Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widiati
Abstrak :
Keramik kuno merupakan salah satu jenis benda yang diproduksi oleh manusia masa lalu untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka di dalam hidupnya. Pada prinsipnya pengertian keramik adalah setiap benda yang dibuat dari tanah liat, dan yang kemudian dibakar untuk memenuhi fungsinya. Pengertian dari istilah tersebut mancakup tiga macam benda yang dalam kepustakaan arkeologi dikenal sebagai: (1) "porselin" (porcelain), (2) "bahan-batuan" (stoneware), dan (3) "tembikar" (earthenware) (Ayat rohaedi et al. 1978:83; McKinnon et al. 1991). Porselin dan bahan-batuan dapat dibedakan secara tegas dengan tembikar karena kedua jenis benda keramik yang disebut terdahulu pada umumnya mempunyai beberapa ciri utama yaitu: benda tersebut dibuat dari bahan dasar tanah liat berwarna relatif putih yang dicampur dengan bahan-batuan tertentu (petuntze); permukaannya dilapisi dengan lapisan glasir; dan dibakar dengan suhu tinggi antara 1150° hingga 1350° C. Sementara tembikar memiliki beberapa ciri utama yang berbeda yaitu: benda dibuat dari bahan dasar tanah liat (biasa) yang dicampur dengan pasir, atau pecahan kerang, atau sekam pada permukaannya tidak dilapisi dengan lapisan glasir, dan dibakar dengan suhu rendah sekitar 900° C. Oleh sebagian orang di Indonesia keramik berglasir sering disebut sebagai "keramik asing" (Ridho 1977, 1980, 1984; Hadimuljono 1980, 1985), sebaliknya tembikar disebut sebagai "keramik lokal". Kedua istilah tersebut untuk pertama kalinya muncul dalam penelitian yang dipimpin oleh Teguh Asmar dan B. Bronson di Rembang (Asmar et al. 1975). Dalam rangka kegiatan penelitian situs-kota oleh Indonesian Field School of Archaeology (IFSA) di Trowulan yang dipimpin oleh Mundardjito dan J. Miksic diputuskan bahwa istilah keramik mencakup pengertian dari ketiga macam benda seperti tersebut di atas (Mundardjito et al. 1992). Bagi para peneliti masa prasejarah Indonesia, istilah keramik lokal sering disebut sebagai "gerabah" (Soegondho 1993, 1995) atau juga sering disebut "kereweng" jika ditemukan dalam bentuk pecahan seperti dalam penelitian di Ratubaka (Asmar dan Bronson 1973). Namun beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak semua benda tembikar atau gerabah adalah keramik lokal yang dibuat di Indonesia. Ada di antara himpunan benda tembikar itu merupakan barang impor atau yang dibuat di luar Indonesia (Miksic dan Tack 1988, 1992). Pengertian keramik dalam tesis ini mencakupi "keramik berglasir" dan "keramik tidak berglasir" yang keduanya dapat dipastikan berasal dari luar Indonesia dan merupakan barang impor. Berdasarkan ciri-ciri fisik yang tampak pada keramik-keramik tersebut dapat diindentifikasi asal daerah pembuatannnya dan pertarikhannya. Keramik-keramik impor yang ditemukan di Indonesia berasal dari berbagai negara seperti: Cina, Asia Tenggara (antara lain Thailand, Vietnam, dan Khmer), Timur Tengah, Jepang, dan Eropa (seperti Belanda, dan Jarman). Di antara negara-negara penghasil keramik tersebut, keramik dari Cina merupakan temuan yang paling banyak (de Flines 1969; Ridho 1993/94:20). Sementara itu cara memberi pertarikhan (dating) atas benda keramik ditemukan oleh masa pemerintahan dinasti-dinasti Cina, yang tahun awal dan akhir kekuasaannya dapat diketahui. Tarikh tertua dari keramik yang pernah ditemukan di Indonesia diketahui dari masa dinasti Han yang berkuasa di Cina tahun 202 SM hingga 202 M (Ridho 1977). Namun yang banyak ditemukan di Indonesia terutama keramik-keramik yang dibuat dari masa sesudahnya, yaitu dari masa dinasti Tang (abad VII-X), Lima dinasti (abad X), dinasti Song (abad X-XIII), dinasti Yuan (abad XIII-XIV), dinasti Ming (abad XIV-XVII), dan terakhir dinasti Ching.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T12558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiati
Abstrak :
Energi fosil masih berperan sebagai sumber energy utama dalam aktifitas sehari-hari. Pemerintah Republik Indonesia menetapkan target untuk mencapai 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2023 sebagai bagian dari rencana strategis 4.0 yang menetapkan target yang sangat menantang bagi para pemain migas di Indonesia. 55% dari total tenaga kerja hulu migas di Indonesia adalah Gen Y dan mereka berniat untuk berhenti dari pekerjaannya juka terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan (Arora & Dhole, 2019). Hal ini akan menjadi tantangan bagi manajemen SDM untuk mempertahankan talenta di industri hulu migas. Penelitian ini fokus pada pengukuran Pengaruh Job Characteristic dan Job Satisfaction terhadap Job Performance dengan Mediator Employee Engagement dengan melibatkan Generasi Y di industri minyak dan gas bumi di Indonesia. Jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah 300 responden dalam rentang kelahiran Generasi Y (tahun 1981 – 1996). Teknik pengumpulan data responden menggunakan kuesioner dan model analisis yang digunakan adalah Structural Equation Model (SEM) dengan menggunakan program Lisrel untuk pengolahan data. Kuesioner menggunakan likert dengan 7 skala (sangat tidak setuju hingga sangat setuju sekali), namun demikian pada beberapa item juga tetap menggunakan 7 skala namun dengan kategori skala yang berbeda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Job Characteristic memengaruhi Job Satisfaction secara langsung, namun demikian Job Satisfaction tidak secara signifikan memengaruhi Job Performance secara langsung. Employee Engagement berperan dalam pengaruh hubungan Job Characteristic dan Job Satisfaction terhadap Job Performance. Studi ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap literatur yang berhubungan dengan variabel yang diteliti. Hasil penelitian juga dapat menjadi referensi praktek Sumber Daya Manusia di industri Hulu Migas di Indonesia untuk mendukung pencapaian strategis migas 4.0 di tahun 2023. ......Fossil energy still plays as the main energy source in daily activities. The government of the Republic of Indonesia set a target to reach 1 million BOPD and 12 BSCFD in the year 2030 as part of strategic plan 4.0 which very challenging target for the oil and gas player in Indonesia. 55% of the total workforce in the upstream oil and gas in Indonesia are Gen Y and they intend to quit their job if there is any uncomfortable things happened (Arora & Dhole, 2019). This will be a challenge for HR management to retain talent in the upstream oil and gas industry. This study focuses on measuring the influence of Job Characteristics and Job Satisfaction on Job Performance with Employee Engagement as the Mediator which involving Generation Y of the oil and gas industry in Indonesia. The number of samples used in this study were 300 respondents within Generation Y (born within 1981 – 1996). Respondents' data collection technique used a questionnaire and the analysis model used was the Structural Equation Model (SEM) through Lisrel program for data processing. The questionnaire uses Likert with 7 scales (strongly disagree to strongly agree), however, some items also use 7 scales but with different scale categories. The results of this study indicated that Job Characteristics directly affect Job Satisfaction, however Job Satisfaction does not significantly affect the Job Performance directly. Employee Engagement has a role in influencing the relationship between Job Characteristic and Job Satisfaction on Job Performance. This study is expected to give a contribution to the literature related to the studied variables. The research results can also be used as a reference for human resource practice in the upstream the oil and gas industry in Indonesia in order to support the achievement of the oil and gas strategy 4.0 in 2023.nt size 10.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Aminarti Widiati
Abstrak :
Penelilian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan kepuasan kerja karyawan unit kerja call center 24 jam Bank "X" terhadap kompensasi dan iklim organisasi. Populasi pada penelitian ini adalah karyawan pada unit kerja call center layanan 24 jam Bank "X" rnulai dari posisi administration clerk sampai dengan posisi manajer berjumlah 50 orang. Seluruh karyawan dijadikan responden sehingga data yang dikumpulkan berdasarkan senses. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yang terdiri dari 5 bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan yang berkaitan dengan sosio-demografi sebanyak 7 butir pertanyaan. Bagian kedua, pertanyaan yang berkaitan dengan kompensasi (Xi) dibagi dengan 15 butir pertanyaan untuk kompensasi finansial dan 15 butir pertanyaan untuk kompensasi non finansial.. Bagian ketiga, pertanyaan yang berkaitan dengan iklim organisasi (X2) berjumlah 14 butir pertanyaan. Bagian keempat adalah pertanyaan yang berkaitan dengan kepuasan kerja karyawan (Y) berjumlah 20 butir pertanyaan. Pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 10.0. Untuk mengetahui kecenderungan beberapa variabel sosio demografi dengan kepuasan kerja karyawan call center digunakan tabulasi silang (cross tab), sedangkan untuk menguji hubungan kepuasan kerja terhadap kompensasi dan iklim organisasi digunakan korelasi Rho Spearman. Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh karakteristik Sosio Demografi terhadap kepuasan kerja karyawan pada unit kerja call center layanan 24 jam Bank "X" dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar karyawan adalah wanita dengan usia antara 25 tahun dan kurang 30 tahun dengan lama bekerja rata-rata di bawah tiga tahun. Hasil penelitian dengan menggunakan statistik korelasi Rho Spearman sederhana menunjukkan hubungan antara kompensasi (Xi) dengan kepuasan kerja karyawan (Y) diperoleh nilai r = 0,161 dengan nilai signifikansi hubungan 0,264. Untuk hubungan iklim organisasi (X2) dengan kepuasan kerja karyawan (Y) diperoleh nilai r = 0,040 dengan nilai signifikansi hubungan 0,782. Dengan demikian ketiga faktor, yaitu variabel kepuasan kerja, kompensasi dan iklim organisasi, maka iklim organisasi perlu ditingkatkan agar dapat rneningkatkan kepuasan kerja karyawan. Hal ini penting mengingat unit kerja call center merupakan unit kerja yang sangat membutuhkan iklimorganisasi yang sangat kondusif untuk rnendukung beban kerja yang rutin dan memerlukan kopentensi pegawai yang tinggi.
Fierce competition in Indonesian banking industry had forced banks to get closer to their customers in order to maintain their customer base. Even though, considering the banks limited resources and the market competition, raised a question how to win the heart of the customers and one of the wav is how to delight their customer or how to 'wow' their customer. Call Center is becoming one alternative solution of banking distribution channel to give a 24-hour banking service. This research has an objective to review correlation between job's satisfaction, and the compensation and also the organizational climate / working condition. Call Center Department was determined as research's population from manager level to administration level with total of 50 employees. Since the number of population is small (N50) so all the employees become respondents or census. Five parts closed questionnaire was applied to collect the data. First seven questions are related with socio-demography. Second thirty questions represent compensation (X1) and divided into questions represent financial compensation and non-financial compensation of each fifteen questions. The third part consists of fourteen questions represent working condition (X2). The last part with fourteen questions represents the job's satisfaction (Y). Data processing and analysis was calculated with SPSS (Statistical Package for Social Science) version 10.0. A correlation analysis of socio-demography characteristic to the job's satisfaction was acquired from cross tabulation while correlation between working condition organization climate, compensation was calculated with Rohr Spearman method. The research showed that the socio-demographic characteristic that most of the employee at call center are women and their age between 25 years old to 30 years old. Based on Rohr Spearman statistic correlation, the compensation (Xi) and the jobs' satisfaction (Y) showed r = 0.161 with 0.264 significance value. Correlation of working condition/organizational climate (X2) and job's satisfaction (Y) showed value of r = 0.040 with 0.782 significance value. As a conclusion, organization climate or working condition in this call center should be enhanced to increase the employee's job satisfaction. In the call center-working environment, a good working condition is important to maintain the good performance as a trade off a routine jobs and has a huge responsibility and also need competent employees as well. Hence, with a successful call center with a passionate work placement, I hope the company will maintain and gain competitive advantage continuously and can maintain their customer base and win the market's share.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Widiati
Abstrak :
Pembangunan sosial mengandung pengertian sebagai konsep pembangunan yang berkelanjutan, berusaha melakukan upaya pembangunan yang seimbang dari segi ekonomi, sosial dan Iingkungan hidup. Pelaksanaannya memfokuskan pada pengentasan permasalahan yang timbul akibat perturmbuhan ekonomi. Salah satu permasalahan yang timbul adalah kenakalan remaja akibat putus sekolah yang merupakan imbas dari buruknya akses masyarakat pada pendidikan dasar. PSMP Handayani sebagai Unit Pelaksana Teknis Departemen Sosial mencoba mengatasi permasalahan tersebut dengan melakukan program bimbingan fisik, mental, sosial dan kerja. Tujuan utamanya adalah merubah perilaku dan memberikan bekal ketrampilan kerja. Fokus penelitian ini dibatasi pada bimbingan kerja meskipun keempat bimbingan diatas dilaksanakan secara integral. Hal yang mendasari adalah bahwa hasil program bimbingan kerja memiliki indikator keberhasilan yang jelas. Kerangka teori yang menjadi pisau analisa dalam penelitian evaluasi ini mencakup konsep pembangunan sosial dan konsep anak nakal sebagai sasaran pelayanan. Selain itu juga dikemukakan konsep panti sosial sebagai institusi pelayanan kesejahteraan sosial dikaitkan dengan relevansi program dengan kebutuhan klien. Konsep bimbingan kerja sebagai konsep pokok dalam penelitian ini digunakan untuk memotret proses pelaksanaan program. Didukung pula dengan konsep tentang kapasitas berkaitan dengan aspek yang ingin dikembangkan pada diri remaja nakal. Konsep yang terakhir adalah konsep evaluasi sebagai alat untuk mengukur tingkat keberhasilan/kegagalan program. Penelitian evaluatif ini menggunakan model dan kerangka pikir Bank Dunia dengan alur input-activities-output outcome-impact. Pada kerangka tersebut diuraikan bagaimana aktifitas program dan komponennya. Gambaran keberhasilan program diukur dengan teori Suchman yang terdiri dari kriteria effort, performance, adequacy of performance, efficiency dan process. Pendekatan dan tipe penelitian kualitatif deskriptif digunakan untuk menggali informasi dari pejabat struktural yang ada dipanti tentang input, aktifitas, output program, relevansi program dengan kebutuhan klien dan faktor pendukung serta penghambat program. Sedangkan klien menjadi informan terkait informasi tentang outcome dan relevansi program dengan kebutuhan mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek proses pelaksanaan program yang mencakup input sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Komponen input seperti dana, tenaga pelaksana, sarana/prasarana, metoda, materi dan klien disatu sisi memiliki daya dukung program dan disisi lain mengandung aspek penghambat program. Aktifitas program digambarkan telah memenuhi kriteria prosedural tetapi bila ditelaah dari kepentingan sasaran program masih banyak perlu pembenahan. Selanjutnya untuk membicarakan output dan outcome mengacu pada tujuan program yang telah ditetapkan. Output program mengalami penurunan dari target sekitar 15 %. Sedangkan outcome program yang terkait dengan pemahaman materi bimbingan kerja juga menunjukkan tingkat yang bervariasi oleh karena tingkat pendidikan klien yang berbeda. Penerapan keterampilan untuk bekerja juga memiliki perbedaan dengan target sekitar 50% dari 100 % yang ditetapkan. Aspek relevansi program mencakup seleksi, asesmen dan metedal materi mengajar. Kegiatan seleksi asesmen dilakukan menggunakan standar tes yang sudah dibakukan, tapi mengabaikan keinginan klien meskipun mereka memiliki motivasi yang tinggi. Metoda dan materi mengajar belum memaksimalkan penggunaan teknologi sosial yang ada seperti unit instalasi produksi. Terkait dengan bahasan faktor pendukung dan penghambat program, hasil penelitian menunjukkan bahwa anggaran rutin dan sarana prasarana merupakan faktor pendukung. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kompetensi instruktur yang terbatas, prosedur pengadaan alat dan bahan praktek yang sering terlambat, dan kurang maksimalnya peran pekerja sosial panti. Berdasarkan hasil temuan ketiga aspek penelitian maka diberikan saran sebagai berikut ; pertama, melakukan pembagian tugas yang merata sehingga pekerjaan tidak menumpuk pada bendahara rutin yang dapat menghambat proses pengadaan bahan dan alat praktek. Kedua, meningkatkan peran dan kinerja instruktur dengan diikutkan pelatihan-pelatihan pada lembaga swasta maupun pemerintah yang berkualifikasi. Ketiga, meningkatkan peran dan kompetensi pekerja sosial dengan teknik reward dan punishment. Keempat, memaksimalkan fungsi Unit Instalasi Produksi yang telah dibentuk sebagai teknologi bimbingan kerja.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Widiati
Abstrak :
ABSTRAK
Alat kesehatan yang terpasang pada anak akan membuat kulit atau membran mukosa tertekan sehingga dapat menimbulkan cedera tekan. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas panduan pencegahan cedera tekan terhadap anak yang terpasang alat medis. Metode penelitian randomized controlled trial, desain cross over dengan jumlah responden 50, usia 1 hari sampai dengan 18 tahun. Kelompok kontrol mendapatkan perlakuan sesuai dengan rutinitas rumah sakit, sedangkan kelompok intervensi diberikan tindakan sesuai dengan panduan Kiss dan Heiler 2014 .Penilaian kulit dinilai selama tiga hari.Kejadian cedera tekan dengan klasifikasi grade 1dan cedera membran mukosa pada responden dengan rata-rata skor NSRAS 15. Alat kesehatan yang menyebabkan cedera tekan pada responden adalah ETT 6,67 , OGT 12 ,NGT 11 , dan probe SpO2 6 . Tidak ada perbedaan yang bermakna kejadian cedera tekan pada kelompok kontrol dan intervensi.Trauma kulit dan cedera tekan akibat alat kesehatan terjadi pada kategori risiko ringan, untuk itu perawat tidak boleh terlena dengan nilai skor NSRAS dan Braden Q dalam melakukan pencegahan cedera tekan.Penelitian selanjutnya diperlukan untuk meningkatkan power penelitian dan pengembangan pengkajian risiko cedera tekan akibat alat kesehatan pada anak. Kata Kunci: alat kesehatan, Braden Q, cedera tekan, Neonatal Skin Risk Asesment Scale.
ABSTRACT
Medical devices attached to the child will make the skin or mucous membrane depressed so that it can cause injury pressure. The objective of the study was to determine the effectiveness of prevention pressure injury guidance for children with medical devices. Research method of randomized controlled trial, cross over design with number of respondent 50, age 1 day up to 18 years. The control group received treatment in accordance with the hospital routine, while the intervention group was administered in accordance with Kiss and Heiler guidelines 2014 . Skin assessment was assessed for three days. Incidence of pressure injury with grade 1 and mucous membrane injury on respondents with mean NSRAS score 15. Medical devices causing pressure injury on respondents were ETT 6, 67 , OGT 12 , NGT 11 , and SpO2 probe 6 . There was no significant difference in the incidence of pressure injuries in the control and intervention groups. Skin trauma and pressure injury related medical devices occurred in the low risk category, therefore nurses should not be complacent with the NSRAS and Braden Q scores in preventing pressureinjury. Further research is needed to improve power the research and development of risk assessment of pressure injuryrelated medical devices in children.
2017
T48115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Widiati
Abstrak :
ABSTRAK
Trowulan adalah sebuah situs besar yang terletak di dalam wilayah Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa Timur. Di dalam situs ini yang luasnya diperkirakan 10 X 10 kilometer terdapat sejumlah bangunan kuna Diantaranya ada sebuah bangunan yang dikenal penduduk sebagai Kubur Panggung.

Situs Kubur Panggung terletak di dukuh Nglingguk, Ke_lurahan Trowulan, Kecamatan Trowulan..Tempat tersebut dapat dicapai melalui jalan desa Trowulan-Troloyo yang membentang dari arah utara ke selatan pada kilometer 13 dari jalan raya Surabaya-Jombang .Lokasi tersebut ter_letak lebih kurang 2 kilometer di sebelah selatan dari ja_lan raya tersebut dan berada di sisi barat dari jalan de_sa .

Kubur Panggung adalah nama yang diberikan penduduk se_tempat terhadap suatu kompleks makam. Salah satu di antara makam-makam tersebut letaknya lebih tinggi...
1985
S12080
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astaria Widiati
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S19363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Widiati
Abstrak :
Tingkat persaingan yang tajam dalam dunia usaha dewasa ini mengharuskan setiap perusahaan untuk memiliki strategi pemasaran produk secara aktif. Semua perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan kepuasan pelanggan sebanyak-banyaknya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan melakukan strategi MPR atau Marketing Public Relations. Wujud konkrit dari strategi tersebut adalah dengan melaksanakan special event dalam bentuk pameran. Sebagai langkah untuk mengembangkan dunia perdagangan Indonesia dalam lingkup internasional, Departemen Perdagangan RI telah mendirikan sebuah organisasi bernama National Agency For Export Development atau NAFED. Salah satu upaya NAFED dalam memasarkan hasil produksi dalam negeri adalah dengan melakukan pameran dagang internasional secara berkala, dan pelanggannya adalah para pengusaha lokal yang mengikuti pameran-pameran tersebut. Kepuasan para pelanggan tersebut perlu untuk terus dijaga demi memaksimalisasi tujuan dan pelaksanaan kegiatan pameran. Untuk terus berupaya meningkatkan kegiatan tersebut dilakukan upaya identifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan pelanggan melalui pelaksanaan pameran dagang NAFED. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pameran yang diselenggarakan NAFED menurut sudut pandang para pesertanya, mengetahui tingkat kepuasan para peserta pameran tersebut serta mengidentifikasi faktor-faktor apa saja dalam efrektivitas pameran yang mempengaruhi tingkat kepuasan
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Noorleila Widiati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S6466
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>