Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luluk Nur Hamidah
Abstrak :
Jatuhnya rezim Soeharto telah membawa harapan besar bahwa bangsa Indonesia akan segera menemui cahaya baru setelah 32 tahun lebih dalam kekuasaan otoritarian. Ekspektasi yang tinggi ditunjukkan melalui dukungan terhadap gerakan mahasiswa. Berbagai isu seperti penegakan hukum dan penghapusan KKN, reformasi politik dan ekonomi serta pengadilan Soeharto berikut kroninya menjadi spirit gerakan reformasi. Jatuhnya suatu rezim otoriter umumnya akan diikuti oleh proses demokratisasi. Dalam proses tersebut, elite politik memainkan peran sangat penting terutama dalam mengawal transisi demokrasi menuju konsolidasi demokrasi. Dalam proses tersebut, sirkulasi elite diharapkan terjadi seiring dengan kejatuhan rezim otoriter.Tetapi proses sirkulasi elite mengalami banyak hambatan ketika panggung kekuasaan masih tampak didominasi oleh elite-elite lama dan sementara rezim pengganti yang diharapkan membawa Indonesia lebih baik, justru dianggap terlalu cepat mewarisi segenap watak dan perilaku Orde Baru.

Oleh karena itu, penelitian ini mencoba melihat lebih jauh kaitan antara jatuhnya rezim otoriter dengan perubahan sosial politik di Indonesia, dan secara spesifik hendak mengkaji: (a) bagaimana peran elite politik dalam sirkulasi kekuasaan di tiga rezim pemerintahan (BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarnoputri) pasca-Soeharto? (b) bagaimana terjadinya pola sirkulasi kekuasaan itu dan bagaimana konstribusinya terhadap proses konsolidasi demokrasi?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data digunakan dengan menggunakan tiga cara, yakni: studi pustaka, wawancara mendalam, dan focus group discussion. Informan dipilih secara purposif dan menggunakan teknik snow ball. Secara keseluruhan jumlah informan sebanyak 26 orang. Dalam melakukan analisis, digunakan empat tahap, yakni: seleksi, deskripsi, klasifikasi, dan interpretasi.

Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain teori rolling class dan sirkulasi elite dari Vilfredo Pareto dan Gaetano Mosca yang mengatakan bahwa ada sekelompok minoritas (elite) akan selalu menguasai mayoritas. Pareto juga mengatakan, "sings" (The lions) dan "serigala? (The Foxs) merupakan pola konflik elite politik yang senantiasa terjadi. Sirkulasi elite akan melahirkan elite-elite baru yang akan mengisi struktur dan bentuk organisasi yang baru pula. Jatuhnya suatu rezim seringkali diikuti oleh jatuhnya seluruh gerbong-gerbong yang menyertainya. Pola-pola pergantian rezim menggunakan teori Samuel Huntington yang mengatakan bahwa proses pergantian kekuasaan mengikuti tiga pola besar (transformation, replacement, dan transplacement). Terkait dengan Konsolidasi Demokrasi digunakan teori Juan J. Linz dan Alfred Stepan, yang mengatakan bahwa, ada lima arena untuk melakukan konsolidasi demokrasi (civil society, political society, rule of law, state apparatus, economic society). Selain pakar di atas, juga digunakan beberapa pendapat yang mendukung analisis dalam penelitian ini seperti Lyman T. Sargent, Robert A. Dahl, Rahman Tolleng, Comelis Lay, Susan Keller, Robison, Vedi Hadiz, Iwan Gardono, Philip C. Schmiter, dan lain-lain.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa: (a) peran elite dalam sirkulasi kekuasaan pada tiga rezim (BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarnoputri) pasca-Soeharto sangat kuat dan sangat paradoks. Di satu sisi mereka berperan sebagai penguasa untuk mempertahankan rezim, tetapi pada sisi yang lain ia pun berperan sebagai penentang untuk menjatuhkan rezim. (b) pola terjadinya sirkulasi kekuasaan terbagi ke dalam lima pola, yaitu transplacement (adanya tindakan bersama antara kelompok pemerintah/serigala dan oposisi/singa), ?mutungan" (suatu sikap tidak legawa dalam menerima kekalahan/kegagalan/kejatuhan dengan reaksi diam, tidak saling menyapa, mengisolasi diri, dan tidak memberikan dukungan politik secara terbuka terhadap kebijakan penguasa penggantinya), aksi massa (baik pihak yang mempertahankan maupun yang menentang sama-sama mengerahkan kekuatan massa, dan jatuhnya pun melalui tekanan massa), pengkhianatan Brutus (adanya elite-elite dalam rezim yang ikut mendorong, memfasilitasi jatuhnya kekuasaan dan mengambil kemanfaatan), dan Cengkeraman Beludru parlemen (parlemen sebagai aktor terakhir yang melakukan eksekusi sebagai dalih konstitusional); (c) konstribusi sirkulasi elite terhadap konsolidasi demokrasi bersifat menganggu dan menghambat karena tidak ada pemutusan yang tegas dengan masa lalu, terlalu dominannya elite-elite lama dalam kekuasaan yang baru (konflik kepentingan), dan terlalu sedikit munculnya elite-elite baru yang masih muda dan segar.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat direkomendasikan (a) perlu mendorong agar partai-partai politik berperan lebih besar dalam melakukan pendidikan politik dan memperbaiki sistem kaderisasi partai (b) perlu memperbesar kesempatan dalam rekruitmen elite baru dari kelompok yang lebih muda dan lebih segar (c) memperbaiki sistem pemilu agar tidak sekadar menjadi ajang pelestarian aktor-aktor lama dan partai-partai besar serta status quo (oligarki) dengan menyempurnakan UU PEMILU (tidak perlu ada pembatasan threshold) dalam pemilihan jabatan politik agar membuka kesempatan yang sama kepada calon non partai (d) sistem recall anggota parlemen sebaiknya tidak dilakukan oleh partai, tetapi oleh konstituen dengan cara pengumpulan sejumlah tanda tangan sesuai dengan ketentuan BBP (batas bilangan pembagi) sesuai daerah pemilihan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Nur Hamidah
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini bermaksud untuk melengkapi studi-studi sebelumnya terkait dengan migrasi ketenagakerjaan yang seringkali mengungkapkan alasan ekonomi seseorang untuk bermigrasi ke luar negeri. Pengambilan keputusan seseorang untuk bermigrasi ataupun tidak adalah salah suatu proses yang penting dipahami untuk menjelaskan mengapa marak kegiatan migrasi ke luar negeri, khususnya pada warga desa Kebondalem, Kabupaten Banyuwangi. Metode Etnografi yang digunakan dalam pengumpulan data menemukan sejumlah kesimpulan. Pertama, faktor jender sangat berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan seseorang untuk bermigrasi. Berdasarkan temuan lapang, terdapat gendered migration regime yang membuka luas kesempatan bagi perempuan untuk bekerja dibandingkan laki-laki untuk bekerja ke luar negeri. Faktor yang berpengaruh besar adalah perempuan dapat bermigrasi ke luar negeri tanpa mengeluarkan biaya, bahkan mereka mendapatkan uang saku. Hal tersebut menciptakan ketidaksetaraan akses antara laki-laki dan perempuan untuk bermigrasi ke luar negeri. Kedua, ketika seseorang memutuskan bermigrasi ke luar negeri maka perempuan menegosiasikan peran dan pembagian kerja dengan suaminya dalam rumah tangga yang berakibat relasi jender dalam tingkat rumah tangga berubah. Ketiga, bagi perempuan Desa Kebondalem yang memutuskan bermigrasi ke luar negeri memiliki alasan selain faktor non-ekonomi, juga didorong oleh keinginan untuk bebas dari hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan domestik tidak bernilai ekonomi dalam rumah tangga, namun kebebasan ini tidak permanen. Hal ini yang saya sebut sebagai ldquo;sense of freedom from domesticity rdquo;.Kata Kunci: pekerja migran, pengambilan keputusan, agensi, jender, pembagian kerja dalam rumah tangga.
ABSTRACT
This thesis aims to complement previous studies about migration that often focuses on economy issues which make a person decides to migrate. The decision of a person to migrate or not is one of the important processes that needs to be understood in order to explain why migration activity abroad is increasing, especially in Kebondalem villagers, Banyuwangi, East Java. The ethnographic methods used in the process of data collection found several conclusions. First, gender factor is very influential in the decision making process of a person to migrate. Based on the field finding, there is a gendered migration regime that opens wide opportunities for women to work, but not for men. Factor that has a big impact is women can migrate overseas without paying a fee and they are given money by migrant worker placement agencies. It created an inequality access between men and women to migrate abroad. Second, when a person decided to migrate abroad, the woman always negotiates the role and division of labor with her husband in a household that makes a gender relationship in the household level has changed. Third, for women in Kebondalem Village who have decided to migrate abroad, they have reason except non economic factor, they have the desire to be free from domestic work in the household, but this freedom is not permanent. This is what I call the ldquo sense of freedom from domesticity rdquo .Keywords migrant workers, decision making process, agency, gender, division of labor in the household
2018
T51222
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hamidah
Abstrak :
ABSTRAK
Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa. Salah satu sebab hak merek dapat dialihkan adalah karena adanya jual beli antara pemilik merek dengan penerima merek. Notaris sebagai pejabat umum memiliki peran yang penting dalam membuat akta autentik mengenai perjanjian jual beli hak merek tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan dengan bentuk penelitian hukum yuridis normatif. Tipe penelitian ini adalah campuran antara penelitian deskriptif dan penelitian analitis dengan pendekatan kualitatif. Agar dapat menjalankan profesinya atau membantu pihak-pihak yang mempunyai permasalahan hukum, maka Notaris membutuhkan keahlian khusus sebagai salah satu prasyaratnya. Sebagai pejabat umum, salah satu kewajiban Notaris adalah meningkatkan ilmu pengetahuan dan keahlian profesi yang telah dimiliki tidak terbatas pada ilmu pengetahuan hukum dan kenotariatan. Sehubungan dengan kewajibannya tersebut, ketika terdapat pihak-pihak yang datang menghadap kepada Notaris untuk membuat suatu perjanjian jual beli merek, maka Notaris harus terlebih dahulu memahami seluk beluk mengenai hal tersebut, terutama mengenai klausula penting yang sepatutnya ada.
ABSTRACT
A mark is a graphical representation of images, logos, names, words, letters, numbers, arrangement of colors, in the form of 2 (two) dimensions and/or 3 (three) dimensions, sound, hologram, or combination of 2 (two) or more of such element to distinguish goods and/or services produced by a person or legal entity in the goods and/or service trade activities. One of the reasons the rights of mark may be transferred is due to the sale and purchase between the owner of the mark and the recipient of the mark. Notaries as public officials have an important role in making an authentic deed of the sale and purchase agreement of mark. The research method used is literature research method with the form of juridical normative legal research. This type of research is a mixture of descriptive research and analytical research with a qualitative approach. In order to run the profession or assist the parties who have legal problems, the Notary requires special skills as one of the prerequisites. As a general official, one of the obligations of a Notary is to enhance the knowledge and expertise of the profession which has been owned not limited to legal knowledge and notary. In connection with this obligation, when there are parties who come to the Notary to make the sale and purchase agreement of mark, the Notary must first understand the ins and outs of it, especially regarding the important clauses that should exist.
2018
T51265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Nur Hamidah
Abstrak :
Jurnal ini membahas tentang latar belakang keterlibatan dan peran yang diberikan oleh Australia dalam Perang Korea. Penelitian ini adalah penelitian sejarah yang dilakukan dengan desain deskriptif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa alasan mendasar keterlibatan Australia dalam Perang Korea adalah politik luar negeri Australia, yaitu forward defense terhadap bahaya kuning (yelow peril) yang dilanjutkan dengan adanya bahaya merah (red peril) atau bahaya komunis yang menyebar di dunia. Berlatarbelakang alasan tersebut akhirnya Australia terlibat dalam Perang Korea dengan mengirimkan sejumlah bantuan militer kepada Korea Selatan.
The focus of this study is about background of Australia’s involvement and role in Korean War. This research is historical descriptive interpretive. The result of this research shows that the main reason of Australia’s involvement in Korean War is it’s foreign policy, a forward defense toward yelow peril and red peril, known as communist threat all over the world. Based on that reason, Australia decided to get invoved in Korean War by sending a number of military aid to South Korea.;The focus of this study is about background of Australia’s involvement and role in Korean War. This research is historical descriptive interpretive. The result of this research shows that the main reason of Australia’s involvement in Korean War is it’s foreign policy, a forward defense toward yelow peril and red peril, known as communist threat all over the world. Based on that reason, Australia decided to get invoved in Korean War by sending a number of military aid to South Korea.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghnia Nur Hamidah
Abstrak :
Kreativitas menjadi salah satu kemampuan yang paling dibutuhkan di masa depan. Oleh karena itu, kreativitas harus dikembangkan sedini mungkin agar dapat memaksimalkan potensi individu. Guru merupakan salah satu tokoh penting dalam mengembangkan kreativitas anak. Sebagai salah satu tokoh penting, guru perlu didukung oleh sekolah dalam mendorong kreativitas anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara perceived school support dan creativity fostering teacher behavior pada guru sekolah dasar inklusif. Sebanyak 143 guru sekolah dasar inklusif dari 6 provinsi di Jawa, Bali, dan Sumatera menjadi partisipan penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah CFTIndex oleh Soh (2000) dan PSSIE oleh Ahmmed (2013). Mayoritas partisipan adalah perempuan (N=126) dengan rentang usia 18-65 tahun (M = 38.71). Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara perceived school support dan creativity fostering teacher behavior pada guru sekolah dasar inklusif. Hal ini menunjukkan bahwa apabila persepsi dukungan sekolah yang dimiliki guru meningkat, maka perilaku guru dalam mendorong kreativitas siswa cenderung meningkat. Implikasi dari penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman dan kesadaran guru mengenai perceived school support dan creativity fostering teacher behavior. ......Creativity is one of the skills most needed in the future. Therefore, creativity must be developed as early as possible to maximize individual potential. The teacher is one of the important figures in developing children's creativity. As one of the important figures, teachers need to be supported by schools in encouraging children's creativity. This study analyzed the relationship between perceived school support and creativity fostering teacher behavior in inclusive elementary school teachers. A total of 143 inclusive primary school teachers from 6 provinces in Java, Bali and Sumatra became research participants. The measuring instruments used in this study were CFTIndex by Soh (2000) and PSSIE by Ahmmed (2013). Most participants were women (N=126) with an age range of 18-65 years (M = 38.71). The results of the Spearman correlation analysis showed that there is a significant positive relationship between perceived school support and creativity fostering teacher behavior in inclusive elementary school teachers. This reflects a notion that if the teacher's perception of school support in inclusive education increases, the teacher's behavior in encouraging student creativity tends to increase. The implication of this research is to increase teacher understanding and awareness regarding perceived school support and creativity fostering teacher behavior.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hamidah
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang literasi informasi kader Posyandu Mandiri dan Mandiri Plus di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Tujuannya adalah untuk menggambarkan literasi informasi kader Posyandu Mandiri dan Mandiri Plus di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus dan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan literasi informasi yang dilakukan kader Posyandu Mandiri dan Mandiri Plus di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok meliputi empat hal, yaitu menentukan kebutuhan informasi, melakukan penelusuran informasi, mengevaluasi informasi dan menggunakan informasi. Penelitian ini menyarankan kepada kader Posyandu untuk lebih meningkatkan literasi informasinya terutama dalam hal penelusuran informasi yang menggunakan teknologi informasi, seperti komputer dan internet. Sedangkan saran untuk Pemerintah Kota Depok adalah menyediakan fasilitas perpustakaan umum di Kota Depok dan menyediakan fasilitas komputer dan internet di setiap Posyandu.
Abstract
This undergraduate thesis discusses about information literacy Posyandu Mandiri and Mandiri Plus cadre in Kecamatan Sukmajaya Depok City. The purpose of this research is to describe Posyandu Mandiri and Mandiri Plus cadre in Kecamatan Sukmajaya Depok City. The study was a qualitative research design with case studies and sampling technique accidental sampling. The results of this study indicate that information literacy Posyandu Mandiri and Mandiri Plus cadre in Kecamatan Sukmajaya Depok City includes four issues, namely determine information needs, perform a search of information, evaluating information and using information. This study suggests to increase information literacy of cadre, especially in terms of information retrieval using information technology, like computers and the internet. While the suggestion for the government of Depok City is provide public library facilities in the Depok City and provide computer and internet facilities in every Posyandu.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43484
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hamidah
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S24933
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Nur Hamidah
Abstrak :
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di Indonesia, terlebih lagi saat memasuki musim penghujan. Anak-anak menyumbang kasus terbanyak pada kasus DHF di Indonesia. Efek dari virus penyebab DHF salah satunya adalah kebocoran plasma akibat penurunan kadar trombosit dalam tubuh penderita. Salah satu masalah keperawatan yang berkaitan erat dengan kebocoran plasma pada DHF adalah risiko hipovolemia. Karya ilmiah ini ditulis bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan masalah risiko hipovolemia pada anak dengan DHF. An. M (10 tahun) dengan dengan DHF mengalami demam tinggi dengan suhu 38,5oC, kondisi membran mukosa yang pucat serta kondisi bibir yang kering, tekanan darah 102/60 mmHg, frekuensi nadi 97 kali per menit, dan kekuatan nadi yang teraba agak lemah. Kadar trombosit saat dilakukan pemeriksaan pertama kali sebesar 81000/µl. Intervensi manajemen cairan diberikan selama 5 hari, pasien mengalami perbaikan status hidrasi yang terlihat dari kondisi membrane mukosa dan bibir menjadi lembab, tanda vital stabil, terjadi kenaikan trombosit dan peningkatan intake per oral pasien. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk peningkatan kesadaran dalam melakukan pemantauan cairan yang akurat serta memahami kondisi klinis pasien dengan kekurangan cairan atau kelebihan cairan. ......Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is the one of most common health problem in Indonesia, especially during the rainy season. Children are the largest contributor for dengue cases in Indonesia. One of the effects of the virus that causes DHF is plasma leakage due to the thrombocytopenia. Risk of hypovolemia is the one of common nursing problem that occur in patient with DHF. This scientific paper is written to analyzing nursing care for the risk of hypovolemia in children with DHF. Patient M (10 years old) has a high fever with a temperature of 38,5oC, has pale mucous membranes and dry lips, the blood pressure 102/60 mmHg, pulse rate 97 beats per minute with the poor beats of pulses. The platelet level was 81000/µl. The fluid management intervention was given for 5 days, the patient shows an improvement in hydration status as seen from the condition of mucous membranes and lips becoming moist, stable vital signs, an increase in platelets level and patient’s oral intake. The results that expected from this study are for to be a baseline for increasing awareness of conducting accurate fluid monitoring and understanding the clinical condition of patient with fluid deficiency or fluid overload
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library