Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Made Santhi Oktariyani
Abstrak :
ABSTRAK
Sekolah dasar merupakan pendidikan formal yang pertama kalinya mengajarkan anak mengenai pengetahuan akademik dan ketrampilan sosial. Pengalaman yang didapatkan anak selama belajar di SD memiliki pengaruh yang besar terhadap bagaimana anak memandang dan bersikap terhadap diri mereka sendiri maupun sekolah di tahun-tahun berikutnya. Oleh karena itu, penting bagi sekolah dasar untuk memberikan pendidikan yang baik bagi anak. Sekolah tidak dapat memberikan pendidikan secara efektif apabila tidak didukung guru yang efektif. Salah satu ketrampilan yang harus dikuasai guru adalah manajemen kelas. Selama satu dekade manajemen kelas merupakan salah satu komponen yang mendapatkan perhatian yang baik dari sekolah, guru dan orangtua. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 7 orang guru kelas 4-6 SD Tarakanita 3 ditemukan bahwa pemahaman guru mengenai manajemen kelas terlihat kurang, dimana mereka belum menyadari pentingnya manajemen kelas dalam pembelajaran.

Atas dasar pemikiran diatas, maka peneliti menyusun modul pelatihan manajemen kelas pada guru kelas 4-6 SD Tarakanita 3. Dengan pelatihan ini, diharapkan guru mampu menyadari pentingnya manajemen kelas dalam proses belajar mengajar, dan siap melakukan manajemen kelas yang efektif.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Rahmadani
Abstrak :
Jumlah siswa berkebutuhan khusus yang belajar di kelas reguler semakin meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut membawa konsekuensi bagi guru dalam mananjemen kelas agar dapat memenuhi kebutuhan dan karakter siswa yang semakin beragam. Pada konteks pendidikan, fungsi kelas tidak hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga tempat siswa melatih kemampuan untuk menjadi anggota masyarakat yang baik. Faktor yang turut berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan inklusif adalah self efficacy yang guru miliki untuk mempraktikkan inklusif. Di sisi lain, manajemen kelas yang dilakukan guru dapat ditinjau sebagai suatu performa yang dipengaruhi oleh sejauh mana guru terlibat dalam pekerjaannya atau teacher engagement. Menggunakan replikasi model job demand resource, penelitian kuantitatif korelasional ini bertujuan untuk mengetahui apakah teacher engagement menjadi mediator dalam hubungan self efficacy dalam praktik inklusif dan manajemen kelas guru. Sebanyak 250 guru sekolah dasar inklusif se-DKI Jakarta mengisi mengisi kuesioner self report. Hasil menunjukkan bahwa self efficacy yang guru miliki untuk menerapkan pendidikan inklusif berperan sebagai personal resource. Analisis regresi Hayes menunjukkan bahwa teacher engagement secara signifikan berperan sebagai mediator. Hasil penelitian juga menunjukkan guru memiliki keyakinan yang rendah dalam hal kolaborasi, khususnya kolaborasi dengan pihak-pihak terkait yang mendukung pembelajaran, seperti psikolog, guru pendamping khusus, dan terutama orangtua. ......The number of students with special needs who study in regular classes is increasing every year. It brings consequences for teachers in classroom management in order to meet the diverse needs and characteristics of students. The contributing factor to the successful of inclusive education is the self efficacy that teachers have for practicing inclusive education. On the other hand, classroom management by teachers can be viewed as a performance which is influenced by the extent to which teachers are involved in their work or teacher engagement. Using replication model of job demand resource, this quantitave correlational study aims to determine whether teacher engagement acts as mediator in the relationship of self efficacy in inclusive practice and classroom management. A total of 250 teachers of inclusive primary schools in DKI Jakarta fill out a self report questionnaire. The results show that self efficacy that teachers have for implementing inclusive education plays as a personal resource. Hayes regression analysis showed that teacher engagement significantly acts as mediator. The results also show teachers have low confidence in collaboration, especially collaboration with related parties, such as psychologists, special teachers, and especially parents.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lemlech, Johanna Kasin
New York: Harper & Row , 1979
371.102 LEM e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Nirmansyah
Abstrak :
ABSTRAK
Pendekatan belajar adalah kecenderungan strategi yang digunakan siswa dalam kegiatan belajarnya untuk mencapai hasil belajar. Kepribadian tipe D adalah kecenderungan individu untuk secara terus menerus mengalami emosi negatif dan menghindari ekspresi diri ketika berada dalam interaksi sosial. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara tipe pendekatan belajar dengan kepribadian tipe D. Sebanyak 50 orang pelajar di Banten menjadi sampel penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa tipe pendekatan belajar (surface approach, deep approach, dan strategic approach) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kepribadian tipe D.
Abstract
Learning approach is the intention of strategy that used by student to reach learning outcomes. Type D personality is the intention to simultaneously experience negative emotion and inhibit self expression in social interaction. This research examine the relationship between types of learning approach with type D personality. The sample comprised 50 students in Banten for this research. Result indicated that there is no significant relationship between types of learning approach (surface approach, deep approach, and strategic approach) with type D personality.
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gianti Amanda
Abstrak :
Keterampilan manajemen kelas guru PAUD merupakan hal yang menunjang proses belajar anak di sekolah. Penelitian ini bertujuan mengukur peningkatan strategi manajemen kelas guru PAUD melalui pelatihan keterampilan manajemen kelas. Partisipan penelitian terdiri dari empat orang Guru salah satu PAUD di Jakarta (n=4). Desain penelitian adalah one group pretest-posttest design. Pelatihan dengan pembelajaran experiential learning daur Kolb dilakukan dalam satu hari pada bulan November 2019. Kuesioner strategi manajemen kelas (Webster & Stratton, 2011) dan observasi perilaku digunakan untuk mengukur peningkatan frekuensi penerapan manajemen kelas. Ditemukan adanya perubahan skor frekuensi dan penerapan keterampilan manajemen kelas. Hasil uji statistik diketahui bahwa tidak ada perbedaan hasil signifikan skor partisipan antara sebelum dan sesudah pelatihan (p>0.05). Hasil uji perbedaan keterampilan manajemen kelas dihitung menggunakan analisis statistik non-parametrik Wilcoxon signed rank test. Faktor yang diduga menjadi penyebab dari tidak efektifnya pelatihan manajemen kelas dikarenakan jumlah peserta yang terlalu sedikit, keterbatasan waktu pelaksanaan pelatihan. Efek ketahanan pelatihan diukur 12 minggu setelah pelatihan dilaksanakan. Hasilnya terjadi peningkatan skor namun perhitungan statistik menunjukkan hasil tidak signifikan (p>0.05). Penemuan ini menunjukkan bahwa partisipan masih memiliki pengetahuan mengenai materi pelatihan namun kesulitan menerapkannya. Temuan pada penelitian ini memberikan saran untuk penelitian selanjutnya agar melakukan coaching pada para Guru. ......This study aims to measure the effectiveness of PAUD teacher classroom management skills through classroom management skills training. The participants are four teachers from one of the PAUD in Jakarta (n = 4). The research design was one group pretest-posttest design. Training with Kolb's cycle of experiential learning was carried out in a day on November 2019. Classroom management strategy questionnaires (Webster & Stratton, 2011) and behavioral observation were used to measure the increase in the frequency of classroom management implementation. There were changes in the score on the frequency and implementation of classroom management skills. There is no significant difference in participant scores between before and after training (p> 0.05). The results of the classroom management skills difference test were calculated using the non-parametric statistical analysis Wilcoxon signed rank test. Factors that are suspected to be the cause of the ineffective classroom management training are due to the low number of participants and the limited time for implementing the training. The results obtained after 12 weeks there were an increase in score but the results of statistical calculations showed insignificant results (p> 0.05). The results of these findings indicate the participants still have knowledge but have difficulty applying it.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianinda Pasol
Abstrak :
Parameter fisik seperti kenyamanan termal (temperatur, kelembaban, dan laju alir udara), intensitas pencahayaan, dan tingkat kebisingan menjadi hal penting dalam aktivitas dalam ruangan (indoor) salah satunya di dalam ruang kelas sekolah. Sekolah merupakan salah satu fasilitas publik yang berpotensi memiliki kualitas udara yang buruk karena sekolah memiliki karateristik yang unik, penghuni sekolah memiliki usia yang rentan terhadap polutan, dan waktu yang dihabiskan di sekolah cukup lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi literatur terkait parameter fisik di dalam ruang kelas SD berdasarkan literatur yang dipublikasikan antara tahun 2016 sampai dengan tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metodologi tinjauan literatur sistematis dan memperoleh 16 literatur yang sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter fisik yang diteliti adalah temperatur (16/16), kelembaban (16/16), laju alir udara (7/16), intensitas pencahayaan (7/16), dan tingkat kebisingan (3/16). Hasil pengukuran temperatur, kelembaban, dan laju alir udara mayoritas lebih tinggi di negara beriklim tropis sedangkan hasil pengukuran intensitas pencahayaan dan tingkat kebisingan mayoritas lebih tinggi di negara beriklim subtropis. Pada negara tropis, hasil pengukuran temperatur dengan rentang 26.5 oC – 33.7 oC, kelembaban 17.5 % - 73.17 %, laju alir udara 0.25 m/s – 0.56 m/s, intensitas pencahayaan 106 lux – 866 lux, dan tingkat kebisingan 62.3 dB. Pada negara subtropis, hasil pengukuran temperatur dengan rentang 15 oC – 29.7 oC, kelembaban 31.9 % - 72.4 %, laju alir udara < 0.1 m/s – 0.13 m/s, intensitas pencahayaan 145 lux – 1500 lux, dan tingkat kebisingan 52 dB – 74.8 dB. Faktor yang memengaruhi parameter fisik paling signifikan yaitu sistem ventilasi (16/16), iklim, musim dan cuaca pada saat pengukuran (12/16), dan kepadatan hunian (6/16). ......Physical parameters such as thermal comfort (temperature, relative humidity, and air flow), illumination, and noise level are important aspects of indoor air quality for any building, including school. There is a significant health risk associated with poor air quality at schools due to its unique characteristics such as the age of occupants which are considered vulnerable to pollutants, a prolongued time spent at school and the limited budget for school maintenance. This study aims to evaluate the profile of physical parameters in primary schools’ indoor air quality by systematic literature review that was extracted from literatures published between 2016 and 2020. 16 literatures were identified and extracted in this study. It showed that the physical parameters commonly studied were temperature (16/16), relative humidity (16/16), air flow rate (7/16), illumination (7/16), and noise level (3/16). The exposure level of temperature, humidity, and air flow rate are mostly higher in tropical countries than subtropical countries, while the exposure of illumination and noise levels are mostly higher in subtropical countries. In tropical countries, the indoor temperature ranged between 26.5 oC - 33.7 oC, relative humidity ranged between 17.5% - 73.17%, air flow rate ranged between 0.25 m / s - 0.56 m / s, illumination ranged between 106 lux - 866 lux, and noise level was 62.3 dB. In subtropical countries, indoor temperature ranged between 18 oC - 29.7 oC, relative humidity ranged between 31.9% - 72.4%, air flow rate ranged between <0.1 m / s - 0.13 m / s, illumination ranged between 145 lux - 1500 lux, and noise level ranged between 52 dB - 74.8 dB. The most significant factors which affected physical parameters in indoor areas were the ventilation system (16/16), climate, season, and weather at the time of measurement (12/16), and occupancy density (6/16).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Evertson, Carolyn M.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011
371.102 4 EVE m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Erry Wijoyo
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam berbagai penelitian, perilaku agresif dan kekerasan pada tahap perkembangan anak-anak hingga remaja kerap dijadikan faktor resiko yang membuat seorang individu menggunakan napza pada masa dewasanya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan faktor resiko agresifitas adalah perubahan tingkah laku yang dapat dijalankan melalui program sekolah. Objektif studi ini adalah melihat perubah tingkat laku dalam lingkungan kelas dalam aspek perilaku disruptif-impulsif, melalui metode Permainan Tingkah Laku Baik The Good Behavior Game atau GBG ; sebuah strategi pengelolaan kelas berupa permainan dan kontingensi kelompok yang menekan tingkah laku tidak diinginkan dan mendukung tingkah laku yang diharapkan. Dengan metode penelitian single-group pre-post design, studi ini menggunakan sampel guru n=16 dan siswa kelas IV n=24 dari salah satu sekolah di Tangerang Selatan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur perubahan tingkah laku disruptif ndash;agresif adalah Conner rsquo;s Global Index ndash; Teacher, dan Classroom Management Assessment untuk mengukur pengelolaan kelas. Hasil uji beda menunjukkan penurunan tingkah laku disruptif signfikan (p<0.05) setelah intervensi GBG yang dijalankan selama empat bulan. Diindikasikan bahwa intervensi memiliki efektivitas pada sampel siswa kelas IV sekolah dasar tersebut, namun validitas eksternal dan efek penyalahgunaan napza membutuhkan studi dengan sampel penelitian lebih besar dan desain penelitian yang lebih sistematis.
ABSTRACT
In various studies, aggressive behavior and violence during childhood and adolescence has been considered a risk factor for the initiation of substance abuse in later years of life. An effort to reduce aggressiveness as a risk factor is through behavioral change that can be implemented in school programs. This study is aimed at observing behavioral changes in disruptive impulsive aspects within classroom settings through The Good Behavior Game method a classroom management strategy in the form of games and group contingency that suppresses undesired behavior and reinforces expected behavior. Through a singe group pre post design, this study rsquo s sample consists of teachers n 16 and fourth grade students n 24 from a school institution in Tangerang Selatan. The instruments used to measure changes in disruptive aggressive behavior is Conner rsquo s Global Index ndash Teacher, and the Classroom Management Assessment to measure changes in classroom management. T test analyses resulted in significant reductions (p<0.05) in disruptive classroom behavior following a 4-month delivery of the GBG intervention. It was indicated that this intervention showed effectiveness for the sample of fourth grade students, however external validity as well as the effects on substance abuse initiation will require a larger sample size and more systematic research design.
2017
T49052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>