Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riris
"Latar Belakang: Gangguan Muskuloskeletal (MSDs) merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum di kalangan pekerja, terutama perawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit. Perawat IGD sering melakukan aktivitas fisik intens seperti mendorong dan mengangkat pasien, yang meningkatkan risiko MSDs. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi risiko keluhan MSDs pada perawat IGD di Rumah Sakit XYZ. Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan pendekatan cross-sectional, yang melibatkan 15 perawat IGD di Rumah Sakit XYZ. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Risiko postur kerja dinilai menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan Standar Nasional Indonesia (SNI) 9011:2021. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa keluhan MSDs tertinggi terjadi pada pinggang, bahu, punggung dan leher. Aktivitas mendorong dan mengangkat pasien dengan teknik yang tidak ergonomis merupakan faktor risiko utama. Kesimpulan: Penelitian ini mengidentifikasi faktor risiko MSDs pada perawat IGD dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan ergonomi guna meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.

Background: Musculoskeletal Disorders (MSDs) are common health issues among workers, particularly nurses in hospital Emergency Departments (ED). ED nurses often engage in physically demanding activities such as pushing and lifting patients, increasing the risk of MSDs. Objective: This study aims to evaluate the risk of MSD complaints among ED nurses at XYZ Hospital. Methods: This is a descriptive study with a cross-sectional approach, involving 15 ED nurses at XYZ Hospital. Data were collected through observations, interviews, and the questionnaire. Work posture risk was assessed using the Rapid Entire Body Assessment (REBA) and Indonesian National Standard (SNI) 9011:2021. Results: The results indicated that the highest MSD complaints occurred in the waist, shoulders, lower back, and neck. The main risk factors were improper ergonomics in pushing and lifting patients. Conclusion: This study identified the risk factors for MSDs among ED nurses and provided recommendations for ergonomic improvements to enhance occupational safety and health."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Riris
2010
S3648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elida Riris
"Angka kejadian flebitis di RS masih cukup tinggi dan meningkat setiap tahunnya, padahal rendahnya angka ini merupakan salah satu indikator mutu pelayanan RS. Pengetahuan dan perilaku perawat dalam pencegahan flebitis penting untuk menurunkan angka kejadian flebitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang terapi intravena dan karakteristik perawat (usia, pendidikan, lama kerja, pelatihan, dan ruangan tempat bekerja) dengan perilaku pencegahan flebitis (mekanik, kimia, dan bakterial). Penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional ini melibatkan 101 perawat yang dipilih dengan teknik stratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tentang pengetahuan terapi intravena dan perilaku pencegahan flebitis (r Alpha=0.657). Data dianalisis menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang terapi intravena dan perilaku pencegahan flebitis bakterial (p<0.001; OR=5.23, CI 95% 1.9-13.8) dan pelatihan dengan perilaku pencegahan flebitis (p=0.006; OR=0.31, CI 95% 0.1-0.7). Peneliti menyarankan agar peningkatan pengetahuan perawat tentang terapi intravena melalui pelatihan dan ronde keperawatan lebih diprogramkan secara teratur, fungsi supervisi kepala unit terhadap perawat pelaksana dalam menerapkan perilaku pencegahan flebitis lebih dioptimalkan, dan untuk institusi pendidikan diharapkan saat praktek laboratorium terapi intravena selalu dibarengi dengan pengetahuan tentang pencegahan flebitis mekanik, kimia, dan bakterial.

The incidence of phlebitis is one indicator of good hospital care. Nurses knowledge and behavioral prevention are important to reduce incidence of phlebitis. This study aimed to determine the relationship among level of knowledge about intravenous therapy and nurses’ characteristics (age, education, employment, training, and unit where they work) and behavioral prevention of phlebitis. This descriptive analytic study used cross sectional approach and involved 101 nurses that were selected by stratified random sampling technique. The instrument used was validated questionnaires on knowledge of intravenous therapy and behavioral prevention of phlebitis (r Alpha = 0.657). Data were analyzed using chi square tests.
The results showed relationship between the level of nurses' knowledge of intravenous therapy and behavioral prevention of bacterial phlebitis (p<0.001; OR=5.23 CI 95% 1.9-13.8) and training with the behavioral prevention of phlebitis (p=0.006; OR=0.31, CI 95% 0.1-0.7). It is recommended to increase nurses' knowledge of intravenous therapy through training and nursing rounds more regularly programmed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manik, Riris
"Ada beberapa komplikasi respon fisiologis yang muncul setelah pemberian anestesi spinal diantaranya : retensi urine . Dimana klien tidak dapat berkemih selama 6 - 8 jam paska operasi Maka hal ini peneliti ingin melihat sejauh mana ketidakmampuan berkemih pada klien paska operasi. Penelitian deskriptif sederhana yang dilakukan oleh peneliti terhadap 20 responden paska operasi dengan anestesi spinal pada 24 jam pertama di ruang rawat dewasa RS Siloam Gleneagles pada bulan Juni - Juli 2001, membuktikan bahwa terdapat 17 responden (85 %) yang mempunyai nilai rentang antara 21 - 30 adalah merasa ingin berkemih tetapi tidak mampu. Hal ini menunjukkan adanya kebenaran konsep menurut Perry dan Potter (1993)yang mengatakan bahwa klien tidak dapat berkemih selama 8 jam paska operasi dan merasakan kandung kemih penuh atau distensi, sehingga pasien merasa tidak nyaman, menurut Lewis, Heitkemper, dan Dirksen (1999) mengatalcan bahwa anestesi dapat menekan sistem syaraf termasuk refleks berkemih. Dan menurut Miller (2000) mengatakan retensi urine terjadi karena anestesi spinal menghambat syarah neuroaksial. Metode pengumpulan data dilakukan sesuai prosedur dimana setelah menyerahkan surat ijin, peneliti mendatangi respnnden paska operasi dergi anestesi spinal pada 24 jam pertama untuk rnemberikan kuesioner. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa klien dengan paska anestesi spinal menunjukkan respon ketidakmampuan berkemih pada 24 jam pertama."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5044
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Parsaulian, Kristina Riris
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja Pegawai Tetap Pusat Administrasi Universitas Indonesia. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pada Pegawai Tetap Pusat Administrasi Universitas Indonesia.Pendekatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan tujuan penelitian ini bersifat deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa pada faktor motivator terdapat 2 (dua) faktor yang belum mengahantarkan kepuasan kerja bagi Pegawai Tetap Pusat Administrasi yaitu faktor kemajuan dalam karir dan faktor kesempatan untuk bertumbuh, sedangkan pada faktor hygiene terdapat 3 (tiga) faktor yang belum dapat mengurangi ketidakpuasan kerja Pegawai Tetap Pusat Administrasi yaitu faktor kebijakan dan administrasi, faktor gaji/upah, dan faktor rasa aman.

This study aims to analyze the factors that influence employee job satisfaction at Pusat Administrasi Universitas Indonesia. The question in this research is how the factors influence job satisfaction on Employee of Pusat Administrasi Universitas Indonesia. The approach that used for this research is quantitative research and the purpose of this research is descriptive.
Based on the results of the research, conclude that the motivating factors there are 2 (two) factors that have not conduct employee job satisfaction at Pusat Administrasi Universitas Indonesia, they are advancement factor and growth factor, whereas the hygiene factors are 3 (three) factors that have not been able to reduce employee job dissatisfaction at Pusat Administrasi Universitas Indonesiaare the policy and administration, salaries/wages, and security factor.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elida Riris
"Sirosis hati merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat perkotaan. Keadaan malnutrisi ditemukan pada 65-90% pasien sirosis hepatis. Kondisi malnutrisi ini berhubungan dengan terjadinya komplikasi serius pada pasien sirosis hepatis, yaitu asites, ensefalopati hepatikum, dan kematian. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemberian diet tinggi protein, khususnya yang kaya akan asam amino rantai cabang (AARC) dapat memperbaiki kondisi klinis pasien sirosis dan mengurangi komplikasi serius tersebut. Tujuan penulisan ini adalah untuk melakukan analisis evidence based mengenai pemberian AARC dalam memperbaiki kondisi klinis (nutrisi, nilai albumin, dan mengurangi terjadinya ensefalopati hepatikum). Hasilnya pada pasien ini adalah terbukti status nutrisi dapat ditingkatkan, tidak terjadi penurunan yang signifikan pada nilai albumin, dan tidak terjadi ensefalopati hepatikum. Rekomendasi penulisan ini adalah agar perawat memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya diet tinggi protein yang kaya akan AARC.

Cirrhosis hepatic is one of problem in urban health. Malnutrition is commonly found in 65-90% cirrhosis hepatic patients. This condition correlated with serious complications such as ascites, hepatic encephalopathy, and mortality. Previous researches recommend that high protein intake enriched in branched chain amino acids (BCAA) can improve clinical outcome of cirrhosis hepatic patients and reduce complications. This final clinical nursing report aimed to analyze evidence based about BCAA administered to improve clinical outcome (nutritional status, albumin, and reduce hepatic encephalopathy). The results showed that nutritional status improved, no decreased of albumin concentration, and hepatic encephalopathy not reported. It is recommended to deliver health education to patients about the important of high protein intake enriched in BCAA.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Bintang Riris
"Pasak bumi (PB) (Eurycoma longifolia Jack), adalah tanaman herbal Indonesia yang digunakan sebagai antimalaria. Penelitian terdahulu meliputi efek anti ageing dan anti inflamasi, namun belum pernah diteliti tentang efek terhadap aktivitas enzim antioksidan pada penggunaan ekstrak akar PB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh ekstrak akar PB sebagai antimalaria dapat menurunkan aktivitas spesifik antioksidan enzimatik. Penelitian ini menggunakan mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei, diterapi dengan ekstrak akar PB, klorokuin 10 mg/kg BB (kontrol positif, KP), kontrol negatif (akuades, KN), kontrol normal (K0), PB 30 (TI), 60 (TII) dan 90 mg/kg BB (TIII). Parameter yang diukur adalah inhibisi parasitemia, kadar karbonil, aktivitas spesifik SOD, katalase (CAT). Inhibisi parasitemia hari ke 7 dari KP, TI, TII dan TIII adalah 69,81%, 39,37%, 41,72% dan 12,92%. Aktivitas spesifik enzim SOD dan CAT plasma tidak ada perbedaan bermakna. Aktivitas spesifik SOD hati menunjukan perbedaan bermakna antara K0-KN (p=0,000), K0-KP (p= 0,025), KN-TI (p=0,001), KP-TI (p=0,042), KN-TII (p=0,002), KN-TIII (0,005). Aktivitas spesifik CAT hati menunjukkan perbedaan bermakna antara KP-TI (p=0,009), KP-TII (p=0,009), KP-TIII (p=0,014), KP-K0 (p=0,009), TI-TIII (p=0,014), KN-TI (p=0,009), KN-TII (p=0,047), K0-KN (p=0,047). Kadar karbonil plasma dan hati tidak menunjukkan perbedaan bermakna antar kelompok. Korelasi positif bermakna (r=0,690, p=0,000) terjadi antara aktivitas spesifik SOD dan CAT hati. Korelasi negatif bermakna terjadi antara aktivitas spesifik SOD, CAT hati dan parasitemia (r= -0,637, p=0,000) (r=-0,557, p=0,002). Kesimpulan: Potensi PB sebagai antimalaria diragukan karena herbal ini juga memiliki efek antioksidan yang menguntungkan bagi parasit.

Pasak bumi (PB)(Eurycoma longifolia Jack), is an Indonesian herb used as antimalarial. Previous studies had been done on its anti-ageing and anti-inflammation properties, but its effect on antioxidant enzyme had not been researched. This study aim to investigate the antimalarial influence of PB extract on the reduction of specific antioxidant activity of the SOD and CAT enzyme. We used mice infected by Plasmodium berghei treated with: PB 30, 60, and 90 mg/kg BW as (TI, TII, and TIII), positive control (chloroquine 10 mg/kg BW) (KP), negative control (aquadest) (KN), normal mice control (K0). The parameters were: growth inhibition, carbonyl concentration, specific activity of SOD and CAT. Growth inhibition in 7 day groups of KP, TI, TII, and TIII were 69,81%, 39,37%, 41,72%, and 12,92%. Specific activity of plasma SOD and CAT were insignificant between groups. Liver SOD specific activity showed significant different between K0-KN (p=0,000), K0-KP (p= 0,025), KN-TI (p=0,001), KP-TI (p=0,042), KN-TII (p=0,002), KN-TIII (0,005). Specific activity of liver CAT showed significant different between KP-TI (p=0,009), KP-TII (p=0,009), KP-TIII (p=0,014), KP-K0 (p=0,009), TI-TIII (p=0,014), KN-TI (p=0,009), KN-TII (p=0,047), K0-KN (p=0,047). Carbonyl concentrations show insignificant between groups in plasma and liver. Positive correlation (r=0,690, p=0,000) showed between liver SOD and CAT specific activity, negative correlation showed between liver SOD (r= -0,637, p=0,000), CAT (r= -0,557, p=0,002) specific activity and paracytemia. Therefore, The potential use of PB as an antimalarial was of doubtful effectiveness due to its antioxidant effect which could be beneficial to the parasite
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Riris
"ABSTRAK
Proyek sanitasi dan pengolahan limbah rumah tangga di Jakarta (Setiabudi Sewerage and Sanitation Project) sebagai kerja sama pemerintah Republik Indonesia dan Bank Dunia telah dilaksanakan sejak tahun 1983. Tahap pertama proyek sanitasi ini yang bersifat percontohan meliputi wilayah Setiabudi-Tebet Manggarai. Tujuan proyek tersebut selain untuk pengendalian banjir adalah pengelolaan limbah rumah tangga dan sanitasi lingkungan yang dewasa ini sudah berada pada tingkat pencemaran yang dapat membahayakan kesehatan. Pencemaran lingkungan termasuk sungai yang sudah cukup memprihatinkan ini terjadi hampir di seluruh sungai di kota-kota besar di Indonesia di antaranya Ciliwung di Jakarta. Hal ini antara lain disebabkan masih banyak penduduk yang belum menyadari arti hidup sehat. Di daerah perkotaan dengan peningkatan penduduk yang relatif tinggi masih banyak warga masyarakat yang membuang limbah rumah tangga dan kotoran di tempat tidak semestinya yakni di halaman, got dan sungai disekitarnya yang memperberat pencemaran sumber air bersih dan air tanah. Air bersih yang diperoleh dari unit-unit pengolahan air minum yang terdapat hampir di sleuruh Kotamadya di Indonesia baru dapat melayani sekitar 36% penduduk. Selebihnya penduduk menggunakan sumber air bersih yang tidak terawasi dari air tanah (sumur pompa, sumur gali) dan air permukaan (kali/sungai) sebelum diolah terlebih dahulu. Dari hasil studi yang pernah dilakukan di daerah proyek sebelum proyek sanitasi (JSSP) dilaksanakan ternyata bahwa pembuangan kotoran penduduk yang memenuhi syarat hanyalah 52,20% dan sebagian penduduk membuang kotoran di sungai-sungai sekitarnya termasuk Ciliwung dan Kali Krukut yang merupakan sumber air baku untuk air minum.
Selanjutnya diketahui bahwa air minum yang memenuhi syarat hanaylah 12& dengan parameter pencemar yang utama nitrit (NO2) yang biasanya berasal dari resapan jamban dan pembuangan limbah, proyek sanitasi semacam JSSP termasuk suatu inovasi atau hal yang baru di daerah Jakarta yang dapat menimbulkan berbagai sikap masyarakat karena melalui proyek ini diharapkan masyarakat dapat terdoronf untuk membayar dan memelihara saran kesehatan lignkungan yang ada.
Dalam proyek ini diperkenalkan suatu tindakan membayar dari penduduk untuk pembuangan limbah rumah tangganya seperti halnya yang terlaksana dalam pembuangan sampah atau air minum.
Dari beberapa pengalaman di berbagai daerah di Indonesia ternyata sarana sanitasi bantuan pemberintah hanya sebagian kecil dalam keadaan baik. Dalam penangan dan pemeliharaan serta pemanfaatan sarana kesehatan lingkungan diperlukan partisipasi masyarakat agar sarana tersebut dapat bermanfaat dan terpelihara dengan baik. Pemeliharaan dan pemanfaatan sarana kesehatan lingkungan termasuk jamban/kakus diharapkan dapat mebgurangi terjadinya pencemaran lingkungan termasuk air tanah.
Sehubungan dengan itu studi ini mempunyai tiga tujuan. Pertama mengetahui sikap masyarakat dalam penerimaan terhadap pembangunan JSSP mencakup penyediaan dan penggunaan sarana air minum, jamban dan pembuangan sampah serta buangan limbah rumah tangga. Kedua, mengetahui kualitas air minum (air bersih) disekitar proyek sanitasi. Ketiga merumuskan alternatif intervensi masalah pembangunan kesehatan yang berhubungan dengan proyek sanitasi.
Lokasi studi ini dibatasi di daerah proyek sanitasi yang sudah dibangun kakus umum yakni kelurahan-kelurahan menteng dalam. Menteng Atas, karet dan Manggarai, dengan responden keluarga untuk wawancara adalah Ibu rumah tangga aau anggota keluarga yang sudah dewasa. Selain itu wawancara anggota keluarga yang sudah dewasa. Selain itu wawancara dilakukan terhadap petugas keluarahan, RT dan pengelola saran yang ada. Rumah tangga yang diwawancarai seluruhnya berjumlah 210.
Temuan pertama, sebanya 65,8% penduduk menggunakan jamban/kakus umum yang dibangun proyek sanitasi. Setipa kakus tersbeut dipakai bersama puluhan keluarga lainnya. Diketahui pula selanjutnya bahwa sebanyak 3B,7% dari jamban yang ada tidak terpelihara. Sejumlah 167 keluarga (78,8%) mempunyai saran air bersih sendiri. Saran penyediaan air bersih yang terpelihara sebanyak 100 (47,8%) sedangkan yang lainnya tidak bersih dan rusak. Sebanyak 22,8% keluarga mempunyai tempat limbah padat sedangkan yang memenuhi syarat hanya 79,1% keluarga membakar sampahnya (limbah padat) atau membuang ke kali, pasar dan tanah terbuka. Sebanyak 62,6% saluran air limbah yang ada pada masyarakat memenuhi syarat.
Temuan studi ke dua memperlihatkan tidak adanya perubahan kualitas air minum (air bersih) di sekitar proyek sanitasi. Kandungan pencemar kimiawi yakni nitrit (NO2) dan bakteriolohik (coliform)gidak menunjukan penuruan yang berarti. Dari sikap masyarakat yang berhubungan dengan pemeliharaan sumber-sumber air bersih dapat diketahui kebiasaan sehat masih kurang.
Dari mobilitaspenduduk yang cukup besar, dapat diduga sulitnya melaksanakan penyuluhan kesehatan dengan hasil yang diinginkan.
Berdasarkan temuan diatas penelitian ini mengajukan alternatif cara peningkatan peran serta masyarakat dalam proyek sanitasi dengan lebih mengikutsertakan masyarakat dimulai dari tahap perencanaan proyek, pelaksanaan dan pemanfaatan sarana sani tasi yang dibangun. Perlu membantuk suatu organisasi khusus yang dapat menyelenggarakan atau mengelola sarana sanitasi yang dibangun. Organisasi ini melibatkan tokoh masyarakat, pelaksana penanggung jawab sarana serta pengelola program. Melalui organisasi inidiharapkan dapat dilakukan evaluasi dan intervensi hal-hal yang mengambat pelaksanaan pembangunan kesehatan
Terutama mengingat mobilitas penduduk yang cukup besar penyuluhan kesehatan sebaiknya diberikan berkali-kali mencakup kebersihan dan penyehatan lingkungan. Dengan demikian diperlukan pendayagunaan lembaga-lembaga yang ada termasuk petugas kelurahan dan atau sistem keamanan lingkungan (siskamling) serta penerapan peraturan pemerintah mengenai pengelolaan lingkungan, diantaranya adalah peraturan tentang kebersihan lingkungan diwilayah daerah khusus ibukota jakarta.

ABSTRACT
The sanitation project and the management of the management of the domestic waste in Jakarta has been implemented as a cooperation between the Government of Indonesia and the world Bank, has been executed since 1983. The first stage of this sanitation project was designed as a model covering setiabudi, tebet and manggarai districts. The purpose of the project in addition to flood control was to manage the domestic sewage and to improve the environmental sanitation which have reached the stage of contamination that could endanger the health of the community. These serious environmental pollution problems including water pollution occured in most big cities in Indonesia such as Ciliwung river in Jakarta. This among others is caused by the lack of awareness of the community who dispose their domestic waste improperly which increase the contamination of water and soil.
Clean water obtained from the drinking water treatment plant found in most big cities in Indonesia could only supply about 36% of the population. The rest of the population obtain water from the ground (shallow well-pumps and dug wells) and water from the rivers.
From the result of study which was carried out in the project regions before the Sanitation Project (JSSP) was implemented, it turned out that only 52,20% had sanitary disposal and part of the people defecate on the rivers including Ciliwung and Krukut which are the sources of drinking water. Furthermore it is known that drinking water which fulfill nitrite (NO2) usually comes from latrine and leachate from solid wasted dumping site.
Sanitation project is an innovation in Jakarta which could improve community attitude. In this project a system of community contribution has been introduces to over the expenses of removal of the domestic waste away from their homes the same way as their contribution for solid waste disposal and water supply.
From some experiences in several districts in Indonesia it turned out that the sanitation project as a government support, mostly are not well maintained. Form the operation, maintenance and utilization of the environmental health facilities, community participation is very much needed. The maintenace and utilization of the environmental health facilities including public latrines are menat to reduce the environmental pollution including the groundwater. This can be seen thorugh the decrease of the level of fecal contaminants for example bacteria, including coli and nitrite.
The objectives if the study:
First to identify the attitude of the comunity in the case of accepting the JSSP including the supply and the utilization of drinking water facilities, latrine and domestic waste disposal. Second, to know the quality of the drinking water (clean water) in the neighbourhood of the sanitation project. Third, to formulate alternative interventions and evaluation of the health improvement in connection with the sanitation project. The location of this study was limited to the sanitation project area where public latrine have been built using ground water namely the districts of Menteng Dalam, Menteng Atas, Karet and Manggarai.
Respondents for interview consisted of housewives and adult members of the family. Besides that, interviews are also conducted for districts officials, RT and the officials in charge. The number pf families who were interviewed were 210. The first finding of the study was : about 65,8 % of the population make use of the public latrines built by the sanitation projects. Every latrine has been used together by ten families. It is known that 38.7% of the public latrines were not well maintained.
About 167 families (79,8%) have their own clean water facilities. Water cupply facilities which were well maintained 100 unites (47,8%) while others were not clean and in bad condition and 22,8% of the families have their own solid waste bins; among those only 79,1% met teh requirements. Other families burn their refuse ot throw them away into the rivers, in the streets or open places. About 62,6% or the waste water drainage in the community met the requirements. The second finding showed that there was no change in the quality of the drinking water (clean water) around their sanitation project. The content of chemical contamination such as nitrite (NO2) and coliform did not show a meaningful decrease. From the attitude of the community in connection with the maintenance of the sources of clean water, we observed that the healhty way of life were not implemented adequately.
Due to high mobility of the people we can assume that it is difficult to reach a good result of the health education. Based on the above mentioned findings, this studysubmit an alternative how to increase theparticipation of the community starting from the planning of the project, executing and the utilixation of the sanitation facilities which will be built.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Riris
"Komunikasi antar stakeholder di lingkungan Dinas Bina Marga mempengaruhi mutu jalan layang non tol pada tahap perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi stakeholder yang berpengaruh pada mutu juga mengidentifikasi faktor risiko pada alur komunikasi di tahap perencanaan dan pembangunan kontrak rancang bangun serta tahap pemeliharaan, serta mengembangkan alur komunikasi antar stakeholder tersebut. Strategi penelitian yang digunakan adalah survey dan studi kasus. Dari faktor risiko yang ada dan dampak yang ditimbulkan, akan diketahui hubungan di tiap tahapan dan dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling. Hasil dari penelitian ini didapat alur komunikasi antar stakeholder yang telah berbasis risiko.

Communication among stakeholders within the Highways Departement affects the quality of elevated highways in the planning, development and maintenance stages. The purpose of this research is to identify the stakeholders that influence the quality as well as to identify the risk factors in the communication flow at the each stage, and to develop communication flow between the stakeholders. The research strategy used is survey and case study. From the existing risk factors and impacts, we will know the relationships at each stage and analyzed using Structural Equation Modeling. The result of this research is the communication flow between stakeholders that have been risk based"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parsaulian, Kristina Riris
"Penelitian ini bertujuan untuk mendesain Standar Operasional Prosedur SOP atas proses penerimaan biaya pendidikan secara host to host dengan menganalisis risiko pengendalian internal pada proses penerimaan dana Biaya Pendidikan dalam upaya mewujudkan konsep Three Lines fo Defence. Pendekatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah pendekatan studi kasus dengan unit analisa adalah Universitas A.
Hasil analisis risiko dan kontrol yang ada pada proses penerimaan biaya pendidikan secara host to host adalah masih terdapat risiko tersisa pada proses tersebut. Perancangan SOP ini diharapkan dapat membantu Tim Biaya Pendidikan untuk mengetahui dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang sebenarnya dan dapat melakukan pengendalian atas risiko yang muncul pada prosesnya sehingga dapat mewujudkan konsep Three Lines of Defence.

This study aims to design Standard Operating Procedure SOP to the process of receiving tuition fees by a host to host payment system by analyzing internal risk and controls in to the process of receiving tuition fees by a host to host payment system in an effort to apply the concept of Three Lines of Defence. The approach used for this research is case study research with unit of analysis is University A.
The results of risk and control analysis that exist in to the process of receiving tuition fees by a host to host payment system still there are residual risk in the process. The design of SOP is expected to help the tuition fees team to know and carry out the actual duties and responsibilities and can control the risks that arise in the process so as to apply the concept of Three Lines of Defence.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>