Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ririn Hariani
Abstrak :
Tujuan : (1) mengetahui perubahan kadar gala darah dalam 5 hari pasca serangan stroke; (2) rengetahui faktor risiko, status gizi, asupan energi dan karbohidrat serta pemberian insulin selama dirawat; (3) mengetahui hubungan antara perubahan kadar gula darah dengan faktor risiko, indeks massa tubuh, asupan energi dan karbohidrat serta pemberian insulin pada pasien hiperglikemia. Tempat : Ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. Metodologi : Sebanyak 103 pasien diambil dengan diagnosa stroke iskemik dan hemoragik yang memenuhi kriteria penerimaan. Dilakukan pengukuran antropometri yaitu berat badan dan tinggi badan. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan yaitu kadar gula darah sewaktu hari 1 dan kadar gula darah puasa hari 2 - 5. HbA1. diperiksa pada pasien hiperglikemia. Data asupan energi dan karbohidrat melalui oral, enteral dan parenteral selama 24 jam pads hari I diambil secara recall dan hari 2 -- 5 secara record, hasil dianalisis dengan program food processor II. Perubahan kadar gula darah di uji dengan uji Friedman I uji Wilcoxon. Hubungan antara perubahan kadar gula darah dengan faktor risiko diuji dengan uji Mann Whitney. Hubungan antara perubahan kadar gula darah dengan indeks massa tubuh diuji dengan uji Kruskal Wallis. Korelasi antara perubahan kadar gula darah dengan asupan energi dan karbohidrat di uji dengan korelasi Spearman rank. Hasil : Hasil penelitian yang diperoleh 51,5% stroke iskernik dan 49,5% stroke hemoragik. Faktor risiko yang di dapat adalah hipertensi, DM, kelainan jantung dan dislipidernia. Faktor risiko dibagi menjadi DM dan non DM. Median asupan energi dan karbohidrat masih dibawah kebutuhan. Pada stroke non DM kadar gula darah puasa tertinggi hari 2, terjadi penurunan bermakna hari 3, dan stabil hari 4 dan 5 sedangkan pads DM tidak ada perbedaan bermakna. Terdapat perbedaan bermakna kadar gula darah antara kelompok stroke iskemik dan hemoragik pads stroke non DM dan tidak bermakna pads DM. Terdapat perbedaan bermakna kadar gula darah puasa antara penderita stroke dengan DM dan non DM. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kadar gula darah puasa dengan indeks massa tubuh.,Terdapat korelasi lemah sampai sedang negatif antara kadar gula darah dengan asupan energi dan karbohidrat pada penderita non DM dan korelasi lemah sampai sedang positif pada DM. Pemberian insulin sesuai dengan pedoman dapat menurunkan kadar gula darah pada beberapa pasien stroke dengan DM. Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan terdapat perubahan kadar gula darah pads pasien stroke. Kadar gula darah puasa tertinggi hari 2 menurun bermakna hari 3 dan stabil hari 4 dan 5. Tidak ada perbedaan bermakna antara kadar gula darah dengan indeks massa tubuh. Terdapat korelasi lemah sampai sedang negatif antara kadar gula darah dengan asupan energi dan karbohidrat pada pasien stroke non DM.
The Changes Of Fasting Glucose And Associated Factors In Stroke Patiens In Ciptomangunkusumo General Hospital 2002Objective : (1) to investigate the changes of blood glucose within 5 days after stroke, (2) to observe the risk factors, body mass index, energy and carbohydrate intake (3) to analyze the correlation between blood glucose with the risk factors, body mass index, energy and carbohydrate intakes and insulin to hyperglycemia patients. Location: Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta. Subject and methods : One hundred and three patients with acute stroke were recruited as the subjects of the study. Antropometric assessments i.e. body weight and height were assessed in the 1 0 day of admission. Laboratory assessment i.e. blood glucose at the time in the 1 °' day and fasting blood glucose in the 2nd - 5th days, HbAic to patients with hyperglycemia. Energy and carbohydrate intakes from parenteral, enteral and oral route were calculated in the 10 day by recall and 2"d - 5th day by record and analyzed by food processor II program. The changes of fasting blood glucose was tested using Friedman I Wilcoxon test The correlation between changes of blood glucose with risk factors was tested using Mann Whitney U test The correlation between changes of blood glucose with body mass index was tested using Kruskal Wallis test. The correlation between change of blood glucose with energy and carbohydrate intake was tested using Spearman rank correlation. Results : The type of stroke determined by clinical diagnosis and CT scan were ischemic stroke 51,5% and hemorrhagic stroke 48,5%. Risk factors found were : hypertension, diabetes mellitus, cardiac disease, dislipidemia and unknown risk factors. The risk factors were grouped into 2 categories : DM and non. DM. The median intake of energy and carbohydrate were below the requirement. Fasting blood glucose higher in the 2nd day, significant decrease in the 3`d day, and constant in the 4t- 5th day in non DM patient whereas in DM not significant There were significant difference in changes of fasting blood glucose between ischemic and hemorrhagic stroke in non DM patient whereas DM no significant There were no significant difference between changes of fasting blood glucose with body mass index. There was weak to moderate negative correlation between of fasting blood glucose and energy and carbohydrate intake using Spearman rank correlation in non DM patient. Insulin to decrease blood glucose for several DM stroke patients. Conclusions : the current study indicates that there was changes of blood glucose in the stroke patients. There were higher in the 2"' day significant decrease in the 3`d day and constant in the 4d' - 5d' day. There was no significant difference in the changes of blood glucose fasting with body mass index. There was weak to moderate negative correlation between fasting blood glucose and energy and carbohydrate intake in non DM stroke patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T11312
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriana Rachmawati
Abstrak :
Persepsi keluarga terhadap kualitas hidup pasien stroke menjadi penting karena cara keluarga merawat dan memperlakukan pasien stroke akan sangat bergantung pada persepsinya terhadap kemampuan pasien, Perilaku pasien tergantung pada persepsi tentang kualitas hidupnya sendiri dan bagaimana pasien berespons terhadap stimulus dari lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan persepsi pasien, pasangan dan analmya tentang kualitas hidup pasien pasca stroke yang dirawat dirumah dan bagaimana koping pasien bila menghadapi persepsi tersebut. Aspek yang digunakan untuk menilai kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan pasien pasca stroke adalah status dan fungsi fisik, status psikologis, fungsi sosial serta gejala yang berkaitan dengan penyakit dan terapi. Koping pasien diukur dengan menilai strategi koping yang digunakan pasien terhadap penilaian kualitas hidupnya; baik oleh diri sendiri, pasangan maupun anakya. Disain penelitian yang digunakan adalah multi metode (mixed methode); yang merupakan gabungan metode kuantitatif dan kualitatif. Responden penelitian kuantitatif adalah pasien pasca stroke, pasangan dan anaknya yang berjumlah 93 orang sedangkan informan/subyek penelitian kualitatif adalah 12 orang diantaranya Data kuantitatif dianalisis menggunakan metode univariate analysis dan data kualitatif menggunakan manifest content analysis. Hasil penelitian menunjukkan secara kualitatif pasien dan pasangannya mempersepsikan kualitas hidup pasien adalah tinggi yang berarti pasien mampu beradaptasi dengan dampak penyakitnya atau rnengarah pada kesembuhan sedangkan anak pasien menganggap kualitas hidup pasien pada level sedang; artinya pasien belum sepenuhnya mampu beradaplasi dengan penyakitnya atau belum rnengarah pada kesembuhan. Hasil penelitian secara kualitatif temyata tidak sesuai dengan hasil kuantitatif karena hasil wawancara menyatakan pasien masih mempunyai mengalami banyak keterbatasan fisik, masalah psikososial dan gejala penyakit yang jelas. Strategi koping yang digunakan pasien terhadap kondisi stroke maupun persepsi diri tentang kualitas hidupnya adalah emotion atau problem focused coping dan campuran dari emotion dan problem focused coping.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Marisdina
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Selly MarisdinaProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Manajemen lean terhadap proses pelaksanaan CT Scan kepalapasien stroke iskemik di Instalasi Gawat Darurat RSUP Dr. Moh.Hoesin PalembangWaktu tunggu proses pelaksanaan CT Scan kepala pasien stroke iskemik diIntalasi Gawat Darurat RSUP Dr. Moh Hoesin belum standar. Tujuan penelitianadalah menerapkan manajemen lean terhadap proses pelaksanaan CT Scan kepalapasien stroke iskemik di IGD. Penelitian ini menggunakan metode operationalresearch. Hasil penelitian didapatkan lead time Current Visual Stream Map VSM adalah 175,41 menit. Pada Simulated VSM didapatkan penurunan lead timeyang signifikan menjadi 30,09 menit, peningkatan persentase Value AddedActivities dan penurunan Non Value Added activites. Disimpulkan bahwapenerapan manajemen lean telah berhasil memperbaiki waktu tunggu prosespelaksanaan CT Scan kepala pasien stroke iskemik di IGD.Kata kunci: lean, value added, non value added but neccessary, non value added,current, lead time value streaming map, simulated value streaming map
ABSTRACT
Name Selly MarisdinaStudy Progam Hospital Adiministration ProgramJudul Lean management in Head CT Scan Proses of Ischemic StrokePatients inMohammad Hoesin Hospital PalembangThe waiting time of head CT Scan prosess of ischemic stroke patient inEmergency Departement of Mohammad Hoesin Hospital Palembang has not beenstandard yet. The objectives was to apply lean management in this process byoperational research. We found that lead time of Current Visual Stream Map is175,41 minutes and in Simulated VSM, there were a significant decrease of leadtime to 30,09 minutes, increase of Value added Activites percentage and decreaseof Non Value Added Activites. Lean management has been successfully improvedthe waiting time of head CT Scan proses of ischemic stroke patient in ED.Key word lean, value added, non value added but neccessary, non value added,current, lead time value streaming map, simulated value streaming map
2017
T47225
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoza Misra Fatmi
Abstrak :
Malnutrisi sering ditemukan pada pasien stroke. Malnutrisi dapat menyebabkan komplikasi seperti pneumonia, perdarahan gastrointestinal, mengurangi perbaikan fungsional dan memperpanjang lama rawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan malnutrisi pada pasien stroke. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif analitik menggunakan pendekatan Cross Sectional yang melibatkan 106 responden. Analisis data menggunakan Mann Withney, Chi-Square dan regresi logistik prediktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien mengalami malnutrisi ringan (86,8%). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara stroke berulang (p=0,012), DM (p=0,037), penggunaan NGT (p=0,037), depresi (p=0,016) dan dukungan keluarga (p=0,001), dimana dukungan keluarga merupakan faktor yang paling berhubungan dengan malnutrisi pada pasien stroke (OR=8,699). Namun tidak terdapat hubungan antara usia (p=0,733), jenis kelamin (p=1,000) dan penerimaan penyakit (p=0,136) dengan malnutrisi pada pasien stroke. Perawat dianjurkan melakukan pengkajian faktor yang berhubungan dengan malnutrisi pada pasien stroke untuk mencegah komplikasi malnutrisi.
Malnutrition is often found in stroke patients. Malnutrition may cause complications such as pneumonia, gastrointestinal bleeding, reduce functional improvement and prolong the length of stay. This study aimed to determine the factors associated with malnutrition in stroke patients. This research is a quantitative research with descriptive analytic design using a Cross Sectional approach involving 106 respondents. Data analysis used Mann Whitney, Chi-Square and predictive logistic regression. The results showed that the majority of patients experienced mild malnutrition (86.8%). The results showed that there was a relationship among recurrent strokes (p = 0.012), DM (p = 0.037), NGT (p = 0.037), depression (p = 0.016) and family support (p = 0.001), where family support was the most factor associated with malnutrition in stroke patients (OR = 8,699). But there was no relationship between age (p = 0.733), sex (p = 1,000) and acceptance of illness (p = 0.136) with malnutrition in stroke patients. Nurses might be recommend to assess malnutrition factors in stroke patients to prevent complications of malnutrition. Nurses might be recommend to assess factors related to malnutrition and motivate families to provide support to stroke patients to prevent complications of malnutrition.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T54508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriyadi
Abstrak :
Stroke merupakan salah satu penyebab kematian ketiga. Ketahanan Hidup Satu Tahun Pasien Stroke dipengaruhi oleh umur, tipe stroke, larna hari rawat, diabetes melitus, hipertensi, hiperkolesterol, penyakit jantung, merokok, jenis kelarnin dan riwayat stroke. Desain penelitian ini adalah kohort restrospektif. Probabilitas ketahanan hidup pasien stroke satu tahun sebesar 61% . Pasien stroke berulang memiliki resiko meninggal 2,0 kali dibandingkan yang stroke pertama pada penyakit jantung dan kolesterol yang sarna. Pasien stroke yang menderita penyakit jantung memiliki resiko meninggal 2,8 kali dibandingkan dengan yang tidak menderita penyakit jantung pada riwayat stroke dan kadar kolesterol yang sarna. Pasien stroke dengan kolesterol memiliki resiko meninggal 1,8 kali dibandingkan dengan yang tidak kolesterol pada riwayat stroke dan penyakit jantung yang sarna.
Stroke is the third most common cause of death. A one-year survival rate of stroke patients has been affected by their ages, type of stroke, period of treatment, diabetes mellitus, hypertension, hypercholesterolemia, heart disease/cardiovascular disease, smoking, gender, and the patients' parental/maternal history of stroke. This research uses retrospective cohort design. The probability of stroke patients' survival rate for the duration one year is 61%. Patients with frequent stroke recurrence have 2,0 times of death risk compared to patients with first time stroke on identical level of medical history in heart disease and cholesterol leveL Whereas stroke patients with heart disease have 2,8 times of death risk compared to stroke patients with no heart disease on identical level of medical history in stroke illness and cholesterol level. Meanwhile stroke patients with hypercholesterolemia have 1,8 times of death risk compared to stroke patients with low cholesterol level on identical level of medical history in stroke illness and heart disease.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30357
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afif Vargas Pramono
Abstrak :
Latar Belakang: Stroke merupakan masalah kesehatan global yang signifikan, dengan tingkat kematian yang bervariasi di berbagai wilayah. Negara-negera berkembang, seperti Indonesia, mengalami tingkat kematian cukup tinggi akibat stroke. Penanganan yang terlambat adalah salah satu penyebab kematian/kecacatan yang cukup sering terjadi dalam kasus stroke. Oleh karena itu, manajemen pra-rumah sakit yang efektif sangat penting untuk proses penyembuhan yang optimal. Dalam beberapa studi-studi sebelumnya, kesadaran keluarga terhadap stroke telah dibuktikan berperan penting dalam manajemen pra-rumah sakit. Studi yang kami lakukan sekarang bertujuan untuk mengevaluasi dampak kesadaran stroke keluarga lebih lanjut. Metode: Studi analitis komparatif ini menilai kesadaran keluarga terhadap stroke pada dua kelompok: kelompok dengan pasien yang tiba di rumah sakit dalam period emas (<4.5 jam dari awal muncul gejala) dan mereka yang tiba setelahnya. Studi ini, dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, menggunakan kuesioner kesadaran stroke yang didistribusikan kepada kerabat pasien. Kerabat yang menerima kuesionar berada di ruang gawat darurat, ruang perawatan, atau dikontak melalui panggilan telepon. Analisis statistik melibatkan independent samples t-test dan multivariable binary logistic regression untuk mengendalikan faktor selain kesadaran stroke. Hasil: Studi ini melibatkan 50 subjek, dengan 25 partisipan di grup periode emas dan pasca periode emas. Hasil independent t-test menunjukkan bahwa kerabat dengan kedatangan periode emas memiliki skor kesadaran stroke yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tiba setelah periode emas (p = 0,007). Multivariable binary logistic regression menunjukkan bahwa kesadaran stroke dan waktu perjalanan dari tempat tinggal mempengaruhi waktu kedatangan ke rumah sakit secara signifikan (p = 0,035 untuk kesadaran stroke dan p = 0,016, untuk waktu perjalanan). Model ini mengklasifikasikan 78% kasus dengan akurat, dengan kesadaran stroke meningkatkan peluang kedatangan dalam periode emas sebesar 2,11 kali. Pengatahuan terhadap pusat panggilan darurat 112/119 berkorelasi positif dengan kedatangan dalam periode emas, meskipun sebagian besar subjek memilih transportasi pribadi. Tantangan dalam rujukan pasien paling besar bagi kerabat pasien adalah ketidaktahuan terhadap gejala stroke (28%) dan kesulitan transportasi (22%). Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan adanya korelasi signifikan antara kesadaran stroke yang tinggi pada keluarga dan kedatangan dalam periode emas. Waktu perjalanan dari tempat tinggal adalah faktor tambahan yang mempercepat kedatangan pasien ke rumah sakit. ......Introduction: Stroke poses a significant global health challenge, with mortality rates varying across regions. Developing countries, such as Indonesia, experience high stroke-related mortality rates. A fairly frequent cause of high mortality/disability is over delayed stroke treatment. Effective prehospital management is therefore essential for optimal outcomes, as it emphasizes on fast treatment delivery. Family awareness has been suggested to play a pivotal role in prehospital management, as it can influence the rate of stroke symptom recognition and emergency responses. Evaluating the validity of this suggestion will be the main objective of this research. Methods: This comparative analytical study assesses family stroke awareness among two groups - those with patients arriving within the golden period (<4.5 hours after symptomatic onset) and those arriving beyond it. The study, conducted at Cipto Mangunkusumo Hospital, utilizes a stroke awareness questionnaire distributed to relatives in the emergency room, nursing rooms, or through phone calls. Statistical analyses include an independent t-test and multivariable binary logistic regression to control for potential confounding factors. Results: The study, involving 50 subjects, reveals that relatives with golden period arrivals exhibit significantly higher stroke awareness scores compared to those with post-golden period arrivals (p = 0.007). Multivariable binary logistic regression indicates that stroke awareness and travel time from residence significantly influence arrival times (p = 0.035 and p = 0.016, respectively). The model accurately classifies 78% of cases, with stroke awareness increasing the odds of golden period arrival by 2.11 times. Awareness of the emergency call center positively correlates with golden period arrivals, despite a majority opting for private transportation. Challenges in patient referral include relatives' unawareness of stroke symptoms (28%) and transportation difficulties (22%). Conclusion: This research establishes a significant correlation between higher family stroke awareness and golden period arrivals, emphasizing the crucial role of family education in improving prehospital stroke management. The study also suggests that reducing travel time from residence is an additional factor promoting timely hospital arrival.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Tania
Abstrak :
Pasien stroke merupakan kelompok risiko tinggi terhadap kejadian aspirasi, baik akibat penurunan kesadaran maupun gangguan menelan. Perawat berperan penting dalam mencegah terjadinya aspirasi pada pasien stroke. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku perawat dalam mencegah aspirasi pada pasien stroke di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan pendekatan cross sectional, terhadap 78 perawat yang pernah merawat pasien stroke yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar perawat memiliki tingkat pengetahuan cukup (43,6%), bersikap positif (96,2%), dan melakukan tindakan dengan baik (60,3%). Perilaku perawat berperan penting dalam mencegah terjadinya aspirasi pada pasien stroke. Upaya peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan perawat perlu dilakukan lebih baik lagi, untuk menghindari terjadinya aspirasi pada pasien stroke. ......Stroke patients were high-risk groups on incidence of aspiration, either due to loss of consciousness or swallowing disorder. Nurses behavior plays an important role to prevent aspiration in stroke patients. The purpose of this study was to describe the behavior of nurses in preventing aspiration in stroke patients in RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. This study used a descriptive cross sectional method approach, with purposive sampling technique, to 78 nurses who had care stroke’s patients. The result of study showed most of nurses had sufficient level of knowledge (43,6%), positive attitude (96,2%), and good action (60,3%) to prevent aspiration in stroke patients. The programs to increase knowledge, attitudes, and action of nurses needed to avoid the occurance of aspiration in stroke patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Ika Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Stroke tercatat sebagai penyebab kematian kedua tertinggi pada usia 45-54 tahun di wilayah perdesaan Indonesia. Stroke merupakan penyakit gangguan fungsi otak akibat kelainan vaskuler yang bersifat multikausal. Penelitian ini bertujuan mengetahui frekuensi dan determinan kejadian stroke berdasarkan faktor risikonya pada penderita hipertensi berusia ≥ 45 tahun di wilayah perdesaan Indonesia. Penelitian ini merupakan analisis lanjut dari data Riskesdas 2013 yang menggunakan desain studi cross-sectional. Sampel dari penelitian ini adalah penderita hipertensi yang berusia ≥ 45 tahun, dan tinggal di wilayah perdesaan. Hasil penelitian ini menunjukkan, prevalensi stroke pada penderita hipertensi dewasa di perdesaan adalah sebesar 5,3%. Prevalensi stroke tertinggi ditemukan di provinsi Maluku Utara (7,2%) dan terendah di provinsi Papua (1,7%). Pada variabel yang diteliti, jenis kelamin, stress, aktivitas fisik, konsumsi obat anti-hipertensi, perilaku merokok dan tingkat pendidikan memiliki hubungan bermakna terhadap kejadian stroke pada penderita hipertensi dewasa (≥ 45 tahun) di wilayah perdesaan Indonesia.
ABSTRACT
Stroke was recorded as the second-highest mortality cause at the age of 45- 54 years in rural areas of Indonesia. Stroke is multicausal brain function disorder due to vascular abnormalities. This study aimed to determine the frequency and determinants of stroke based on risk factors in hypertensive patients aged ≥ 45 years in rural areas of Indonesia. This study is a further analysis of the Riskesdas 2013 data which used cross-sectional study design. The sample of this study is hypertensive patients who aged ≥ 45 years old and lived in rural areas. The results of this study showed that the prevalence of stroke in adult hypertensive patients in rural areas amounted to 5.3%. The highest prevalence of stroke was found in North Maluku province (7.2%) and the lowest in Papua province (1.7%). In the studied variables, gender, stress, physical activity, consumption of anti-hypertensive drugs, smoking and education have relation to the prevalence of stroke in adult hypertensive patients (≥ 45 years) in rural areas of Indonesia.
2015
S57339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sella Dwi Julian
Abstrak :
Kerusakan neuron akibat stroke menyebabkan disfungsi motorik dan kognitif. Disfungsi motorik yang paling sering terjadi karena stroke adalah hemiparesis, kondisi dari kelemahan otot pada sisi yang berlawanan dengan lesi otak. Penelitian potong-lintang ini bertujuan untuk melihat hubungan antara sisi hemiparesis kiri dan kanan dengan fungsi kognitif pasien stroke subakut dan kronik. Dengan consecutive sampling, 33 pasien yang sebelumnya telah didiagnosis dengan hemiparesis unilateral diperiksa fungsi kognitifnya menggunakan versi Indonesia dari Montreal Cognitive Assessment MoCA-Ina yang telah divalidasi. Data lainnya seperti usia, pekerjaan, tingkat pendidikan terakhir, dan komorbiditas didapatkan dari rekam medik. Hubungan antarvariabel dianalisis menggunakan Uji T tidak berpasangan dan uji Mann-Whitney. Rerata total skor MoCA-Ina pada 14 subjek dengan hemiparesis kiri adalah 23,43; sedangkan pada 19 subjek dengan hemiparesis kanan adalah 19,11. Tidak ada hubungan bermakna yang ditemukan antara sisi hemiparesis dengan skor MoCA-Ina p= 0,054 . Meskipun demikian, hubungan bermakna ditemukan antara sisi hemiparesis dengan skor orientasi MoCA-Ina p= 0,047 . Pasien stroke dengan hemiparesis kiri memiliki skor MoCA-Ina lebih tinggi dibandingkan pasien stroke dengan hemiparesis kanan, walaupun hubungannya tidak bermakna. Kemudian, hubungan bermakna ditemukan antara sisi hemiparesis dengan skor orientasi di MoCA-Ina. ...... Damaged neurons resulting from stroke leads to motor and cognitive dysfunction. The most frequent motor dysfunction caused by stroke is hemiparesis, a condition of muscle weakness on the opposite side of brain lesion. This cross sectional study aims to determine the relationship between left and right hemiparesis with cognitive function in subacute and chronic stroke patients. Using consecutive sampling, 33 patients who were previously diagnosed with unilateral hemiparesis were assessed for their cognitive function using the Indonesian version of Montreal Cognitive Assessment MoCA Ina which has been validated. Other data such as age, occupation, education, and comorbidities were obtained from medical records. Relationship between variables were analyzed using independent t test and Mann Whitney test. The mean total MoCA Ina score in 14 subjects with left hemiparesis is 23.43, while in 19 subjects with right hemiparesis is 19.11. No significant relation was found between hemiparesis side and cognitive function in subjects p 0.054 . However, a significant relation was found between hemiparesis side and MoCA Ina rsquo s orientation score p 0.047 . Stroke patients with left hemiparesis scored higher compared to those with right hemiparesis in MoCA Ina, though the relation is insignificant. Furthermore, a significant relation was found between hemiparesis side and orientation score in MoCA Ina.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gillen, Glen
St Louis: Elsevier Mosby, 2011
616.81 GIL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>