstruktur. Hasil wawancara dalam bentuk transkrip dianalisis dengan menggunakan analisa domain, analisa struktural, analisa kontras, dan analisa tema. Empat analisa menghasilkan 9 domain, 9 taksonomi, 7 paradigma, dan 3 tema utama yaitu (1) Pemasungan merupakan proses kontrol sosial berjenjang. (2) Fenomena paradoks pada pemasungan  (3) Peran tu`a golo sebagai sesepuh dalam proses pemasungan. Temuan penelitian ini menggambarkan proses pemasungan yang dilakukan secara bertahap mulai dari keluarga hingga masyarakat dan tua golo sebagai tokoh masyarakat informal berperan tidak hanya sebelum pemasungan tetapi saat pemasungan dan setelah pemasungan. Temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk oleh praktisi keperawatan baik area praktik maupun pendidikan untuk mengembangkan penanganan yang tepat untuk mengatasi pemasungan terutama melalui pendekatan budaya. Penelitian ini merekomendasikan agar membedayakan tokoh masyarakat informal sebagai kader kesehatan jiwa
Aggressive behaviour of mentally ill people gives family and community major problem as well. Tua Golo as informal leader in culture of Manggarai have a role to maintain community safety. The aim of tis research is to gain an understanding of tua golo cultural perception about physical restrain of mentally ill people. The research method was ethnography semantic used Spradley development research sequence to collected and analysed the data. The research was conducted in 11 villages in Manggarai by interviewed 11 tua golo who had experience with confinement of mentally ill people.  In-depth interview was also conducted to collect data. The interview question were semi-structured, consisting of descriptive, structural, and contrast question in relation to each stage of data collection process. The question was based on Spradley`s interview question in ethnographic study. The interview was tape recorded and transcribed verbatim. The transcript verbatims were analysed four time, consisting of domain, structural, contras, and theme analyse. There were 9 domains, 9 taxonomies, and 7 paradigms found in this research. Three cultural themes were found in this research (1) confinement is a sequence process of social control (2) The paradox phenomena of confinement (3) The role of tu`a golo as an elder in confinement process.  The result of this study described the sequence proses of confinement that started from family to the community guided by tua golo as informal leader. Tua golo has big role not only before the confinement proses but also during and after confinement. The result of this research can be used as a reference for further nursing interview to reduce the practice of confinement in community used cultural approach. The recommendation of this research was to use tua golo as mental health agent for promoting mental health care in community
Universitas Indonesia, 2019
T54167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelina Roida Eka
Abstrak :
Mahasiswa keperawatan mengalami kecemasan saat melakukan praktik klinik. Kecemasan tersebut terjadi karena mereka bersentuhan langsung dengan pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan tingkat keberhasilan saat melakukan intervensi memberikan obat melalui infus. Penelitian ini dilakukan kepada 40 orang mahasiswa yang tengah melaksanakan mata ajar Praktik Keperawatan Dewasa di rumah sakit pada bulan Mei 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif korelatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner yang memuat 15 pertanyaan tentang kecemasan dan 13 pertanyaan tentang keberhasilan. Dari penelitian didapat bahwa mahasiswa yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 92,5 %, mahasiwa yang mengalami kecemasan sedang sebanyak 7,5% dan tidak ada mahasiswa yang mengalami kecemasan berat. Pada mahasiswa yang mengalami kecemasan ringan, sekitar 97,5% berhasil melakukan intervensi dan 2,5% tidak berhasil melakukan intervensi. Sedangkan 100% mahasiswa yang mengalami kecemasan sedang berhasil melakukan intervensi memberikan obat melalui infus. Hasil uji korelasi Chi Square didapat bahwa tidak ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan tingkat keberhasilan memberikan obat pada mahasiswa mata ajar PKD FIK UI angkatan 2010 (pvalue = 1,00, nilai α = 0,05). Untuk penelitian selanjutnya meneliti intervensi yang lebih kompleks. ......Nursing students frequently experience anxiety during clinical practices. The anxiety happened because for the first time they taking care of patients directly. The aim of this research is to observe the influence of nursing students? anxiety to the success of clinic intervention in the process of injecting the medicine via infuse. This research is done on 40 nursing students who are performing the subject of Adult Nursing Practice Profession at hospitals on May 2012. The researcher uses correlative descriptive method. The data are collected from questionnaire consists of 15 on anxiety and 13 question on the success of giving medicine via infuse. Researcher found that there were 92,5 % students who experiencing mild anxiety, 7,5% students experienced moderate anxiety and no one experienced severe anxiety. The result described that 97,5% of the students experiencing mild anxiety did the intervention successfully, and 2,5% of the students failed, meanwhile all the students experiencing moderate anxiety did the intervention successfully. The result shows that there is no relation between anxiety level and the success of intervention in injecting medicine via infuse tube. (pvalue = 1,00 and α = 0,05). For future research study could include more difficult intervention.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42018
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library