Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zaenal Abidin
Abstrak :
Penelitian ini yang bertujuan untuk melihat hubungan antara return saham dan PER, seberapa jauh PER yang ditentukan oleh tiga faktor fundamental : dividend payout ratio (DPO), EPS growth (GR) dan leverage (risiko) yang mencerminkan nilai intrinsiknya. Di samping itu, penelitian ini mengetahui apakah rata-rata return dari portofolio saham yang high PER lebih kecil dibandingkan dengan portofolio saham low PER. Pengambilan sampel berjumlah 45 perusahaan yang selalu listing di BET sejak tahun 1993 sampai dengan 1999, kecuali pada periode selama krisis untuk menguji hipotesa kedua, ketiga dan keempat diambil 29 perusahaan. Penelitian ini menghasilkan suatu hubungan negatif yang tidak signifikan antara PER dengan return saham pada periode krisis dan positif signifikan pada periode selama krisis. Arah korelasi yang diperoleh antara PER dengan ketiga faktor fundamental (DPO, leverage, dan growth) baik pada model II maupun III berturut-turut positif, positif, dan negatif, kecuali pada model II yang memiliki hubungan tidak signifikan pada periode sebelum krisis. Disamping itu model II pada periode selama krisis, variabel growth berkorelasi positif dan pada periode gabungan variabel DPO berkorelasi negatif. Pada model II, variabel leverage mempunyai hubungan yang signifikan pada periode selama krisis dan gabungan sebelum dan selama krisis. Pada model III, variabel leverage mempunyai hubungan yang signifikan pada periode selama krisis dan gabungan sebelum dan selama krisis. Sedangkan DPO signifikan pada periode selama krisis dan growth signifikan pada periode gabungan sebelum dan selama krisis. Penelitian ini juga menghasilkan bahwa rata-rata return saham dari portofolio saham high PER lebih kecil dibandingkan dengan portofolio saham low PER pada periode sebelurn krisis maupun selama krisis adalah tidak signifikan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Abidin
Abstrak :
Kajian tentang tingkah laku manusia dari dulu hingga sekarang bahkan mungkin di masa yang akan datang tetap menarik. Para ahli filsafat, psikologi dan ilmu-ilmu sosial terus mendiskusikan apakah manusia pada dasarnya belsifat prososial atau anti sosial, lebih bersifat egoistik atau altruistik, serta cenderung ben-Tuhan (beragama) atau ateis. Stereotipe masyarakat Indonesia adalah prososial, suka menolong, gemar bergotong royong, ramah dan agamis. Bangsa Indonesia meletakkan keTuhamm sebagai sila pertama pada dasar negara, tempat ibadah hampir di semua tempat telah dibangun pengajian keagamaan cukup marak tetapi bagaimana dengan kehidupan sosialnya ? Akhi:-akhir ini di beberapa bagian masyarakat Indonesia tidak hanya menunjukkan tingkat kesetiakawanan sosial yang menurun, tetapi sesama anggota masyarakat saling menyakiti bahkan saling membunuh. Apakah ini dikarenakan religiusitas atau keberagamaan masyarakat Indonesia telah menurun ? Make yang menjadi permasalahan utama penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang positif antara religiusitas dengan tingkahlaku prososial ? Tingkah laku prososial sebagai tingkah laku yang menguntungkan atau mensejahterakan orang/pihak lain diduga dipengaruhi oleh faktor endogen dan faktor eksogen Salah satu faktor endogen atau yang ada dalam manusia adalah religiusitas. Religiusitas terdiri dari lima dimensi, yakni; dimensi ideologi, num, ekspenensin,konsekuensial dan intelektual. Adapun yang termasuk faktor eksogen adalah keluarga,sekolah dan masyrakat sekitar atau daerah dimana bertempat tinggal. Hipotesis mayor penelitian ini adalah ada hubugan yang positif dan bermakna antara religiusitas dengan tingkah laku prososial pada mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang. Vadabel prediktor penelitian ini adalah religiusitas dengan 5 dimensinya, adapun variabel kriteriumnya adalah tingkah laku prososial, serta yariabel moderatornya adalah religiusitas keluarga, inteusitas pendidikan agama asal sekolah (SMU), asal daerah dan jenis kelamin. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang yang bemsia 18-21 tahun dan beragama Islam, dengan teknik pencuplikan: stratified random sampling. Enstrumcn yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah skala religimsitas dan skala tingkah laku prososial yang disusun oleh peneliti. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi multivariat. Prosedur pengumpulan data penelitian ini dimulai dengan mencntumkan subjek penelitian dengan cara undian bertingkat. Bertingkat dan undian fakultas, undian jurusan, dan undian untuk mata kuliah yang diikuti mahasiswa. Dari undian dihasilkan total subjek 99 orang dan setelah diseleksi ternyata hanya 88 orang yang memenuhi kriteria sebagai subjek penelitian ini. Setelah subjek mengisi sejumlahh aitem skala, diberi skor, ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 7.5. Hasilnya ternyata hanya variabel religiusitas (total), dimensi eksperiensial dan dimensi konsekuensial yang berkorelasi posilif socara signifikan dengan tingkah laku prosossial, sedangkan variabel dimensi ideologi, ritual dan intelektual serta keluarga, asal sekolah, asal daerah dan jenis kelamin koreasinya tidak signifikan. Kesimpulan penelitian ini adalah: ada korelasi yang positif dan signifikan antara re1igiusi!as(total), dimensi eksperiensial dan dimensi konsekuensial dengan tingkah laku prososiai pada mahasiswa Univeritas Diponegoro Semarang Sedangkau untuk dimensi ideologi, ritual dau intelektual serta religiusitas keluarga, asal sekolah, asal daerah dan jenis ke1amin` tidak signifikan korelasinya Terbuktinya hipotesis utama penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Turmudhi (1991) dan Suhartanto (1994). Saran untuk berbagai pihak yang terkait dengan dunia pendidikan khususnya pendidikan agama, kiranya perlu meninjau kembali mated dan metode khususnya yang berkaitan dengan keimanan, ibadah ritual dan pengetahuan agama. Untuk para peneliti lanjutan, instrumen penelitian ini masih perlu disempurnakan dan jika ingin lebih komprehensif, perlu dipertimbangkan jika pendekatan penelitiannya digabungkan dengan pendekatan kualitatif
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T38141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Abidin
Abstrak :
KPH (Koninklijke Paketvaart-Maatschappij) adalah perusahaan pelayaran Belanda yang memegang hak monopoli atas pelayaran antarpulau di Indonesia sejak 1890. Dalam mempertahankan monopolinya KPM mempergunakan berbagai cara yang sifatnya menghambat, seperti tidak memberikan fasilitas baik itu pelabuhan maupun pinjaman bank terhadap para pesaingnya. Akibatnya perusahaan-perusahaan pelayaran yang dikelola oleh pribumi sulit berkembang. Tahun 1942-1945, KPM menghentikan sementara usaha pelayarannya karena pendudukan Jepang terhadap Indonesia. Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, bersamaan dengan datangnya kembali Belanda di Indonesia, KPM kembali menjalankan usaha pelayarannya di Indonesia. Sementara itu Pemerintah Indonesia yang telah merdeka menganggap bahwa kembalinya KPM di Indonesia menimbulkan kecurigaan terhadap kembalinya dominasi modal asing di Indonesia. Untuk itulah Pemerintah berkeinginan untuk menggantikan peranan KPM di Indonesia, maka baru pada tahun 1952 Pemerintah Indonesia membentuk PELNI (Perlayaran Nasional Indonesia). Dalam perkembangannya sejak berdirinya PELNI mengalami berbagai hambatan dalam usaha perkembangannya salah satunya adalah masih beroperasinya KPM di Indonesia. Sejak tahun 1957, ketika KPM dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia, maka PELNI sebagai perusahaan dalam negeri yang paling dominan menggantikan peranan KPM. PELNI mengalami berbagai kemajuan yang menyolok baik itu jumlah armada, pangsa muatan barang dan penumpang, serta luasnya pengoperasian. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peristiwa nasionalisasi KPM tahun 1957 merupakan titik tolak berkembangnya pelayaran nasional Indonesia...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Achmad Zaenal Abidin
Abstrak :
Dunia karoseri merupakan dunia bisnis yang sangat kompentitif. Oleh karena itu perusahaan karoseri dituntut untuk melakukan tindakan efisiensi didalam. proses produksinnya. Untuk melaksanakan hal tersebut, maka perusahaan karoseri harus memiliki suatu sistem pencatatan kegiatan produksi yang baik. Penulis mencoba merancang dan menerapkan sistem job order costing untuk PT. X yang merupakan salah satu profil dari perusahaan-perusahaan karoseri di Indonesia. Untuk hal tersebut, penulis melakukan analisa terhadap sistem yang berjalan pada PT. X, memformulasikan dan mengevaluasi pemecahan masalah yang ada pada sistem tersebut, merancang sistem job order costing yang baru untuk mencapai pemecahan masalah yang muncul pada tahap analisa sistem dilakukan, mengimplementasikan rancangan sistem job order costing tersebut sekaligus mengevaluasinya. Dari hasil studi, diketahui bahwa dengan adanya sistem pencatatan kegiatan atau proses produksi yang baik, pihak manajemen dapat mengkontrol tingkat kegiatan produksi perusahaannya sekaligus mengarahkan aktivitas produksi tersebut ke arah aktivitas yang paling effisien. Selain hal tersebut diatas, sistem yang baik dapat juga membantu manajemen dalam melakukan kebijaksanaan harga. Perusahaan karoseri pada umumnya memproduksi produk berdasarkan pesanan. Oleh karena itu, sistem pencatatan biaya produksi yang paling cocok untuk perusahaan karoseri ialah sistem job order costing. Walaupun rancangan sistem job order costing untuk perusahaan karoseri mempunyai bentuk yang standar, tetapi model yang benar-benar sesuai dengan kondisi suatu perusahaan sangat beragam. Perlu ditingkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan karoseri, karena pada umumnya manajemen yang merangkap sebagai pemilik perusahaan memiliki latarbelakang pendidikan akademis yang minim. Hal' ini perlu ditekankan, karena sistem yang baik harus ditunjang oleh kualitas sumber daya manusia yang balk pula sehingga sistem tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Abidin
Abstrak :
Sumber energi utama yang banyak digunakan di berbagai negara saat ini adalah minyak bumi. Keberadaan minyak bumi terus berkurang seiring dengan bertambahnya kendaraan maupun mesin-mesin yang digunakan untuk membantu kehidupan manusia. Biodiesel, khususnya yang berasal dari minyak jelantah adalah salah satu dari jenis bahan bakar alternatif yang menarik. Biodiesel dapat digunakan pada solar sebagai bahan bakar pencampur. Keuntungan dari penggunaan biodiesel adalah ketersediaan biodiesel sebagai bahan bakar terbarukan dan nilai dari angka setana yang tinggi. Hal yang patut diperhatikan dalam penggunaan biodiesel 'minyak jelantah' sebagai bahan bakar utama maupun sebagai senyawa pencampur bahan bakar adalah aspek konsumsi bahan bakar mesin diesel. Biodiesel, memiliki nilai kalor yang lebih rendah dari solar. Akibatnya, untuk menghasilkan daya keluaran yang sama, bahan bakar dengan campuran biodiesel akan membutuhkan jumlah bahan bakar yang lebih banyak. ......Fossil fuel is the most favorite fuel that has been used by people. The availibility of fossil fuel is decreasing, contrast to the increasing number of automobiles and other 1C engines. Biodiesel, especially from waste vegetable oil is an attractive alternate fuel. Biodiesel can be used with PetroDiesel (solar) as a blend fuel. Some of the advantages of using biodiesel as ablending substance are, it is a renewable fuel and its have high cetane number. One aspect that need to be noticed is the fuel consumption aspect of IC engines. Biodiesel's heat value is lower than petrodiesel. This mean, the blending of petrodiesel and biodiesel will lower the heat value of the blend. Consequently, to generate same power, the fuel consumption of biodiesel will be higher than petrodiesel.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S37876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mokhamad Zaenal Abidin
Abstrak :
Entrance merupakan salah satu elemen penting pada sebuah kawasan atau bangunan. Dalam kehidupan sehari-hari kite sering menemukan adanya entrance dengan fenomena bentuk dan komposisi yang bermacam-macam.

Perencanaan sebuah entrance dilakukan dengan pertimbangan esensi dari sebuah entrance, untuk apa dia hadir, dan bagaimana dia dihadirkan terhadap lingkungannya (kontekstualitas) Apakah terdapat perbedaan mendasar pada pembentukan entrance yang disesuaikan dengan fungsi kawasan atau bangunan tersebut?

Skripsi ini memberikan kajian mengenai entrance ditiniau dari esensi, fungsi, dan kaitannya dengan konsep serta fungsi tempat ia dihadirkan Dengan Studi kasus yang Iebih spesifik, yakni entrance pada bangunan mal dan kantor komersial, diharapkan mampu memberikan jawaban pertanyaan di atas.
2000
S48236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Zaenal Abidin
Abstrak :
Industri minyak dan gas merupakan salah satu industri dengan tingkat risiko tinggi bagi pekerja dan masyarakat sekitar. Hal ini disebabkan oleh sifat dari produk yang dihasilkan, yaitu hidrokarbon (gas dan cair), termasuk ke dalam kategori zat yang mudah terbakar. Salah satu upaya untuk memahami tingkat risiko bekerja di fasilitas migas adalah dengan menggunakan metode kuantitatif atau yang sering disebut dengan QRA (Quantitative Risk Assessment). QRA yang dilakukan di ORF (Onshore Receiving Facility) bertujuan untuk memahami perubahan risiko terhadap pekerja di ORF dikarenakan adanya modifikasi dan penambahan sistem perpipaan Lean Gas untuk keperluan komersial. Selain itu, modifikasi sistem perpipaan juga dilakukan di KM 21.65. Hasil studi QRA untuk ORF dan KM 21.65 menunjukkan bahwa paparan risiko tertinggi berasal dari proses hidrokarbon untuk kelompok pekerja Field Operator, Assistance Operator, dan Turnaround Staff dengan IRPA berada di angka 4.24E-05/tahun dikarenakan tingkat kehadiran yang tinggi di area proses, dengan kontribusi risiko mencapai 54%. Selain itu, area ORF dan KM 21.65 telah memenuhi kriteria LSIR dengan tidak melebihi 1.00E-05/tahun dan 1.00E-06/tahun untuk area di luar pagar batas ORF dan KM 21.65. Societal Risk di ORF dan KM 21.65 berada di area ALARP dan memenuhi kriteria perusahaan. Hasil studi ini juga telah melalui proses validasi, baik untuk data input dan hasil perhitungan, yang dilakukan oleh gabungan tim dari Operations, Project Development – Facilitites Engineering, Maintenance, Asset Integrity dan HSEQ – Pocess Safety. Sebagai tambahan, studi ini telah dilakukan dengan mempertimbangkan Aspek K3LL, Kode Etik Keinsinyuran dan Profesionalisme. ......The oil and gas industry is an industry with a high level of risk for workers and the surrounding community. This is due to the nature of the products produced, namely hydrocarbons (gas and liquid), which are included in the category of flammable substances. One effort to understand the level of risk of working in oil and gas facilities is to use quantitative methods or what is often called QRA (Quantitative Risk Assessment). The QRA carried out at ORF (Onshore Receiving Facility) aims to understand changes in risk to workers at ORF due to modifications and additions to the Lean Gas piping system for commercial purposes. Apart from that, modifications to the piping system were also carried out at KM 21.65. The results of the QRA study for ORF and KM 21.65 show that the highest risk exposure comes from the hydrocarbon process for the Field Operator, Assistance Operator and Turnaround Staff worker groups with IRPA at 4.24E-05/year due to the high level of presence in the process area, with risk contribution reached 54%. In addition, the ORF and KM 21.65 areas have met the LSIR criteria by not exceeding 1.00E-05/year and 1.00E-06/year for areas outside the ORF and KM 21.65 boundary fences. Societal Risk at ORF and KM 21.65 is in the ALARP area and meets the company's criteria. The findings of this study have undergone a validation process for both input data and calculation results, conducted by a collaborative team from Operations, Project Development – Facilities Engineering, Maintenance, Asset Integrity, and HSEQ – Process Safety. Additionally, this study has been conducted with consideration for HSE (Health, Safety, Environment, and Loss Prevention) aspects, Engineering Code of Ethics, and Professionalism.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Abidin
Abstrak :
Paper ini bertujuan mengevaluasi kinerja keuangan dan kinerja produksi bank swasta dan bank asing periode 1991 hingga 2003. Kinerja keuangan diukurdengan metode CAEL. CAEL adalah bagian dari CAMELS yang merupakan alat ukur kinerja perbankan dl Indonesia. Sedangkan, kinerja produksi diukur dengan model Data Envelopment Analysrs(DE A) Malmquist. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan bank asing lebin balk dibandingkan bank swasta. Bank umum di Indonesia rata-rata per tahun mengalami penurunan produkivitas sebesar 2 % untuk periode 1991 hingga 2003. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara kinerja keuangan dan kinerja produksi.
2006
MUIN-XXXV-6-Juni2006-3
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>