Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 259 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budiman
"Akhir-akhir ini beberapa penelitian menunjukkan tingginya anemia pada remaja puteri murid SMU, sehingga memerlukan penanggulangan yang serius karena akan mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara pengetahuan mengenai anemia gizi dengan status anemia gizi di 6 daerah tingkat II di Jawa Barat, tahun 1997, sebelum dan sesudah dikontrol oleh faktor-faktor yang diduga berpengaruh yaitu, jumlah konsumsi makanan sumber protein, jumlah konsumsi makanan sumber zat besi, frekuensi konsumsi bahan makanan sumber protein hewani, frekuensi konsumsi bahan makanan sumber protein nabati, kebiasaan makan pagi, kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan, tingkat pendidikan ibu dan status pekerjaan ibu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan disain penelitian cross sectional. Pengolahan data menggunakan program Stata 5. Analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat, bivariat dan stratifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan responden dengan pengetahuan mengenai anemia gizi rendah akan mempunyai proteksi sebesar 0,61 kali lebih tinggi untuk menderita anemia dibandingkan dengan responden berpengetahuan mengenai anemia gizi tinggi. Hubungan pengetahuan mengenai anemia gizi dengan status anemia ini menurun menjadi 0,54 pada tingkat pendidikan ibu katagori rendah dan 0,65 pada tingkat pendidikan ibu tinggi. Nampaknya tingkat pendidikan ibu ini berpengaruh terhadap hubungan antara pengetahuan mengenai anemia gizi dengan status anemia. Faktor-faktor lain yang sebelumnya diduga berpengaruh pada hubungan antara pengetahuan mengenai anemia gizi dengan status anemia, ternyata tidak terbukti.

Recently, many studies show that high prevalence of anemia on senior high school female student, is so serious that will influence the next generation quality. This study has a main purpose to investigate the connection between knowledge of anemia and its anemic status in 6 districts in West Java in 1997, controlled by protein source food consumption, iron source food consumption, frequencies of animal protein food source and plant protein food consumption, breakfast, junkfood consumption habits, mother education level and job status. The study approach is quantitative with a cross sectional design. Data analysis has been done with Stata 5 program, generating univariate, bivariate and stratification analyses. The result of this study is that lower knowledge protects on anemia has a probability of giving anemia 39% lower compared to the higher one. Relationship between nutrition anemia knowledge with anemia status decreases to become 0,54 time on lower education mother and 0,65 time on higher education mother.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T1083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman
Bogor: Bakosurtanal, 2005
526.598 BUD w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman
"Flap kulit memegang peranan yang sangat penting dalam bedah rekonstruksi. Nekrosis flap, tentu saja akan menyebabkan gagalnya program rekonstruksi disamping meningkatkan morbiditas penderita, biaya perawatan dan lama perawatan. Berbagai teknik untuk meningkatkan kehidupan flap telah lama dicoba dengan memanipulasi jaringan flap. Salah satu teknik yang terbukti efektif adalah pengondisian dengan prosedur tunda bedah. Prosedur ini menyebabkan terjadinya relatif iskemia yang merangsang perubahan anatomis maupun fisiologis pembuluh darah flap sehingga lebih tahan terhadap kondisi iskemia ketika ditransfer. Walaupun efektifitas prosedur tunda tidak diragukan, teknik ini relatif jarang dilakukan dalam praktek klinis karena beberapa alasan ketidak-praktisan. Pada studi ini dicoba altematif prosedur tunda yang relatif sederhana, yaitu dengan hanya melakukan undermining melalui insisi kecil di salah satu sisi panjang flap yang menyebabkan terputusnya pembuluh darah perforator yang berjalan tegak lurus dari dasar flap, sehingga terjadi iskemia relatif yang mirip dengan fenomena tunda. DiIakukan penelitian pada 51 ekor tikus dengan membuat disain flap berukuran 2 x 7 cm pada punggungnya. Proses tunda dilakukan selama 7 hari, kemudian viabilitas flap diamati setelah 7 hari pasta tunda. Flap yang nekrosis ditandai dan dihitung luasnya dengan Program Auto CAD Map sehingga didapatkan persentasi luas flap yang viabel. Dengan Uji Kruskal-Wallis dapat disimpulkan bahwa prosedur tunda dengan undermining melalui insisi kecil tidak berbeda bermakna dengan prosedur konvensional (p-0,05), namun lebih efektif dan efisien untuk dikerjakan. Prosedur ini sebenarnya tidak asing dilakukan oleh ahli bedah plastik misalnya dalam mempersiapkan suatu pocket implan maupun dalam memasang tissue ekspander, namun belum banyak disadari bahwa tindakan ini dapat dijadikan sebagai alternatif prosedur tunda flap yang cukup efektif dan efisien."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman
"Penelitian mengkaji aspek subsistensi manusia yaitu dalam pemanfaatan sumber daya fauna dalam hal ini dari jenis moluska sebagai bahan makanan dan peralatan. Pemanfaatan fauna sebagai salah satu alternatif makanan manusia pada masa lalu tercermin dan banyaknya temuan arkeologis di situs arkeologi dan temuan lukisan gua yang menggambarkan jenis-jenis fauna dan aktivitas perburuan. Melimpahnya deposit sisa fauna, selain dapat menjelaskan pola makan manusia melalui sisa makanan, juga dapat memberikan keterangan tentang kondisi lingkungan, kebiasaan (habit), atau kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh manusia masa lalu, Selain sebagai bahan makanan, temuan sisa fauna sering ditemukan dalam bentuk perkakas atau peralatan. Sisa fauna yang ditemukan dalam suatu penelitian arkeologi dapat dikelompokan menjadi ; fauna-fauna kecil (micro fauna), seperti burung, ikan, serangga, tikus, ikan dan moluska ; dan fauna-fauna besar (macro fauna), seperti sapi, gajah, bison. Sisa fauna kecil (micro fauna) yang dominan yaitu moluska yang ditemukan dalam bentuk cangkangnya baik utuh maupun pecahan (fragmen). Melimpahnya deposit temuan sisa-sisa cangkang moluska di satu situs dapat menggambarkan strategi perolehan pangan yang tidak terbatas hanya pada hewan besar, hat tersebut terlihat dari sebaran temuan sisa-sisa cangkang moluska di situs Song Terus yang merupakan situs yang memiliki sejarah hunian yang panjang. Usaha untuk menginterpretasi adanya pemanfaatan moluska oleh penghuni Song Terus pada masa lalu dilakukan dengan beberapa tahap analisis. Tahapan analisis tersebut terdiri dari analisis faunal yang mengamati aspek fisik dari cangkang moluska yang ditemukan. Gambaran yang diperoleh dari analisis faunal yaitu tingkatan taksonomi dari cangkang-cangkang yang ditemukan, jumlah minimal individu dan jejak-jejak kerusakan kultural (wilayah pukul, jejak pemukulan, jejak pemotongan dan jejak hangus terbakar) melalui pengamatan fisik permukaan cangkang. Analisis artefaktual dilakukan melalui pengamatan morfologi cangkang yang mengamati jejak-jejak pembuatan dan pemakaian cangkang berdasarkan aspek bahan, bentuk, ukuran, jejak buat dan jejak pakai. Jejak yang diamati yaitu adanya kemunculan perimping, penghalusan, goresan, tajaman, dan kerusakan pada tajaman cangkang. Dari analisis ini dihasilkan tipe-tipe artefak dan perkiraan fungsi dari masing-masing tipe artefak. Analisis kontekstual dilakukan dengan mengamati keberadaan cangkang dalam lapisan tanah. Temuan cangkang moluska di Song Terus terdiri dari moluska dari tiga kelas, yaitu ; kelas gastropoda, pelecypoda dan cephalopoda, dan dari tiga habitat yang berbeda, yaitu ; darat, air tawar dan laut. Pemanfaatan moluska di Song Terus terdiri dari pemanfaatan sebagai makanan dan sebagai peralatan. Pemanfaatan sebagai makanan ditunjukan oleh temuan moluska dari kelas gastropoda, terutama dari habitat air tawar yang menunjukan adanya kerusakan pada bagian puncak (apex) cangkang dan bibir (lips) cangkang. Pemanfaatan sebagai peralatan dapat diamati dari temuan fragmen cangkang pelecypoda (habitat laut) yang menunjukan adanya modifikasi untuk tujuan tertentu. Jejak-jejak yang dapat diamati berupa perimping dan permukaan yang halus pada bagian margin, ujung yang runcing pada salah satu sisi cangkang (posterior dan atau anterior margin) dan kerusakan pada runcingan tersebut. Temuan moluska dari Song Terus menunjukkan adanya lima tipe artefak yang kemungkinan dapat diidentitikasi sebagai : 1) penyerut, 2) penyerut dan penusuk, 3) penggosok, 4) penggosok dan penusuk dan 5) mata panah. Kehadiran sisa-sisa cangkang moluska menandakan adanya keragaman pola makan dan penggunaan peralatan oleh manusia Song Terus. Hal ini dapat diasumsikan kerena temuan moluska yang dihasilkan dari ekskavasi tersebar di seluruh kotak gali dan berasosiasi dengan temuan lain. Temuan tersebut diantaranya sisa fauna vertebrata dari jenis ikan (Pisces), unggas (Gallus sp.), War (Boaidae), biawak (Varanidae), kura-kura (Testudinidae), tikus pohon (Soricidae), kelelawar (Chiropteridae), landak (Hyastricidae), tupai (Sciuridae), tikus (Muridae), anjing liar (Canidae), kucing (lelidae), musang (Viverridae), kerbau (Bovidae), rusa (Cervidae), babi (Suidae), badak (Rhinoceritidae), dan gajah (Elephantidae). Temuan lain yaitu artefak dari tulang, artefak litik, material litik, fragrnen tembikar, sisa flora, lapisan tanah dan rangka manusia. Interpretasi terhadap keadaan lingkungan purba di sekitar wilayah gua dapat diamati dari sebaran moluska darat, selain jenis hewan lain. Kehadiran moluska darat pada satu daerah menunjukan bahwa daerah tersebut memiliki tingkat kelembaban yang tinggi. Keragaman jenis fauna dan sumber daya alam lain inilah yang menjadi salah satu faktor keidealan hunian, sehingga manusia memiliki banyak alternatif bahan makanan dan peralatan, selain sumber lain seperti air dan morfologi tempat hunian tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S11558
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman
"Latar belakang penulisan Thesis ini adalah untuk mengantisipasi PT. Telkom dalam menghadapi persaingan yang akan timbul dengan munculnya undang-undang Telekomunkasi baru yang memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada pihak Swasta dalam bisnis jasa telekomunikasi.
Usulan yang diberikan dalam membuat konsep ini adalah malakukan langkah-langkah perbaikan terhadap performance network yang masih dibawah tolok ukur WCO dengan cara melakukan analisa-analisa penyebab rendahnya performance tersebut melalui studi kasus pada Divre VI Kalimantan.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah performance network PT.Telkom yang masih dibawah standard WCO dapat lebih meningkat dan secara langsung dapat meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan dan PT. Telkom siap memasuki era persaingan pada tahun 2001.

The historical background in this thesis, PT. Telkom anticipate and to face competitor issued with the enachmend of the new telekomunications Law no.36 of 1999 and the Law permit private sector participation in the provision of basic domestic and International telecomunications services.
The concept idea made are given by doing improvement network performance are still under WCO standard, by doing analizes in the network causes which is still under the WCO standard by studying in Divre VI Kalimantan cases.
For the goal expected from this observation are PT Telkom network performance are still under WCO standard can be more increase and automaticaly to improve the customers services and PT.Telkom should be ready by competition in the era 2001.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
T58525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman
"Tulisan kajian ini ingin mengidentifikasi perubahan perubahan dalam teamwork sebagai hasil pelatihan out door team building. Satu perusahaan yang mengikutsertakan seluruh karyawan tetapnya (48 orang/terbagi menjadi dua batch) di sebuah program pelatihan outdoor team building; dipakai sebagai subjek kajian untuk menjawab permasalahan : Bagaimana profile hasil program pelatihan outdoor team building berdasarkan kriteria ciri dan karakteristik tim yang efektif.
Dalam kajian ini dipakai pendapat Stott & Walter (I995) yang mengatakan bahwa pada umumnya ada enam sasaran/tujuan diselenggarakannya suatu program POT yaitu : (i). membangun mutual trust & mutual respect, (ii). memberdayakan diri sendiri dan orang lain, (iii). mengembangkan interpersonal skill, (iv). menciptakan iklim kerja yang kondusif (v). mendorong motivasi untuk selalu dalam kesadaran team work dan (vi). saling memberikan inspirasi mengenai arah dan strategi kerja dari tim kerjanya. Dan berdasarkan pada beberapa pendapat yang ada di susunlah sepuluh ciri/karakateristik tim yang efektif yang dipakai sebagai kriteria atau patokan terjadinya perubahan perubahan tersebut.
Dengan memakai beberapa kuesioner dan pendekatan kualitatif terutama saat pengumpulan data melalui teknik wawancara mendalam pada beberapa orang responden yang dilakukan empat bulan setelah pogram selesai dilaksanakan, didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Kajian ini tampaknya menguatkan pendapat Stott & Walter (1995), walau yang terungkap secara nyata dari jawaban responden ada empat sasaran yaitu : membangun mutual trust & mutual respect, memberdayakan diri sendiri dan orang lain, mengembangkan interpersonal skill dan menciptakan iklim kerja yang kondusif. Meskipun demikian hasil ini, secara umum juga dapat menambah keyakinan bahwa program POT memang cukup efektif mempengaruhi kemampuan teamwork pesertanya.
2. Disamping itu, dari sepuluh karakteristik tim yang telah ditentukan terungkap ada lima karakteristik yang dapat bertahan (relatif tetap) dirasakan dampaknya meskipun sudah melewati masa empat bulan setelah pelatihan. Ke lima karakteristik itu adalah : Komunikasi efektif dan asertif, Peduli terhadap kondisi fisik & psikis rekan, Peduli terhadap hak & perasaan rekan, Semakin kenal karakter & potensi rekan dan Kesediaan untuk tampilkan ide ide baru.
3. Dari segi jenis kegiatan yang dilakukan dalam program tersebut terungkap bahwa jenis kegiatan group initiative mempunyai efek dan kesan lebih lama dibandingkan dengan jenis kegiatan lainnya.
Untuk kajian Iebih lanjut dibutuhkan suatu bentuk penelitian dan evaluasi program POT yang Iebih sistematis dan terencana, sehingga diperoleh hasil yang lebih komprehensif."
2001
T38236
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman
"ABSTRAK
Tesis ini membahas kepatuhan para petugas di kamar operasi dalam menerapkan program keselamatan pasien, khususnya kepatuhan dalam menerapkan verifikasi perioperative di Instalasi Kamar Operasi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional, dengan sampel 93 orang responden yang terdiri dari para dokter dan perawat . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kapatuhan dengan pendidikan ( p = 0,030 ) , semakin tinggi tingkat pendidikan akan menaikkan nilai kepatuhan sangat baik sebesar 1,545 kali dibandingkan dengan yang berpendidikan lebih rendah. Ternyata tidak terdapat hubungan antara kepatuhan dengan berbagai karakteristik lainnya ( usia, jenis kelamin, status perkawinan, lama bekerja, pengalaman pelatihan, pengetahuan, sikap dan peran kepemimpinan ). Kepatuhan petugas di Rumah Sakit Tentara kemungkinan memiliki budaya tersendiri dibandingkan dengan kepatuhan petugas di Rumah Sakit pemerintah lain maupun Rumah Sakit swasta, oleh karena kepatuhan merupakan hal yang mutlak dilaksanakan di Instansi tersebut. Disarankan agar faktor pendidikan dijadikan sebagai salah satu acuan dalam menempatkan personil di Instalasi Kamar Operasi.

ABSTRACT
This thesis discusses the compliance officers of the operating room in implementing patient safety programs, especially in the compliance verification in the operating room perioperative Installation RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. This research is quantitative research with cross sectional design, with a sample of 93 people respondents consisting of doctors and nurses. The results showed that there is a relationship between compliance with education ( p = 0.030 ). The higher the level of education will raise the value of the excellent compliance of 1,545 times compared to the lower educated. It turns out there was no relationship between compliance with a variety of other characteristics ( age, sex, marital status, number of years work experience, training, knowledge, attitude and leadership roles ). Compliance officers at Army Hospital likely has its own culture compared with compliance officers at government hospitals and private hospitals by the due obedience is an absolute must be carried out in the establishments."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>