Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sejati
"Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Persebaran penyakit DBD tergantung pada nyamuk Aedes aegypti yang penyebarannya terutama dipengaruhi faktor lingkungan fisik, yaitu variasi iklim yang terdiri dari curah hujan, suhu udara, dan kelembaban udara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variasi iklim dengan kejadian penyakit DBD di Kota Padang selama periode tahun 1995-1999, dengan desain Cross Sectional Study.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Padang dari tahun 1995 -1999, sedangkan data variasi iklim diperoleh dari laporan hasil pengukuran Badan Meteorologi dan Geofisika Tabing Padang selama periode 1995-1999. Data diolah untuk mendapatkan informasi frekuensi kasus DBD, Angka Bebas Jentik, hubungan antara variasi iklim dengan Angka Bebas Jentik, dan hubungan antara variasi iklim dengan kejadian penyakit DBD.
Hasil penelitian yang diperoleh di Kota Padang selama periode tahun 1995-1999 adalah jumlah kasus DBD yang tertinggi terjadi tahun 1995, tahun 1996, dan 1998, terdapat 9 kecamatan endemis dan 2 kecamatan sporadis. Rata-rata ABJ di Kota Padang selama periode 1995-1999 masih dibawa angka harapan nasional (berkisar 91-93%).
Hasil Uji Statistik menunjukan tidak adanya hubungan antara curah hujan, suhu udara, dan kelembaban udara dengan kejadian penyakit DBD. Tidak ada hubungan antara variasi iklim (curah hujan, suhu udara, dan kelembaban) dengan ABJ, kecuali antara suhu dengan ABJ (p < 0,05; r = -0.310).
Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan desain cross sectional study (potong lintang), untuk itu disarankan pada penelitian selanjutnya agar dapat menggunakan data primer dan dengan desain yang lebih baik.

Correlation between Variaed Climate with Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) Incident in Padang 1995-1999Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) disease is one of communicable disease that is caused by dengue virus and transmitted by Aedes aegypti mosquito. The spreading of DHF depends on Aedes aegypti mosquito dealing with environment factors physically, such as variaed climate, categorized as like rainfall amount, temperature, and humidity.
This study proposed to find out the correlation between the variaed climate and DHF incidence in Padang City 1996-1999, with cross sectional study design. This study employed secondary data from Dinas Kesehatan Padang City since 1995 - 1999, and variaed climate data is taken from the result of, National Meteorology and Geophysic measurement at Tabing, Padang, 1995-1999.
The data had been analyzed to get the information of DHF case frequency, larva free rate (ABT), correlation between the varied climate, and larva free rate, and correlation between variaed climate factors and DHF case.
The result approachment in Padang City 1995-1999 are the total of the DHF case the highest happened in 1995, 1996, and 1998; 9 endemic subdistrict, and 2 sporadic subdistrict, the average of ABJ in Padang City in 1995-1999 periode remain under National expectation rate (91%, 93%).
The result of Statistical test showed that there is no correlation between rainfall amount, air temperature and humidity, and DHF case. There is no correlation between varied climate (rainfall amount, temperature, and humidity) and larva free rate, except temperature and larva free rate (p< 0,05; r -0,310).
This study employed secondary data with cross sectional design. There for, it is suggested for the further study to employ primary data with a better design.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8380
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Sejati
"ABSTRAK
Latar Belakang. Terdapat gangguan sistem imun pada sepsis. Fase awal ditandai
dengan hiperinflamasi, sedangkan fase lanjut ditandai dengan imunosupresi.
Kematian kumulatif lebih banyak pada fase lanjut. Saat ini belum terdapat
penelitian yang secara khusus meneliti faktor prognostik mortalitas sepsis fase
lanjut dan mengembangkan model prediksi mortalitasnya.
Tujuan. Mengetahui faktor prognostik mortalitas sepsis berat fase lanjut di ICU
dan mengembangkan sistem skor untuk memprediksi mortalitas.
Metode. Penelitian kohort retrospektif dilakukan pada pasien dewasa yang
mengalami sepsis berat di ICU RSCM pada periode Oktober 2011 – November
2012 dan masih bertahan setelah > 72 jam diagnosis sepsis ditegakkan di ICU.
Tujuh faktor prognostik diidentifikasi saat diagnosis sepsis berat ditegakkan di
ICU. Prediktor independen diidentifikasi dengan analisis Cox’s proportional
hazard. Prediktor yang bermakna secara statistik dikuantifikasi dalam model
prediksi. Kalibrasi model dinilai dengan uji Hosmer-Lemeshow dan kemampuan
diskriminasi dinilai dari area under curve (AUC) dari receiver operating curve.
Hasil. Subjek penelitian terdiri atas 220 pasien. Mortalitas 28 hari sepsis berat
fase lanjut adalah 40%. Faktor prognostik yang bermakna adalah alasan masuk
ICU (medis (HR 2,75; IK95%:1,56-4,84), pembedahan emergensi (HR 1,96;
IK95%:0,99 – 3,90), indeks komorbiditas Charlson > 2 (HR 2,07; IK95%:1,32-
3,23), dan skor MSOFA > 4 (HR 2,84; IK95%:1,54-5,24). Model prediksi
memiliki kemampuan diskriminasi yang baik (AUC 0,844) dan kalibrasi yang
baik (uji Hosmer-Lemeshow p 0,674). Berdasarkan model tersebut risiko
mortalitas dapat dibagi menjadi rendah (skor 0, mortalitas 5,4%), sedang (skor 1 –
2,5, mortalitas 20,6%), dan tinggi (skor > 2,5, mortalitas 73,6%).
Simpulan. Alasan masuk medis dan pembedahan emergensi, indeks komorbiditas
Charlson > 2, dan skor MSOFA > 4 merupakan faktor prognostik mortalitas
sepsis berat fase lanjut di ICU RSCM. Sebuah model telah dikembangkan untuk
memprediksi dan mengklasifikasikan risiko mortalitas.

ABSTRACT
Background. Immune system derrangement occurs during the course of sepsis,
characterized by hyperinflamation in early phase and hypoinflamation and
immunosupression in late phase. The number of patient die during late phase is
larger than early phase. Until now, there is no study specifically addressing
prognostic factors of mortality from late sepsis and developing a mortality
prediction model.
Aim. To determine prognostic factors of mortality from late phase of severe
sepsis in ICU and to develop scoring system to predict mortality.
Method. A retrospective cohort study was conducted to identify prognostic
factors associated with mortality. Adult patients admitted to ICU during
November 2011 until October 2012 who developed severe sepsis and still alive
for minimum 72 hours were included in this study. Seven predefined prognostic
factors were indentified at the onset of severe sepsis in ICU. Cox’s proportional
hazard ratio was used to identify independent prognostic factors. Each
independent factors was quantified to develop a prediction model. Calibration of
the model was tested by Hosmer-Lemeshow, and its discrimination ability was
calculated from area under receiver operating curve.
Result. Subjects consist of 220 patients. Twenty eight-day mortality was 40%.
Significant prognostic factors indentified were admission source (medical (HR
2.75; CI95%: 1.56 – 4.84), emergency surgery (HR 1.96; CI95%:0.99 – 3.90),
Charlson comorbidity index > 2(HR 2.07; CI95%:1.32 – 3.23), and MSOFA score
> 4 (HR 2.84; CI95% : 1.54 – 5.24). Prediction model developed has good
discrimination ability (AUC 0.844) and good calibration (Hosmer-Lemeshow test
p 0.674). Based on the model mortality risk can be classified as low (score 0,
mortality 5.4%), moderate (score 1 – 2.5, mortality 20.6%), and high (score > 2.5,
mortality 73.6%).
Conclusion. Medical and emergency surgery admission, Charlson comorbidity
index > 2, and MSOFA score > 4 were prognostic factors of mortality from late
phase of severe sepsis in ICU at Dr.Cipto Mangunkusumo general hospital. A
model has been developed to predict and classify mortality risk."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Putri Sejati
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Initial Public Offering (IPO) terhadap return dan volume saham-saham dalam industri yang sama dengan saham IPO. Pengujian pertama untuk melihat pengaruh IPO terhadap return, variabel independennya adalah covarians antara return industri dengan return IPO. Pengujian kedua untuk melihat pengaruh IPO terhadap volume, variabel independenya adalah volume dan frekuensi saham IPO. Pengujian pertama dan kedua dilakukan dengan menggunakan data panel. Dengan menggunakan data sebanyak 66 perusahaan yang IPO dari tahun 2009-2013, penulis tidak menemukan pengaruh yang signifikan antara IPO dengan return serta volume industri sejenis.

This study aims to analyze the effect of Initial Public Offering (IPO) on the return and volume of stocks in the same industry as IPO shares. The first test is to study the effect of IPO to return, where the independent variable is covariance between industry returns with the return of the IPO. The second test is to study the effect of IPO on volume, where the independent variable is the volume and frequency of IPO shares. The first and second tests done using panel data. Using data from 66 companies which IPO of the year 2009-2013, the result of this study shows that no significant affect between IPO to return and volume of the industry."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Sejati
"Latar Belakang: Keparahan stenosis pada penyakit jantung koroner (PJK) stabil berkaitan erat dengan prognosis. Dalam memprediksi keparahan stenosis dapat digunakan beberapa faktor klinis dan ekokardiografi. Akhir-akhir ini berkembang speckle tracking echocardiography yang mampu menilai strain miokardium dan baik untuk memprediksi stenosis. Penilaian faktor-faktor klinis dan ekokardiografi strain bersama-sama diharapkan mampu memprediksi lebih baik keparahan stenosis. Tujuan: Mengetahui apakah faktor-faktor klinis (usia, jenis kelamin, diabetes, angina tipikal, riwayat infark) dan global longitudinal strain (GLS) pada ekokardiografi strain dapat memprediksi keparahan stenosis pasien PJK stabil yang dinilai dengan skor Gensini. Membuat model prediktor dari parameter yang bermakna. Metode: Studi potong lintang dilakukan di RSCM pada periode Maret-Mei 2019. Pengambilan sampel secara konsekutif pada pasien PJK stabil yang menjalani angiografi koroner. Analisis bivariat dilakukan dengan chi-square, dilanjutkan analisis multivariat dengan regresi logistik metode baickward stepwise pada variabel yang bermakna. Hasil: Terdapat 93 subjek yang masuk dalam penelitian. Pada analisis bivariat faktor-faktor prediktor yang bermakna adalah diabetes melitus (OR 2,79; IK95%:1,08-7,23), riwayat infark (OR 4,04; IK95%:1,51-10,80), angina tipikal (OR 5,01; IK95%:1,91-13,14), dan GLS ≥-18,8 (OR 30,51; IK95%:10,38-89,72). Pada analisis multivariat faktor-faktor prediktor yang bermakna adalah angina tipikal (OR 4,48; IK95%:1,39-14,47) dan GLS ≥18,8 (OR 17,30; IK95%:5,38- 55,66). Tidak dilakukan pembuatan model prediktor karena hanya 2 faktor prediktor yang bermakna. Simpulan: Angina tipikal dan GLS merupakan faktor-faktor prediktor keparahan stenosis pada pasien PJK stabil, sedangkan faktor usia, jenis kelamin, diabetes, dan riwayat infark bukan merupakan prediktor keparahan stenosis pasien PJK stabil. Model skor prediktor tidak dikembangkan karena hanya 2 faktor prediktor yang bermakna.
......Background: In patient with stable coronary artery disease (CAD), severity of stenosis is closely related to prognosis. It is known that several clinical and echocardiographic parameters can predict severity of stenosis. Recently a new method in echocardiography called speckle tracking echocardiography can be used to asses myocardial strain, which is a good predictor of stenosis severity. Assessment of clinical parameters together with strain echocardiography parameter is expected to make better prediction. Objective: To determine whether clinical factors, i.e. age, sex, diabetes, typical angina, and history of myocardial infarction, and strain echocardiography parameter, i.e. global longitudinal strain, can predict severity of coronary artery stenosis measured with Gensini score. To further develop a prediction model based on significant parameters. Methods: This is a cross-sectional study taken at Cipto Mangunkusumo Hospital during period March-May 2019. Patient with stable CAD scheduled to undergo coronary angiography is recruited consecutively. Bivariate analysis using chi- square is performed to each predictor. Significant predictors are further analysed using backward stepwise logistic regression. Results: The study group include 93 subjects. Significant predictors on bivariate analysis include diabetes melitus (OR 2.79; CI95%:1.08-7.23), history of myocardial infartion (OR 4.04; CI95%:1.51-10.80), typical angina (OR 5.01; CI95%:1.91-13.14), and GLS ≥-18.8 (OR 30.51; CI95%:10.38-89.72). Significant predictors on multivariate analysis are typical angina (OR 4.48; CI95%:1.39-14.47) and GLS ≥18.8 (OR 17.30; CI95%:5.38-55.66). Predicton model is not developed because there are only two significant predictors. Conclusions: Typical angina and GLS are predictors of stenosis severity in patient with stable CAD. Age, sex, diabetes, and history of myocardial infarction are not significant predictors. A prediction model can not developed because there are only 2 significant predictors."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sih Kawuri Sejati
"Relasi gender di Indonesia masih diwarnai oleh kuatnya pembagian kerja menurut jenis kelamin dalam keluarga. Ide bahwa suatu aktivitas tertentu merupakan tanggung jawab suami dan aktivitas lain merupakan tanggung jawab istri berlaku juga dalam isu terkait Keluarga Berencana (KB), dapat dilihat dari rendahnya persentase pemakaian KB pria di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diskusi suami istri terhadap pemakaian KB pria serta pemilihan metode KB pria di Indonesia. Dengan menggunakan data sekunder dari pendataan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017 (SDKI) modul Pria Kawin (SDKI2017-PK) dan Wanita Usia Subur (SDKI2017-WUS), hasil analisis dengan menggunakan metode regresi logistik biner menunjukkan bahwa diskusi suami istri tentang KB memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap pemakaian KB pria di Indonesia. Pria yang berdiskusi tentang KB bersama dengan pasangannya memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk memakai KB. Pendidikan istri berperan penting dalam partisipasi pemakaian KB pria, namun hubungannya tidak linear. Dalam penelitian ini, jenis pekerjaan istri tidak berhubungan dengan pemakaian KB pada pria. Dalam hal pemilihan metode, diskusi suami istri tidak berhubungan dengan metode KB yang dipilih oleh pria.

Gender relations in Indonesia are still characterized by division of labor within family. The idea that a certain activity is husbands responsibility and other activities are wifes responsibility also applies to issues related to family planning. It can be seen from the low percentage of use of male family planning in Indonesia. This study aims to determine the effect of spousal discussion on the use of male family planning and the selection of male family planning methods in Indonesia. Using secondary data from the 2017 Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) for the Married Men module and Fertile Age Women, the results of the analysis using the binary logistic regression method show that spousal discussion about family planning provide positive and significant effect on the use of male family planning. Men who discuss family planning with their partners have a greater tendency to use family planning method. Wife education plays an important role in the use of male family planning, but the relation is not linear. In this study, wife occupation is not related to the use of male family planning. In the case of method selection, spousal discussion is not related to the method of family planning chosen by men."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pria Akbar Sejati
"Pembangunan infrastruktur pendukung untuk Jakarta tidak hanya infrastruktur transportasi, tetapi juga sarana olahraga. Jakarta International Stadium (JIS) adalah infrastruktur olahraga yang harus dibangun menggantikan stadion yang telah dialihfungsikan. JIS dibangun dengan standar internasional, sehingga didesain dengan atap yang unik. Konstruksi atapnya diangkat dengan menggunakan metode heavy lifting using strand jack system karena merupakan rangka terbesar dan terberat di dunia yang pernah diangkat. Pekerjaan pengangkatan rangka atap ini memiliki risiko yang tinggi terhadap keselamatan konstruksi, sehingga perlu suatu safety plan yang baik dan harus diimplementasikan dengan baik pula. Tujuan utama penelitian ini adalah mengembangkan safety plan pekerjaan rangka atap stadion berbasis work breakdown structure. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian campuran dengan meminta opini para ahli mengenai pengembangan safety plan ini. Penelitian ini menghasilkan identifikasi bahaya, nilai risiko berikut kategorinya, pengendalian risiko, nilai risiko sisa serta sasaran dan programnya. Terdapat 17 aktivitas utama dalam metode konsturksi atap dengan mengggunakan heavy lifting menggunakan strand jack dan 50 risiko dengan kategori tinggi. Penelitian ini dihahrapkan dapat memberikan implikasi positif sebagai bahan lesson learn bagi proyek sejenis di masa depan.
......The development of supporting infrastructure for Jakarta is not only transportation infrastructure, but also sports facilities. Jakarta International Stadium (JIS) is a sports infrastructure that must be built a stadium that has been converted. JIS is built to international standards, so it is designed with a unique roof. The roof construction was lifted using the heavy lifting method using the strand jack system because it is the largest and heaviest frame in the world ever lifted. Therefore, this roof truss work has a high risk to construction safety, so a good safety plan must be implemented properly as well. The main purpose of this research is to develop a safety plan for the stadium roof truss work based on the work breakdown structure. The research method used is a mixed research method by asking the opinions of experts regarding the development of this safety plan. This research produces risk category, risk value, risk category, risk control, residual risk value and its targets and programs. There are 17 main activities in the roof construction method using heavy strand jack and 50 risks with high categories. This research is expected to provide positive lessons learned for similar projects in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surtikanti Putri Sejati
"ABSTRAK
Penelitian mengenai gaya arsitektur Candi Rimbi telah dilakukan. adapun tujuannya adalah untuk melihat Candi Rimbi dalam kerangka sejarah kuno serta sejarah arsitektur candi Klasik Muda khususnya masa Majapahit, berdasarkan kronologi relatifnya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data lapangan dan data kepustakaan.
Penelitian dilakukan berdasarkan bentuk arsitektur Candi Rimbi yang kemudian dibandingkan dengan bangunan candi lain yang mempunyai kemiripan bentuk arsitektur dengan candi tersebut. Penelitian mengenai hubungan antara Candi Rimbi dengan tokoh Tribhuwana digunakan kitab Negarakertagama dan kitab Pararaton.
Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian adalah bahwa Candi Rimbi masuk ke dalam gaya Jago menurut pembagian gaya percandian yang dilakukan oleh Pitono serta ke dalam gaya Brahu menurut Agus Aris Munandar. Hal itu karena ciri pada kedua gaya percandian tersebut dapat dijumpai pada bangunan Candi Rimbi. Adapun tersebut adalah: 1) Bangunan Candi Rimbi memiliki kaki yang berbentuk undakan yang terdiri dari tiga tingkatan kaki candi. 2) Tubuh yang merupakan bilik candi tersebut terletak di bagian belakang denah bangunannya yang berbentuk bujur sangkar. 3) Sampai saat ini tidak dijumpai lagi namun berdasarkan batu sungkup dan temuan antefiks sangat mungkin dahulu atap terbuat dari bahan batu dengan bentuk uki/ara.

"
2001
S12061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Waluyo Sejati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Tresno Sejati
"Membangun Di Lahan Basah Merupakan Salah Satu Alternatif Yang Dapat Digunakan Sebagai Pemenuhan Permintaan Akan Kebutuhan Tempat. Tapi Dalam Membangun Di Lahan Basah Tidak Dapat Dilakukan Begitu Saja. Kita Harus Memperhatikan Berbagai Hal Dari Keadaan Tanah Di Site Yang Berdaya Dukung Rendah, Sistem Perbaikan Tanah Yang Dipilih, Teknologi Pondasi Yang Dipergunakan, Cara Mengatasi Kelembaban Sampai Kepada Keadaan Lingkungan Yang Harus Dijaga.
Penulisan Skripsi Ini Berusahan Untuk Memberikan Masukan Bagaimana Sebainya Yang Harus Dilakukan Saat Membangun Di Lahan Basah Yang Sesuai Dengan Karakteristik Lahan Yang Selalu Basah. Hasil Penulisan Skripsi Ini Menunjukkan Bahwa Hanya Ada Beberapa Pondasi Tertentu Yang Sesuai Dengan Lahan Basah, Yaitu Pondasi Tiang, Pondasi Cakar Ayam, Pondasi Rakit Dan Pondasi Sarang Laba-Laba. Selain Pondasi Tiang Yang Dapat Menyangga Bangunan Tinggi, Pondasi Lain Dapat Menyangga Bangunan Dengan Tingkat Ketinggian Bangunan Menengah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S48504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mutiara Sejati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S9369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>