Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5613 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Simon Muliawan Pandapotan
"Di dalam mencapai sasaran dan tujuannya, baik perusahaan kecil maupun besar selalu menghadapi berbagai masalah internal (dibawah kontrol perusahaan) maupun eksternal (di luar kontrol perusahaan) Merumuskan suatu masalah sangatlah penting dan perlu, sehingga masalah tersebut dapat diamati dan diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebabnya. Masalah yang dihadapi PT.IIU adalah perolehan laba negatif (rugi) untuk tahun 1996. Masalah adalah sesuatu yang memerlukan pemecahan dan merupakan sesuatu yang tidak diinginkan. oleh karena itu setiap masalah membutuhkan tanggapan dan cara?cara untuk mengatasinya agar perusahaan bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Tujuan dan penulisan karya akhìr ini adalah menge tahui seberapa efektif dan efisien-kah PT.IIU mampu mengelola dananya yang berada di dalam perusahaan, se dangkan manfaatnya dapat memberikan masukan, tidak saja bagi para pemegang saham tapi juga bagi PT.IIU sendiri.
Metode Analisa yang digunakan adalah :
1) Metode analisa vertikal yaitu untuk mengetahui persentase masing-masing pos aktiva terhadap total ,aktiva, persentase masing?masing pos passiva terhadap total passiva dan persentase perkomponen dan pos-pos perhitungan rugi?laba terhadap penjualan untuk diada kan penilaian dan interpretasi.
2) Metode analisa rasio yaitu untuk mengetahui hubungan sebab akibat dan pos?pos tertentu dalam neraca, laporan rugi laba, baik secara sendiri-sendiri maupun kombinasi antara pos neraca dan pos rugi-laba. Dan di dalam analisa rasio ini diperkenalkan konsep sustain able growth rate yang mengintegrasikan berbagai jenis rasio?rasio (ROE ditambah Dividen policy).
3) Metode analisa cash flow dimaksudkan untuk mengetahui likuiditas perusahaan dan kemampuan manajemen dalam mengelola aktivitas operasi, investasi dan financingnya.
Hasil penalitian menunjukkan bahwa PT.IIU merugi disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor external dan internal. Faktor external disebabkan harga pulp dan rayon yang sangat fluktuatif terutama di pasaran luar negeri.
Sedang faktor internal disebabkan ROE yang negatif. Kesimpulan dan karya akhir ini adalah PT.IIU lemah atas 3 (tiga) komponen ROE-nya yaitu: Net Profit Margin, Asset Turn Over, Financial Leverage. Ini menunjukkan masih kurang efisien dan efektifnya kebijakan investasi yang dilakukan PT.IIU, yang mana terlihat Rugi bersih pada tahun 1996.
Saran-saran yang bisa sebagai masukan adalah untuk segera memperbaiki ROE-nya di masa akan datang agar bisa mencapai sustainable growth rate yang diinginkan. Dan keputusan PT.IIU untuk mengakuisisi Pabrik Nimia Kerinci tepat sekali, dalam rangka menstabilkan cash flownya untuk mengantisipasi harga pulp yang sangat fluktuatif di pasaran domestik maupun luar negeri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T3954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Dewi Linggananda
"ABSTRAK
Laju pertumbuhan penduduk DKI Jakarta yang relatif masih cepat, disertai
dengan pembangunan ekonomis yang terus meningkat dari Pelita ke Pelita,
berakibat pula meningkatnya permintaan terhadap berbagai jenis jasa, termasuk
jasa layanan kesehatan. Apalagi di Jakarta, yang masyarakatnya mempunyai
daya beli yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
Hal ini mengaktbatkan kurangnya sarana pelayanan kesehatan yang
bermutu semakin dirasakan di Jakarta. Untuk itu Pemerintah pada awal tahun
1991 telah melakukan deregulasi, dengan memberikan peluang dan kemudahan
ijin kepada pihak swasta untuk menanamkan investasinya di sektor jasa
pelayanan kesehatan.
Setelah deregulasi tersebut, semakin banyak rumah sakit dan klinik
spesialis termasuk di dalamnya adalah klinìk gigi yang dikelola secara
profesional dan dilengkapi dengan fasilitas modem didirikan terutama di Jakarta.
Hal ini secara tidak langsung, menimbulkan persaingan di antara fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut.
Kita semua tahu, bahwa rumah sakit dalam hal ini adalah klinik gigì
merupakan suatu organisasi yang bersifat sosial, tetapi tetap yang menjadi
tujuan minimal suatu organisasi adalah bisa bertahan, sehingga usaha sosial
tersebut dapat tetap berjalan. Apalagi bagi rumah sakit swasta maupun
klinik-kIinik swasta, yang selain sebagai lembaga sosial, juga sebagai unit sosial
ekonomis. Tidak seperti rumah sakit pemerintah, yang pembiayaannya
bersumber dari APBN, maka pendirian rumah sakit maupun kilnik swasta
semata-mata hanya mengandalkan sumber keuangannya dan penyandang
dana, donatur atau tokoh-tokoh sosiawan lainnya.
Di dalam hal ini pemasaran mempunyai peranan penting untuk menjadikan
suatu organisasi dapat bertahan dengan cara melayani konsumen secara efektif.
Apalagi di Jakarta, dimana terdapat banyak rumah sakit maupun klinik gigi
swasta yang telah dikelola secara profesional, dalam lingkungan yang kompetitif
ini kegiatan pemasaran akan membantu usaha rumah sakit maupun klinik gigi,
sehingga rumah sakit maupun klinik gigi tersebut dapat lebih dikenal dan lebih
dipercaya oleh masyarakat. Hal ini dianggap penting, karena biaya pengobatan
yang dikeluarkan oleh masyarakat terus meningkat.
Dengan semakin kompleksnya perkembangan bisnis saat ini, termasuk
bisnis rumah sakit, dan pesatnya kemajuan teknologi informasi, kegiatan
pemasaran menjadi salah satu fungsi manajemen yang memegang peranan
penting. Pada dasarnya kegiatan pemasaran merupakan komunikasi dua arah
antara pihak rumah sakit dan publiknya.
Pokok permasa1ah yang akan dibahas disini, adalah bagaimana Kinik
Gigi menerapkan kegiatan bauran pemasaran baik dari segi produk, harga,
distribusi, promosi humas dan personalia. Juga akan dibahas mengenai target
pasar dan Klinik gigi Trisakti sebagai organisasi jasa serta implikasinya bagi
kegiatan pemasaran
Pada dasarnya, Klinik gigi maupun jasa layanan kesehatan Iainnya perlu
mempraktekkan prinsip-prinsip pemasaran dalam batas-batas sosial, tidak
komersìal dan dianggap sebagai peranan sekunder.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan Satrio Leksono
"PT X merencanakan untuk mengadakan sebuah bentuk investasi hotel di lokasi yang sama dengan suatu obyek yang sudah dimiliki oleh perusahaan, yang bertempat di kota Bandung bagian utara. Obyek yang sudah ada tersebut berbentuk sebuah gedung Serba Guna (yang dalam Karya Akhir ini disebut sebagai SG) yang didalamnya terdiri dari fasilitas olah raga dan kebugaran, fasilitas ruangan untuk disewakan, fasilitas hiburan, sebuah restoran, bar dan salon. Fasilitas tersebut nantìnya akan digabung dengan hotel yang akan dibangun (dalam Karya Akhir ini disebut sebagai ABC), dengan harapan dapat bersinergi untuk memberikan revenue yang menguntungkan bagi perusahaan.
Mengingat pasar industri hotel yang demikian menarik karena perkembangan ekonomi dan pariwisata Indonesia pada umumnya, tentu akan banyak investor yang akan menjadi pesaing potensial bagi PT X. Untuk mengantisipasi hal tersebut PT X harus menyiapkan sebentuk strategi bersaing yang nantinya dapat digunakan oleh ABC sehingga kemampulabaan dapat tercapai untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Sebelum melangkah lebih jauh, dilakukan analisis terhadap lokasi dan karakteristik dan pada tempat dimana ABC akan didirikan, dan melalui pertimbangan keunggulan serta kelemahan lokasi tersebut maka diusulkan sebuah konsep untuk ABC berbentuk resort hotel.
Dengan menganalisis market attractiveness, dimana dapat digunakan ALU (Analisis Lingkungan Usaha), baik dengan pertimbangan Iingkungan terjauh. industri maupun operasi daya tarik pasar sebenarnya untuk industri perhotelan dapat diketahui, yang ternyata memang menarik untuk dimasuki karena lingkungan yang ada mayoritas mendukung, walaupun ada diantaranya yang juga merupakan ancaman.
Selanjutnya pada analisis competitive position dilakukan pemetaan competitive setting industri hotel di Bandung, yang memberikan informasi penting mengenai figur pesaing-pesaing yang ada serta posisi masing-masing pesaing dalam industri tersebut. Dari sini juga didapatkan suatu informasi yang dapat dijadikan dasar untuk mengadakan analisis keuangan (bagian bawah) dan inforrnasi untuk melakukan pemetaan posisi ABC pada saat mulai beroperasi pada tahun 2000 yang ternyata masih berada di question mark, tetapi dengari suatu competitive position yang kuat. Pada analisis keuangan, proyek ABC ini memberikan NPV positif dengan IRR sebesar 15 persen (dalam US$) serta periode pengembalian selama 9,6 tahun.
Langkah selanjutnya adalah analisis competitive advantage, disini dapat digunakan analisis value chain, dan karena ABC belum berbentuk nyata maka hasil analisis pada bagian ini lebih berbentuk sebuah anjuran agar ABC kelak dapat bersaing. Anjurannya adalah bahwa ABC harus mempunyai keunggulan kompetitif pada aktivitas utamanya di bagian operasional dan bagian pengembangan sumber daya manusia untuk aktivitas pendukungnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambok Parulian S.; Lyliana
"ABSTRAK
Era globalisasi mempengaruhi kehidupan masyarakat suatu negara,
termasuk Indonesia. Pola hidup sehat juga melanda penduduk dunia yang
semakin menyadari bahwa banyak masalah yang dapat mengakibatkan
penurunan tingkat harapan hidup. Oleh karena itu mereka terus menekan pola
hidup yang dapat mendukung hidup sehat.
Salah satu produk yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut
adalah minuman kesehatan. Minuman kesehatan adalah minuman yang
menawarkan khasiat menunjang kesehatan tubuh manusia. Produk ini dikemas
dengan trendi, praktis dan dalam bentuk siap minum.
Persaingan dalam industri minuman, khususnya minuman kesehatan
semakin tajam dengan makin banyaknya pemain baru dalam industri. Setiap
pemain berusaha untuk memperkenalkan produk baru bagi masyarakat
Indonesia melalui iklan yang gencar, terutama pada media cetak dan elektronik
yang dikonsumsi masyarakat menengah-atas.
Pada mulanya pasar yang dituju adalah kelompok menengah-atas yang
tidak mengalami kesulitan finansial untuk membeli produk ini. Peluang ¡ni
didukung dengari proyeksi penduduk dan Lembaga Demografi UI yang
menyatakan bahwa pada lima belas tahun mendatang, kelompok baby boomer
Indonesia atau kelompok 20-39 tahun merupakan kelompok dengan daya beli
terkuat. Tetapi kemudian terjadi perluasan pembeli, dimana ternyata ada
kelompok menengah bawah yang merupakan pembeli potensial. Akhirnya
beberapa perusahaan mulai melakukan diferensiasi produk sesuai dengan target
pasarnya.
Masalah utama yang dihadapi oleh produsen adalah kesulitan
menanamkan kepercayaan kepada masyarakat bahwa produk ini memang
benar-benar menyehatkan dan tidak mengandung bahan yang membahayakan
manusia. Fenomena ini umum terjadi pada produk yang masih baru, tetapi
dengan semakin terbukanya sistem informasi maka hambatan ini akan diatasi.
Industri minuman kesehatan Indonesia masih dalam tahap pergerakan
dan pengenalan produk (introduction) menuju pertumbuhan (growth), sehingga
industri ini sangat menarik untuk diikuti lebih lanjut. Di masa depan, industri
minuman kesehatan akan semakin kompetitif dan berkembang.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Lismanto
"ABSTRAK
Di dunia yang semakin berkembang ini, produk elektronik sangatlah bermanfaat bagi
manusia karena dapat membantu mempermudah pekerjaan. Hal ini juga berlaku bagi
penduduk Indonesia yang juga merasakan kemudahan atas hadirnya produk elektronik ini.
Tetapi untuk memperkenalkannya dibutuhkan suatu strategi tersendiri dari pihak perusahaan
untuk dapat memberikan hasil yang maksimal bagi perusahaan dan juga keuntungan bagi
semua pihak.
Dalam usaha mencapai hasil yang maksimal, perlu adanya suatu penganalisaan atas
kinerja perusahaan dari berbagai segi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apa kelemahan
dan juga kekuatan dari perusahaan, serta kesempatan dan ancaman yang mungkin timbul
sebelum keputusan mengenai penentuan strategi perusahaan oleh pihak manajemen dilakukan.
Penganalisaan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti melihat data-data internal
maupun eksternal perusahaan. Kesemuanya itu ditujukan agar strategi yang diputuskan oleh
pihak manajemen perusahaan benar-benar tepat sesuai keaRn yang dihadapi.
Strategi manajemen yang telah diputuskan ini harus mendapat dukungan kuat dari
seluruh pihak yang terkait, yaitu pihak yang melaksanakan aktivitas utama dan juga
pendukungnya, yang dapat dimulai dari pemilihan sumber daya manusia yang andal serta
kemampuan pihak manajemen dalam mengarahkannya. Tujuan akhirnya adalah
memaksimalkan keuntungan bagi perusahaan dan mensejahterakan karyawan-karyawannya
serta memberikan kepuasan bagi semua pihak yang terkait.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukitarini
"Instrumen derivatif yang terus berkembang pesat menyebabkan portofolio semakin kompleks Nilai portofolia tersebut sangat tergantung pada variabel pasar seperti suku bunga dan nilai tukar.
Instrumen derivatif selain digunakan untuk meng-offset (hedging) risiko dapat digunakan juga untuk berspekulasi mencari keuntungan. Pada kenyataannya banyak perusahaan merugi karena praktek tersebut. Hal ini mendorong timbulnya kebutuhan akan pengukuran kuantitatif risiko pasar dan suatu portfolio. Salah satu teknik pengukuran yang tersedia adalah Value at Risk (VaR).
VaR merangkum seluruh risiko pasar yang ada pada portofolio dalam I (satu) bilangan. VaR menyatakan jumlah uang yang mungkin hilang akibat perubahan harga di pasar pada tingkat kepercayaan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Dalam karya akhir ini, dikaji aspek-aspek praktis perhitungan VaR dengan Metode Simulasi Monte Carlo yang diterapkan pada portofolio FX Forward USD/IDR jangka waktu 1 bulan.
Prinsip dari Simulasi Monte Carlo adalah melakukan simulasi berulang ulang untuk menghasilkan berbagai kemungkinan harga portofolio yang membentuk distribusi simulasi. Dari distribusi simulasi tersebut, VaR dapat ditentukan.
Hasil perhitungan VaR diuji dengan backtesting untuk mengetahui validitasnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T4060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glen L. Livain
"Instrumen derivatif yang terus berkembang pesat menyebabkan portofolio semakin kompleks Nilai portofolia tersebut sangat tergantung pada variabel pasar seperti suku bunga dan nilai tukar. Instrumen derivatif selain digunakan untuk meng-offset (hedging) risiko dapat digunakan juga untuk berspekulasi mencari keuntungan. Pada kenyataannya banyak perusahaan merugi karena praktek tersebut. Hal ini mendorong timbulnya kebutuhan akan pengukuran kuantitatif risiko pasar dan suatu portfolio. Salah satu teknik pengukuran yang tersedia adalah Value at Risk (VaR). VaR merangkum seluruh risiko pasar yang ada pada portofolio dalam 1 (satu) bilangan. VaR menyatakan jumlah uang yang mungkin hilang akibat perubahan harga di pasar pada tingkat kepercayaan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Dalam karya akhir ini, dikaji aspek-aspek praktis perhitungan VaR dengan Metode Simulasi Monte Carlo yang diterapkan pada portofolio FX Forward USD/IDR jangka waktu 1 bulan. Prinsip dan Simulasi Monte Carlo adalah melakukan simulasi berulang ulang untuk menghasilkan berbagai kemungkinan harga portofolio yang membentuk distribusi simulasi. Dari distribusi simulasi tersebut, VaR dapat ditentukan. Hasil perhitungan VaR diuji dengan backtesting untuk mengetahui validitasnya."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Lubiantara
"Outsourcing akhir akhir ini merupakan salah satu alternatif yang paling populer dalam industri perminyakan. Tuntutan untuk mempertahankan laba akibat adanya penurunan produksi secara alamiah menyebabkan perusahaan minyak memilih strategi outsourcing sebagai sarana untuk menekan biaya (cost reduction). Namun demikian, faktor pendorong utama bagi perusahaan untuk melakukan outsourcing adalah untuk kembali ke core business perusahaan yaitu bagaimana menemukan cadangan minyak baru dan memproduksikannya seefisien mungkin, disamping alasan alasan lain seperti : pengurangan biaya maupun penghematan (cost saving).
Pemilihan strategi outsourcing sangat mungkin dilakukan karena secara tradisional perusahaan minyak melakukan semua aktivitas pendukungnya. Faktor lain yang menguntungkan adalah banyaknya perusahan atau jasa pendukung yang tersedia sehingga mempermudah pemilihan mitra kerja yang dapat melakukan aktivitas pendukung tersebut. Melalui program outsourcing akan dipiih mitra kerja yang paling tepat, dengan demikian aktivitas pendukung akan dijalankan oleh mitra kerja dengan lebih effisien karena aktivitas tersebut adalah core businessnya.
Perusahaan minyak Pegassus melakukan program outsourcing terhadap salah Satu aktivitas pendukungnya yaitu : Electrical Submersible Pump Department (ESPD), ESPD bertanggung jawab terhadap pengadaan, pemiihan, pemasangan serta pencabutan pompa kedalam maupun keluar Sumur minyak. Pompa tersebut dipasang didalam sumur untuk membantu agar minyak dapat diproduksikan sampai ke permukaan, disamping itu dengan dipasangnya pompa, laju produksi dapat dioptimumkan.
Pemilihan ESPD disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : secara teknis penanganan ESP sangat kompleks sehingga memerlukan keahlian khusus, biaya yang dikeluarkan oleh departemen ini besar, perkembangan teknologinya berlangsung cepat, namun yang paling penting adalah kriteria kinerjanya mudah diukur. Kinerja pompa minyak diukur berdasarkan berapa lama pompa tersebut dapat bertahan didalam sumur mulai dari pemasangan sampai saat mengalami kerusakan, makin panjang-umur pompa makin baik kinerjanya.
Apabila terjadi kerusakan pada pompa, karena perusahaan minyak Pegassus beroperasi di lepas pantai (offshore), maka untuk perbaikan pompa yang terdiri dari pencabutan pompa lama dan pemasangan pompa baru memerlukan bantuan barge (fasilitas terapung yang dilengkapi dengan peralatan untuk membantu kegiatan perminyakan). Disamping perusahaan harus menganggung biaya pompa yang baru, perusahaan juga menanggung biaya sewa barge dan personalnya. Kedua biaya tersebut mahal, Selanjutnya apabila kerusakan pompa cukup sering terjadi, maka beberapa sumur harus menunggu giliran untuk diperbaiki karena barge yang disewa jumlahnya terbatas. Dari sini dapat dilihat akan timbul kerugian berikutnya yaitu kehilangan kesempatan produksi karena adanya periode menunggu perbaikan. Besarnya kehilangan kesempatan produksi ini bervariasi sesuai dengan produktivìtas dari masing masing sumur yang pompanya sedang mengalami kerusakan tersebut.
Kerusakan pompa dapat disebabkan oleh kurang dipenuhinya prosedur standar pada waktu pompa dipasang, kurang akurat dalam mendisain tipe/ukuran pompa yang tepat, bisa juga dipengaruhi oleh karakteristik sumur seperti temperatur yang tinggi, viskositas fluida dan sebab sebab lainnya. Karena jumlah sumur di Pegassus mencapai 260 yang semuanya diproduksikan dengan menggunakan pompa, maka kinerja pompa yang buruk (umur pompanya pendek) akan menimbulkan biaya yang besar (biaya perbaikan pompa dan kehilangan kesempatan produksi). Dengan adanya program outsourcing, pekerjaan seperti : disain, pemiihan dan pemasangan pompa diserahkan pada pthak yang lebth ahli yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan pompa.
Tujuan dari program outsourcing ini adalah menghasilkan situasi yang win-win antara pihak Pegassus dengan pihak ketiga yang dipilih, situasi ini dicapai apabila pompa yang dipasang dapat berumur panjang, karena pada situasi ini kedua pihak saling diuntungkan, pihak Pegassus dapat menekan biaya karena frekwensi perbaikan pompa yang sedikit disamping itu karena umur pompanya panjang, maka kontinuitas produksi dapat dipertahankan. Sedangkan mitra kerja yang dipilih melakukan aktivitas ini juga diuntungkan, karena akan memperoleh bonus sesuai kesepakatan sebagai akibat meningkatnya kinerja pompa. Manfaat yang lebih penting bagi perusahaan Pegassus adalah denan adanya program outsourcing ini perusahaan lebih dapat berkonsentrasi pada hal hal lebih strategis seperti berkonsentrasi pada strategi peningkatan produksi dan penemuan cadangan baru.
Perencanaan strategi outsourcing yang baik baru merupakan tahap awal karena tahap berikutnya yang lebih penting adalah bagaimana implementasinya agar sasaran yang telah dibuat dapat dicapai. Salah satu temuan (finding) dalam implementasi program outsourcing adalah masalah pengurangan pegawai dan departemen tersebut. Masalah ini perlu diselesaikan dengan baik karena dapat menghambat rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pihak perusahaan harus melihat bahwa pengorbanan biaya untuk proses pengurangan pegawai tidak signifikan díbandingkan dengan benefit program ini dalarn jangka panjang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Lutfi
"PT SAM adalah perusahaan yang merencanakan akan membangun perkebunan kelapa sawit seluas 10.000 Ha. yang terintegrasi dengan pabrik pengolahannya. Untuk itu perlu adanya kajian kelayakan yang meIiputi: aspek teknis dan teknologi, aspek pemasaran, aspek finansial,
aspek lingkungan hidup, aspek ekonomis dan aspek manajemen.
Secara teknis dan teknologis pembangunan perkebunan kelapa sawit seluas 10.000 Ha dan pabrik pengolahannya dengan kapasitas 60 Ton TBS/Jam, yang akan dikembangkan oleh PT SAM layak untuk diimplementasikan. Lahan yang akan dikembangan berdasarkan analisis kesesuaian lahan memungkinkan untuk digunakan sebagai perkebunan
kelapa sawit.
Analisis pemasaran menunjukkan adanya permintaan dunia yang semakin lama semakin meningkat terhadap produk kelapa sawit. Disamping itu kebutuhan dalam negeri juga makin lama makin meningkat, sehingga dilihat dari segi pemasaran provek ini layak untuk dilaksanakan.
Analisis keuangan atas proyek ¡ni dibuat enam skenario. Skenario satu sampai tiga merupakan turunan skenario pembangunan perkebunan kelapa sawit yang terintegrasi dengan pabrik pengolahannya. Sedangkan skenario empat sampai enam merupakan turunan skenario pembangunan
perkebunan kelapa sawit saja. Keenam skenario tersebut semuanya Iayak secara finansial dengan hasil sebagai berikut:
1. skenario Pertama, dengan tingkat bunga pinjaman komersial sebesar 19% dan bunga pinjaman PBSN sebesar 12% diperoleh NPV (discount rate sebesar cost of capital) sebesar Rp 74.715,8 juta dan IRR sebesar
22,09%.
2. Skenarlo Kedua, dengan tíngkat bunga pinjaman komersial dan bunga pinjaman PBSN sebesar 10%, diperoleh NPV (discount rate sebesar cost of capital) sebesar Rp 99.067,3 juta dan IRR sebesar 24,33%.
3. Skenario Ketiga, dengan tingkat bunga pinjaman komersial dan bunga pinjaman PBSN sebesar 20% diperoleh NPV (discount rate sebesar cost of capital) sebesar Rp 70.932,4 juta dan ERR sebesar 21,53%.
4. Skenario Keempat, dengan tingkat bunga pinjaman komersial sebesar 19% dan bunga pinjaman PBSN sebesar 12%, diperoleh NPV (discount rate sebesar cost of capital) sebesar Rp 16.572,2 juta dan IRR sebesar 17,49%.
5. Skenario Kelima, dengan tingkat bunga pinjarnan komersial dan bunga pinjaman PBSN sebesar 10% diperoleh NPV (discount rate sebesar cost of capital) sebesar Rp 16.380,8 juta dan IRR sebesar 17.50%.
6. Skenario Keenam, dengan tingkat bunga pinjaman komersial dan bunga pinjaman PBSN sebesar 20% diperoleh NPV (discount rate sebesar cost of capital) sebesar Rp 10.976,7 juta dan IRR sebesar 16,59%.
Untuk analisis proyek dan sisi ekonomi terlihat bahwa dari tahun ke-0 sampai dengan tahun ke-5 output manfaat ekonomi dengan finansial sama besarnya. Hal ini dikarenakan perkebunan belum mulai menghasilkan. Namum mulai tahun ke-6 sampal dengan tahun ke-25, terlihai bahwa manfaat ekonomi proyek lebih besar dibandingkan dengan manfaat finansial dan proyek itu sendiri.
Pembangunan dan pengoperasian proyek PT SAM akan keadaan ruang lingkungan awal, biogeofisik, kimia
maupun ekonomi dan budaya. Analisis dampak lingkungan yang dilakukan menyatakan bahwa proyek perkebunan kelapa sawit dan pabrik pengolahannya dapat diimplementasikan dengan treatment tertentu untuk
mereduksi dampak negatif yang ada sehingga aman bagi Iingkungan hidup.
Secara manajemen terlihat bahwa membangun pabrik pengolahan yang terintegrasi dengan perkebunan kelapa sawit secara finansial keuntungannya jauh lebih besar. Disamping itu lebih menjamin pasokan bahan baku bagi pabrik pengolahan. Sedangkan pada sisi yang lain memberikan jaminan kepastian bahwa hasil panen dan perkebunan akan terserap semuanya.
Secara keseluruhan dilihat dari aspek teknis dan teknologi, aspek pemasaran, aspek finansial, aspek lingkungan hidup, aspek ekonomis maupun aspek manajemen, rencana pembangunan perkebunan kelapa sawit seluas 10.000 Ha yang terpadu dengan pabrik pengolahannya oleh PT SAM sesuai dengan skenario pertama, layak untuk diimplementasikan.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bramastra Lalean
"perusahaan minyak Lestari Oil adalah suatu perusahaan minyak asing yang bekerja sama dengan Pertamina melalui sistem bagi hasil dengan pembagian keuntungan 85 15 untuk pertamina : Lestari Oil. Perusahaan ini mendapatkan konsesi dan beroperasi di suatu bagian wilayah negara Indonesia sejak tahun 1979. Konsesi ini akan berakhir pada tahun 2000. Sebelum tahun 1979, blok ini telah dieksplorasi oleh perusahaan minyak X selama 10 tahun, tetapi perusahaan minyak X tidak berhasil menemukan lapangan minyak. Dalam waktu 10 tahun pertama, perusahaan minyak Lestari Oil telah berhasil menemukan dan mengembangkan beberapa lapangan minyak, dan sekarang pada tahap 10 tahun terakhir.
Produksi awal perusahaan Lestari Oil adalah 30.000 barel per han (bph) dan lapangan L di lepas pantai. Dan produksi awal kemudian ditemukan dan dikembangkan beberapa lapangan minyak baru seperti M (lepas pantai), K, N, S, dan Lapangan V (pantai). Produksi puncak dari seluruh total lapangan pernah mencapal sekitar 70.000 bph. Dengan terus diproduksikannya minyak dan sumur-sumur di lapangan tersebut, maka produksi minyak mentah Lestari Oil lambat laun mengalami penurunan Saat ini tingkat produksi minyak Lestari Oil berkisar sekitar 35.000 bph (industri minyak adalah industri ýang tidak terbaharui). Dengan kecenderungan tingkat produksi yang semakin turun, bila tidak ada penambahan cadangan baru dengan penemuan-penemuan lapangan baru, maka pada suatu waktu produksi minyak Lestari Oil akan mencapai suatu batas ekonomis tertentu yang tergantung pada besar biaya operasinya.
Saat ini, dinyatakan di daerah konsesi yang dikontrak oleh Lestari Oil, sebagai daerah yang telah jenuh, jadi tidak ada lagi untuk sementara ini program pencarian cadangan cadangan baru maupun program-program pengeboran sumur-sumur baru. Lestari Oil sedang menghadapi tahapan decliningnya. Sebagai layaknya suatu organisasi atau perusahaan, maka tentu saja Lestari Oil dengan kondisinya tersebut menghadapi problematika untuk terus mengoptimalkan aset-asetnya, terus Survive, dan agar terus mampu meraih keuntungan dalam persaingannya dengan perusahaan-perusahaan minyak lainnya, yaitu mempunyal tingkat profitability yang di atas rata-rata perusahaan di dalam industri minyak. Diperlukan kemampuan dalam mengidentiflkasikan faktor-faktot kunci di dalam maupun di luar lingkungan Lestari Oil untuk dianalisa dan dipelajari sebaik-baiknya dan secara mendalam agar Lestari Oil dapat menyusun perencanaan strategis yang tepat dan menyusun formulasi langkah-Iangkah strategis yang dirasa perlu untuk menerapkan pada prioritas utama, efisiensi dan efektifitas usaha dalam memproduksikan inyak bumi pada kondisi yang paling optimum.
Penentuan strategi usaha secara manajerial - yang tepat bagi Lestari Oil di dalam perjalanan usahanya (khususnya dalam kondisi declining seperti sut ini) dan di dalam menghadapi persaingannya, dengan mencoba meninjau dan mempelajari semua aspek dan faktor yang terkait secara komprehensif, mendalam, dan menyeluruh, diharapkan dapat membawa implikasi pada optimalisasi usaha dan optimalisasi aset-aset Lestari Oil, paling tidak sampai batas perjanjian kontrak dengan Pertamina berakhir, yaitu tahun 2000. Analisa dan studi ekonomi, kemungkinan re-strukturisasi bagan organisasi guna menerapkan hubungan dan tatanan kerja yang lebih sesuai, dan analisa manajemen sumberdaya manusia juga disertakan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>