Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nirmala
"Beberapa asosiasi dan institut telah mengeluarkan beragam sertifikasi untuk manajer proyek. Jika seseorang memliki sertifikasi manajemen proyek maka terdapat harapan lebih kepadanya untuk memiliki kinerja yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mencari seberapa besar pengaruh sertifikasi manajemen proyek terhadap kinerja seorang manajer proyek khususnya pada manajemen proyek konstruksi. Di penelitian ini telah diketahui pengaruh sertifikasi terhadap kinerja manajer proyek dan faktor yang paling dipengaruhi serta faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap proyek yang dikelola oleh manajer setelah bersertifikasi.

Several associations and institutes have issued a variety of certification. If a person has a project management certification, people will expect his performance on managing project will be much better. This study aimed to explore how much influence the performance of a certified project manager especially in construction project management. This research found the certification effect of project manager's performace and the most influenced factors of project performance managed by project manager."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58079
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nirmala
"Latar Belakang: Infeksi virus dengue (DENV) dapat menyebabkan manifestasi klinis seperti demam berdarah (DD) dan demam berdarah dengue (DBD). Kedua kelompok tersebut dapat dibedakan melalui terjadinya kebocoran plasma sehingga kebocoran plasma dapat menjadi salah satu penanda dari derajat keparahan penyakit infeksi DENV. Kebocoran plasma ini dapat mempengaruhi kadar elektrolit, seperti kalium, dalam darah.
Tujuan: Mengetahui hubungan kadar kalium pada pasien infeksi DENV dengan derajat keparahan penyakit.
Metode: Peneliti menggunakan desain studi kohort dari data sekunder komunitas di Jakarta pada tahun 2010. Sampel merupakan populasi usia ≥ 14 tahun dengan riwayat demam ≤ 48 jam, didiagnosis demam dengue berdasarkan klasifikasi WHO 1997, dan memiliki hasil uji NS1 postif. Besar sampel adalah 43 orang dengan total 38 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Data kadar kalium yang digunakan yaitu data pada demam hari ke-3 dan ke-4. Hasil pemeriksaan dianalisis menggunakan Uji T Independen.
Hasil: Hasil analisis hubungan antara kadar kalium serum hari ke-3 dan hari ke-4 pada kelompok DD dan DBD menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (hari ke-3, p = 0,487) (hari ke-4, p = 0,614).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kadar kalium serum dengan derajat keparahan penyakit pada pasien infeksi DENV.
Background: Dengue virus infection (DENV) can cause clinical manifestations such as dengue fever (DF) and dengue hemorrhagic fever (DHF). The two groups can be distinguished by the occurrence of plasma leakage so that plasma leakage can be a marker of the severity of DENV infection. Plasma leakage can affect electrolyte levels, such as potassium, in the blood.
Objective: Knowing the association of potassium levels in patients with DENV infection with the disease severity.
Methods: Author used a cohort study design from secondary community data in Jakarta in 2010. The sample was a population aged ≥ 14 years with a history of fever ≤ 48 hours, diagnosed with dengue based on WHO 1997 classification, and had positive NS1 test results. The sample size was 43 people with a total of 38 people who met the inclusion criteria. Potassium levels data used are data on the 3rd and 4th day fever. The examination results were analyzed using an Independent T Test.
Results: The results of the analysis of the association between serum potassium levels on day 3 and day 4 in the DD and DHF groups showed insignificant difference (day 3, p = 0.487) (day 4, p = 0.614).
Conclusion: There is no association between serum potassium levels with the disease severity in patients with DENV infection."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nirmala
"Tesis ini membahas kontrak pengadaan barang dan jasa pemerintah dari perspektif kenotariatan. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003, yang memuat pinsip; efektif, efisien, terbuka, transparan, perlakuan adil bagi semua pihak dan dapat dipertanggungjawabkan. Kontrak pengadaan barang dan jasa tersebut tidak dibuat dalam akta otentik.
Penelitian ini akan memberikan penilaian sejauh mana kekuatan hukum kontrak pengadaan barang dan jasa pemerintah yang dibuat dengan akta dibawah tangan dapat memenuhi prinsip tersebut diatas dan memberikan perlindungan bagi pihak-pihak yang menandatangani kontrak tersebut. Analisis data dilakukan dengan metoda kualitatif dan hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk perspektif analisis. Dari tinjauan hukum perdata, kontrak yang dibuat dengan akta dibawah tangan mengikat para pihak sepanjang isi dan tanda tangannya di akui oleh para pihak tersebut, namun dari perspektif kenotariatan akta tersebut tidak mempunyai bukti sempurna dan perlindungan hukum yang pasti.
Hasil penelitian menyarankan sebaiknya kontrak pengadaan barang dan jasa pemerintah dibuat dengan akta notaris supaya kontrak tersebut mempunyai kekuatan bukti yang sempurna, baik terhadap kekuatan pembuktian isi (materi) kontrak maupun keabsahan identitas para pihak dan keabsahan wewenang pejabat penandatangan kontrak sehingga dapat memberikan perlindungan yang objektif dan otentik terhadap pejabat penandatangan di hadapan pihak ketiga. Disamping itu dengan keterlibatan notaris dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah dapat meningkatkan transparansi, integritas, keadilan dan perlindungan yang objektif bagi semua pihak.

This study is focusing on the contract of Government procurement on goods and services from notarial perspective based on the Presidential Decree No. 80, 2003, which regulated the principle of; effective, efficient, transparence, equal treatment for all stakeholders and accountable. In implementing that Decree, the signing of contract is not att and approved by Notary.
The study will discuss how is the procurement contract of good and services which is only made as personal written statement (akta dibawah tangan) in order to have force of law for protecting the parties (who signed the contract) which is inline with the principle of Presidential Decree No. 80, 2003. The qualitative method was used in the analysis of data and its result is presenting in perspective analysis. From the Private Law point of view, contract which is signed under personal written statement by the parties will bind the parties as long as the contents and signature are confessed by the parties. However, from the Notary perspective, that contract is not fully authentic evidence and not protected by law.
The study recommended that in order the contract of procurement on goods and services has an authentic evidence, the contract must be att and approved by Notary. Under that case, the evidence of contract contents and the originality of identity and authority of the parties will be objectively protected by law. Furthermore, with involvement of the Notary in the contract process of goods and services procurement will improve the transparency, integrity, fairness, and objective protection for the parties."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T25251
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vita Surya Nirmala
"Penelitian ini membahas mengapa strategic alliance (SA) tidak diperlakukan sama oleh Otoritas Persaingan seperti halnya Merger & Akuisisi (M&A), menganalisis implikasi SA dalam pasar menggunakan teori-teori ekonomi dan hukum. Selain itu, mengangkat bagaimana penerapan hukum persaingan usaha di Indonesia dalam menangani SA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, deduksi dan induksi. Persamaan antara SA dan M&A adalah ada unsur integrasi antar dua pelaku usaha atau lebih dalam suatu pasar sehingga dapat mempengaruhi keadaan dan kompetisi di pasar. SA tidak otomatis dilarang, karena justru dapat berakibat pro persaingan dalam pasar. Pemeriksaan atas SA harus diarahkan pada praktek pelaku usaha dalam aliansi dengan dibedakan antara ancillary atau naked. Perjanjian anti persaingan yang naked sepatutnya ditetapkan per se illegal, sedangkan di luar itu sebaiknya diperiksa berdasar rule of reason. Dalam SA harus dapat dibedakan antara unreasonable dan reasonable restraint agar Otoritas Persaingan Usaha (KPPU) dan Pengadilan dapat menentukan praktek apa yang dilarang dan diperbolehkan. Dengan demikian, bermanfaat pula untuk penentuan remedy yang paling baik bagi pasar. Dari hasil penelitian putusan KPPU, dapat disimpulkan bahwa KPPU juga memeriksa SA berdasar perjanjian dan praktek oleh pelaku usaha yang beraliansi.

This study discusses why the strategic alliance (SA) is not treated equally by the Competition Authorities as well as Mergers & Acquisitions (M & A), analyzes the implications of SA in the market using economic theories and antitrust law. In addition, this study also raises the application of antitrust law in Indonesia in regulating SA. The methods used in this research are analytical descriptive method, deduction and induction. Similarity between SA and M & A is that there"s an element of integration among two or more business actors that could affect the competition in the market. SA is not automatically prohibited, because it may result pro competition effects. Scrutiny of SA ought to be focused on business practices in the alliance with the distinction: "ancillary" or "naked". Anti competitive agreements which are "naked" have to be condemned illegal per se, other than that should be examined based on the rule of reason. In SA, authorities need to distinguish between "unreasonable" and "reasonable" restraint so they and the Court can determine which practices are prohibited and allowed. Thus, it will also be useful to define the best remedy for the market. From analyzing KPPU decision, it can be concluded that KPPU also looks at SA based on agreements and business practices of the alliance."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26697
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Nirmala
"Perkembangan bisnis telekomunikasi yang sangat pesat di Indonesia terlihat dari banyaknya jumlah pengguna layanan dan jumlah operator telekomunikasi. Pada akhir tahun 2009, sudah lebih dari 10 operator telekomunikasi yang beroperasi melayani masyarakat Indonesia. Masing-masing operator berusaha untuk mendapatkan pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lamanya. Cakupan sinyal yang dikoordinasi oleh menara telekomunikasi menjadi salah satu tolak ukur mutu pelayanan operator telekomunikasi. Pihak operator telekomunikasi berlomba-lomba mendirikan menara miliknya agar dapat melayani dengan baik kebutuhan pelanggan dan akhirnya bisa mendapatkan lebih banyak lagi pelanggan baru. Lokasi menara yang tidak sesuai dengan tata ruang kota, risiko ancaman radiasi bagi warga masyarakat di sekitar menara, dan berbagai pertimbangan lainnya akhirnya membuat Pemerintah memaksa operator telekomunikasi untuk menggunakan menara telekomunikasi bersama. Operator telekomunikasi diminta untuk menyewa menara pihak lain dan atau menyewakan menara telekomunikasinya ke operator yang lain.
Persewaan menara ini menimbulkan obyek perpajakan. Ada dua pendapat yang berbeda mengenai pemotongan pajak penghasilan persewaan menara telekomunikasi. Ada yang mengganggap menara sebagai bangunan sehingga persewaannya terutang Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2), namun ada juga yang menganggap menara sebagai peralatan telekomunikasi sehingga atas persewaannya terutang Pajak Penghasilan Pasal 23. Sayangnya, Direktorat Jendral Pajak belum juga mengeluarkan penegasan mengenai Pajak penghasilan atas persewaan menara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menguraikan secara terperinci apa itu menara telekomunikasi, bagaimana perjanjian persewaan menara yang ada di PT XYZ sebagai tempat penelitian lapangan, dan akhirnya membandingkannya dengan teori perpajakan dan kebijakan publik yang digunakan dalam penelitian ini sehingga akan didapatkan kriteria yang jelas atas pemajakan persewaan menara telekomunikasi.
Menara dibangun dengan desain dan konstruksi yang khusus sehingga nantinya menara telekomunikasi ini berfungsi sebagai sarana penunjang telekomunikasi. Dengan demikian menara telekomunikasi akan berfungsi apabila padanya dilekatkan peralatan telekomunikasi tertentu lainnya yang sudah disesuaikan sedemikian rupa dengan kepentingan operator telekomunikasi yang menyewanya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T28152
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Nirmala
"ABSTRAK
Pemanfaatan tumbuh-tumbuhan di Indonesia sementara ini hanya pada buah,biji, umbi, daun, kulit dan bunga. Bagian tumbuhan yang lain seperti batang, tangkai, sekam dan jerami umumnya belum dimanfaatkan. Bagian-bagian tumbuhan tersebut merupakan limbah hasil pertanian yang diantaranya banyak mengandung selulosa.
Sekarang ini penggunaan karbon aktif banyak sekali industri-industri baik pangan maupun non pangan untuk memurnikan hasil dari produksinya. Karbon aktif yang ada dipasaran harganya cukup mahal maka salah satu sumber alternatif yang dapat dijadikan karbon aktif adalah tongkol Jagung yang berasal dari limbah pertanian. Hal ini sangat memungkinkan karena dilihat dari bahan yang dikandungnya tongkol jagung banyak mengandung selulosa. Di Indonesia tongkol jagung diperkirakan akan terus meningkat jumlahnya mengingat jagung menempati urutan kedua sebagai makanan pokok setelah beras. Maka diperkirakan jumlah tongkol jagung juga akan terus meningkat.
Pembuatan karbon aktif melalui tiga tahapan yaitu dehidrasi, karbonisasi dan aktivasi. Aktivasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan cara aktivasi kimia. Aktivator yang digunakan adalah ZnCl2 dengan konsentrasi 10%( w/v ).
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah semakin tinggi suhu aktivasi maka daya serap semakin baik dan semakin lama waktu aktivasi juga akan meningkatkan daya serap dari karbon aktif tongkol jagung. Diperoleh hasil yang maksimal dari penelitian ini yaitu dengan suhu 500oC selama 3 jam. Untuk daya serap terhadap l2 adalah 734,45 mg/gr, Metilen Biru sebanyak 1100 ml/gr, logam Pb2+ berkurang sebanyak 18,01%, zat warna merah berkurang sebanyak 14,88%, zat warna hijau berkurang sebesar 9,19%, da minyak kemiri dengan hasil yang tidak berate."
1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.58-Bau 20
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.59-Bau 21
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BA.60-Bau 22
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Citra S. Nirmala
"Kamus Jawa-Jawa, yang disusun oleh R.Ng. Citrasantana. Semula, rupanya terdiri atas 19 jilid, namun sekarang tinggal 8 jilid di koleksi FSUI. Definisi yang diberikan cukup panjang, merupakan kalimat contoh pemakaian kata yang bersangkutan. Penyusunan kamus ini, R.Ng. Citrasantana, adalah seorang budayawan dan sastrawan di kawasan Mangkunagaran, Surakarta pada awal abad ke-20. Jabatan sehari-harinya mengajar di sekolahan Mangkunagaran, yaitu Pamulangan Siswa Rini. Selain itu, beliau juga merupakan bujangga istana Mangkunagaran. Beliaulah yang bertahap-tahap menjalankan dhawuh dalem untuk menyusun biografi Mangkunagara VII yang berjudul babad dalem K.G.P.A.A. Prabu Prangwadana ingkang kaping VII (lihat SMP/MN.229a-h, 230). Teks lain yang pernah digubah oleh Citrasantana, tetapi tidak pernah dicetak, adalah buku silailah (serat sujarah ing Ngayogyakarta tuwin ing Mangkunagaran, SMP/MN.226a), kumpulan lakon wayang wong (pakem ringgit tiyang, MSB/W.97), dan piwulang sopan santun (serat wasitarja, MSB/P.72). Selain itu, banyak naskah di koleksi Reksapustaka, Istana Mangkunagaran, merupakan hasil salinan dari tangan Citrasantana sendiri. Citrasantana juga cukup produktif di bidang penerbitan buku pelajaran, dan beberapa karangannya dicetak dan beredar di kalangan sekolah-sekolah Jawa pada awal abad ke-20, antaranya layang panggubah (Batavia: Landsdrukkerij, 1908; Semarang: Benjamins, 1911; lihat pratelan II:222), mardisewaya (Semarang: Benjamins, 1907-1908 dan 1910; lihat pratelan II: 319), dan tuladha serat-serat iber sapanunggilanipun (Weltervreden: Bale Pustaka, 1917). Keterangan tentang bausastra Jawa gubahan Citrsantana ini belum ditemukan, sehingga tahun penulisannya, siapa yang memprakarsainya dan lain sebagainya tidak diketahui. Oleh karena Citrasantana meninggal sekitar pertengahan tahun 1920an (lihat memo M. Sinoe Moendisoera yang terlampir di MSB/W.97), maka penulisan dapat diperkirakan paling lambat tahun 1920an pula. Dengan demikian, bausastra Citrasantanan ini berbeda dengan karya Mandrasastra, Pujaharja, Suwandi, dan Sumahatmaka, karena tidak diprakarsai oleh Pigeaud. Informasi tentang penyalinan naskah tidak ada, namun gaya tulisannya khas Citrasantanan. Maka tarikh penyalinan pun diduga sekitar tahun 1920an."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [
BA.61-Bau 23
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>