Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Billy
Abstrak :
Fenomena scouring telah menjadi penyebab banyaknya jembatan yang rusak di dunia. Fenomena scouring ini terdapat berbagai macam seperti local scour dan contraction scour. Penelitian ini berfokus pada fenomena pier scouring. Terdapat berbagai persamaan di dunia untuk melakukan perhitungan pier scouring, diantaranya persamaan CSU, Frochelin dan lainnya. Diperlukan simulator untuk memudahkan perhitungan pier scouring, digunakan aplikasi HEC-RAS untuk melakukan simulasi pier scouring. Penelitian ini menvalidasi perhitungan pier scouring pada HEC-RAS dengan membandingkan hasil simulasi HEC-RAS dengan hasil eksperimen dan persamaan CSU. Simulator diuji dengan menggunakan data eksperimen yang telah dilakukan oleh Shukri pada tahun 2017 yaitu eksperimen Study of Local Scour Depth around Cylicndrical Bridge Pier. Pembuatan simulator dilakukan dengan mentukan nilai range input dari variabel yang diduga sensitif terhadap kedalaman pier scouring. Variabel yang sensitif ditentukan dengan melakukan sensitivity analysis terhadap variabel input pada HEC-RAS dengan menggunakan metode koefisien korelasi Pearson dan analisa regresi. Error propagation dilakukan untuk mendapatkan nilai uncertainty dari pier scouring akibat pengaruh variabel yang sensitif. Validasi dilakukan dengan membandingkan nilai expected value dari pier scouring hasil HEC-RAS dengan hasil eksperimen Shukri dan persamaan CSU.
The scouring phenomenon has been the cause of many damaged bridges in the world. This scouring phenomenon has various kinds such as local scour and contraction scour. This study focuses on the pier scouring phenomenon. There are various equations in the world for calculating pier scouring, including CSU equations, Frochelin and others. A simulator is needed to facilitate the calculation of pier scouring, the HEC-RAS application is used to simulate pier scouring. This study validates the pier scouring calculation on HEC-RAS by comparing the simulation results of HEC-RAS with the results of experiments and CSU equations. The simulator was tested using experimental data that had been carried out by Shukri in 2017, namely the experiment Study of Local Scour Depth around Cylicndrical Bridge Pier. Making a simulator is done by determining the input range value of the variable that is suspected to be sensitive to the depth of pier scouring. Sensitive variables are determined by conducting sensitivity analysis of the input variables on HEC-RAS using the Pearson correlation coefficient method and regression analysis. Error propagation is done to get the uncertainty value from pier scouring due to the influence of sensitive variables. Validation is done by comparing the expected value of pier scouring results of HEC-RAS with the results of Shukri's experiment and CSU equation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Billy A.
Abstrak :
Pengembangan sub-sektor peternakan terutama peternakan sapi di Kota Dumai menjadi salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh pemerintah sebagai contoh dapat terlihat dari program-programnya yang dibuat untuk membantu rakyat kecil dengan memberi bantuan ternak sapi bantuan dan juga pengecekan kesehatan sapi dari penyakit menular. Salah satu penyakit yang cukup merebak dan menjadi prioritas pemerintah Kota Dumai pada tahun 2008 yaitu penyakit menular parasit darah. Penyakit menular parasit darah ditularkan oleh vektor seperti nyamuk, lalat penghisap darah, dan caplak. Habitat vektor menjadi unsur variabel penting sebagai pedoman untuk mengetahui dimana wilayah rawan penyakit. Hal ini diketahui melalui situs habitat vektor penular seperti pemukiman, tutupan vegetasi, dan genangan air. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui persebaran jumlah sapi terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi penyakit parasit darah dengan basis kandang dihubungkan dengan wilayah rawan habitat vektor penyakit parasit darah di Kota Dumai. Menggunakan metode pendekatan keruangan dan deskriptif dengan mengelompokan penyebaran wilayah rawan penyakit parasit darah ke dalam 3 kelas, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu persebaran jumlah sapi terinfeksi penyakit parasit darah per titik kandang dihubungkan dengan wilayah rawan habitat vektor dan iklim sebagai variabel.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34202
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Billy
Abstrak :
Bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur ditandai dengan meleburnya Deutsche Demokratische Republik (DDR) ke dalam Bundesrepublik Deutschland (BRD) pada tanggal 3 Oktober 1990. Terlihat secara jelas setelah penyatuan tersebut masih meninggalkan bekas-bekas identitas dalam setiap diri individu yang ada, tak terkecuali yaitu polisi (Polizei). Penelitian ini mengeksplorasi konflik identitas polisi kriminal Jerman Barat yang diwakili oleh Patrick Stein dan Jerman Timur yang diwakili oleh Markus Bach pasca reunifikasi Jerman dalam film Freies Land (2019) karya Christian Alvart. Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dengan didukung oleh kerangka Teori Identitas Sosial dikembangkan oleh Tajfel dan Turner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun batas politik Jerman telah dihapus, tetapi konflik identitas melalui bias, ketegangan, prasangka, dan warisan ideologi/budaya yang mengarah pada kepentingan kelompok yang diwakilinya (Jerman Barat dan Jerman Timur) menimbulkan tantangan yang sulit untuk merekonsiliasi identitas yang sama dalam Jerman yang bersatu. ......The unification of West Germany and East Germany was marked by the merging of the Deutsche Demokratische Republik (DDR) into the Bundesrepublik Deutschland (BRD) on October 3, 1990. Clearly visible after this unification were the remnants of individual identities, including those of the police (Polizei). This research explores the identity conflict between the West German criminal police, represented by Patrick Stein, and the East German criminal police, represented by Markus Bach, following German reunification as depicted in Christian Alvart's film Freies Land (2019). This study employs a qualitative method supported by the framework of Social Identity Theory developed by Tajfel and Turner. The results of this research indicate that although the political boundaries of Germany have been removed, identity conflicts manifested through biases, tensions, prejudices, and ideological/cultural legacies reflecting the interests of the groups they represent (West Germany and East Germany) present significant challenges in reconciling a unified identity within a united Germany.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Billy
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang menjadi fenomena di Indonesia saat ini, yaitu menurunnya jumlah anggota serikat pekerja yang diketahui telah terjadi beberapa tahun ke belakang. Total responden dalam penelitian ini berjumlah 149 orang. Responden dalam penelitian ini adalah pekerja kerah putih yang juga merupakan mahasiswa atau mahasiswi program studi Magister Manajemen, Universitas Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh perceived organizational support dan job insecurity terhadap intention to join union dengan variabel mediasi job satisfaction. Penelitian ini menggunakan metode structural equation modelling untuk mengetahui hasil dari pengumpulan data yang dilakukan peneliti terhadap responden yang telah disebutkan dalam paragraf sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel perceived organizational support, job insecurity, dan job satisfaction tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intention to join union pekerja kerah putih.
This research is to find the solution for the phenomenon in Indonesia recently. The phenomenon is the decline of membership on union, the data consist the summary of total member of trade union from the past few years. Total respondents in this research are 149 people. The respondents are white collar workers which are also students at Magister Management, Universitas Indonesia.This research purpose is to find about the influence of perceived organizational support and job insecurity to intention to join union with job satisfaction as a mediator. This research use the method of structural equation modelling to know the result from the data collected from the respondents that have been explained before. The result of this research shows that perceived organizational support, job insecurity, and job satisfaction are not significantly influence intention to join union white collar workers.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christy Amanda Billy
Abstrak :
Latar belakang: Kanker payudara adalah kanker dengan insiden tertinggi dan penyebab kematian utama akibat kanker pada perempuan di dunia. Magnetic resonance imaging (MRI) adalah modalitas pencitraan yang memiliki sensitivitas tinggi, tetapi spesifisitas terbatas, dalam mendeteksi kanker payudara. Diffusion weighted imaging (DWI) dan magnetic resonance spectroscopy (MRS) adalah sequence MRI fungsional yang dilaporkan memiliki spesifisitas yang lebih baik dibandingkan protokol MRI standar dalam membedakan lesi payudara jinak dan ganas. Telaah sistematis dan meta-analisis ini dibuat dengan tujuan membandingkan akurasi diagnostik sequence DWI dan MRS dalam membedakan lesi payudara jinak dan ganas. Metode: Pencarian sistematis dilakukan untuk mengidentifikasi studi yang membandingkan akurasi diagnostik antara sequence DWI dan MRS dalam membedakan lesi payudara jinak dan ganas yang terdeteksi lewat pemeriksaan fisik atau radiologis, dengan referensi baku pemeriksaan patologi anatomi. Pencarian dilakukan pada Maret 2021 lewat data dasar Scopus dan PubMed menggunakan kata kunci yan telah ditentukan, daftar pustaka dari artikel terpilih, dan grey literature. Temuan utama yang diekstraksi dari tiap studi adalah jumlah positif benar, positif palsu, negatif benar, dan negatif palsu untuk mendapatkan nilai sensitivitas, spesifisitas, likelihood ratio (LR), dan diagnostic odds ratio (DOR) masing-masing uji indeks. Penilaian kualitas metodologi studi dilakukan menggunakan QUADAS-2. Penilaian kualitas bukti dilakukan menggunakan GRADE. Hasil: Delapan studi (632 perempuan, 687 lesi payudara) diidentifikasi. Proporsi lesi ganas payudara 38,2–72,4%. Tiga studi menunjukkan risiko bias yang tinggi pada salah satu domain. Empat studi menunjukkan setidaknya dua risiko bias yang tidak jelas. Sensitivitas spesifisitas, LR+, LR-, dan DOR sequence DWI secara berturutan adalah 90% (95% CI 86–93%), 83% (95% CI 67–93%), 5,4 (95% CI 2,6–11,4), 0,12 (95% CI 0,09–0,17), dan 45 (95% CI 18–109). Sensitivitas, spesifisitas, LR+, LR-, dan DOR sequence MRS secara berturutan adalah 85% (95% CI 66–94%), 85% (95% CI 76–91%), 5,7 (95% CI 3,3–10,0), 0,17 (95% CI 0,07–0,45), dan 33 (95% CI 8–131). Kualitas bukti rendah–sedang. Kesimpulan: Sequence DWI dan MRS memiliki akurasi diagnostik yang hampir sebanding dalam membedakan lesi payudara jinak dan ganas. Sequence DWI memiliki sensitivitas lebih baik, sedangkan sequence MRS memiliki spesifisitas lebih baik. Akan tetapi, penerapan temuan telaah sistematis dan meta-analisis ini terbatas karena kualitas metodologi studi dan kualitas bukti yang terbatas. ......Background: Breast cancer is cancer with the highest incidence and leading cause of cancer death among women worldwide. Magnetic resonance imaging (MRI) is an imaging modality of high sensitivity, but limited specificity in detecting breast cancer. Diffusion weighted imaging (DWI) and magnetic resonance spectroscopy (MRS) are functional MRI sequences reported to have higher specificity compared to standard MRI protocol in differentiating benign and malignant breast lesions. This systematic review and meta-analysis are written to compare diagnostic accuracy of DWI and MRS sequence in differentiating benign and malignant breast lesion. Methods: Studies that compared diagnostic accuracy of DWI and MRS sequence in differentiating benign and malignant breast lesions, previously detected through physical or radiological examination, with pathological examination as reference standard were identified. Scopus and PubMed were systematically searched through March 2021. Reference lists of eligible studies and various grey literatures searches were searched additionally. Findings extracted from each eligible study included true positive, true negative, false positive, dan false negative value to estimate sensitivity, specificity, likelihood ratio (LR), and diagnostic odds ratio (DOR) of each index tests. Methodological quality was assessed using QUADAS-2. Evidence quality was summarized using GRADE. Results: Eight studies (632 women, 687 breast lesions) were identified. Proportion of malignant breast lesions were 38.2–72.4%. Three studies displayed high risks of bias in one domain. Four studies displayed at least two unclear risk of bias. Sensitivity, specificity, LR+, LR-, and DOR of DWI sequence were 90% (95% CI 86–93%), 83% (95% CI 67–93%), 5.4 (95% CI 2.6–11.4), 0.12 (95% CI 0.09–0.17), and 45 (95% CI 18–109), respectively. Sensitivity, specificity, LR+, LR-, and DOR of MRS sequence were 85% (95% CI 66–94%), 85% (95% CI 76–91%), 5.7 (95% CI 3.3–10.0), 0.17 (95% CI 0.07–0.45), and 33 (95% CI 8–131), respectively. The quality of evidence was low to moderate. Conclusion: DWI and MRS sequence has comparable diagnostic accuracy in differentiating benign and malignant breast lesions. DWI sequence has higher sensitivity, while MRS sequence has higher specificity. However, limited methodological and evidence quality limits the application of research findings.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Billy
Abstrak :
ABSTRAK
Pemberian pelayanan purna jual yang termasuk di dalamnya jaminan garansi dan penyediaan suku cadang merupakan hak yang dimiliki konsumen dan kewajiban bagi pelaku usaha.Dengan adanya jaminan garansi dan penyediaan suku cadang yang diberikan oleh pelaku usaha dimaksudkan untuk melindungi konsumen yang membeli dan menggunakan produk yang dijual oleh pelaku usaha.Di samping hal tersebut, pemberian layanan purna jual yang berupa jaminan garansi dan penyediaan suku cadang ini dimaksudkan pula untuk memberikan manfaat bagi pelaku usaha agar dapat meningkatkan reputasinya di mata konsumen sehingga konsumen menjadi lebih percaya dengan pelaku usaha tersebut. Dalam salah satu ketentuan pasal dari Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, disebutkan bahwa untuk barang yang pemakaiannya berkelanjutan dalam batas waktu sekurang-kurangnya satu (1) tahun, maka pelaku usaha wajib memberikan jaminan garansi, penyediaan suku cadang dan/atau layanan purna jual lainnya.Namun dalam kenyataannya, masih ada pelanggaran atas praktik terkait pemenuhan layanan purna jual yang merugikan konsumen. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka selanjutnya dalam penulisan ini akan dibahas mengenai kewajiban dan tanggung jawab dari pelaku usaha dan perlindungan yang dapat diberikan bagi konsumen terkait fakta dan praktik dalam hal pelanggaran atas pemberian pelayanan purna jual.
ABSTRACT
The provision of after-sales services including warranty and supply of spare parts is consumer-owned rights and obligations for seller. With the warranty and the provision of spare parts supplied by the seller, it intended to protect consumers who buy and use the products sold by seller.In addition to this, the provision of after-sales services such as warranty and supply of spare parts is also intended to provide benefits to seller in order to improve its reputation in the eyes of consumers so that consumers become more confident with the business actors/seller. In one of the provisions of article of Law No. 8 of 1999 on Consumer Protection, stated that “Seller who produce goods which can be used for at least 1 year or more are obligated to provide spare parts and/or after sales facilities and are obligated to honor the guarantee or warranty based on the agreed contract.” But in reality, there are still violationon practices related to the fulfillment of after-sales service that possibly harm the consumers. Based on this fact, will later be discussed regarding the obligations and responsibilities of seller and protection that can be given to consumers related to the facts and practices in violation of the provision of after-sales service.
2015
S58552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library