Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ririn Rianita
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu faktor risiko tingginya penularan IMS-HIV/AIDS adalah banyaknya pelanggan yang dilayani seorang WPS. Makin besar jumlah pelanggan, makin besar kemungkinan tertular HIV. Sebaliknya jika WPS telah terinfeksi IMS-HIV, maka makin banyak pelanggan yang mungkin tertular darinya. Rendahnya penggunaan kondom pada transaksi seks merupakan suatu masalah yang harus diperhatikan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktorfaktor yang berhubungan pada WPS dengan HIV/AIDS terhadap perilaku penggunaan kondom pada pelanggannya di Lokalisasi Batu 15 Kota Tanjungpinang tahun 2011. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Populasi studi adalah seluruh WPS dengan HIV/AIDS yang ada di Lokalisasi Batu 15, dengan jumlah sampel 45. Hasil penelitian didapatkan WPS dengan HIV/AIDS yang konsisten terhadap penggunaan kondom adalah 48.9%. Analisa menggunakan uji chi square, menunjukan bahwa terdapat hubungan antara variabel pendidikan, jumlah pelanggan, riwayat penyakit IMS, riwayat penyakit HIV, ketersediaan kondom dan dukungan teman sebaya dengan perilaku penggunaan kondom. Belum tercapainya target nasional penggunaan kondom pada WPS yaitu 60 %, maka perlu adanya kebijakan untuk condom use 100% di Lokalisasi Batu 15 dan promosi kesehatan tentang peningkatan pengetahuan HIV/AIDS dan penggunaan kondom
ABSTRACT
One of the highest risk factor for transmission of IMS-HIV/AIDS is the number of WPS. The more customers, the greater the likelihood of HIV infection. Conversely, if the WPS was infected with an STI, HIV medications, the more customers who might be infected. Low condom use in sex trafficking is a problem that must be taken into account. The purpose of this study was to determine the factors associated with WPS HIV/AIDS, condom use behavior to its clients in the localization of 15 Tanjungpinang City in 2011. In this study used cross-study design. WPS is the entire population with HIV/AIDS in localization of Batu 15, the number of samples, 45. Results of WPS with HIV/AIDS is consistent condom use rate of 48.9%. Analysis of the use Chi-square test, showed that there was a correlation between variables, the number of clients, the history of STDS, history HIV disease, the availability of condoms and peer support with the behavior of condom use. Not achieving national targets on the WPS is 60% condom use, it's a 100% condom use policy in the localization of Batu 15 and health promotion increased knowledge about HIV / AIDS and condom use.
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mailisafitri
Abstrak :
ABSTRAK
Berdasarkan data riskesdas tahun 2007 stroke menjadi penyebab kematian utama yaitu 15,4% dari total kematian. Penelitian kasus kontrol ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya kematian pasien stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) Bukittinggi selama tahun 2010 dengan menggunakan data rekam medik pada tahun 2010. Pengambilan data dilakukan selama bulan maret 2011, dengan jumlah kasus 200 dan kontrol 400 (1:2). Kasus adalah pasien stroke yang meninggal dibuktikan dari ringkasan kematian pasien; kontrol adalah pasien yang keluar hidup. Hasil analisis chi-square menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kematian pasien stroke adalah; umur ≥ 60 tahun (OR=1,718; 95% CI: 1,238-2,384), pasien dengan riwayat jantung (OR=2,870; 95% CI: 1,684-4,891), kelas rawat di ruangan ICU (OR=69,167; 95% CI: 32,785-145,92) dan stroke hemoragik (OR=27,556; 95% CI: 17,907-42,405) sedangkan riwayat hipertensi sebagai faktor protektif (OR=0,594; 95% CI: 0,383-0,921). Pengendalian faktor risiko dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat stroke. Perlunya penanganan medik yang cepat untuk menentukan jenis stroke pasien dengan CT scan atau skor kesadaran dan pemberian obat untuk mengontrol penyakit penyerta pasien dapat menurunkan kematian akibat stroke.
ABSTRACT
Data from Basic Health Research In Indonesia 2007 found that stroke is the number one cause of death, causing 15,4% of total deaths. This case control study aimed to indentify factors that associated with mortality of stroke patients in inpatient installation in National Stroke Hospital, Bukittinggi during 2010 by using medical records in 2010. Data were collected in March 2011, with 200 cases and 400 controls (1:2). The case group is stroke patient who died; evidence was taken from the summary of the patient’s death; while the control group is stroke patient who survived. The results from chi-square analysis show that factors associated with mortality of stroke patients are; age ≥ 60 years old (OR=1.72; 95% CI: 1.24-2.38), patients with history of CHD (OR= 2.87; 95%CI:1.68-4,89), ICU class treatment (OR=69.17; 95% CI: 32.78-145.92) and hemorraghic stroke (OR=27.56; 95% CI: 17.91-42.41) whereas hypertension history as protective factor (OR=0.59; 95% CI: 0.38-0.92). Controlling of risk factors can reduce morbidity and mortality due to stroke. The need of prompt medical treatment to determine the type of patient’s stroke by using CT scan or awareness score and also medication to control comorbidities may reduce the mortality from stroke.
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Wulandari
Abstrak :
ABSTRAK
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan isu global, terkini dan penting (high profile) dalam pelayanan kesehatan. Program patient safety menjadi suatu prioritas pelayanan kesehatan yang wajib diterapkan dalam segala aspek pelayanan kesehatan khususnya pada rumah sakit. Di rumah sakit terdapat ribuan jenis obat, ratusan tes diagnosis dan prosedur terapi, serta jumlah pasien dan staf rumah sakit yang cukup besar merupakan hal yang sangat potensial untuk menimbulkan suatu kesalahan, yang membuat rumah sakit sebagai institusi yang penuh dengan resiko. Penerapan patient safety akan meningkatkan kepercayaan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan citra rumah sakit sebagai penyedia sarana pelayanan kesehatan, serta akan meningkatkan mutu rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian adverse event pada pelaksanaan program patient safety asuhan keperawatan di ruang perawatan anak RS Hermina Depok sehingga dapat meningkatkan mutu RS Hermina Depok. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif deskriptif dengan informan sebanyak 10 orang yang digali informasinya dengan metode pengumpulan data yang berbeda, yaitu empat orang informan dengan wawancara mendalam dan enam orang lainnya dengan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian menyatakan bahwa masa kerja, kelalaian, komunikasi dan human error merupakan faktor ? faktor yang dapat menyebabkan terjadinya insiden adverse event. Sistem pelaporan yang baik juga merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan budaya patient safety di rumah sakit, sebagaimana peraturan yang telah ditetapkan oleh manajemen rumah sakit yang menyatakan bahwa setiap terjadi insiden adverse event maupun near miss harus dilaporkan dalam kurun waktu 2 X 24 jam. Mengingat akar masalah terbesar dari adverse event adalah komunikasi, maka disarankan agar meningkatkan komunikasi yang terbuka baik antar sesama profesi maupun kepada pasien.
ABSTRACT
Patient Safety is the most up-to-date global issue and also important in health service. Patient Safety program becomes a priority in health service that must be applied in every aspects of health service, especially in hospital. There are thousands of medicines in hospital, hundreds of diagnostic tests, therapy procedures, and also a large number of patients and staffs, that made a hospital as a high-risk institution. Patient Safety implementation will increase public trust as the health service clients and enhance the image of the hospital as a health service provider, and finally it will be able to upgrade the quality of the hospital itself. The objective of the research is to capture and identify the adverse event of the patient safety implementation in pediatrics nursery section of Hermina Depok Hospital, so that the result of the research is expected to be treated as an input for the hospital management to increase its quality. The research applied qualitative - descriptive method through interview upon 10 respondents to gather the information by two different interview methods; in-depth interview for 4 informants and 6 others informants were interviewed in Focus Group Discussion (FGD) forum. The result of the research showed that the working period, indifference, communication, and human error are factors that can cause the adverse event incidents. Accountable reporting system is also one of the factors in increasing the patient safety culture in the hospital, based on the hospital management regulation which oblige that every adverse event incident and or near miss incident must be reported within 24 hours. Since the most significant problem of adverse event is communication, therefore it is suggested to enhance the open communication among colleagues and with the patients.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprina Lingkeh
Abstrak :
Kesehatan Ibu dan bayi perlu perhatian khusus dengan mendekatkan akses pelayanan berkualitas dan pemberdayaan masyarakat. Progran perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) salah satu upaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi untuk mencapai kualitas hidup sehat. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan P4K oleh Bidan di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi tengah. Desain penelitian cross sectional populasi 186 bidan puskesmas sample size menggunakan estimasi proporsi diambil secara simple random sampling dengan sampel 67 bidan. Hasil analisis statistik bivariat diperoleh 62,5% lama kerja < 14 tahun berperilaku kurang terhadap pelaksanaan P4K nilai p- value 0,039 dan nilai OR 3,1, ada hubungan yang signifikan antara lama kerja dengan pelaksanaan P4K, lama kerja bidan ≥14 tahun berpeluang 3,1 kali untuk berperilaku baik terhadap pelaksanaan P4K di sarankan menyekolahkan Bidan dan lebih mengembangkan penelitian kualitatif mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan P4K. ...... Maternal In Infant need special attention with closer access to quality services and community empoverment. Program planning and prevention complications of childbirth (P4K) an effort to reduce maternal mortality and infant mortality rate to achieve a healthier quality of life. Research objectives were to determine the factors relaxed to implementation of the P4K by midwives in Donggala district area central Sulawesi Province. This research is quantitative research with cross sectional analitytic methode. With the total population 186 midwive only 67 sampel 67 of midwive as research respondents drawn using simpel random sampling technigue. Bivariat statistic analysis result that 62,5% working period < 14 year actiess to the implementation of P4K. P=value 0,039 and OR value 3,1 there is significant corelation between working period ≥ 14 year has 3,1 probability to act well to the implamentation of P4K it is suggested to educate the midwive formally and development qualitative researh, related to the factors influencing the midwive to inplemet the P4K.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran akan faktor-faktor yang menyebabkan turnover perawat rawat inap anak RSU X. Latarbelakang penelitian adalah tingginya angka turnover perawat rawat inap anak pada Januari – Oktober 2014 sebesar 46%. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap 7 informan yaitu 2 orang bagian manajemen, supervisor dan 4 orang perawat rawat inap anak. Hasil penelitian menunjukkan faktor penyebabnya adalah karakteristik individu, kepuasan gaji, selain itu kesempatan promosi dan permintaan eksternal individu juga mempengaruhi turnover. Adapun saran untuk RSU X adalah melakukan analisa gaji dan penetapan jenjang karier perawat., This thesis aims to obtain an overview of the factors of pediatric inpatient nurse turnover cause in RSU X. The background of this research is high rates of pediatric inpatient nurse turnover in January – October 2014 at 46%. This research is a qualitative desaign. This research conducted in-depth interviews with 7 informans including 2 people of managements, supervisor and 4 people nurse of Pediatric Inpatient. The result showed that the factor is characteristic individu, pay satisfaction, the other is promotion opportunities and external demand. The recommendation for RSU X to salary analysze and career path establishment.]
Universitas Indonesia, 2014
S57996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Prasetio
Abstrak :
ABSTRACT
Peningkatan kepadatan arus lalu lintas penerbangan yang diprediksikan terjadi dalam beberapa tahun kedepan, dapat menambah beban kerja mental pada Air Traffic Controller ATCO . Beban kerja mental yang berat dapat mempengaruhi kemunculan stres kerja pada pekerja yang telah dibuktikan oleh berbagai penelitian. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian sejenis untuk mencegah terjadinya stres kerja pada ATCO di Jakarta Air Traffic Service Center JATSC akibat peningkatan tersebut. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode studi cross-sectional dengan menggunakan instrumen NASA-Task Load Index NASA-TLX dan International Stress Management Association ISMA untuk mengukur beban kerja mental dan stres kerja pada 47 responden. Terdapat penambahan dua variabel lainnya, yaitu pendidikan dan masa kerja. Hasil menunjukkan beban kerja mental yang tinggi memiliki hubungan signifikan dan berpola positif dengan stres kerja, sedangkan dua variabel lainnya tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan terhadap stres kerja. Lebih lanjut, sesuai dengan penelitian serupa lainnya, hasil menampilkan perempuan lebih rentan terhadap stres. Disimpulkan bahwa beban mental kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan stres kerja. Intervensi yang dapat dilakukan salah satunya adalah implementasi sistem otomatisasi dengan desain yang berprinsip cognitive ergonomics.
ABSTRACT
The increase of air traffic density, which is predicted will happen in near future, could increase the mental workload of Air Traffic Controller ATCO . Some studies have shown that high mental workload can influence the onset of occupational stress on workers. Thus, it is necessary to perform a similar research for the occupational stress prevention among ATCO in Jakarta Air Traffic Service Center JATSC in anticipation of air traffic uplift. This study uses cross sectional method, along with the usage of NASA Task Load Index NASA TLX and International Stress Management Association ISMA instruments to measure subjective mental workload and occupational health of 47 respondents. There are also two other variables, education and period of employment, to be included in this study. Result shows that high mental workload has a significant and positive correlation with occupational stress, while the other variables don rsquo t show any significant correlation with occupational stress. Moreover, it also shows women are more susceptible to occupational stress than men which corresponds with other similar studies. It is concluded that mental workload has a significant correlation with occupational stress. Prevention can be achieved by implementing automated systems with cognitive ergonomical designs
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dekky
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang gambaran Sarana Penyelamatan Jiwa di Sekolah Menengah Atas Negeri 40 Jakarta. Variabel-variabel yang dibahas dalam skripsi ini meliputi sarana jalan keluar berupa pintu dan tangga yang umumnya dimiliki sekolah, pencahayaan darurat, tanda arah jalan keluar, komunikasi darurat, prosedur dan rute evakuasi dan tempat berkumpul sementara. Penelitian ini memakai pendekatan semi kuantitatif dengan desain studi deskriptif. Didapatkan bahwa sekolah belum memiliki sarana penyelamatan jiwa yang memadai. Diharapkan agar sekolah dapat mempertimbangkan saran yang diberikan peneliti untuk meningkatkan kualitas dalam hal sarana penyelamatan jiwa.
ABSTRACT
This thesis discuss the description of Life Saving Facility at Senior High School 40 Jakarta. The variables are discussed in this thesis are means of escape, for example doors and stairs that are generally owned by the school, emergency lighting, exit direction signs, emergency communications, procedures and evacuation routes and temporary gathering place. This study use semi-quantitative approach to the design of a descriptive study. It is found that the school does not have adequate means of life saving facilities. It is expected that schools can consider the advice is given by researcher to improve the quality in terms of life saving facilities.
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desi
Abstrak :
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 prevalensi kekurangan gizi pada anak balita 18,4% (gizi kurang 13% dan gizi buruk 5,4%). Prevalensi gizi buruk (underweight) tertinggi di Provinsi Aceh (10,7%) dan prevalensi balita sangat kurus (wasting) adalah 6,2 persen, tertinggi di Provinsi Riau (10,6%). Akibat dari kurang gizi ini menyebabkan kerentanan terhadap penyakit infeksi dan dapat meningkatkan angka kematian balita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor?faktor yang berhubungan dengan status gizi anak berusia 6?59 bulan di Pulau Sumatera Tahun 2010. Desain penelitian ini adalah cross sectional, menggunakan data sekunder dari data Riskesdas 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang mempunyai anak usia 6?59 bulan, sedangkan sampelnya ialah sebagian populasi (sebagian rumah tangga yang mempunyai anak usia 6?59 bulan). Dalam penelitian ini didapatkan prevalensi anak gizi kurang 12,5%, gizi buruk 4,9% dan gizi lebih 5,8% (BB/U), prevalensi anak pendek 15,8%, sangat pendek 18,3% (TB/U) dan prevalensi anak kurus 7,3%, sangat kurus 6,3% dan gemuk 13,75% (BB/TB). Pada analisis bivariat didapatkan hubungan yang bermakna antara pemantauan pertumbuhan dengan status gizi anak berdasarkan BB/U, TB/U, antara pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan status gizi anak berdasarkan BB/TB, antara sanitasi lingkungan dengan status gizi berdasarkan BB/U dan BB/TB, antara pengeluaran perkapita dengan status gizi anak baik itu berdasarkan BB/U, TB/U, BB/TB, antara pendidikan ibu dengan status gizi balita baik itu berdasarkan BB/U, TB/U maupun BB/TB, antara jumlah kelahiran anak dengan status gizi balita berdasarkan TB/U. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan kepada Dinas Kesehatan Provinsi untuk meningkatkan kepedulian dan investasi dalam upaya pencegahan masalah gizi.
Based on the Basic Health Research (Riskesdas) 2007, the prevalence of children malnutrition who under five is 18.4% (its underweight 13% and malnutrition 5.4%). The highest of the prevalence of malnutrition (underweight) is in province of Aceh (10.7%) and the thinnest of the prevalence of children under five (wasting) is 6.2 percent which located in province of Riau (10.6%). As a result of this malnutrition the children is vulnerable to infect of diseases and can cause increased of their mortality number. This study has been proposed to determine about factors regarding with nutritional status of children aged 6-59 months on the island of Sumatra in 2010. The design of this study is cross sectional, which formed of secondary data from the data Riskesdas 2010. The population in this study is families that have children aged 6-59 months meanwhile the sample is part of the population (some households who have children aged 6-59 months). Based on this study, the prevalence of child nutrition is 12.5% for malnutrition, 4.9% for severe malnutrition and 5.8% for over. (based on weight / age). The prevalence of children heights is 15.8% for short children, 18.3% for very shorts (based on height /aged). And the prevalence of children weights is 7.3% for skinny children, 6.3% for very skinny and 13.75 for fat (based on weight/height). From two variants analysis, there is found a significant correlation: between the monitoring of growth and nutritional status of children based on weight / age, height / age; between the utilization of health services and nutritional status children based on weight / height; between environmental sanitation and nutritional status based on the weight / age and weight / height; between cost live per capita and child nutritional status based on weight / age, height / age, weight / height; between maternal education with nutritional status of children whether it is based on the weight / age, height / age or weight / height; and between the number of births of children and nutritional status of children under five based height/ age.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aziza Aulia Irfa
Abstrak :
Prevalensi penyakit kardiovaskular di Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Riskesdas 2007 yaitu 8,1% untuk penyakit jantung dan 12,5? untuk penyakit stroke. Prevalensi ini melebihi prevalensi nasional yaitu 7,2% untuk penyakit jantung dan 8,3? untuk penyakit stroke. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan pendeteksian dini, salah satunya melalui skoring risiko kardiovaskular. Melihat belum adanya penelitian yang membahas prevalensi dan analisis risiko penyakit kardiovaskular berdasarkan data Riskesdas 2007, maka penelitian ini bertujuan untuk melihat prevalensi dan risiko kardiovaskular pada penduduk dewasa di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dan melakukan analisis risiko berdasarkan Skor Kardiovaskular Jakarta. Kriteria sampel yaitu responden yang berusia ≥ 25 tahun, total sampel yang dianalisis yaitu 8548 responden. Hasil penelitian mendapatkan prevalensi penyakit kardiovaskular pada penduduk dewasa di Provinsi DKI Jakarta yaitu 12,5%. Persentase penyakit kardiovaskular tertinggi pada responden perempuan (13,5%), usia ≥60 tahun (21,3%), cerai mati (20,3%), tidak sekolah (20,3%), tidak bekerja (20,3%), mantan perokok (20%), aktivitas fisik ringan (17,5%), sering mengkonsumsi makanan berlemak atau jeroan (16,4%), penderita DM (33,2%), hipertensi tingkat 3 (19,7%), dan IMT ≥30 (14%). Berdasarkan analisis risiko penyakit kardiovaskular, penduduk dewasa di Provinsi DKI Jakarta sebagian besar masih berisiko rendah penyakit kardiovaskular dengan persentase 50,2%, diikuti berisiko tinggi dengan persentase 23,6% dan berisiko sedang dengan persentase 22,6%.
Prevalence of cardiovascular disease in Province of DKI Jakarta based on National Basic Health Research 2007 were 8,1% for heart disease and 12,5? for stroke. These prevalence were higher than national prevalence, 7,2% for heart disease and 8,3? for stroke. Cardiovascular disease could be prevented by early detection, for example by scoring risk of cardiovascular disease. Purpose of this study was to describe prevalence and risk of cardiovascular disease in adults of DKI Jakarta. This study used cross sectional design and analyzed risk of cardiovascular disease adopted by Jakarta Cardiovascular Score. Criteria of sample were respondents aged ≥ 25 years. Total samples analyzed were 8548 respondents. The result of this study shown prevalence of cardiovascular disease in adults of DKI Jakarta was 12,5%. The highest percentages of cardiovascular disease were women (13,5%), age ≥ 60 years (21,3%), widowed (20,5%), no educational background (20,3%), unemployed (20,3%), ex-smoker (20%), doing light physical activity (17,5%), often consuming high fat meals (16,4%), diabetic (33,2%), hypertension grade 3 (19,7%), and BMI ≥30 (14%). Based on risk of cardiovascular disease 50,2% adults of DKI Jakarta had low risk cardiovascular disease, 23,6% had high risk cardiovascular disease, and 22,6% had medium risk cardiovascular disease.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riskina Tri Januarti
Abstrak :
ABSTRAK
Sepanjang tahun 2003-2007 tercatat sebanyak 258.274 kecelakaan lalu lintas telah terjadi di Indonesia dan telah merenggut 69.485 jiwa. Berdasarkan angka kejadian kecelakaan lalu lintas yang masih tergolong tinggi ini, diperkirakan setiap tahun rata-rata 13.877 jiwa meninggal di jalan raya. Khusus di wilayah Satlantas Polres Bogor jika dibandingkan dengan tahun 2007, di tahun 2008 telah terjadi peningkatan kasus kecelakaan lalu lintas sebesar 15,18% (dari 162 kasus menjadi 191 kasus) yang rata-rata didominasi oleh pengendara kendaraan bermotor roda dua. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran epidemiologi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan timbulnya korban luka berat dan meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di wilayah Satlantas Polres Bogor, Januari 2008-Desember 2008. Metodologi penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan menggunakan sumber data sekunder yang di dapat dari laporan polisi (bulanan) kecelakaan lalu lintas kendaraan bermotor roda dua pada unit Laka Lantas Polres Bogor selama tahun 2008. Karakteristik sampel penelitian ditentukan berdasarkan kriteria inklusi (kejadian kecelakaan yang melibatkan sepeda motor dan menimbulkan korban luka berat dan meninggal serta memiliki data/identitas yang lengkap) dan eksklusi. Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini sebanyak 81 sampel, namun untuk mengurangi kesalahan dalam prediktabilitas maka digunakan seluruh sampel yang termasuk dalam kriteria inklusi yaitu sebanyak 134 kasus kecelakaan untuk mewakili populasi studi. Sampel penelitian yang ada dianalisis secara univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat (uji chi square dan uji t). Analisis hubungan dilakukan dengan melihat nilai OR dan nilai p terhadap α (0,05) untuk melihat tingkat kemaknaan hubungan. Dari 191 kecelakaan, 144 kasus diketahui melibatkan kendaraan bermotor roda dua dan sebanyak 134 diantaranya menimbulkan korban luka berat dan meninggal. Dengan rentang kepercayaan (CI) 95% diketahui bahwa dari 144 kejadian kecelakaan lalu lintas kendaraan bermotor roda dua yang menimbulkan korban luka berat dan meninggal dunia di wilayah Satlantas Polres Bogor selama Januari-Desember 2008, rata-rata pengendara berusia 26 tahun; sebagian besar dialami oleh pengemudi berjenis kelamin laki-laki (93,1%); memiliki kondisi yang sehat/tidak lelah, sakit, maupun mengantuk saat mengemudi (98,6%); memiliki SIM (75,7%); terjadi sebagai akibat kecelakaan ganda (96,5%); melibatkan kendaraan roda dua dengan roda empat/lebih (63,2%); terjadi pada hari kerja (62,5%); antara pagi-siang hari (55,6%); saat cuaca cerah (74,3%); dalam keadaan permukaan jalan yang baik/aspal halus (93,1%); pada jalur dua arah (86,8%); dalam kondisi arus lalu lintas sedang (82,6%); dan terjadi di jalan yang lurus/bukan persimpangan maupun tikungan (77,1%). sedangkan faktor yang secara signifikan berhubungan dengan timbulnya korban luka berat dan meninggal pada kecelakaan lalu lintas kendaraan bermotor roda dua di wilayah Satlantas Polres Bogor selama tahun 2008 yaitu arah lalu lintas dengan nilai p sebesar 0,004 dimana kecelakaan yang terjadi pada jalur lalu lintas dua arah beresiko 10 kali lebih besar untuk menimbulkan korban dibandingkan dengan kecelakaan yang terjadi pada jalur lalu lintas satu arah, sedangkan variabel lainnya diketahui tidak berhubungan secara signifikan. Berdasarkan hasil tersebut diatas maka sebaiknya beberapa pihak seperti Pemerintah, Dinkes, Kepolisian, dan pihak terkait lainnya dapat menjalin kemitraan dan melakukan upaya preventif dengan lebih memperkaya peringatan/sosialisasi terkait dengan safety road, safety riding dan safety fasilities untuk membangun kewaspadaan publik (public awareness) agar lebih berhati-hati dalam berlalu lintas, mengenalkan masalah-masalah kelelahan bagi pengemudi, mengoptimalkan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) terutama di lokasi jalan dengan jalur dua arah dan lokasi jalan bukan persimpangan atau tikungan yang beresiko tinggi untuk memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas, serta lebih mengoptimalkan sarana dan prasarana dalam berlalu lintas misalnya dengan membangun tanggul pemisah atau membuat garis pemisah (separator) pada jalan yang berjalur dua arah (berlawanan).
2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>