Ditemukan 53 dokumen yang sesuai dengan query
Sophoeun, Ek
Jakarta: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan , 2019
R 499.221 959 320 3 SOP k
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Sari Putridwisukma Suharyo
Jakarta: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan , 2019
R 499.221 959 103 SAR k
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Myrna Carillo Halim
Jakarta: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan , 2019
R 499.221 992 110 3 MYR k
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Rodelio Paparang Lalenoh
"memukau serta karakteristiknya dalam menyairkan puisi-slamnya yang selalu cepat, berbagi lelucon disetiap kata-kata, dan menikmati permaian kata-kata sebagai sebuah sajak. Puisinya juga dianggap mengandung begitu banyak metafora dan makna tersirat. Tujuan penelitian kualitatif ini adalah untuk mengungkapkan jenis metafora dan makna konotatif dari metafora pada puisi slam dari Harry Baker yang berjudul “Paper People” dengan menerapkan teori tipe metafora dari Stephen Ullmann dan makna konotatif Geoffrey Leech. Selain itu, penulis mengungkap bahwa terdapat 17 metafora yang dipaparkan dalam puisi slam “Paper People”. Data tersebut diklasifikasikan dalam 2 tipe metafora; 6 Metafora Antropomorfik dan 11 Metafora Konkret ke Abstrak. Makna konotatif dari puisi “Paper People” kebanyakan menyampaikan tentang inferioritas masyarakat terhadap dunia yang dewasa ini. "
Ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019
400 JIKKT 7:2 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Nursalam
"Artikel ini bertujuan tuntuk mengetahui fungsi kontekstual sastra lisan kelong Makassar. Data dan sumber penelitian ini adalah pakelong sebagai seniman Makassar. Pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi, wawancara mendalam,dan observasi (pencatatan lapangan, perekaman, dan pemotretan). Tahap analisis data dalam penelitian ini melalui tiga tahap, yakni tahap (1) reduksi, (2)penyajian, dan (3) penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa fungsi kontekstual kelong ada empat, yakni fungsi media pengharapan, fungsi hiburan, fungsi pemertahan tradisi, dan fungsi edukatif.
This article was intended to know the contextual function of Makassar's kelong oral literature. The data and sources of this research werePakelong as Makassar artists. The data collection conducted were the study of documentation, in-depth interviews, andobservations (field recording, recording, and photo shooting). Moreover, the data analysis stage in this study were through three steps, namely (1) reduction, (2) presentation, and (3) conclusion drawing. Based on the results of this study, it was found that there were four contextual functions of kelong, namely the function of the media of hope, the function of entertainment, the function of preserving tradition, and the educational function"
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2020
400 JIKKT 8:1 (2020)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Pipiet Palestin Amurwani
"Guru bimbingan dan konseling atau yang biasa disebut guru BK memiliki peran yang sangat penting di sekolah. Peserta didik yang bermasalah dalam perilaku harus mendapat penanganan yang tepat supaya dapat berubah kearah yang lebih baik. Oleh karena itu, guru BK harus memiliki keterampilan berbahasa yang baik di samping kompetensi konseling yang dimiliki. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tindak tutur yang dilaukan oleh guru BK di SMKN 7 Jember dalam melakukan bimbingan bagi peserta didik yang bermasalah. Data yang berhasil dikumpulkan melalui teknik rekam dan catat adalah berupa tuturan guru BK ketika melakukan bimbingan yang merupakan tindak tutur. Sumber data berasal dari seorang guru BK di SMKN 7 Jember yang melakukan bimbingan terhadap peserta didik yang melakukan tindakan membolos, meminum minuman keras di luar sekolah, dan merokok di lingkungan sekolah. Data tersebut dianalisis menggunakan teori pragmatik tindak tutur Austin(1962) dan Searle(1969)serta dipadukan dengan teori mengenai teknik-teknik konseling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 12 tindak tutur yang digunakan guru BK pada proses bimbingan tiga masalah peserta didik dan tindak tutur ilokusi cenderung digunakan dalam proses bimbingan tersebut
Guidance and counseling teachers or commonly called BK teachers have a very important role in schools. Students who have behavioral problems must get proper treatment so they can change for the better. Therefore, a BK teacher should have a good skill in language beside the counseling competence he/she has. The purpose of this study is describingthe speech acts carried out carried out by BK teachers in SMK 7 Jember in guiding problematic students. The data was successfully collected through the record and note technique is in the form of BK teacher's speech when conducting guidance which is a speech act. The data source comes from a BK teacher at the 7th Jember Vocational School who conducts guidance for students who play truant, drink alcohol outside the school, and smoke in the school environment. The data was analyzed using the pragmatic theory of speech acts of Austin(1962)and Searle(1969),and combined with theories of counseling techniques. The results showed that there were 12 speech acts used by BK teachers in the process of guiding three students'problems and illocutionary speech acts tended to be used in the guidance process.Keywords: Counseling, Language, Pragmatics, Speech Ac"
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2020
400 JIKKT 8:1 (2020)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Syahrotul Latifah
"Kemampuan komunikasi menjadi hal yang paling penting dalam proses pembelajaran di kelas. Kemampuan komunikasi peserta didik dapat diukur melalui keterampilan berbicara yang dimiliki antar peserta didik. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini ialah mendeskripsikan: (1)bentuk keterampilan berbicara antar peserta didik dalam pembelajaran, (2) faktor penyebab kegagalan keterampilan berbicara antar peserta didik dalam pembelajaran, (3) faktor peningkatan keberhasilan keterampilan berbicara antar peserta didik dalam pembelajaran, (4) interelasi keterampilan berbicara terhadap kemampuan komunikasi antar peserta didik dalam pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan ialah menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian yaitu peserta didik kelas VII di SMP Muhammadiyah 06 Dau Malang ketika melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia. Data dalam penelitian ini berupa hasil tuturan berbicara dan tuturan komunikasi antar peserta didik di SMP Muhammadiyah 06 Dau Malang kelas VII yang diperoleh melalui perekaman, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk keterampilan berbicara terhadap kemampuan komunikasi antar peserta didik dalam pembelajaran memilikihubungan yang berbanding lurus. Peserta didik SMP Muhammadiyah 06 Dau Malang telah menerapkan aspek kebahasaan dengan baik dan berdampak pada kemampuan berargumentasi yang baik pula, sedangkan aspek nonkebahasaan berupa sikap peserta didik yang masih kurang juga berdampak pada kemampuan merespon informasi dengan sikap menghargai orang lain juga masih kurang.
.....The communication process becomes the most important thing in the learning process atclass. Communication skills of students can be determinedthrough speaking skills possessed by students. Based on this, the purpose of this study aredescribing: (1) the form of speaking skills between students, 2) the factors that cause the failure of speaking skills among students , (3) thefailurfactors that causedthe success of speaking skills among students, (4) the interrelation of speaking skills on communication skills between studentsg. The research method used is using qualitative research. Sources of data in the study arestudents of class VII at SMP Muhammadiyah 06 Dau Malang when studiedIndonesian language . The data in this study arein the form of speech and communication utterances amongstudents in Muhammadiyah 06 Dau Malang Malang,VII class which areobtained through recording, observation, and interview. The results of the study found that the form of speaking skills on communication skills amongstudents is directly proportional. Students of SMP Muhammadiyah 06 Dau Malang \l have applied linguistic aspects well and a goodimpact thargumentation skills, while non-linguistic aspectssuch aslackofstudents' attitudes also have impact on the ability to respond to information duerespect for others too"
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2020
400 JIKKT 8:1 (2020)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
David Rici Ricardo
"Penelitian ini berjudul “Dekonstruksi dalam Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika”. Penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk dekonstruksi yang terdapat di dalam novel Dadaisme dan menginformasikan tokoh-tokoh di dalam novel Dadaisme yang memunculkan adanya bentuk dekonstruksi. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekonstruksi. Dekonstruksi menjelaskan bentuk penyimpangan cara pandang yang dilakukan tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel Dadaisme. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode heuristik dan hermeneutik. Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah benar bahwa di dalam novel Dadaisme menunjukkan adanya bentuk-bentuk dekonstruksi. Bentuk dekonstruksi Nedena terdiri atasdekonstruksi warna langit, dekonstruksi warna matahari, dekonstruksi melindungi, dekonstruksi gambaran surga, dekonstruksi gambaran neraka, dan dekonstruksi warna air laut.Bentuk dekonstruksi dr. Aleda terdiri atasdekonstruksi alat pernapasan manusia, dekonstruksi perasaan romantis, dan dekonstruksi suara. Bentuk dekonstruksi Isabella adalah dekonstruksi malam pertama. Bentuk dekonstruksi Rendi adalah dekonstruksi tawa anak-anak. Bentuk dekonstruki Jo adalah dekonstruksi pakaian iblis. Bentuk dekonstruksi Flo adalah dekonstruksi membunuh. Bentuk dekonstruksi Michail adalah dekonstruksi malaikat, dekonstruksi malaikat terdiri atasdekonstruksi warna sayap dan dekonstruksi jumlah sayap.
This research entitled "Deconstruction on Dadaisme by Dewi Sartika". This research was intended to describe the forms of deconstruction contained in the novel of Dadaisme and to e inform figuresin the Dadaisme novel that shapeof deconstruction. Deconstruction explained forms of deviations fromthe perspective thatfound in the Dadaisme novel. This research method was using heuristic and hermeneutic methods. The conclusion of this research provedthat there were forms od decontruction in the novel. Types of deconstruction from Nedena weresky color deconstruction, sun color deconstruction, protect deconstruction, heaven image deconstruction, hell image deconstruction, and ocean color deconstruction. Types of deconstruction from dr. Aleda werehuman respiration deconstruction, romantic feelings deconstruction, and sound deconstruction. Types of deconstruction from Isabella wasfirst night deconstruction. Types of deconstruction from Rendi waschildren’s laughter. Types of deconstruction from Jowasdevil’s clothes deconstruction. Types of deconstruction from Flo waskillingdeconstruction. Types of deconstruction from Michail are angel deconstruction, angel deconstruction consists ofwing color deconstruction and wing amount deconstruction."
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2020
400 JIKKT 8:1 (2020)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Sahril
"Rusaknya lingkungan dan tingkat eksploitasi ikan yang tinggi dikuatirkan akan berdampak pada punahnya habitat ikan. Konsekuensinya itu juga berdampak pada punahnya bahasa lokal. Pada konteks tradisi, pelestarian leksikon ekologi, salah satunya terdapat pada sampiran pantun. Penelitian ini membahas keberadaan leksikon ikan yang terdapat pada sampiran pantun. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji tingkat kebertahanan bahasa Melayu Barus berkaitan dengan leksikon ikan. Ancangan penelitian ini menggunakan teori ekolinguistik. Metode yang digunakan adalah metode penelitian gabungan (mixed methods) antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan data penelitian terdapat 10 leksikon ikan air tawar dan 30 leksikon ikan laut yang berasal dari 40 bait pantun. Dari 40 jawaban responden diketahui bahwa untuk leksikon ikan laut berada dalam kategori bertahan, sedikit mengalami penurunan, yaitu 23,3%. Sementara untuk leksikon ikan air tawar masuk pada kategori terancam.
Damagingthe environment and high level of fish exploitation are feared for the extinction of fish habitats. The extinction of fish habitat resulted to the extinction of local languages.In the context of tradition, the preservation of ecological lexicon, one of which is found on sampiran of the pantun.This study discusses the existence of fish lexicon contained in the pantun’s sampiran. The purpose of this study is examiningthe level of survival of the Malay language of Barus related to the fish lexicon. The threat of this research uses ecolinguistic theory. The method used is a mixed research method between quantitative and qualitative research methods. Based on the research data, there are 10 fresh water fish lexicon and 30 sea fish lexicon originating from 40 pantun’s couplet. From 40 respondent’s answers, it is known that the marine fish lexicon is in the defensive category, slightly decreasing, that is 23.3%. Meanwhile, the freshwater fish lexicon is classified as threatened.Keywords:fish lexokon, sampiran of pantun"
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2020
400 JIKKT 8:1 (2020)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Asri Soraya Afsari
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi dan penggunaan ungkapan tradisional bahasa Sunda yang ada di lingkungan masyarakat tutur Kota Bandung dewasa ini. Metode yang digunakan deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada informan di lapangan dengan menggunakan bahasa Sunda dan dalam situasi yang asli (natural situation communication). Informan utama yang dipilih adalah masyarakat pendukung budaya yang memahami ungkapan tradisional. Informan tersebut diasumsikan paling tidak mengetahui ungkapan tradisional sebagai sebuah bentuk kebudayaan.Di samping itu, digunakan pula teknik catat. Metode analisis yang digunakan adalah distribusional. Hasil analisis menunjukkan bahwa: ungkapan tradisional yang masih dikenal oleh masyarakattuturdi Kota Bandung berjumlah 206 data.Kecamatan yang masih mengenal ungkapan tradisional dengan baik adalah Ujung berung dengan jumlah persentase 100%.Kecamatan yang sudah tidak lagi mengenal ungkapan tradisional dengan baik adalah Sumur Bandung dengan jumlah persentase 15%. Dari segi penggunaan, ungkapan tradisional bahasa Sunda masih digunakan dalam ranah: keluarga, kekariban, ketetanggan, pendidikan, pemerintahan, kerja, dan agama. Fungsi penggunaan ungkapan untuk mengingatkan,menasihati, menegur, menenangkan, mengiaskan, mengimbau, dan mengungkapkan perasaan.
Thepurpose of this studyisdescribingthe existence and utilizationof undanese language traditional expressions in Bandung speech community today. The methodwas descriptive. Data collection techniques wasdone by direct interviews with informants in the field using Sundanese and in natural situation communication. The main informant was a culture-supporting community who really known-well thetraditional expressions. The informant wasassumed,at least,to understandit as a form of culture. Moreover, notes techniques wasusedtoo. The analytical method used distributional. The resultsshowed that: there are 206 data traditional expressionswhichis still known by the people in Bandung. The sub-district that is still familiar with traditional expressions is Ujungberung with a percentage of 100%. The sub-districtthat isunknow-well of traditional expressions is Sumur Bandung with a percentage of 15%. In terms of usage, Sundanese language traditional expressions are still used in the domain of: family, intimate, neighborliness, education, government, employment, and religion. The function of using expessions is to remind, to advise, to admonish, to calm, to affirm, to appeal,andtoexpressthefeelings.Keywords:expression. Sundanese language, speech community, domain, language function"
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2020
400 JIKKT 8:1 (2020)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library