Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendro Retno Wulan
"ABSTRAK
Konflik Laut China Selatan merupakan salah satu bentuk baru ancaman keamanan pasca perang dingin di wilayah Asia Tenggara. Konflik ini melibatkan enam negara sebagai pengklaim secara Iangsung dan menyangkut kepentingannya besar negara lainnya. Hal ini disebabkan lokasi strategis Laut China Selatan dan potensi yang terkandung didalamnya. Bila konflik ini dibiarkan memuncak akan menimbulkan perang terbuka yang merugikan banyak pihak Mengingat langkah untuk menyelesaikan konflik ini perlu waktu panjang karena rumitnya permasalahan, maka diperlukan upaya yang bisa tetap menjaga kawasan tetap aman hingga terselesaikannya permasalahan klaim wilayah ini yaitu dengan meningkatkan rasa saling percaya (confidence building measures) antara pihak yang bertikai. Langkah ini merupakan salah satu langkah awal diplomasi preventif.
ASEAN sebagai organisasi regional merasa perlu melakukan langkah diplomasi khusus sebagai upaya mengurangi ketegangan yang muncul akibat konflik yang berpotensi timbul yaitu dengan diplomasi preventif dua jalur, pertama dan kedua. Hal ini mengingat sebagian pengklaim adalah negara-negara anggota ASEAN dan keamanan kawasan sangat penting untuk dipertahankan demi menjaga stabilitas kawasan agar tetap kondusif bagi perkembangan perekonomian. Masalah yang ingin dibahas adalah bagaimana upaya ASEAN dengan diplomasi preventif dua jalur dalam mengurangi ancaman keamanan akibat ketegangan konflik yang timbul. Lingkup pennasalahan meliputi pelaksanaan diplomasi preventif jalur pertama melalui pembicaraan bilateral, ASEAN Ministerial Meeting, ASEAN Regional Forum, ASEAN-China Dialogue, ASEAN-China SOM dan diplomasi jalur kedua melalui Lokakarya PengeloIaan Potensi Konflik Laut China Selatan atas inisiatif Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi sumbangan pemikiran tentang penggunaan sinergi diplomasi dua jalur tersebut untuk mengurangi ketegangan konflik di Laut China Selatan secara aman dan damai.
Untuk itu, penulis menggunakan kerangka teori untuk menganalisis permasalahan dengan pendekatan konstruktif dari Bruce Andrews (1975) untuk melihat perilaku ASEAN dalam menanggapi konflik, pendekatan diplomasi dari Hedley Bull (1981) dan diplomasi preventif dan Boutros-Boutros Ghali (1992) dan konsep kerja sama dalam mengatasi konflik dan K.J. Holsti (1988) dan Robert O'Keohane (1994), konsep fungsionalisme dari David Mitrany (1981) serta konsep spill over dan Ernst Haas (1993). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan erat antara diplomasi jalur pertama dan kedua yang berpengaruh positif pada upaya pengurangan ketegangan konflik di Laut China Selatan.
Kesimpulan dari tesis ini adalah pelaksanaan diplomasi preventif dua jalur ternyata mempunyai peran positif dan akan lebih efektif bila didukung oleh komitmen masing-masing pihak yang bertikai untuk menjalankan hasil-hasil yang dicapai dalam diplomasi preventif baik jalur pertama maupun kedua secara konsisten."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdin
"Lahirnya UU Nomor 22 Ta hun 1999 tentang Pemerintahan Daerah menggantikan UU Nomor 5 Tahun 1 974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah telah membuka peluang seluas-luasnya bagi reformasi manajemen pemerintahan di daerah. Pemerintah Kabupaten dan Kota di berikan kewenangan pemerintahan yang lebih luas. Salah satu kewenangan pemerintahan tersebut adalah di berikannya kewenangan di bidang pendidikan kepada Pemerintah Kabupaten dan Kota. Sebagai tindak lanjut dari pemberian kewenangan ini Pemerintah Kota Depok membentuk Dinas Pendidikan.
Berdasarkan studi pustaka ditemui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efeklifitas organisasi Dinas Pendidikan Kota Depok adalah struktur dan teknologi organisasi, lingkungan organisasi, karakteristik pekerja, serta kebijakan dan prakrek manajemen. Efektifitas organisasi dianalisis melalui pendekatan pencapaian tujuan dan pendekatan konstituensi strategis.
Berdasarkan pendekatan tujuan ditemukan bahwa efektivitas Dinas Pendidikan Kota Depok termasuk dalam katagori baik karena berbagai proyek dan program dapat dilaksanakan seluruhnya oleh Dinas Pendidikan Kota Depok. Di samping itu, program dan proyek yang ada merupakan penjabaran dari visi dan misi organisassi.
Pendekatan konstituensi strategis melihat kemampuan Dinas pendidikan dalam memenuhi tuntutan yang diajukan oleh sekolah-sekolah sebagai konstituennya. Secara umum efektivitas organisasi tergolong baik karena pemenuhan tuntutan sekolah-sekolah seperti penyediaan tenaga pendidikan, penyaluran BOP, penyaluran buku-buku, penyaluran alat-alat olah raga dan mekanisme pelaporan berjalan dengan baik."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T5040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresa Septiani
"ABSTRAK
Isu-isu lingkungan sering kali tidak memiliki tempat di pemberitaan media-media daring nasional. Alasannya
karena isu lingkungan seringkali dianggap sebagai isu yang sensitif dan mengundang konflik kepentingan
berbagai pihak. Selain itu, perubahan model bisnis perusahaan berita yang mulai mengambil keuntungan melalui
monetisasi klik dari audiens membuat isu lingkungan tidak strategis untuk mendapatkan profit. Meskipun
demikian, jurnalisme di era digital turut melahirkan jurnalisme hiperlokal yang menjadi kekuatan baru bagi
jurnalis agar dapat mengutamakan kualitas pemberitaan yang memenuhi hak masyarakat untuk mendapatkan
informasi yang inklusif dan salah satunya dalam isu-isu lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
peran aktor-aktor lingkungan yang terdiri dari pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan masyarakat sipil
di media hiperlokal Bale Bengong dalam menyuarakan isu-isu lingkungan di Bali. Ditemukan bahwa media
hiperlokal dan aktor-aktor lingkungan di dalamnya berperan untuk (1) menyediakan ruang untuk agenda
advokasi dan kampanye LSM, (2) membantu masyarakat dalam memonitor kekuasaan, dan (3) memberikan
suara kepada yang tidak bersuara (giving voice to the voiceless) dalam masalah lingkungan di Bali.

ABSTRACT
Environmental issues oftentimes have no place in national online media coverage. The reason is because
environmental issues are often regarded as sensitive issues and invite conflicting interests of various parties. In addition, changes in the news companys business model that began to take advantage through monetized clicks
from the audience made environmental issues not strategic for profit. Nevertheless, journalism in the digital era
also gave birth to hyperlocal journalism which became a new force for journalists to be able to prioritize the
quality of reporting that fulfills the communitys right to get information that is inclusive and one of them on
environmental issues. This study aims to examine the role of environmental actors consisting of the government,
non-governmental organizations and civil society in voicing environmental issues in Bali through a hyperlocal
media called Bale Bengong. It was found that environmental actors and hyperlocal media played a role in (1)
providing space for NGO advocacy and campaign agendas, (2) helping communities monitor power, and (3)
giving voice to the voiceless in environmental problems in Bali."
2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
London: Frances Pinter, 1978
341.2 INT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
M. Sri Budirichyani
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kirgis, Frederic L.
St. Paul, Minn.: West Publishing, 1993
341.2 KIR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Praeger, 1966
324.1 EVO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Peaslee, Amos J.
Hague: Martinus Nijhoff, 1956
341.11 PEA i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kantor Berita Indonesia, 2012
070.435 SEJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kus Heryuwono
"PT Asuransi X, adalah perusahan yang bergerak di bidang Investasi Keuangan, perusahaan yang bergerak dibidang jasa seperti ini sangat memerlukan citra positif dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Sebagai perusahaan yang mengelola dana pihak ke tiga, harus dapat membentuk image yang positif pada masyarakat luas khususnya mengenai bonafitas dan dapat menjaga professionalitas. Pada bulan april tahun 2004, PT. Asuransi X mengalami musibah yang cukup serius yaitu dinyatakan pailit oleh Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat Akibatnya PT. Asuransi X dlnyatakan tidak boleh beroperasi untuk beberapa lama. Melalui proses hukum akhimya tuntutan pailit tersebut dibalalkan oleh Mahkamah Agung karena tuntutan tidak terbukti Meskipun Mahkamah Agung telah memenangkan pihak PT. Asuransi X, dengan menyatakan tidak pailit , namun infonnasi kepailitan telah bergulir dimasyarakat. Informasi ini sudah tcrlanjur mempengaruhi citra dimasyarakat termasuk karyawanya juga diantaranya para agen atau tenaga penjualan.. Untuk mengatasi masalah tersebut, Manajemen Sumber Daya perlu merancang program intervensi yang mampu mengernbalikan motivasi kerja para penjual yaitu dengan program pelatihan motivasi monjual Diharapkan dengan meningkatnya motivasi kerja dapat memulihkan perolehan premi dan lebih lanjut akan meningkatkan kinerja perusahaan. Program pelatihan motivasi ini akan diikuti para Agen/penjual PT. Asuransi X berjumlah 4000 agen diseluruh Indonesia. Pelakasanaan pelatihan dilakukan secara serentak dimasing-masing cabang. Untuk setiap pelaksanaan akan diikuti oleh maximum 50 peserta. Sedangkan biaya pelatihan motivasi ini diperkirakan akan menelan biayai Rp 800.0000 (delapan ratus juta rupiah)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38549
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>