Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maliki
"Tesis ini membahas tentang pengembangan tata pamer, yang merupakan salah satu fungsi museum, Studi kasus yang dilakukan adalah Museum Timor Timur Taman Mini ?Indonesia Indah? Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif yang diawali dengan gambaran keadaan Museum Timor Timur sekarang ini. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu melakukan konsep penyajian museum yang lebih terarah dengan sesuai visi dan misi, tujuan museum Timor Timur. Kemudian menentukan desain alur pameran dan program kegiatan berdasarkan teori komunikasi. Dalam desain tersebut terdapat unsur-unsur penting yang berperan menentukan pesan, pameran dan program kegiatan sebagai media penyampaian pesan, hal ini bertujuan untuk mewujutkan pameran dan program kegiatan yang lebih efektif.

This thesis discusses the development of governance showroom, which is one of the museum?s .functions, is a case study carried out in East Timor Museum Taman Mini "Indonesia Indah" Jakarta. This study was conducted by qualitative descriptive method that begins with an overview of today's Museum of the East Timorese. based these conditions, need to conluct a more focused presentation of concept in accordance with the vision and mission, the purpose of the museum of East Timor. Then to determine the flow of desian exhibitions and program based on the theory of communication activitias. the design are consists of important elements that contribete to determining the message, exhibition and program of activities as a medium to deliver the message, it aims to realize the exhibition and program activities be more effetive."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Musa Maliki
"Tesis ini berusaha menjelaskan tentang tradisi pemikiran hubungan internasional (HI) modern (teori modern di HI) dan alternatif pascakolonialisme. Tradisi pemikiran HI modern ini berisi tentang struktur pemikiran Barat yang dirajut oleh jaringan footnote ilmuwan, filsuf, praktisi HI dari tradisi pemikiran idealisme, realisme, saintismeistrukturalismeirasionalisme dan beberapa tradisi kritis yang mereformulasi atau merekonstruksi tradisi HI modern agar lebih sempurna lagi. Sedangkan alternatif pascakolonialisme adalah studi baru yang berusaha dicangkokkan ke dalam HI sebagai pilihan inspiratif akar tradisi pemikiran Hubungan Internasional Indonesianis.
Pernyataan tesis ini berbunyi: Tradisi pemikiran HI modern merupakan bentuk kolonialisasi (baca: penguasaan) wacana Barat terhadap ontologi realitas epistemologilmetodologi dan aksiologi non-Barat, sehingga studi hubungan internasional perlu merepresentasikan small narrative (narasi keciil}: wacana indigenous people atau komunitas lokai untuk merayakan keberagaman wacana di dunia internasional. Atas dasar ini, maka rangkaian argumentasinya sebagai berikut: pet-lama, wacana tradisi pemikiran HI modern hanya sebuah will to power/knowledge: bentuk kuasa/pengetahuan wilayah spasial Barat dalam menguasai realitas politik internasional atau politik dunia. Kedua, jika dilacak genealogi dan formasi diskursifnya, klaim-klaim melanarrative seperti universalisme, kebenaran tunggal, kemutlakan tradisi pemikiran rasionalisme dan metodologilepistemologi yang integral-tunggal merupakan partikularisme tradisi pemikiran Barat. Sifat partikularisme ini bisa dilacak melalui konsistensi tradisi pemikiran mereka dalam menegakkan tradisi pagan Yunani Kuno, khususnya tradisi pemikiran Hellenisme. Keliga, jika memang tradisi pemikiran HI modern itu partikular, maka klaim-klaim metanarrative pun secara logis menjadi smalinarrative, sehingga wacana metanarrative lainnya dalam bentuk wacana komunitas lokal bisa disuarakan dan direpresentasikan.
Dalam konteks di atas, altematif studi pascakolonialisme bisa mencairkan kebuntuan ini dengan memperlihatkan fenomena terbungkam dan terkuburnya tradisi pemikiran tertentu: wacana saminisme adalah salah satu dari sekian banyak formasi diskursif unik yang semakin tertindas, terpinggirkan, termarginalisasikan, bahkan sampai terbungkam dan terkubur, sehingga tests ini berusaha menyuarakan dan merepresentasikan suara-suara bungkam itu. Representasi ini bisa menjadi titik tolak tradisi pemikiran HI Indonesia untuk berkembang menuju ke akar tradisinya sendiri sebagai titik tolaknya. Tesis ditulis dengan berkomitmen penuh terhadap egalitarianisme dan keberagaman wacana, keadilan sosial bagi umat manusia (human race), kemanusiaan yang beradab, dan kepercayaan atas wacana tradisi pemikiran (filosofis) yang bersuara alas nama eksistensi dan representasi diri sebagai wahana wacana dan nilai-nilai indigenous world atau local community world. Hal ini adalah keharusan bagi kesadaran seluruh bagian dari keutuhan manusia di dunia yang bertumpu pada diri manusianya sendiri untuk bertanggung jawab melindung dan mengangkat derajat dan harga diri mentalitas, budaya, pengetahuan, perbedaan ekologis dan biologis bangsa setiap bangsa, khususnya bangsa kita (Indonesia) yang beragam-Bhinneka Tunggal Ika, sebagai bagian dari kontingensi tatanan dunia internasional untuk keberlangsungan hidup kita dan anak cucu kita."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Nurul Maliki
"Sebenarnya musik telah menjadi bagian dari hidup manusia selama berabad-abad lamanya. Musik lahir dari kecintaan manusia pada kehidupan dan dilandasi oleh ingatan manusia akan pengalaman-pengalaman hidupnya (Campbell, 1997: 142). Jika ditelaah kapan musik itu mulai tumbuh, mungkin jawabannya adalah ketika manusia terlahir di Bumi. Sebagai titik tolak, untuk pertama kali musik Progressive itu lahir dari ketidakpuasan, atau ingin mencari suatu bentuk baru yang di luar kebiasaan atau minat orang kebanyakan. Terjadinya akuiturasi dan asimilasi yang begitu kuat menyerang pada individu dan masyarakat, maka tercetuslah musik Progressive. Perkembangan musik aliran ini memang berasal dari Barat (Eropa). Berawal dari eksperimentasi musisi rock saat itu, diinspirasi oleh The Beatles dan The Beach Boys, band musik rock asal inggris, di mana mulai menggabungkan musik tradisional, musik kiasik, dan jazz ke dalam komposisi mereka, hal ini dikenal sebagai aliran musik rock Progressive (Progressive Rock).
Timbulnya musik-musik underground ini, khususnya yang beraliran Progressive merupakan suatu bentuk apresiasi seni musik yang jauh dari unsur kapitalisme. Hal ini terjadi karena saat ini seni tidak lagi dihargai menjadi sebuah nilai kesenian. Seni diukur hanya lewat uang belaka. Ringkasnya seni musik khususnya telah menjadi industri. Padahal suatu karya seni apapun jenisnya merupakan hasil suatu pemikiran yang otentik dan orisinil terhadap realita sosial yang tertuang melalui media baik lukisan, lagu, puisi dan sebagainya. Namun saat ini, hal itu mulai bergeser jauh, dimana orang hanya meniiai seni dengan 'uang semata' dan seperti pemyataan Walter Benjamin: 'Seni akan kehilangan auranya.' (dalam Connerton, 1980: 281).
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki apakah wujud komunitas musik underground progressive melalui rekaman independent-nya merupakan wadah penolakan terhadap kapitalisme yang mengarah pada fetisisme (dari konsep Adomo dan Thornton), di mana dalam masyarakat modem saat ini tercipta masyarakat yang pasif dan terdoktrin pada keinginan ?pasar? sehingga membentuk suatu kesadaran palsu atas rasionalitas masyarakat. Paradigma kritis dipakai sebagai landasan penelitian dengan mengaplikasikan metode etnografi. Pengetahuan dan realitas dalam kerangka pemikiran kritis bersifat emansipatoris dan menggali fenomena yang mendalam. Proses pemahamannya tidak dapat mengabaikan faktor historis dan kultural. Oleh sebab itu, etnografi dipilih sebagai metode untuk menggali data alamiah dengan Iebih dalam, berkaitan dengan kebutuhan informasi historis dan kuttural. Aplikasi metode penggalian data menggunakan tehnik observasi langsung, observasi terlibat, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa Semua elemen yang terkandung dalam seluruh sistem produksi karya seni berada dalam lingkupan sosial-historis. Karya seni lahir dari sejarah seni dan sejarah masyarakat yang masing-masing punya sejarah sosial sendiri yang melibatkan relasi-relasi antar kelompok, kekuasaan institusi, konvensi-konvensi yang berlaku, serta perubahan setera masyarakat. Dengan demikian terbangun dua konsep pembentukan pasar dalam hal ini. Mereka adalah musik pada jalur mainstream dan musik pada jalur underground. Masing-masing memiliki misi yang berujung pada kapitalisme yang idealis. Konsep pertama menganggap bahwa sesuatu yang popular dapat menjadi sumber keuntungan karena mewakili homogenitas selera masyarakat dan selera masyarakat tersebut akan terbentuk dengan intensitas strategi penjuatan yang tinggi. Di lain pihak pada konsep yang kedua menganggap bahwa setera masyarakat seharusnya terbentuk atas dasar latar belakang individu atau kelompok secara natural tanpa intervensi kekuatan sebuah institusi sehingga karya yang tercipta akan semakin beragam, karena hakikat manusia yang unik dengan beragam pengalaman hidup yang berlainan merupakan anugerah yang tidak dapat dipungkiri. Kesadaran akan hat ini membentuk aliran musik yang segmental dalam sebuah komunitas yang berpegang pada rasionalitas akan kehendak bebas manusia dalam berkarya dengan mengesampingkan unsur komoditas dan pemasungan hak berkarya yang autentik.
Makna teoritis hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua subkultur mengarah pada sesuatu yang menyimpang, namun memang tidak dapat dielakkan bahwa suatu komunitas ada karena adanya ketidakpuasan terhadap budaya dominan masyarakat. Melalui identitasnya yang menjunjung tinggi nilai kehendak bebas atas karya cipta dengan orisinalitas dan autentisitasnya menunjukkan bahwa dengan jelas mereka menentang adanya intervensi yang bertujuan komersial yang dimanipulasi. Dalam misinya komunitas ini lebih menunjukkan perlawanan dengan budaya dalam praktek kompromistis. Hal ini dilakukan karena komunitas ini sangat menjunjung kehendak bebas dan rasionalitas manusia. Sehingga perbedaan didasarinya dapat terjadi. Namun penolakannya terhadap kebijakan mainstream yang cenderung kolonialis tetap merupakan usaha yang harus dilakukan lewat rasionalisasi identitas komunitas melalui kesadaran masyarakat dalam rekaman karya-karyanya.

Apparently music has been a part of human life for centuries. Music is born from human love for life and is inspired by human thoughts of experiences (Campbell, 1997: 142). If we analyzed when music starts to develop, the answer might be when human starts to exist. As the background, progressive music is born from dissatisfaction or desire to find something that out of mainstream interest. The development of this music genre originated from the West (Europe). Born from Rock Musicians' experimentation, inspired by The Beatles and The Beach Boys, English Rock Bands; they start elaborating traditional music, classical music, and jazz to their composition. This thing is to be known as progressive rock music genre.
The existence of underground music, especially the one that have progressive genre is a form of musical art appreciation which far from capitalism factor. It is happened because nowadays art is no longer appreciated for its value but art is measured by mere money. For short, musical art has transformed into an industry. Instead of appreciation in art as a form of authentic and original thought, which is addressed to criticize the social realism such as paintings, songs, and poems; nowadays, art is appreciated as commodity.
The aim of the study is to investigate whether the underground progressive community with its independent recordings is a medium of rejection for capitalism, which swayed toward fetishism (Adomo and Thornton). Thus this modem society becomes passive and doctrines by the market, which has big influence to the false consciousness of the society; to elaborate the con-elation between these symptoms to its background. Therefore, critical paradigm and ethnographical method is applied to this study.
The findings show that all of the elements contained in the art production system are related to its social-historical background. Art is produced with in the society by its elements, such as histories, institutions, conventions, and also the governance. Therefore, it elicits two concepts of art. They are mainstream music (popular music) and underground music (progressive music), which are aimed to their idealistic capitalism. The first concept is to think that something popular can be the profit source because it represents the homogeneity of taste and that taste will be formed with high intensity marketing strategy. On the other side, in the second concept thinks that the society's taste should be formed based on the background of individual or groups in a natural way without any interventions so that, the resulting composition will have more varieties. The consciousness of this mater forms segmental music genre in a community, which deeply rooted in rationality of human freewill in making arts by disbanding co modification factors and inhibiting of authentic art creating rights.
The theoretical meaning of this study shows that not all subcultures geared toward deviation, but it is an undeniable fact that a community exists because dissatisfaction of society's dominate culture. Through their identity that upheld freewill value of arts with originality and authenticity shows clearly that they oppose any manipulated commercial interventions. In their mission, this community shows their opposition to compromised practice. These acts are done because the community upheld the freewill value and human rationality. Therefore, the rationalization of subculture identity has to be through their underground recordings."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22446
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soufyan Maliki
"ABSTRAK

Pemilihan rute adalah salah satu aktivitas yang penting ketika ingin membangun infrastruktur pipa gas. Saat akan melakukan pemilihan rute, beberapa aspek mesti dipertimbangkan seperti lingkungan, sosial, keekonomian, dan lain-lain. Lahan gambut dan daerah konservasi adalah dua aspek lingkungan yang utama di Indonesia yang mesti diperhitungkan. Selain itu, aspek keekonomian dan dampak sosial juga dipertimbangkan. Sebuah model goal programming dikembangkan untuk menggambarkan aspek-aspek tersebut. Untuk mendapatkan solusi yang optimum ketika melakukan pemilihan sebuah rute pipa gas, algoritma genetika dan algoritma cuckoo serach digunakan. Dalam penelitian ini, proyek infrastruktur pipa gas di Kalimantan dipilih untuk dipelajari karena daerah tersebut merupakan daerah penghasil gas dan terdapat kondisi lingkungan yang khusus, yaitu lahan gambut dan daerah konservasi. Data informasi geografis didapatkan dari website institusi yang berwenang di Indonesia. Kedua algortima yang diterapkan, yaitu algoritma genetik dan cuckoo search, memberikan hasil yang tidak persis sama, tetapi merupakan solusi optimal rute pipa gas


ABSTRACT


Route selection is one of important activities when gas pipeline infrastructure wants to be built. When selecting any route many aspects are considered such as environment, social, economic and others. Peatland and conservation areas are two major environment aspects in Indonesia to be taken account. Besides, economical aspect and social return are also considered. A goal programming model is developed in order to reflect those aspects. To get the optimum solution when selecting a gas pipeline route, genetic algorithm and cuckoo search algorithm are used. In this paper, gas pipeline infrastructure project in Kalimantan in Indonesia is selected to be studied since it is one of gas producer region and has special environmental condition such as peatland and conservation area. Data of geographical information is retrieved from the authorized institution website in Indonesia. Both algorithms which is used, genetic and cuckoo search algorithm give the results which are not completely same but they are the optimum solution of gas pipeline route.

 

"
2020
T55294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Maliki
"Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis implementasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan kurikulum seni budaya keterampilan di Sekolah Dasar Nasional 1 Bekasi Jawa Barat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan positivism. Sementara dari hasil analisis terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi dilapangan telah dilakukan dengan memperhatikan empat faktor yang di kemukakan oleh George Edward III yaitu, komunikasi, sumberdaya, disposisi dan struktur birokrasi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa proses komunikasi, koordinasi, komitmen, tanggungjawab yang dilakukan secara terstruktur dan tersebar secara akurat, jelas dan konsisten akan mereduksi berbagai kendala yang mungkin terjadi pada tataran pemahaman, persepsi, kompetensi dan komitmen kepala sekolah, guru dan pihak manajemen sekolah lainnya yang terlibat dalam implementasi kebijakan secara menyeluruh khususnya implementasi kurikulum seni budaya keterampilan. Secara garis besar disimpulkan bahwa implementasi kebijakan kurikulum seni budaya keterampilan di Sekolah Dasar Nasional 1 Bekasi Jawa Barat bisa menjadi contoh konkrit bagi sekolah-sekolah dasar lainnya dalam penyelenggaraan implementasi kebijakan.

This study aims at analizing the implementation and the factors that affect the implementation of the policy of cultural arts and skills curriculum in elementary National school 1, Bekasi, West Java. The research uses positivism approach. While the result of the analysis are the factor that affect the implementation approaches have been made having regard to the four factors that pointed out by George Edward III that is, communication, resources, dispotition and bureaucratic structure.
Based on the result of the study revealed that the process of communication, coordination, commitmet, responsibility is done in a structured and distributed accurately, clearly and consistenlyreduces various hindrances that may occur at the level of perception, understanding, competence and commitment to the principal, teachers and other school management authorities involved in implementation of policy as whole, especially the implementation of curriculum culture, art and skills."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30787
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Imam Maliki
"Pendahuluan: Program Pendidikan Spesialis Berbasis Kompetensi (PDSBK) rnerupakan Salah satu program Kementrian Kesehatan dalam rangka akselerasi peningkatan akses dan mutu pelayanan medik spesiaiis di Indonesia. Dalam pelaksanaan terdapat beberapa kendala yang harus dihadapi, seperti keterbatasan waktu, besar dan bervariasinya data yang harus diolah untuk dapat memutuskan calon penerima bantuan biaya pendidikan. Sistem Bantu Keputusan dibutuhkan untuk menunjang, pelaksanaan program. Dengan sistem ini pihak pengambil keputusan dapat lebih mudah menentukan calon peserta penerima biaya bantuan pendidikan, sehingga persoalan pemerataan dan pelayananaspesialis di daerah dapat teratasi, setidaknya dalam hal penempatan atau penugasan.
Metode: penelitian ini mencari dan membandingkan tentang kebijakan tentang standar peraiatan medis yang ada dengan Modul Perididikan Spesialis Berbasis Kompetensi dalm rangka penetapan variabcl sarana. Dikembangkan sebuah sistem bantu keputusan Program ,Pemberian Bantuan Pendidikan, dengan cara mernbandingkan variabel ketenagaan rumah sakit dan. sarana yang ada di dalamnya dengan kebijakan dan standar yang berlaku.
Hasil: penelitian menunjukkan bahwa sistem beljalan dengan baik, memberikan kemudahan dan sangat membantu dalam penerapan proses seleksi calon peserta penerima bantuan pendidikan. Sistem secara logika memberikan hasil lebih baik bila djbandingkan dengan pekerjaaa manual. Penyempurnaan dapat dilakukan dengan menambah variabel status peserta sebagai pembanding tambahan, dikarenakan adanya kebijakan otonomi daerah.
......Introduction: Competency-Based Specialist Education Program (PDSBK) is one of the Ministry of Health program in order to accelerate improvement of access and quality of specialist medical services in Indonesia. During implementation of the program, there are several obstacles that must be faced, limited time, a large and varied data that must be processed in order to decide the candidate receiving tuition assistance. Decision support system is needed to support program implementation. With this system, the decision maker can easily determine the cost of potential participants receiving educational assistance, so the issue of equalization and specialist services in the remote area can be resolved, at least in terms of placement.
Method: this research explores and compares the policies of the existing standards of medical equipment specialist with the Competency Based Education Modules in order to achieve facility standard variables Developed a Decision support System. Program, by comparing the hospitals resource, manpower and facilities- variable -with current policies and standards.
Result: the results showed that the system is running well, provide simplicty and very helpful in the selection process. The logical system gives better results compared to manual work. Completion can be done by adding an assessment on the status of participants and participant status variables, due to the regional autonomy policy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33395
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hafiz Maliki
"Skripsi ini akan membahas mengenai permasalahan (1) Pengaturan mengenai pemasaran produk asuransi melalui platform digital yang dikategorikan sebagai Badan Usaha Selain Bank (“BUSB”), dalam contoh kasus yang dipakai aplikasi Gosure dan relevansinya dengan praktik yang berkembang saat ini pada berbagai platform dengan fokus pada platform digital Gosure (2) Hubungan hukum para pihak yang timbul ketika pemegang polis melakukan penutupan asuransi melalui platform digital dan tinjauan mengenai penerimaan premi yang diterima oleh perusahaan pialang asuransi ketika platform tersebut bertindak sebagai BUSB. Saat ini, Otoritas Jasa Keuangan melalui regulasinya membagi 2 pengaturan untuk penyelenggaraan asuransi secara digital, yaitu diatur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 30 Tahun 2022 Tentang Saluran Pemasaran Produk Asuransi dalam rangka pemasaran dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 28 Tahun 2022 untuk Pialang Asuransi dalam rangka melakukan keperantaraan secara digital. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder, serta analisis data dilakukan secara kualitatif. Berdasarkan hal tersebut penulis berkesimpulan, (1) perusahaan pialang asuransi digital dilarang masuk kedalam skema pemasaran produk asuransi mengingat ketentuan UU Perasuransian mendefinisikan bahwa perusahaan pialang asuransi berkedudukan mewakili kepentingan pemegang polis (2) Dalam hal perusahaan pialang asuransi digital menerima premi melalui skema pemasaran produk asuransi, premi tersebut menjadi tanggung jawab perusahaan pialang asuransi digital.
......This thesis will discuss the issues of (1) Regulations regarding the marketing of insurance products through digital platforms categorized as Business Entities Other than Banks ("BUSB") and their relevance to current practices with a case study on the Gosure Digital platform (2) Legal relationships of the parties arising when policyholders close insurance through the Gosure digital platform and a review of the receipt of premiums received by insurance brokerage companies when the Platform acts as a BUSB. Currently, the Financial Services Authority through its regulations divides 2 arrangements for the implementation of digital insurance, which are regulated in the Financial Services Authority Circular Letter Number 30 of 2022 concerning Marketing Channels for Insurance Products in the context of marketing and Financial Services Authority Regulation Number 28 of 2022 for Insurance Brokers in the context of digital brokering. In this research, the method used is normative juridical using secondary data, and data analysis is carried out qualitatively. Based on this, the author concludes, (1) insurance brokerage companies are prohibited from entering into insurance product marketing schemes considering that the provisions of the Insurance Law define that insurance brokerage companies have the position of representing the interests of policyholders (2) In the event that a digital insurance brokerage company receives a premium through an insurance product marketing scheme, the premium is the responsibility of the insurance broker."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainuddin Maliki
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1999
332.4 ZAI p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Musa Maliki
"This article argues that in the era of globalization, the European Union as 'the ultimate of modernity" is having a supremacy among other international actors. The preeminence is not laid only on hard powers such as military, economy,or political power, but mostly on the "area of knowledge" , signed by the domination of European discourses.European discourses are constructed by the history and traditions which are based on Hellenism.The dominance of European discourses is seen in every aspect in Indonesia. From this point, the article addresses us a reflective question: " Who are we,actually?""
2006
JKWE-II-2-2006-74
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Musa Maliki
"The turbulence of reality appears to embrace an open ended future. The tension of that condition creates two distinctive movements: globalization and anti-globalization. Those realities are known as the postmodern condition. Even though the discourse, there is new alternative, which is the metanarrative discourse; the Community Share Agriculture (CSA) has been successful in a small narrative that is similar to the constructive postmodern movement. CSA discourse establishes the movement, which is active and non-violent in their unique way. By discourse scheme, this article argues that in the post modern condition, its principle is not the expert's homology discourse, but the inventor's pralogy disourses. IT refines our understanding to differences and underpins our ability to tolerate the incommensurable."
2005
JSAM-X-2-JulDes2005-56
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>