Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Jafar Anwar
Abstrak :
ABSTRAKSI Muhammad Jafar Anwar, 8398050241. Sosialisasi Anak-Anak Yang Bekerja Maribantu Ekononti Keluarga (Studi Kasus Di DesaNgali-Bima-Nusa Tenggara Barat), xi + halainan 126, label, foto, gambar dan peta. Sosialisasi anak tentang kegiatan ekonomi keluarga merupakan proses untuk mentransier pengetahuan, keahlian serta ketrampilan tentang bertani. Sosialisasi ini mengacu pada konsep yang ditawarkan William Goode (1985) dan McNeil B. Elton (1969) bahwa proses peuanaman nilai, sikap, prilaku, budaya, keahlian serta pengetahuan penting agar dapat berperan dalam masyarakat. Sementara tulisan Hilir Ismail (1997, 1998, dan 1999) berkaitan dengan pengetahuan dan kebudayaan lokal. Sosialisasi anak-anak yang bekerja merupakan awal untuk memperkenal ngupa worn TO walfo (siatem mata pencaharian). Anak-anak yang bekerja pada tulisan ini adalah kegiatan anak-anak yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan, tetapi melakukan pekerjaaa untuk sekedar membantu ekonomi keluarga baik yang mendatangkan hasil maupun tidak mendatangkan hasil secara langsung. Pekerjaan yang mereka lakukan terfokus pada pekerjaan domestik dan usaha tani keluarga, ini tidak semata-mata berkaitan dengan kegiatan ekonomi tetapi juga proses pendewasaan diri dan proses belajar menuju kematangan dan kemandirian anak. Sosialisasi anak tentang kegiatan ekonomi keluarga ini berhubungan dengan pembagian iugas sehari-hari, jenis pekerjaan baik pekerjaan reproduktif maupun produktif Anak-anak yang bekerja di desaNgali ini kebanyakan terfokus pada pekerjaan reproduktif berperan sebagai pelengkap. Kegiatan anak-anak ini terfokus pada kebutuhan keluarga sendiri (subsitence) batk tanaman hortikuitura maupun palawija. Kegiatan ini tidak mengganggu perkembangan iisik, emosional dan intelektual, hanya saja yang dikhawatirkan jangan sampai pekerjaan di tempat terbuka (open air) baik pertanian dalam skala besar maupun fkala kecil masih belum mendapatkan perhatian dan perlindungan pemerintah, padahal seharusnya juga mendapatkan aturan dan undang-undangnya. Yang lebih memprihatinkan lagi, terkadang orang lua masa bodoh terhadap kondisi yang dihadapi anak. Anak-anak yang bekerja mayoritas masih aekolah dan juga ada yang putua sekolah atau tidak sekolah. Bagi anak yang masih sekolah membantu orang tuanya sebelum atau sepulang sekolah. Sementara anak yang putua sekolah atau tidak sekolah lagi bekerja tanpa mengenal batas waktu tergantung banyak sedifcit pekerjaan mi. Pekerjaan yang dilakukan sama halnya dengan orang dewasa, tradisi ini hadir pada semua goiongan keluarga baik kaya, menengah, miskin dan tak bertanah, tetapi mode! dan intensitas pekerjaan itulah membedskan keduanya. Pada daerah penelitian ini, pekerja anak itu ada tetapi jumlah aangat sedikit, dibandingkan anak-anak yang bekerja. Mereka itu dipengaruhi oleh kondisi keluarga, dan musim tertentu terutama musim tanam dan panen aangat dibutuhkan. « Vll Vll Auak-anak (umur 5-15 (alum) yang bekerja sangaf pafuh dan ulet mengikuti keinginan orang fiia, berdasarkan ideologi dan proses pendidikan daJam keluarga, tetapi terkadang nisnolak suruhan dan permintaan orang tiia jika mereka sedang bermain afau be 1 ajar, Proses ini dilakukan dengan harapan agar dapat melahirkan ana ma sale ro loa sehingga menjadi dou rangga tuntu (orang sejati) mandiri yang menjaga nama baik, harbat dan raartabat keluarga.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T460
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Arief Winasis
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pekerja anak di Indonesia dengan menggunakan model logit. Status kerja anak menjadi variabel terikat, dengan variabel bebas karakteristik individu dan rumah tangga anak. Variabel individu seperti anak laki-laki dan yang di pedesaan memiliki kecenderungan berpartisipasi di pasar kerja. Sedangkan beberapa variabel rumah tangga seperti kepala rumah tangga yang bekerja di sektor informal, bidang pertanian, bekerja kurang dari 35 jam seminggu, berpendidikan rendah, tidak sehat dan mengalami disabilitas berat, rumah tangga yang memiliki anggota rumah tangga yang besar dan sedang, serta rumah tangga miskin yang dapat bantuan pemerintah memiliki kecenderungan anak untuk berpartisipasi di pasar kerja. ......This research aims to examine Determinant of Child Labour Phenomenon in Indonesia by using logit model Working status of child as a dependent variable with individual and household characteritics as independent variables The result shows that individual variables such as male and child who live in rural area tend to participate in the labor market While some household variables such as household heads who work in the informal sector work in agriculture work less than 35 hours a week less education unhealthy and suffered severe disabilities with large and medium household members poor and get benefit from governments also tend to participate in the labour market
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Sukroni
Abstrak :
Tesis ini membahas kaitan antar kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pekerja anak. Kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah maupun pemerintah daerah terjadi sinergi yang saling menguatkan dan saling melengkapi dalam upaya untuk menghapus dan melindungi pekerja anak. Ditemukan beberapa kebijakan yang disebabkan kondisi perekonomian Indonesia masih memunculkan pasal-pasal yang terkesan tidak konsisten. Kebijakan-kebijakan yang dibuat sudah merefleksikan kebijakan dengan perspektif berpusat pada anak, dimana pasal-pasal yang terdapat di dalam kebijakan mencerminkan upaya yang serius dalam upaya melindungi dan meningkatkan harkat dan martabat anak. Metode penelitian yang digunakan dalam penyelesaian karya akhir ini adalah analisis isi, dimana pertama-tama penulis mengumpulkan kebijakankebijakan yang berupa undang-undang, peraturan, dan keputusan menteri yang terkait dengan anak dan pekerja anak. Kemudian meneliti butir-butir pasal yang ada pada setiap kebijakan sesuai dengan fokus yang akan dikaji. Selanjutnya adalah memberikan kesimpulan apakah pasal-pasal dalam kebijakan itu saling bertentangan atau saling mendukung, serta apakah kebijakan-kebijakan tersebut sudah sesuai dengan perspektif berpusat pada anak. Hasil penelitian menyarankan untuk menghindari bahwa kebijakan hanya menjadi catatan di atas kertas, maka perlu dukungan dari banyak semua pihak, mulai dari orang tua, masyarakat serta pemerintah dalam implementasi kebijakan dan dalam tataran kebijakan, terutama kebijakan-kebijakan yang tidak konsisten harus dilakukan revisi dan disempurnakan agar terjadi konsistensi antar kebijakan. ......This thesis discusses a connection between the concerning with child labor at vaious level. Policy has been made by government or regional governments occurring synergy mutually strengthened and complementary in an effort to remove and protect child labor. Found some policy caused the condition of indonesian economy still eliciting clauses impressed inconsistent. The policies that made already reflect policy with perspective child centered, where the provisions contained in policy reflect serious efforts in an attempt to protect and increase harkat blame worthiness child. A method of research used in settlement work of the end of this is analysis of the contents, where first author collect the policies of the act of, regulation, and the ministerial decree associated with child and child labor. then examines items article that exist at any policy according to focus to be assessed. next thing is giving conclusion whether the provisions in the policy is mutually incompatible or mutual support, and whether the policies's already in accordance with perspective child centered. An research result of suggesting to avoid that the policy of only became the note on paper, hence need to support of numerous all parties, ranging from parents, the public as well as of the government in the implementation of the policy of and in landscape policy, especially the policies that not consistent to be done a revision and perfected so as to occurring the consistency of inter policy.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30073
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Purnamasari
Abstrak :
[Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak Program Keluarga Harapan (PKH) terhadap peluang terjadinya pekerja anak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan hasil menggunakan metode Logit, tampak bahwa PKH belum signifikan berpengaruh pada penurunan pekerja anak. Sedangkan karakteristik-karakteristik yang secara signifikan mempengaruhi peluang terjadinya pekerja anak adalah gender anak, usia anak, gender kepala rumah tangga, usia kepala rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga, kepala rumah tangga bekerja pada sektor pertanian, pengeluaran rumah tangga per kapita dan adanya shock kehilangan pekerjaan. ;This study aims to determine the impact of Family Hope Program expectation to the opportunities of child labor and the factors that influence. Based on the result using logit appears that the CCT is not significantly affect the reduction in child labor. Whereas characteristics that significantly affect the chances of child labor are child gender, age, gender of household of head, age of household of head, education of household of head, household head working in agriculture, household expenditure per capita and the loss jobs shock. ;This study aims to determine the impact of Family Hope Program expectation to the opportunities of child labor and the factors that influence. Based on the result using logit appears that the CCT is not significantly affect the reduction in child labor. Whereas characteristics that significantly affect the chances of child labor are child gender, age, gender of household of head, age of household of head, education of household of head, household head working in agriculture, household expenditure per capita and the loss jobs shock. , This study aims to determine the impact of Family Hope Program expectation to the opportunities of child labor and the factors that influence. Based on the result using logit appears that the CCT is not significantly affect the reduction in child labor. Whereas characteristics that significantly affect the chances of child labor are child gender, age, gender of household of head, age of household of head, education of household of head, household head working in agriculture, household expenditure per capita and the loss jobs shock. ]
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Haryadi
Bandung: Yayasan Akatiga, 1995
305.231 Har b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indrasari Tjandraningsih
Bandung : Yayasan Akatiga , 1995
331.31 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Maulana Ibrahim
Abstrak :
Pandemi COVID-19 dapat menjadi guncangan ekonomi (economic shocks) bagi rumah tangga berpenghasilan rendah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pekerja anak adalah strategi yang digunakan oleh rumah tangga untuk mengatasi guncangan ekonomi Guncangan ini akan memperkeruh fenomena pekerja anak. Perlindungan sosial hadir sebagai salah satu bentuk mitigasi dampak pandemi COVID-19 yang dinilai mampu menekan angka pekerja anak. Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah satu program perlindungan sosial di Indonesia. Penelitian ini menginvestigasi dampak Program Keluarga Harapan (PKH) terhadap fenomena pekerja anak di masa pandemi COVID-19. Untuk mengatasi masalah self-selection, penelitian ini memberlakukan variable of interest sebagai variabel endogen (endogenous). Dengan menggunakan metode recursive bivariate probit, penelitian ini menyimpulkan bahwa PKH tidak berdampak pada penurunan kemungkinan seorang anak menjadi pekerja anak pada masa pandemi COVID-19. Untuk memperkaya penelitian, kami juga menginvestigasi pengaruh PKH terhadap fenomena pekerja anak di masa sebelum pandemi COVID-19 dan menemukan bahwa PKH berdampak pada penurunan kemungkinan seorang anak menjadi pekerja anak pada masa sebelum pandemi COVID-19. Beberapa faktor yang memengaruhi fenomena pekerja anak seperti karakteristik anak, karakteristik kepala rumah tangga, karakteristik rumah tangga, dan karakteristik lingkungan, terbukti memengaruhi kecenderungan seorang anak untuk menjadi pekerja anak baik pada kedua periode (sebelum pandemi atau saat pandemi COVID-19) maupun pada salah satu periode saja. ......The COVID-19 pandemic can be an economic shock for low-income households. Several studies have shown that child labor is a strategy used by households to cope with economic shocks. This shock will exacerbate the phenomenon of child labor. Social protection is a form of mitigating the impact of the COVID-19 pandemic which is considered able to reduce the number of child labor. Program Keluarga Harapan (PKH) is one of the social protection programs in Indonesia. This study investigates the impact of Program Keluarga Harapan (PKH) on the phenomenon of child labor during the COVID-19 pandemic. To overcome the problem of self-selection, this study applies the variable of interest as an endogenous variable. By using the recursive bivariate probit method, this study concludes that PKH has no impact on reducing the likelihood of a child becoming child labor during the COVID-19 pandemic. To enrich the research, we also investigated the influence of PKH on the phenomenon of child labor in the period before the COVID-19 pandemic and found that PKH had an impact on reducing the likelihood of a child becoming child labor in the period before the COVID-19 pandemic. Several factors that influence the phenomenon of child labor, such as the characteristics of children, the characteristics of the head of the household, household characteristics, and environmental characteristics, have been shown to influence a child's tendency to become child labor, both in both periods (before the pandemic or during the COVID-19 pandemic) and in only one period.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Ril Ellys
Abstrak :
Buruh anak termasuk dalam kelompok yang perlu diberdayakan karena mereka mengalami eksploitasi dari perusahaan dan keluarganya. Pemberdayaan buruh anak yang dilakukan oleh pekerja sosial bertujuan agar anak mampu mengembangkan kemampuannya dalam mengatasi masalahnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang peran pekerja sosial dalam memberdayakan buruh anak, serta gambaran tentang hambatan pelaksanaan pemberdayaan buruh anak yang dilakukan oleh Yayasan Kompak Indonesia. Penelitian ini, menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif Pemilihan subjek penelitian dilakukan berdasarkan tujuan penelitian. Pihakpihak yang diteliti adalah pihak-pihak yang terlibat dalam upaya pemberdayaan buruh anak, terdiri atas Lurah Desa Mekarsari, Tangerang, Direktur Yayasan Kompak, buruh anak dampingan Yayasan Kompak, orangtua buruh anak, dan pekerja sosial Yayasan Kompak untuk mengetahui peran yang dijalankannya dalam melakukan kegiatan pemberdayaan buruh anak. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam observasi, dan studi dokumentasi yang gunanya untuk melengkapi data yang didapat. Ketiga cara pengumpulan data ini saling melengkapi dalam menghasilkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Kerangka pemikiran tentang ketidakberdayaan, pemberdayaan, kegiatan pemberdayaan, dan peran pekerja sosial dalam upaya pemberdayaan menurut pendapat para ahli, diuraikan dalam penulisan ini sebagai indikator dalam melakukan pembahasan hasil temuan penelitian. Pekerja sosial mernpunyai banyak pilihan peran dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan, yaitu sebagai enabler, pendidik, fasilitator, mediator, advokat, dan lain-lain. Berdasarkan temuan lapangan, terdapat buruh anak usia 12-15 tahun yang bekerja di pabrik. Buruh anak bekerja dengan jam kerja yang panjang, upah rendah, di dalam ruangan yang pengap dan tidak mempunyai fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja. Terhadap buruh anak yang mengalami masalah ini, Yayasan Kompak mengadakan program kegiatan yang dapat memberdayakan buruh anak. Kegiatan pemberdayaan buruh anak dilakukan dalam bentuk pendidikan dan penyadaran akan hak-hak anak sebagai buruh, pendidikan program paket A dan B, diskusi, dan pelatihan tentang hal-hal yang berkaitan dengan buruh anak hingga dilaksanakan kegiatan kesenian, rekreasi, dan keterampilan yang berguna untuk mengembangkan kreativitas buruh anak. Peran yang dijalankan oleh pekerja sosial Yayasan Kompak dalam melaksanakan pemberdayaan terhadap buruh anak adalah peran sebagai pendidik, fasilitator, dan advokat. Terjadi hambatan dalam melaksanakan pemberdayaan buruh anak yaitu adanya kecurigaan orangtua buruh anak terhadap program Yayasan Kompak dan tidak adanya tanggapan perusahaan tempat buruh anak bekerja atas usul pekerja sosial agar anak diberi kesempatan belajar di Yayasan Kompak. Adapun kesimpulan yang didapat dari temuan lapangan adalah bahwa kegiatan pemberdayaan buruh anak yang dilakukan oleh pekerja sosial Yayasan Kompak melalui kegiatan pendidikan, pelatihan dan penyadaran, dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran buruh anak akan haknya sebagai buruh dan sebagai anak. Akan tetapi tidak sampai membuat buruh anak dapat menyelesaikan sendiri permasalahan yang terjadi pada dirinya sehubungan dengan pekerjaan dan kehidupannya. Kegiatan keterampilan dan rekreasi yang dilaksanakan oleh pekerja sosial Yayasan Kompak masih bersifat rekreatif semata, belum merupakan kegiatan yang memberdayakan buruh anak. Peran pekerja sosial Yayasan Kompak adalah sebagai fasilitator, advokat, dan pendidik. Peran sebagai enabler belum dijalankan. Diberikan saran agar dilakukan pelatihan terhadap pekerja sosial Yayasan Kompak. Kegiatan rekreasi yang dilaksanakan oleh buruh anak sebaiknya kegiatan rekreasi ke museum atau tempat peninggalan bersejarah. Kegiatan keterampilan yang dilaksanakan sebaiknya kegiatan yang dapat digunakan buruh anak untuk meningkatkan kehidupannya sehingga is dapat alih profesi, tidak lagi sebagai buruh anak. Peran pekerja sosial Yayasan Kompak sebaiknya ditingkatkan ke peran enabler yang membantu buruh anak agar mampu mandiri dalam menyelesaikan masalahnya sendiri.
2005
T14095
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helena Poerwanto
Abstrak :
Penulisan tentang topik ini dipandang oleh penulis sangat panting melihat keadaan sehari-hari di mana terjadi eksploitasi terhadap anak bekerja (buruh anak). Hal mana merupakan suatu masalah sosial yang berlaku universal, terutama karena negara kita masih merupakan negara berkembang di mana saat ini sejak sepuluh tahun yang lalu belum lagi keluar dari krisis ekonomi yang masih marak melanda. Faktor-faktor utama yang muncul dalam keadaan ini adalah kemiskinan dan tidak dilaksanakan hukum secara tegas yang menimbulkan pelanggaran hak asasi manusia. Hal-hal ini pula memicu anak yang masih muda terpaksa bekerja karena keadaan sosial ekonomi orang tua yang tidak menguntungkan sehingga tidak mampu lagi menikmati pendidikan yang sangat panting bagi masa depan anak dan dalam j angka panjang bagi bangsa, yang hams diperoleh anak secara dini. Penelitian telah dilakukan sejak tahun 1988 dengan undang-undang lama hingga undang-undang bare yaitu UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Undang-undang baru ini menaikkan batas usia anak untuk bekerja bilamana sudah berumur 18 tahun atau berdasarkan syarat tertentu dapat berumur di bawah itu. Ketentuan ini menambah ketidak tegasan dalam pelaksanaan hukum karena tidak realistis diterapkan mengingat kondisi negara kita sebagai yang telah disebut di atas. Sebaiknya disesuaikan dengan ketentuan yang diterapkan dalam Konvensi ILO yang menetapkan usia 15 tahun, yang sejalan dengan pendidikan nasional mensyaratkan wajib belajar 9 tahun. Tentu saja diharapkan bahwa kaiak secara perlahan anak terpaksa bekerja (buruh anak) tidak akan terdapat lagi di negara kita. Walaupun penelitian adalah normatif, namun dengan terdapatnya data yang menunjukkan eksploitasi dalam berbagai bentuk terhadap anak maka data tersebut hanya merupakan data pendukung semata untuk penelitian ini.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sujatmoko
Abstrak :
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) telah banyak memberikan kontribusi dalam pembangunan di Indonesia. Ada beraneka ragam wilayah garapan dari LSM. Dengan karakteristiknya yang luwes dalam bergerak, tak jarang LSM mampu menjangkau wilayah-wilayah yang susah atau belum tersentuh oleh birokrasi negara. Berbagai isu yang sebeiumnya tidak diperhatikan pemerintah, atas advokasi dari LSM kemudian menjadi perhatian semua pihak. Di antara isu yang dimaksud adalah masalah pekerja anak. Sampai sekarang memang tidak ada data yang pasti tentang pekerja anak, karena memang sulit untuk mendateksi keberadaannya, terlebih lagi yang berada di sektor informal. Saat ini telah banyak LSM yang peduli dengan permasalahan pekerja anak. Akan tetapi, masih banyak juga LSM-LSM ini yang memiliki keterbatasan ataupun kelemahan. Kelemahan-kelemahan ini biasanya menyangkut masalah manajemen dan ketrampilan organisasi, sehingga dapat menghambat implementasi misinya. JARAK menangkap kelemahan yang ada di tubuh LSM ini. Anggota-anggota jaringan ini pun memiliki kelemahan yang serupa, di samping juga masalah finansial. Merespon permasalahan di tubuh anggotanya inilah kemudian mengambil pilihan untuk melakukan penguatan kapasitas (capacity building) terhadap LSM anggotanya. Studi ini dilakukan dengan tujuan untuk (a) mendeskripsikan pelatihan Desain Manajemen dan Evaluasi yang dilakukan JARAK dalam rangka penguatan kapasitas LSM anggota dan (b) menemukan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat program pelatihan DME. Untuk mencapai tujuan ini, penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumenter yang dimiliki JARAK dan wawancara. Wawancara dilakukan terhadap seorang mantan SC, seorang koordinator SC, dan dua orang eksekutif JARAK, serta tiga orang dari LSM anggota. Penelitian ini menemukan bahwa pelatihan DME yang dilakukan JARAK untuk penguatan kapasitas LSM anggota telah dilakukan diberbagai tempat. Program penguatan kapasitas yang dilakukan JARAK menekankan pada area perencanaan, monitoring, dan evaluasi. Dengan adanya program penguatan kapasitas ini diharapkan LSM anggota dapat membuat perencanaan program dengan baik, mampu memonitoring dan mengevaluasi program yang dibuatnya. Dengan kemampuan ini, LSM anggota kemudian dapat mengakses ke lembaga-lembaga donor yang ada balk lokal maupun intemasional. Sehingga LSM anggota dapat menjalankan visi penghapusan pekerja anak di Indonesia. Hal-hal yang mendukung penguatan kapasitas LSM anggota dikategorikan dalam dua kategori yakni faktor internal dan ekstemal. Faktor internal yang mendukung adalah (a) kesadaran peserta untuk berubah (b) kejelasan informasi, yakni materi-materi pelatihan (c) dukungan sumber daya manusia berupa fasilitator yang memadai. Sedangkan faktor ekstemal yang mendukung adalah adanya kesediaan dad lembaga donor untuk mendanai kegiatan pelatihan. Seperti halnya faktor yang mendukung, faktor yang menghambat ini juga terbagi dalam dua kategori yakni faktor internal dan ekstemal. Adapun faktor internalnya adalah (a) rendahnya sebagian peserta dari LSM anggota yang mengikuti pelatihan; (b) kurangnya political will dari LSM anggota untuk terus fokus pada isu masalah pekerja anak. Ada LSM anggota yang terlalu tugas cakupan geraknya sehingga mudah meninggalkan isu pekerja anak apabila dalam perjalanannya menemukan isu lain yang sedang menjadi tren; (c) keluar masuknya personil di LSM anggota. Personil yang keluar belum tentu mendapatkan pengganti dengan personil baru yang sebanding kapasitasnya. Sementara faktor eksternalnya adalah dukungan dana yang diterima dari lembaga donor dirasa masih kurang mencukupi untuk meningkatkan frekuensi pelatihan bagi anggota JARAK.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22050
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>