Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setianto
"ABSTRAK
Bertahun-tahun lamanya pendapatan devisa dari minyak bumi
menjadi andalan penerimaan negara dalam membiayai pembangunan
nasional. Dengan merosotnya harga minyak bumi, maka pendapatan
pemerintahpun menjadi berkurang dengan drastis. Kemerosotan harga
minyak bumi segera di susu1 dengan turunnya harga produk-produk
primer lainnya yang biasanya dipasok oleh Indonesia.
Dengan latar belakang peristiwa tersebut, pemerintah dipaksa
untuk mengembangkan ekspor komoditas nonmigas. Sektor yang selama
komoditas migas masih menjadi primadona bagi penerimaan
pemerintah belum mendapat perhatian.
Salah satu komoditas yang dikembangkan ekspornya adalah
komoditas hasil hutan, sumber daya yang tersedia melimpah di
Indonesia. Industri kayu lapis telah memberikan sumbangan yang
sangat besar bagi penerimaan devisa pemerintah, kemudian disusul
dengan rotan. Pada mulanya rotan diekspor dalam bentuk bahan baku
dan bahan setengah jadi. Adanya keinginan untuk mendapatkan
devisa yang lebih besar ataupun adanya desakan dari golongan
tertentu yang meminta fasilitas (rent seeker) maka diterbitkanlah
kebijakan perdagangan internasional dalam subsektor rotan.
Kebijakan tata niaga ekspor rotan tersebut dimulai dengan
pelarangan ekspor bahan baku kemudian dilanjutkan dengan
pelarangan ekspor rotan setengah jadi. Kebijakan perdagangan
internasional dalam tata niaga ekspor rotan ini telah menimbulkan
berbagai dampak negatif bagi masyarakat berupa merosotnya harga
bahan baku rotan serta hilangnya lapangan pekerjaan bagi puluhan
ribu petani kecil pemungut dan pengumpul rotan.
Merosotnya bukan saja volume ekspor tetapi juga nilai ekspor
rotan mengisyaratkan belum siapnya para calon investor untuk
terjun dalam industri pengolahan rotan.
Kebijakan tata niaga ekspor rotan bukanlah kebijakan yang
optimal, mengingat banyak dampak negatif yang ditimbulkan dengan
adanya kebijakan tata niaga ekspor rotan tersebut.
Analisis keunggulan komparatif industri rotan Indonesia baik
analisis statis (1989) maupun analisis dinamis dengan
menghitung DDRC tahun 2000 dengan pendekatan harga pasar
menghas i 1 kan kes i mpu l an bahwa pengembangan i ndustr i rotan untuk
saat ini maupun sampai tahun 2000 masih layak (feasible), karena
masih memiliki daya saing internasional. Meskipun terjadi
penurunan daya saing internasional karena indeks DRC untuk tahun
1989 = 0,85 meningkat menjadi 0,88 pada tahun 2000.
Dengan terbatasnya waktu, perhitungan keunggulan komparatif
yang bi sa di 1 akukan baru pad a ti ngkat satu macam produk rotan
yaitu mebel (furniture). Sangat diharapkan di kemudian hari akan
dilanjutkan penelitian pada jenis produk yang lain seperti:
anyaman (webbing) lampit (mats) serta produk yang lainnya.
Sehingga akan memberikan gambaran yang lebih lengkap
(comprehensive) lagi tentang keunggulan komparatif pada industri
rotan di Indonesia.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dradjat Sri Setianto
"ABSTRAK
Penelitian mengenai budaya perusahaan dan kepuasan kerja pegawai ini bertitik tolak dari pendapat Edwin B Flippo bahwa berbagai macam perilaku pegawai dalam mengejar kebutuhan kepuasan dapat dihambat oleh budaya perusahaan. Budaya perusahaan sebagai suatu sistem nilai bersama mengikat anggota organisasi untuk patuh pada sistem nilai bersama tersebut dan dalam konteks keterikatannya untuk berperilaku patuh pada sistem nilai bersama tersebut anggota organisasi dapat merasakan kepuasan atau ketidak puasan.
Dikaitkan dengan teori 7's dari Mc Kinsey, budaya perusahaan tersebut terdapat didalam faktor culture dan merapakan salah satu faktor lingkungan internal penentu keberhasilan perusahaan yang berfungsi sebagai pengikat yang inheren di dalam faktor-faktor penentu lainnya yaitu strategy, structure, system, style ,staff dan skill sehingga secara kultural terbentuk pertalian yang logis (coherency) dan harmonis antara seluruh faktor tersebut.
Penelitian kepuasan kerja pegawai Bank Rakyat Indonesia ini dilakukan dengan cara membandingkan kepuasan kerja antara kelompok pegawai Unit BRI dan pegawai Kantor Cabang BRI. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk memperoleh gambaran tingkat kepuasan kerja pegawai terhadap budaya perusahaan atau budaya organisasi yang inheren dalam Organization Strategy, Organization Structure, System , Leadership Style , Employee Staffing dan Skill Development .
Penelitian dilaksanakan dengan melakukan survai yaitu penelitian dengan mengambil sampel dan satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Sampel penelitian diambil 400 responden terdiri dari 200 pegawai Unit BRI dan 200 pegawai Kantor Cabang BRI. Analisis kepuasan relatif antara kelompok pegawai dilakukan dengan cara membandingkan distribusi frekuensi tingkat kepuasan kerja antara dua kelompok pegawai BRI tersebut dan selanjutnya untuk mengukur signifikansi perbedaan kepuasan kerja tersebut dilakukan dengan metode statistik Tes Kai Kuadrat (Chi Square Test).
Penelitian ini terutama telah berhasil menunjukkan bahwa baik pegawai Unit BRI maupun pegawai Kantor Cabang BRI rata-rata merasakan puas terhadap totalitas budaya organisasi masing-masing unit kerjanya dan kepuasan kerja pegawai tersebut diperkirakan merupakan salah satu faktor pendukung kinerja keuangan jangka panjang PT Bank Rakyat Indonesia (Persero). Temuan lainnya adalah bahwa totalitas kepuasan kerja pegawai Unit BRI terhadap budaya organisasi Unit BRI relatif lebih tinggi dibanding dengan totalitas kepuasan kerja pegawai Kantor Cabang BRI terhadap budaya organisasi Kantor Cabang BRI dan pebedaan tersebut ternyata signifikan. Dari kenyataan perbedaan kepuasan kerja tersebut maka untuk meningkatkan kinerja PT Bank Rakyat Indonesia ( Persero), disarankan untuk diadakan perbaikan dan perubahan budaya organisasi Kantor Cabang BRI dengan cara melakukan internal benchmarking terhadap budaya organisasi Unit BRI."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Budi Setianto
"ABSTRAK
Krisis moneter atau krisis ekonomi yang terjadi saat ini, telah mengakibatkan menurunnya nilai penghasilan masyarakat Indonesia, meningkatnya biaya operasional rumah sakit dan telah mengakibatkan tertundanya ekspansi kapasitas Rumah Sakit Krakatau Steel Cilegon dan 117 menjadi 200 tempat tidur.
Pelayanan Ambulatory Surgery diperkirakan dapat menurunkan kebutuhan tempat tidur, meringankan biaya pasien dan sekaligus mendatangkan peluang pendapatan dari pasien-pasien yang selama ini ditolak.
Penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran implikasi pelayanan Ambulatory Surgery di Rumah Sakit Krakatau Steel terhadap BOR, aspek finansial dan peluang pendapatan yang akan diperoleh melalui simulasi, menggunakan metode Eksperimental Kuasi tipe Simulatif dengan desain eksperimen Before & After atau One Group Pretest-Posttest Design melalui 151 sampel ( Januari 1998 - Mei 1998 ).
Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa terjadi penurunan BOR rata-rata sebanyak 2,83 %, penghematan biaya pasien rata-rata 26,4 %, penurunan pendapatan rumah sakit tetapi cost recovery rate nya > 100 %, peluang pendapatan yang diperoleh oleh Unit Rawat Inap sebesar 1,07 % dari total pendapatan Unit tersebut dan peluang pendapatan Unit Penunjang Diagnostik sebesar 0,5 % dari total pendapatan Unit tersebut.
Disarankan agar melakukan upaya-upaya lainnya untuk mengatasi tingginya BOR, meningkatkan kualitas & kuantitas pelayanan Ambulatory Surgery, melakukan efisiensi penggunaan obat, alat dan bahan habis pakai, penyesuaian pola baru Ambulatory Surgery serta pengusulan adanya kebijakan tentang pelayanan Ambulatory Surgery bagi pasien perusahaan.
Dengan melalui pelayanan Ambulatory Surgery dan upaya-upaya lainnya diharapkan dapat mengurangi masalah yang timbul akibat krisis ekonomi.
Daftar Bacaan 31 (1984 -1998)

ABSTRACT
Monetary crisis or economic crisis has been affecting Asian countries including Indonesia. The crisis has decreased the income value substantially also increased prices medical care resources that lead to higher hospital operational cost. This crisis also has constrained the plan to expand the hospital capacity from 117 to 200 beds.
Based on this crisis, so it must be striven the service can aid to overcome that problem.
It is supposed that Ambulatory Surgery can reduces need for beds, decrease the patient's cost and give the revenue opportunity from refused recent patients.
A Quasi-Experimental Simulative type research which use Before & After or One Group Pretest-Posttest Design aim to gain the illustration of Ambulatory Surgery upon BOR, finance aspect and revenue by inpatient units and ancillary units in Krakatau Steel Hospital through simulation.
The results are, the BOR. reducing in average is 2.83 %, and the patient's cost efficiency in average is 26.4 %. There is a hospital income reducing, but its cost recovery rate is more then 100 %, income opportunity gained by inpatient unit. It is 1.07 % from its total revenue and the ancillary unit opportunity take 0.5 percentage.
Suggest to carry out some other exertions to control BOR., to increase quality and quantity of Ambulatory Surgery service, using medicines and medical consumables efficiently, tariff adjustment and to propose the statement policy of Ambulatory Surgery service for the companies.
In such Ambulatory Surgery with other striving could decrease the crisis problem.
Bibliography: 31 (1984 - 1998).
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ering Poernomo Setianto
"ABSTRACT
The principles of frequency stabilization is to keep constant the optical path length in laser cavity by controlling the laser- tube length. In this system used temperature servo control to control the laser tube length.
As reference to an error derived by a sensitive frequency discriminator. Basically the operation of this sensitive frequency discrimantor utilized the longitudinal Zeeman Laser, which splits atomic gain profile.
When a longitudinal magnetic field is applied to an internal mirror of single mode He-Ne Laser, the active medium acquires a negative circular dichroism. There fore the intensity of the left cicular polarization (LCP) output of the, laser will be different from the intensity of the right circular polarization (RCP) output and only when the two are simmetrically disposed about the center line will their intensities be equal. This intensity difference as feedback can be detected by passing the output beam throught Wallaston prism and the two orthogonally polarized beams are received by two identical photodiodes. The difference between the output of photodiode as amplified and the resulting signal is passed throught a system controller (PID) before it is fed back as heating or cooling current of peltier elements. This current controls the resonator length thermally and lock the laser frequencies of the two polarized beam symmetrically on either side of the profile."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Heru Setianto
"Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, dan Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) No. 29 Tahun 2002 telah memberikan implikasi yang luas, terutama menyangkut perubahan dalam sistem penganggaran berbasis kinerja sehingga diharapkan akan Iebih meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan anggaran daerah.
Dengan melakukan penelitian terhadap proses penyusunan anggaran kinerja pada APBD Kota Depok berdasarkan Kepmendagri No 29 tahun 2002 penulis mencoba untuk melihat proses pembahan sistem yang terjadi, akuntabilitas kinerja dari sistem baru serta kelebihan dan kekurangan dari penerapan sistem baru tersebut.
Dari hasil penelitian terhadap penerapan Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) No. 29 Tahun 2002 dalam Penyusunan RAPBD Kota Depok tahun 2003 didapati :
1. Unit-unit kerja telah dapat melakukan a) perubahan dalam format usulannya dari pola DIP/DIK menjadi format RASK, b) merubah struktur anggaran dari belanja rutin dan pembangunan menjadi Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasi dan Pemeliharaan dan Belanja Modal c) merubah sistem pengkodean rekening anggaran serta d) membuat indikator dan target kinerja dalam usulan kegiatan yang dibiayai belanja langsung.
2. Masih rendahnya tingkat kelengkapan dokumen usulan Unit kerja (47 %), disebabkan terbatasnya tingkat pemahaman SDM, kurangnya waktu, kurang disiplinnya unit kerja dan tim anggaran dalam melengkapi dan mereview dokumen usulan anggaran. Unit kerja masih lebih berorientasi pada pembuatan dokumen usulan yang berkaitan dengan usnlan kegiatan (S3B1) dan usulan anggaran belanja administrasi umum (S3B2) seperti pola lama yang lebih berorientasi pada dokumen DIK dan DIP.
3. Rendahnya tingkat kesesuaian sistematika usulan anggaran unit kerja dengan sistematika perencanaan strategis dalam penyusunan anggaran kinerja menunjukkan masih kurang dipahaminya sistematika perencanaan strategis yang menjadi dasar bagi penyusunan anggaran kinerja.
4. Tidak ada informasi yang menggambarkan indikator-indikator dan terget kinerja yang harus dicapai oleh pemerintah daerah dalam RAPBD sebagai akibat tidak diaturnya hal tersebut dalam Kepmendagri No 29 tahun 2002.
5. Masih kurangnya akuntabilitas dalam sistem penganggaran yang baru, karena hanya 43,47 % dari belanja dalam RAPBD yang diusulkan Unit-Unit Kerja yang disertai indikator kinerja yaitu dalam BOP dan BM sedang belanja lainnya tidak disertai indikator dan target kinerja.
Untuk lebih meningkatkan disiplin anggaran, trensparansi dan akuntabilitas kinerja penulis menyarankan agar untuk penyusunan anggaran tahun-tahun berikutnya perlu dilakukan pelatihan yang lebih mendalam tentang penyusunan perencanaan strategis dan penyusunan usulan kegiatan dan anggaran kinerja.
Tim anggaran Pemerintah Kota Depok agar lebih ketat dalam mereview usulan-usulan anggaran Unit Kerja sesuai dengan pedoman yang telah diberikan sehingga tujuan dari perubahan format-format usulan anggaran tersebut dapat tercapai.
Untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran, agar dalam RAPBD dimasukkan informasi tentang indikator dan target kinerja, sehingga masyarakat dan DPRD dapat menilai dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan penggunaan anggaran oleh pemerintah daerah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13264
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoko Setianto
"Hak Kekayaan Intetektual Intellectual Property Rights adalah hak yang timbal bagi basil idelpemikiran yang memberikan dampaklrnanfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungannya. Di Indonesia Hak Kekayaan Intelektual diatur dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual yang merupakan institusi dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. yang mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang Hak Kekayaan Intelektual.
Permasalahan yang ada dapat dirumuskan: "Bagaimana kualitas pelayanan di Direktorat Jena/era/ Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dikaji dari aspek tangibility, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy serta npaya apa sajakah yang hams dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Direkfor-at Jenderal Hak Kekayaan Intelektual?".
Penelitian ini bertujuan menguji kualitas pelayanan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dikaji dan aspek tangibility, reliability, responsiveness, assurance dan empathy serta menjelaskan upaya-upaya apa raja yang hams dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Model yang dipergunakan untuk menganalisa kualitas pelayanan dengan mempergunakan teori SERVQUAL yang terdiri dari 5 dimensi yaitu Tangibility, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty. Analisis data meliputi uji validitas, uji reliabilitas, pengukuran tingkat kepuasan dan analisis dimensi prioritas pelayanan. Teknik pengambilan data yang dipergunakan adalah penyebaran kuesioner pada pelanggan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan IhtelektuaI (HKI) sebanyak 50 responden sebagai sampel data penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual berdasarkan dimensi SERVQIJAL adalah; dimensi Tangible mempunyai tingkat kepuasan 78,86%, Reliability mempunyai tingkat kepuasan rata-rata -0.73 (80.5%), Responsiveness mempunyai tingkat kepuasan rata-rata -0.87 (77.06%), Assurance mempunyai tingkat kepuasan rata-rata -0.67 (83.22%), dan Empathy mempunyai tingkat kepuasan rata-rata -0.95 (76,77%), Hal ini menunjukkan bahwa dimensi Empathy mempunyai tingkat kepuasan yang terendah dan dimensi Assurance mempunyai tingkat kepuasan yang tertinggi.
Alternatif prioritas perbaikan pelayanan yang diperoleh menurut penelitian ini dilihat dari tingkat kepentingan menurut responden adalah dengan melakukan perbaikan dirnulai dari dimensi Reliability, Responsiveness, Empathy, Tangibility, dan Assurance."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20756
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ori Setianto
"ABSTRAK
Sejarah pemuda Indonesia setelah kemerdekaan bukanlah
sejarah yang melulu diisi dengan torehan prestasi dan
kebanggaan. Banyak prestasi pemuda-pemuda Indonesia sebagai
tinta emas penghias nama bangsa. Pemuda termasuk di
dalamnya mahasiswa merupakan 'dinamisator' kehidupan
sejarah bangsa. Mulai dari jaman kemerdekaan, lahirnya
'orde baru' tahun 1966, hingga reformasi 1998, tak dapat
dipungkiri sedikit banyak ada sumbangsih pemuda Indonesia.
Namun banyak pula guratan tinta hitam yang merusak
keindahan sejarah bangsa. Melandanya narkoba pada sebagian
generasi muda kini adalah sejarah hitam tak terhapuskan.
Masa tahun 60-80-an seolah merupakan rentang waktu tanpa
prestasi dan sumbangsih yang terasa bagi kehidupan bangsa.
Pada waktu itu pemuda seakan hanyut dalam kehidupannya
masing-masing yang di dalamnya mengemuka kenakalan demi
kenakalan. Munculnya crossboy pada dekade 60-70-an
memberikan gambaran bahwa pemuda Indonesia pernah hanyut
dalam kehidupan geng yang tak berguna bahkan cenderung
merugikan dan meresahkan khalayak umum. Dilanjutkan dengan
kenakalan pelajar mulai tahun 70 hingga 90-an seolah
merupakan kelanjutan atau benang merah kenakalan remaja
pada dekade sebelumnya, yang diwujudkan dalam bentuk
perkelahian kelompok pelajar, fanatisme sekolah hingga
melahirkan geng anak sekolah (schoolgang). Di SMAN 70, yang
dipaksa lahir untuk meredam kenakalan ternyata menjadi
medium yang baik untuk munculnya model kekerasan baru
akibat kekosongan norma. Kenakalan akhirnya menjalar
memasuki ruang-ruang sekolah yang mengurangi kualitas dan
kuantitas belajar bagi siswa. Tahun demi tahun kekerasan
itu terpelihara karena tradisi (culturaly transmitted)
serta digunakannya teknik-teknik netralisasi. Pemuda-pemuda
itu kehilangan secara drastis kesempatan belajar dengan
tenang. Sementara itu, dalam kenakalannya, pelajar
beradaptasi dan akhirnya menerimanya sebagai suatu
kesenangan meski dalam tekanan kekerasan yang tinggi dari
pelajar satu sekolah maupun luar sekolah."
2007
T37842
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Agus Setianto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari Produk Domestik
Bruto (PDB), harga relatif dan nilai tukar terhaclap jurnlah penawaran ekspor cokclat
Indonesia ke Malaysia dalam jangka panjang dan jangka pendck. Periode penelitian ini
adalah dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2006 dengan menggunakan data lcuartalan.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan
uji kointegrasi prosedm' Johansen untuk melihat hubungan jangka panjang dari selumh
variabel dan Error Correction Model (ECM) unluk estimasi hubungan dalam jangka
pendek.
Dari hasil uji koinlegrasi dan ECM clapat diketahui bahwa ada perbeciaan
perilaku (pengaruh) dari variabel penjelas (PDB, harga relatif dan nilai tukar) terhadap
varibel terikat (jumlah ekspor cokelat Indonesia ke Malaysia) dalam jangka panjang
dan jangka pendek. Dalam jangka panjang seluruh variabel penjelas memberikan
pengaruh yang positif dan signifnkan terhadap peningkatan jumlah ekspor cokelat
Indonesia ke Malaysia. Sementara dalam jangka pendek, variabel harga relatif tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkalan jlmalah ekspor cokelat
Indonesia ke Malaysia walaupun mempunyai arah yang positif.

"
2007
T34481
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marqie Setianto
"Tesis ini membahas untuk mengetahui pelaksanaan perlindungan hukum terhadap Negara ? Negara ASEAN terutama Negara Indonesia berkaitan dengan tarif yang diberlakukan dalam bidang perdagangan yang terdapat dalam Common Effective Preferential Tarriff Agreement. Metode yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah metode pendekatan yuridis normatif karena penelitian hukum ini menggunakan data dari bahan-bahan pustaka (data sekunder) yang berkaitan dengan skema CEPT-AFTA. Spesifikasi penulisan adalah deskriptif analitis, yaitu memberikan gambaran secara rinci, menyeluruh, dan sistematis mengenai kenyataan yang terjadi, yaitu mengenai pelaksanaan serta perlindungan hukum terhadap Negara ? Negara anggota ASEAN yang menyetujui CEPT Agreement. Hasil penelitian menggambarkan bahwa Skema CEPT yang diterapkan dalam AFTA, sudah cukup banyak memberikan keuntungan, namun masih belum secara maksimal dapat diterapkan oleh Negara ? Negara anggota ASEAN karena masih kurangnya pengawasan terhadap barang yang masuk yang berkaitan dengan bidang perdagangan.

This thesis discusses the implementation to know the legal protection of the States of ASEAN countries especially Indonesia relating to the tariffs in force in the field of trade contained in the Common Effective Preferential Tarriff Agreement. The methods used in the writing of this thesis is the juridical normative approach method due to this legal research using data from library materials (secondary data) with regard to the scheme of the CEPT-AFTA. Descriptive writing is analytical specifications, which give an overview in detail, thorough, and systematic about the fact happened, which regarding the implementation of legal protection against the States of ASEAN member countries that approved the CEPT Agreement. The results illustrate that the CEPT Scheme applied in AFTA, already pretty much give you an advantage, but still not optimally can be applied by the States of ASEAN member countries because of lack of supervision of incoming goods related to the field of trade."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43428
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rian Setianto
"[ABSTRAK
Beban gempa merupakan salah satu beban yang harus diperhatikan dalam perancangan jembatan. Jembatan harus dirancang sedemikian hingga dapat memiliki kinerja yang optimal. Hal ini diukur dari parameter kekuatan serta daktilitas jembatan itu. Oleh karena itu, analisa yang mendalam hingga perilaku inelastis struktur jembatan perlu dilakukan. Dengan analisa non-linear pushover, perilaku inelastis jembatan akibat beban gempa rencana dapat diprediksi. Kemudian hasil analisa tersebut dapat menjadi acuan apakah jembatan tersebut sudah optimal atau memerlukan penanganan lebih lanjut seperti perkuatan struktur. Pada studi ini jembatan yang menjadi objek penelitian adalah jembatan cable-stayed di Maluku. Berdasarkan studi yang dilakukan, jembatan ini memiliki kekuatan yang memadai namun memiliki daktilitas yang cukup rendah. Hal ini terlihat dari besarnya beban ultimit yang dapat diterima serta besarnya displacement yang terjadi tepat sebelum jembatan mengalami kegagalan.

ABSTRACT
Earthquake load is one of the load that must be considered in the design of the bridge. The bridge should be designed so that can have an optimum performance. It is measured on the parameters of the strength and ductility of the bridge. Therefore, in-depth analysis of the inelastic behaviour of the structure of the bridge needs to be done. Inelastic behaviour of the bridge due to earthquake load can be predicted with non-linear pushover analysis. Then, the results of the analysis can be a reference to whether the bridge is optimum or require further treatment such as structure retrofitting. The bridge that becomes the object of this study is a cable-stayed bridge in Maluku. Based on study conducted, this bridge has adequate strength but has low ductility level. It is evident from the ultimate load that can be received and the amount of displacement that occurs just before the bridge failed., Earthquake load is one of the load that must be considered in the design of the bridge. The bridge should be designed so that can have an optimum performance. It is measured on the parameters of the strength and ductility of the bridge. Therefore, in-depth analysis of the inelastic behaviour of the structure of the bridge needs to be done. Inelastic behaviour of the bridge due to earthquake load can be predicted with non-linear pushover analysis. Then, the results of the analysis can be a reference to whether the bridge is optimum or require further treatment such as structure retrofitting. The bridge that becomes the object of this study is a cable-stayed bridge in Maluku. Based on study conducted, this bridge has adequate strength but has low ductility level. It is evident from the ultimate load that can be received and the amount of displacement that occurs just before the bridge failed.]"
2015
T43536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>