Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 914 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keeney, Ralph L., 1944-, joint author
New York: John Wiley & Sons, 1976
658.4 KEE d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Boot, John C.G.
Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, 1974
658.403 3 BOO s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas, Howard
New York, N.Y. : Pitman, 1972
658.54 THO d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Johnson, Rodney D.
New Delhi: Prentice Hall of India, 1977
658.403 JOH q
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Kusuma Suryanzah
Abstrak :
ABSTRAK Tingkat persaingan industri yang semakin cepat menuntut para manajer untuk dapat mengambil keputusan strategis secara optimal agar dapat selalu unggul dalam persaingan yang ada. Dalam rangka mendukung hal ini, maka perlu dikembangkan suatu sistem berbasis komputer yang mampu memberikan dukungan kepada manajer untuk dapat mengambil keputusan jauh lebih optimal. Tulisan ini bertujuan untuk melihat kebutuhan sistem pendukung keputusan bagi manajer sebagai dukungan untuk dapat menghasilkan suatu keputusan yang optimal dalam menjalankan roda organisasi, sehingga organisasi dapat unggul dalam persaingan yang semakin ketat ini. Tulisan ini menghasilkan prototipe sistem pendukung keputusan yang terdiri dari 3 subsistem, yaitu subsistem pembangkitan ide, subsistem peramalan bisnis dan subsistem keputusan semi terstruktur. Pembangkitan ide adalah mekanisme untuk mendapatkan ide sebanyak-banyaknya dari semua unsur terkait dalam organisasi dan mengolahnya untuk menghasilkan ide terbaik agar organisasi dapat selalu unggul. Peramalan bisnis dapat digunakan oleh para manajer untuk melakukan estimasi terhadap kondisi organisasi di masa yang akan datang. Keputusan semi terstruktur adalah salah satu jenis keputusan yang mencoba untuk melakukan proses kuantifikasi terhadap imajinasi dan wawasan manajer sehingga para manajer dapat memilih keputusan terbaik dari beberapa pilihan yang ada.
ABSTRACT Industry competitive that have been growing quickly require managers to make optimum strategic decision to be always as winner in existing competition. In supporting this condition needed to develop a system base on computer to support managers to make optimum decision. This thesis has objectives to view decision support system as managers need to make optimum decision to operate organization so can be have competitive advantage. This thesis develop a prototype for decision support system that has three subsystem. Those are idea generation subsystem, business forecasting subsystem, and semi structured subsystem. Idea generation is mechanism to get many ideas from many participant in organization and manage them to produce the best idea. Business forecasting can be used by managers to make estimation for future condition in organization. Semi structured decision is one of types decisions that try to make quantification for imagination and insight of managers to choose the best choice.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuwanto
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai proses pembuatan keputusan desa di dalam proyek pembangunan swadaya masyarakat desa ini, bertujuan untuk menjawab pelbagai pertanyaan penelitian, yaitu (1)bagaimanakah peranan pejabat tingkat atas desa, pemimpin formal desa, pemimpin informal, dan warga desa biasa di dalam proses tersebut (2)bagaimanakah tahapan (prosedur) pembuatan keputusan desa, dan (3)lembaga desa apa saja yang terlibat di dalam proses tersebut.

Dua kasus proyek pembangunan swadaya masyarakat desa yang dipilih, yaitu proyek bendungan Kali Pakijangan dan proyek jalan desa, merupakan unit analisis yang digunakan untuk menjawab pelbagai pertanyaan penelitian di atas. Berdasarkan hasil penelitian terhadap dua kasus tersebut, dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut. Peranan pejabat tingkat atas desa ternyata sangat kecil. Camat sama sekali tidak memiliki keterlibatan di dalam tahapan-tahapan pembuatan keputusan desa, kecuali hanya selalu mewakilkan kepada Mantri Polisi. Dilihat dari aktivitas dan isi pembicaraannya, peranan pejabat kecamatan ini tidak lebih sebagai pemberi sambutan awal rapat tanpa sedikitpun terlibat di dalam pembahasan materi rapat.

Peranan kepada desa ternyata cukup besar karena secara aktif turut terlibat di dalam keseluruhan tahapan pengesahan (legitimation), yaitu pelbagai jenis pembicaraan baik informal maupun formal yang menuju kepada penetapan suatu usulan proyek pembangunan swadaya masyarakat menjadi sebuah keputusan desa.

Peranan para pemimpin informal ternyata sangat besar. Secara aktif mereka terlibat dari tahapan prakarsa (initiation) sampai kepada tahapan pengesahan (legitimation). Selain prakarsa proyek selalu berasal dari mereka, para pemimpin informal ini juga melakukan pelbagai kontak pribadi dan aktif terlibat di dalam semua jenis pembicaraan hingga keputusan desa pada akhirnya ditetapkan.

Keterlibatan warga desa biasa ternyata hanya terbatas pada tahap pembicaraan informal, yaitu berupa kontak-kontak pribadi di antara mereka sendiri dan di dalam pertemuan kelompok-kelompok jamiyahan. Hal ini disebabkan aleh aturan tata tertib lembaga-lembaga desa yang tidak memungkinkan warga desa biasa untuk terlibat di dalam pertemuan-pertemuan formal LKMD maupun LMD. Keikutsertaan dan aktivitas warga desa di dalam kegiatan-kegiatan tersebut sangat tinggi. Hal ini dilihat baik dari inisiatif untuk mengemukakan pendapat, tanggapan, usulan, maupun kehadiran mereka. Secara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa peranan paling besar di dalam proses pembuatan keputusan desa mengenai proyek pembangunan swadaya masyarakat berasal dari para pemimpin informal. Sedangkan prosedur pembuatan keputusan desa terentang mulai dari tahapan prakarsa (initiation) sampai kepada tahapan pengesahan (legitimation) dimana di dalamnya terlibat pelbagai lembaga desa, seperti LKMD, LMD, maupun kelompok-kelompok jamiyahan yang tersebar di seluruh wilayah desa.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastri
Abstrak :
Penelitian ini merupakan studi kasus yang bersifat eksploratif, yang bertujuan untuk menggali informasi awal mengenai proses pengambilan keputusan dalam kondisi menyimpang di bagian produksi. Penelitian ini juga mencoba mengidentifikasi kemungkinan hubungan antara karakteristik individu pengambil keputusan dan kondisi kerja dengan proses pengambilan keputusan. Studi tentang pengambilan keputusan umumnya didasarkan pada pendekatan ekonomi yang memfokuskan pada bagaimana sebuah keputusan sebaiknya dibuat untuk memperoleh hasil yang optimum. Namun, dalam realitas, hal itu sulit tercapai karena proses pengambilan keputusan tidak berada dalam ruang vakum. Para ahli teori naturalistic decision making (NDM) menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh pada proses pengambilan keputusan. Keterbatasan kognitif manusia dalam mengolah banyak informasi juga menyebabkan terjadinya berbagai kesalahan pengambilan keputusan. Perhatian terhadap kemampuan kognitif manusia menjadi semakin penting karena meningkatnya teknologi otomatis yang lebih menuntut penggunaan proses berpikir daripada tenaga fisik. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi tentang proses pengambilan keputusan dalam lingkungan industri dengan teknologi otomatis. Penelitian ini menggunakan pendekatan human factors untuk mengetahui bagaimana peralatan dan lingkungan kerja berhubungan dengan proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini, manusia dilihat sebagai komponen aktif yang berinteraksi dengan sistem untuk mengisi fungsi sistem tersebut. Karena pengambilan keputusan merupakan aspek kognitif, penelitian ini juga menggunakan kerangka analisa cognitive system engineering. Dengan demikian, proses pengambilan keputusan dianalisis sebagai komponen aktivitas yang dihubungkan dengan pelaku dan komponen sistem. Penelitian ini berfokus pada proses pengambilan keputusan dalam keadaan menyimpang yang dipersepsikan oleh supervisor di bagian produksi sebuah industri polyester di Tangerang. Industri ini dipilih karena merupakan industri yang telah mapan dan menggunakan teknologi canggih continuous polymerization. Sebagai studi kasus, penelitian ini menggunakan sampel dari seluruh supervisor di bagian produksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan retrospektif self reports, di mana pekerja menuliskan sendiri pengalaman mereka dalam mengambil keputusan pada keadaan menyimpang. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 10.0 terhadap 64 kuesioner yang dikembalikan. Statistik non parametrik dipilih untuk menganalisis data karena penelitian ini merupakan studi kasus yang tidak bertujuan untuk menguji hipotesa. Analisa kasus proses pengambilan keputusan secara khusus dilakukan terhadap sebagian kecil responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan pada keadaan menyimpang di bagian produksi sesuai dengan karakteristik NDM sebagai proses pengambilan keputusan dalam situasi alamiah yang kompleks, dengan tekanan waktu dan menuntut kerjasama tim. Diketahui juga adanya dinamika proses pengambilan keputusan berdasarkan tingkat penyimpangan. Pekerja cenderung menggunakan penyederhanaan proses berpikir dalam mengolah informasi dan menentukan tahapan yang akan dilakukan dalam proses pengambilan keputusan. Studi kasus ini menunjukkan adanya kecenderungan hubungan antara karakteristik individu dan kondisi kerja dengan tahapan pengambilan keputusan. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah mengembangkan instrumen penelitian dengan membuat pengukuran terhadap berbagai aspek pengambilan keputusan yang telah dijabarkan melalui penelitian ini. Metode pengumpulan data juga dapat dikembangkan dengan memperhatikan berbagai keterbatasan yang ada pada metode retrospective self reports. Saran praktis untuk perusahaan adalah memperbaiki tempat kerja, mengurangi beban perseptual dan beban mental karyawan. Perusahaan disarankan untuk memperbaiki dan menyempurnakan berbagai aspek pada domain kerja yang dapat mendukung kemudahan proses pengambilan keputusan pada keadaan menyimpang. Contohnya, memperbaiki sinyal atau peralatan lain yang mengindikasikan penyimpangan. Selain itu, tanda dan grafik yang memberikan informasi dan data penting harus dalam kondisi baik, mudah dibaca, dan didengar. Termasuk juga mengurangi tingkat kebisingan yang mengganggu komunikasi dalam keadaan darurat.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Rakhmawati
Abstrak :
Program KB dapat mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. program ini terutama untuk ibu grande mutipara. Pengambilan keputusan kontrasepsi ibu grande multipara dipengaruhi beberapa faktor: Akses pelayanan, pengetahuan, peran pasangan, bias gender, agama dan kepercayaan, sosial kultural. Tujuan penelitian mengeksplore faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan Kontap ibu grande multipara. Desain penelitian cross sectional untuk menganalisa faktor-faktor yang melatar belakangi ibu grande multipara menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai. Sampel penelitian 58 responden. Hasil penelitian ada hubungan yang signifikan antara faktor: bias gender, pengetahuan, peran pasangan, akses pelayanan, sosial kultural dengan pengambilan keputusan penggunaan Kontap. Faktor agama dan kepercayaan hasil penelitian ini tidak ada hubungan signifikan dengan pengambilan keputusan penggunaan Kontap. Faktor dominannya adalah pengetahuan dan bias gender, pengaruhnya 14,6%. Rekomendasi perlunya meningkatkan pengetahuan kontrasepsi ibu grande multipara dan bias gender dalam pengambilan keputusan penggunaan kontrasepsi.
Family planning programs can control the rate of population growth. This program specially for grande multiparous. Contraception decision making for grande multiparous influenced by several factors: accsess service, knowledge, role of partner, refraction gender, religion and belief, social culture. The purpose of Research to explore the factors that influenced decision of Grande multiparous who use tubectomy technic. Research design : The crosssectional is used to analyze the background factors grande multiparous that determinane the compatible contraceptive choice. The sample of research is 58 respondents. Result : there is a significant relationship between factors : accsess service, knowledge, role of partner, refraction gender, social culture and decisioan making tubectomy. the religion and belief factors in the results of this research there is no significant relationship with decision- making for Tubectomy. The dominat factors is knowledge and refraction gender influence 14,6%. Recommendation : Improving contraceptive knowledge grande multiparous and refraction gender in decisioan making contraseptive use.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwi Syahri
Abstrak :
RINGKASAN EKSEKUTIF


Dari karya tulis ini, yang meliputi telaah kepustakaan dan analisa kasus menunjukan bahwa ;

A. Telaah kepustakaan . (1) Setiap keputusan hanya akan berhasil baik jika pengambllannya dilakukan dengan metodologi yang sesuai dengan jenis keputusan yang bersangkutan . (2) Pengambllan keputusan yang baik paling tidak harus melalui tahapan proses intelejenj design dan perailihan . (3) Akuisisi adalah merupakan salah satu strategy diversifikasi yang dalam pelaksanaannya mempunyai tujuan tertentu. (4) Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan suatu keputusan akuisisi yang perlu dlpertimbangkan pada saat hendak mengambil keputusan akuisisi. (5) Dalam pengambllan keputusan akuisisi diperlukan tahap penilaian yang bisa dilakukan melalui pendekatan strategi ^ penentuan kriteria penerimaan tertentu ,pengorganisasian dan tahapan proses pengambllan keputusan yang baik. (6) Untuk memperoleh syarat jual bell yang paling menguntungkan, setiap transaksi akuisisi harus dilakukan melalui negosiasi . (7) Berdasarkan pendekatan strategy ,setiap keputusan diversifikasi melalui akuisisi selain memerlukan penilaian terhadap sumber daya yang dimiliki di tingkat corporate^ juga penilaian terhadap kekuatan perusahaan dan daya tarik Industri yang bersangkutan . (8) Kekuatan suatu perusahaan bisa dinilai melalui pendekatan furigsi dan value chain . (9) Daya tarik industri dipengaruhi oleh faktor lingkungan makro yang selalu berubah, sehingga untuk mengetahui daya tarik suatu industri harus dilakukan evaluasi terhadap lingkungannya . (10) Lingkungan makro mempengaruhi daya- tarik industri melalui karakteriristik industrinya ,sedangkan karakteristik industri bisa ditinjau dari berbagai dimensi antara lain derajat dan sifat persaingannya, halangan masuknya perusahaan baru, kekuatan persaingan dari barang substltusi, kekuatan pembeli dan pemasok . (11) Pengembangan intern sebagai alternatif memasuki bisnis baru harus dievaluasi untuk dibandingkan dengan memasuki bisnis baru melalui akuisisi dan langkah utama dalam evaluasi tersebut

adalah menilai hambatan hambatan masuknya . B. Analisa kasus . (12) Keputusan group SC untuk memasuki bisnis baru dibidang produk perlengkapan dan bahan bangunan yang terbuat dari baja bukan merupakan keputusan yang terencana di tingkat corporate dan timbul karena ad a tawaran dari group L, sehingga prioritas keputusannya adalah memasuki bisnis baru melalui akui si si « (13) Keputusan group SC untuk memasuki bisnis baru dibidang produk yang terbuat dari baja diambil tanpa melalui analysa kekuatan bisnis dan daya tarik industri ( SWOT ) yang terperinci lebih dulu . (14) Hasil analisa tentang sumber daya yang dimiliki oleh group SC menunjukan bahwa terdapat beberapa sumber daya yang berdasarkan pengalaman dan kesamaan dalam penanganan bisa dialokasikan untuk memasuki bisnis group L. (15) Hasil analisa tentang daya tarik group L dilihat dar1 posisi bisnis' maupun daya tarik indutrinya adalah baik jSehingga keputusan untuk melakukan akuisisi terhadap group L dapat dibenarkan . (16) Dal am pengorganisasian pengambilan keputusan untuk melakukan akuisisi nampak bahwa group SC masih menekankan pada analisa laporan keuangan saja, padahal aspek keuangan hanyalah merupakan sal ah satu aspak saja yang memerlukan penilaian , (17) Adanya keterbatasan pengetahuan group SC tentang group L mengakibatkan pengambilan keputusan untuk tidak menerima syarat jual beli dengan hanya mengandalkan pada analisa yang belum matang berdasarkan data yang sangat terbatas . (18) Walaupun dalam menganalisa harga penawaran group SC kelihatan belum memperhitungkan berapa sebenarnya harga group L yang layak berdasarkan cost of capitalnya, namun dari hasil perhitungan net present value atas taksiran cash profit berdasarkan asumsi asumsi tertentu dimasa yang akan datang ternyata keputusan untuk tidak menerima harga yang ditawarkan oleh group L adalah dibenarkan. (19) Tidak ada keteguhan dalam pengambilan keputusan memasuki bisnis % baru dibidang produk perlengkapan dan bahan bangunan yang terbuat dari baja , sehingga setelah diambil keputusan pembatalan memasuki bisnis baru melalui akuisisi stidak dilakukan usaha untuk menganalisa memasuki bisnis baru melalui pengembangan intern. (20) Berdasarkan analisa tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan akhir bahwa pengambilan keputusan pembatalan pembelian group L adalah dapat dibenarkan, walaupun belum dllakukan melalui metode pengambilan keputusan yang terorganisir dengan baik.

Dari "^karya. tulis ini, diperoleh saran saran yang ditujukan kepada group SC maupun siapa saja yang akan melakukan pengembangan bisnisnya melalui akuisisi sebagai berikut j (1) Setiap usaha pengembangan bisnis baru memerlukan perencanaan yang matang yang dituangkan dalam strategi bisnis di tingkat corporate ; (2) Setiap pengembangan bisnis baru harus didahului dengan analisa sumber daya yang dimiliki dan kemudian antara kekuatan bisnis dan peluang atau daya tarik industrinya ; (3) Setiap keputusan untuk memasuki bisnis baru melalui akuisisi harus didasarkan analisa yang meyakinkan untuk memutuskan bahwa alternatif tersebut lebih baik daripada memasuki bisnis baru melalui pengembangan intern ; (4) Dalam memi1ih perusahaan yang akan diakuisisi agar digunakan prinsip supplementer dan komplementer yaitu prinsip yang mempertimbangkan kesesuaian antara kekuatan sumber daya yang dimiliki dengan daya tarik perusahaan yang akan dibeli ; (5) Penilaian perusahaan yang akan dibeli harus meliputi kekuatan bisnis perusahaan yang bersangkutan dan daya tarik industrinya. (6) Setiap akan dilakukan negosiasi tentang syarat jual beli perusahaan, agar kriteria atau patokan harga berdasarkan cost of capitalnya dan penerimaan syarat syarat jual beli yang lain harus dipersiapkan dengan matang dalam bentuk berbagai alternatip ; (7) Dalam mengorganisir pengambilan keputusan untuk membeli atau tidak membeli suatu perusahaan diperlukan data dan penilaian yang cukup terhadap berbagal aspek yang perlu dinilai ; (8) Jika memasuki bisnis baru sudah menjadi keputusan maka setelah negosiasi untuk memasuki bisnis baru melalui akuisisi tidak berhasll perlu dipertimbangkan, pengembangan intern sebagai alternatif lain ; dan (9) Dalam mempertimbangkan pengembangan intern setelah negosiasi untuk memasuki bisnis baru melalui akuisisi tidak berhasil perlu dikaji kemungkinan hambatan hambatan masuknya.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>