Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pardede, Hannibal
"Salah satu aspek mutu di rumah sakit yang sering mendatangkan keluhan pasien adalah waktu tunggu. UGD ( Unit Gawat Darurat ) RS Bhakti Yudha yang mempunyai peranan penting bagi rumah sakit tersebut, dikeluhkan mempunyai waktu tunggu yang lama. Ada 6,1 % pasien yang pulang karena merasa terlalu lama menunggu.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran waktu tunggu pasien UGD, serta faktor - faktor apa yang ada hubungannya dengan lama waktu tunggu di UGD tersebut. Penelitian ini merupakan survei dengan desain cross sectional, bersifat deskriptif analitik, dimana melalui studi ini didapatkan gambaran hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas. Penelitian dilakukan selama seminggu dengan jumlah pasien sebanyak 339 orang, dimana ada 7 pasien ( 2,1 % ) yang pulang sebelum ditangani.
Dari hasilnya diketahui bahwa rata-rata waktu tunggu di UGD adalah 12,23 menit, waktu terpendek 4 menit, terpanjang 131 menit Ada 22 % pasien yang mempunyai waktu tunggu lebih dari 15 menit. Rata-rata waktu tunggu pasien gawat darurat 5,23 menit, yang bukan gawat darurat 18,27 menit, Rata-rata waktu tunggu pasien yang langsung masuk ke UGD ( tidak melalui loket pendaftaran ) 4,97 menit, yang melalui loket 18,27 menit.
Dari 9 variabel yang ditetiti ada 4 variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan waktu tunggu yaitu cara masuk pasien, waktu kedatangan pasien, jenis kunjungan (lama/barunya pasien), status kegawatan pasien. Yang tidak bermakna adalah keterlambatan dokter, status kepegawaian dokter, pola penugasan dokter, keterampilan dokter serta jumlah pasien.
Kesimpulan, pasien yang pulang lebih kecil dari yang diperkirakan, waktu tunggu UGD relatif pendek, karakteristik dokter tidak berperan dalam waktu tunggu, karakteristik pasien berperan dalam waktu tunggu, waktu tunggu yang pendek saja tidak cukup untuk memuaskan pasien. Saran yang diberikan adalah, menambah loket pendaftaran pada pagi hari, mengoptimalkan waktu pencarian status lama, dan bila mungkin perlu membuat ruang tunggu UGD yang lebih memadai.

Study of Factors that is Related to the Emergency Unit Waiting Time at Bhakti Yudha Hospital, in Year 2000One aspect of the quality of service for a hospital and often makes the patients to complain is about the waiting time case. The services in the Emergency Unit of Bhakti Yudha Hospital have been regarded as the most important part in the Hospital itself, but, however its long waiting time has also been complained by the patients. There are 6,1 % of patients left the hospital without getting the treatment because they cannot stand to wait in the line too long.
The goal of this study is to get a picture regarding the matter that previously described and to also find out factors that is related to delay of services at waiting room in emergency ward. This study is a survey with cross sectional, characterized by analytical description, where the study can be use to derive the relationship between dependent variables and independent variables.
The study carried out for a week with 339 numbers of patients, whereas 7 patients ( 2,1 % ) went home without being taken care of. The result of this study showed that the average waiting time at the emergency roam is 12, 23 minutes, with shortest time is 0 minutes and the longest time 131 minutes. About 22 % of patients spent more than 15 minutes before getting their turn. The average waiting time for emergency patients is 5, 23 minutes, while the average waiting time for non emergency patients is 18, 27 minutes. The average waiting time for patients that directly went straight to the ER unit without going through the admission counter is 4,7 minutes, while those who went through the admission counter is 18, 27 minutes.
From 9 variables that is examined in this study, there are 4 variables have significant relationship to patient's waiting time at the emergency ward such as, method of admittance, time of arrival during the day, type of patient and patient's condition. Variables that insignificant are, tardiness of doctors, type of employment of doctors , position of doctors in the managerial, level of proficiency of doctors and number of patients.
As a conclusion, the number of patient that went home is lower than what was originally predicted, waiting time at emergency ward is relatively short , the characteristic of doctors is irrelevant to the problem, the characteristic of patients is significant to the problem, and short waiting in itself is not enough to please the patient. The advice that is given to improve the service is to add more admission counters in the morning shift, to decrease the time needed on searching for patients' records and if possible to built better waiting room for the ER unit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T5648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmini Nurdin
"Rumah Sakit Marinir Cilandak merupakan salah satu rumah sakit TNI - AL mempunyal tugas pokok memelihara dan meningkatkan kesehatan prajurit TNIAL/Non-AL, PNS dan keluarga serta masyarakat umum. Pelayanan Unit Gawat Darurat merupakan salah satu pelayanan kesehatan secara purna waktu dalam 24 jam. Salah satu standar dan prosedur adalah pelaksanaan triase UGD yang sangat penting untuk diketahui karena dapat menyeleksi dan menilai kegawatan dari setiap pasien untuk segera diberikan pertolongan sesuai dengan tingkat kegawatan dan kedaruratan kemudian dicatat hasil pemeriksaan pada lembaran gawat darurat.
Pengamatan awal penanganan 100 pasien, serta pengisian lembaran gawat darurat pasien tersebut, memberikan hasil yang tidak sesuai dengan prosedur triase, yaitu dimana tidak adanya klasifikasi penyakit sebanyak 66 %, selain itu terdapat ketidaklengkapan pencatatan pemeriksaan fisik dan identitas sebanyak 37 %.
Berdasarkan pengamatan tersebut diatas maka penulis ingin mengetahui kepatuhan dokter UGD dalam pelaksanaan prosedur triase pasien, yaitu dengan pengamatan dan pengisian kuesioner oleh dokter yang menangani pasien. Dalam pelaksanaan prosedur triase pasien oleh dokter UGD dapat dipengaruhi oleh faktor internal yang terdiri dari umur,jenis kelamin, pelatihan, senioritas, pengetahuan, sikap, dan faktor eksternal yang terdiri dari kebijakan, pengaturan shift jaga, jumlah kunjungan setiap shift jaga, dan supervisi dari pimpinan.
Setelah ditakukan uji statistik dengan Mann Withney test dan test korelasi Spearman rho dengan hasil yang dapat disimpulkan sebagai berikut; hubungan kepatuhan dengan umur, jenis kelamin, pelatihan, senioritas, pengetahuan, sikap, kebijakan, supervisi hasilnya tidak ada perbedaan kepatuhan dokter . Hubungan kepatuhan dengan shift jaga, dan jumlah kunjungan setiap shift jaga memberikan hasil ada perbedaan kepatuhan antara dokter yuang bertugas pada shift pagi dan shift sore, ada perbedaan kepatuhan dokter dengan jumlah kunjungan pasien yang banyak pada shift sore dibanding shift pagi.
Untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan yang ada di UGD perlu diupayakan agar dokter yang bertugas terutama pada shift sore adanya suatu orientasi yang berkaitan dengan pelaksanaan standar dan prosedur UGD umumnya dan prosedur triase khususnya, dengan harapan pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar yang ada dan dapat dipertanggung jawabkan.
Selanjutnya studi ini menganjurkan agar kualitas supervisi ditingkatkan sehingga dapat memberi motivasi para dokter untuk patuh terhadap SOP dan juga mengoreksi bila ada penyimpangan.

Some Factors Related to the Doctor's Compliance in Implementing Triase Standard and Procedures of Cilandak Marine Hospital's Emergency UnitCilandak Mariner Hospital is one of the Navy Hospitals, which main function is to maintain and promote the health of Indonesian Navy members/Non Navy members, Goverment Civil Servants(PNS), as well as Non-military/Public Clients. The Emergency Room's Unit (ER) is one of health services performed in 24 hours' fulltime operation. One of its standard operational and procedures is to operate the ER triase, which is very substantial to be recognized due to its ability to select and diagnose the seriousness of each patient's condition in order to decide promptly most proper treatment required in accordance with the seriousness and emergent condition of the patient. The obtained diagnoses will then be recorded directly on the emergency room's patient record.
Preliminary observation before this study showed that only 66 °k of 100 medical record at ER has information on sickness classification. Even Lower, only 37 % has information on physical examination and patien identification.
Doctors' compliance, according to some literatures, can be related/influenced by several factors, such as age of doctors, sex, training experiences, level of seniority, level of knowledge and attitudes. These can be labeded as internal factors. As external factors are existences of policy on the procedures, work shifting arrangement, patient work load and existence of supervision to the doctors themselves.
By using Mann Whitney Test and correlation Spearman rho, it is concluded that there is no significant relation ship bethween age, sex, training, seniority, knowledge, attitude, policy and supervision whith the doctor's compliance is Furthermore, there is significant relationship between working shift with the compliance (P
This study recommends that the hospital should conduct a refreshing training/meeting. Especially to those who are working on aftenoon/evining working-shift (i.e.contractual doctors). As a preliminary activity, the hospital should promote the triase procedures to all doctors.
Another recommendation is the hospital should improve the quality of supervision as to motivate and make any correction to the implementation of the triase procedures.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T5172
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Sri
"Rumah Sakit Atma Jaya tidak mempunyai suatu bentuk penilaian kinerja yang komprehensif dan data Rumah Sakit Atma Jaya menunjukkan bahwa 75% pasien Inslalasi Rawat Inap berasal dari Instalasi Gawat Darurat, untuk menjadikan Instalasi Gawat Darurat sebagai andalan Rumah Sakit Atma Jaya maka Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Atma Jaya perlu dievaluasi kinerjanya yang selanjutnya menjadi bahan masukan bagi Rumah Sakit Atma Jaya dengan memakai pendekatan balance scorecard maka kinerja Instalasi Gawat Darurat dapat dievaluasi dari komitmen dan kepuasan kerja sumber daya manusia di Instalasi Gawat Darurat, pelayanan pasien di Instalasi Gawat Darurat, kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat dan kinerja keuangan Instalasi Gawat Darurat.
Penelititan ini dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan responden sebanyak 23 orang sumber daya manusia di Instalasi Gawat Darurat, 288 orang pasien yang datang berobat di Instalasi Gawat Darurat selama bulan Mel tahun 2002 yang dipilih secara random. Alat penelititan yang digunakan yaitu : wawancara mendalam, kuesioner, dan check list. Data yang dikumpulkan dianalisa secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator sumber daya manusia di Instalasi Gawat Darurat belum baik yaitu mereka tidak puas dan tidak komitmen terhadap Instalasi Gawat Darurat. Akibat dari indikator sumber daya manusia yang belum baik tersebut mempengaruhi proses pelayanan pasien di Instalasi Gawat Darurat. Indikator proses pelayanan yang belum baik tersebut mempengaruhi proses kepuasan pasien Instalasi Gawat Darurat terutama terhadap waktu tunggu rawat dan pelayanan dokter. Pasien yang tidak puas terhadap pelayanan yang diterima di Instalasi Gawat Darurat memberi dampak kurang baik terhadap pemasukan keuangan Instalasi Gawat Darurat ke rumah sakit sehingga rumah sakit tidak mampu memberi subsidi sebesar yang diharapkan sumber daya manusia di Instalasi Gawat Darurat. Hendaknya Direktur Rumah Sakit Atma Jaya menggunakan hasil penelitian ini sebagai dasar penilaian kinerja selanjutnya dan meninjau ulang kebijakan yang ada untuk meningkatkan kinerja di rumah sakit.

Performance Evaluation of Emergency Department at Atma Jaya Hospital in May 2002 Atma Jaya hospital doesn't have the comprehensive performance evaluation. There are 75% patients of in patient department come from emergency department, therefore emergency department need to become Atma Jaya hospital priority for performance evaluation then it will become an input in Atma Jaya hospital strategic planning. By using balanced scorecard approach, the performance of emergency department can be evaluated through its commitment and the work satisfaction of human resource in the emergency department, the process of patient service in the emergency department, the satisfaction of the emergency department?s patient, and the performance of the financial of the emergency department.
This research was carried out by qualitative and quantitative descriptive, by using 23 respondents? human resources of emergency department, 288 patients who came to be cared in the emergency department during May 2002. The research was done by in depth interview, questioner, and checklist. The collected data were analyzed by qualitative and quantitative descriptive.
The result of the research shows that human resource indicator in emergency department is not so good i.e. they are not satisfied and they do not commit to emergency department. The effect of that not so good human resource indicator influences the patient?s service process to the patient in emergency department. That not so good service process indicator influences the satisfaction of the emergency department's patient. The unsatisfaction of emergency department's patients especially about waiting time of care and the doctor's services. The unsatisfied patients to the service in emergency department causes not so good effects to the emergency department's earning to the hospital, so the hospital can not give subsidy as much as subsidy hoped by the human resource of emergency department. Atma Jaya Hospital can uses this research to be hospital foundation for next becoming performance evaluation, and Board of Director must observe at a distance about Atma Jaya Hospital policy that uses to raise performance of emergency department.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T7855
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Drajat Mulya Hamid Firdausy
"Telah dilakukan penelitian tentang perencanaan strategis pengembangan Departemen Gawat Darurat RSPAD Gatot Soebroto tahun 2002- 2004. Ruang lingkup penelitian meliputi analisa lingkungan eksternal, analisa lingkungan internal, membuat alternatif strategi, dan penetapan strategi, yang sejalan dengan Visi dan Misi RSPAD Gatot Soebroto.
Untuk dapat menyusun perencanaan strategis pengembangan dari Departemen Gawat Darurat RSPAD Gatot Soebroto, dilakukan penelitian operasional dengan analisis kualitatif dan kuantitatif, dengan menggunakan Time Series Forecasting dari program QSB+. Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahapan sebagai herikut :
1. Tahap I (Input stage) meiiputi analisa iingkungan eksternal dan internal Departemen Gawat Darurat RSPAD Gatot Soebroto, melalui metode Delphi?(abstrak tidak lengkap ter-scan)"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gustaf
"Data Base Plan for Emergency Installation is part of Hospital Management Information System, in special case we are studying of Management Information System for data registration in Emergency Installation for support activity. Dr. M. Djamil Padang Hospital's Company Emergency Installation which still use manual registration procedures and reporting system will be effect to losing patient information.
Objectives of this research are to develop computerized registration information system Dr. M. Djamil Padang Hospital's Company Emergency Installation. To development system we have 2 (two) stages, manual stage by DFD and Flowchart and automation stage by data input, process and output. To support developing automation or computerized system we use Microsoft Access 2000 and Microsoft Visual Basic Version 6.
Regarding to the analyse result at Dr. M. Djamil Padang Hospital's Company Emergency Installation especially in registration and reporting process we found inefficient system as follows :
- Data input use repeat manual system
- Reporting activity use manual report system with collecting data by recapitulation from activity manual forms.
- Raw data report still necessary to process for get Emergency Installation information Consequently the above inefficient system is data input and process inclined data false, in reporting manual process will be effect disinformation data patient.
Therefore, is necessary planed of data base application program that have more effective and efficient with implemented hospital computerize system. This system plan expected to increase service quality for patient. Because this system able to create report relation with health indicator.
Complicity of this systems is high affectivity and efficiently, accurate, easy to operated because relevant with user needed and able to expand in order to develop system that have more complicity in the future time.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rezeki
"Rumah Sakit merupakan Rumah Sakit X sebagai salah satu institusi pelayanan masyarakat yang tidak terlepas dengan kemungkinan terjadinya kasus kebakaran, gempa bumi, kecelakaan, maupun malapetaka lainnya. Data dari BMKG pada bulan Oktober 2011, gempa terjadi di Bali ada sekitar 3 rumah sakit yang rusak namun tidak ada korban jiwa dalam gempa tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan dalam menghadapi keadaan darurat gempa. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan pengolahan data, baik data primer maupun data sekunder, diketahui bahwa Rumah Sakit X belum sepenuhnya memiliki kesiapan dalam menghadapi keadaan darurat gempa bumi.

Hospital is a Hospital X as one of public service institutions that can not be separated with the possibility of a case of fire, earthquake, accident, or other catastrophe. Data from BMKG in October 2011, an earthquake occurred in Bali there are about three hospitals damaged but no casualties in the quake.
This study aims to determine the state of emergency preparedness in the face of the earthquake. Based on data collection and processing of data, both primary data and secondary data, it is known that X has not been fully Hospital has an emergency preparedness in dealing with earthquakes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Kurniasih Rahmawati
"Tesis ini membahas mengenai (adverse event) yang terjadi di Unit Gawat Darurat RS Bhinaka Bakti Husada bnlan Oktober-November 2009. Bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kontribusi yang mempengaruhi kejadian tidak diharapkan tersebut yang bennanfaat bagi rumah saki! untuk mengelola manajemen risiko dengan memberikan pelayanan yang aman dan mengutamakan keselamatan pasien. Upaya maminimalkan resiko akan melindungi rumah sakit dari tuntutan yang meningkat terhadap rumah sakit akhir­ akhir ini Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desaln deskriptif analitik. Kesirnpulan penelitian memberikan gambaran factor kuntribusi langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi kejadian tidak diharapktm Saran untuk rumah sakit untuk meningkatkan upaya pengelolaan manajemen resiko melalui peningkatan kualitas pelayanan dan peran serta staf.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T21067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Pranata
"ABSTRAK
Pendahuluan Di RSCM algoritme penanganan pasien trauma belum ada. Waktu yang dibutuhkan untuk penanganan pasien trauma juga tidak pernah tercatat dengan baik. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui rerata waktu penanganan pasien trauma di ruang resusitasi RSCM. Selain itu, mortalitas akibat trauma juga dicatat.
Metode Semua pasien trauma yang masuk ke ruang resusitasi RSCM pada bulan Juni-November 2012 diikutsertakan. Waktu yang dibutuhkan mulai dari pasien masuk ruang resusitasi sampai primary survey dan tindakan diagnosis yang dibutuhkan serta waktu sampai pasien keluar dari ruang resusitasi baik ke kamar operasi maupun ke ruang rawat juga dicatat. Mortalitas yang terjadi di rumah sakit pasca trauma juga dicatat.
Hasil Selama periode penelitian tercatat ada 41 pasien trauma yang masuk ke ruang resusitasi RSCM. Rerata waktu yang dibutuhkan mulai dari pasien masuk ruang resusitasi sampai primary survey selesai dikerjakan adalah 10(5-60) menit; sampai hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan adalah 55(5-185) menit; sampai hasil pemeriksaan rontgen didapatkan adalah 30(15-210) menit; sampai hasil pemeriksaan USG didapatkan adalah 12,5(5-30) menit; sampai hasil pemeriksaan CT-scan didapatkan adalah 75(15-360) menit. Rerata waktu yang dibutuhkan mulai dari pasien masuk ruang resusitasi sampai dikirim ke kamar operasi adalah 222,5(25-660) menit; sampai dikirim ke ruang rawat tanpa melalui operasi adalah 1440(170-1440) menit. Mortalitas yang terjadi di rumah sakit pasca trauma adalah 41,4%.
Kesimpulan Rerata waktu penanganan pasien trauma di ruang resusitasi RSCM, baik untuk tindakan diagnostik maupun operasi emergensi masih lebih dari 60 menit. Mortalitas pasien pasca trauma 41,4%. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi hubungan antara waktu penanganan pasien dengan mortalitas pasien.

ABSTRACT
Introduction In Cipto Mangunkusumo Hospital trauma algorithm is not available yet. The time spent to manage trauma patients in the resuscitation room also hasn’t been recorded very well. Aim of this study is to analyze how much time needed in the resuscitation room to manage trauma patients. The mortality follow is also recorded.
Methods All consecutive trauma patients who went to the resuscitation room during June to November 2012 are included. The time spent between admission to the resuscitation room until primary survey and diagnostic procedure be done also until patients exit the resuscitation room whether to the operating room or straight to the ward were recorded. In hospitality mortality were also recorded.
Results During the study, there were 41 trauma patients went to the resuscitation room. Median time spent between admission until primary survey was finished was 10(5-60) minutes; until blood work results finished was 55(5-185) minutes; until x-ray results finished was 30(15-210) minutes; until USG results finished was 12,5(5-30) minutes; until CT-scan results finished was 75(15-360) minutes. Median time spent between admission until exiting to the operating room was 222,5(25-660) minutes; until exiting to the ward without operation was 1440(170-1440) minutes. In hospitality mortality was 41,4%.
Conclusion The time spent in the resuscitation room to manage trauma patients both to do the diagnostic procedure and emergency operation was still more than 60 minutes. In hospital mortality was 41,4%. Further study needed to analyze the relationship between those two things."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harsono Santoso
"Bagian Gawat Darurat merupakan pintu gerbang dan cermirmya suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan cepat, tepat, profesional tanpa mengabaikan keamanan pasien. Dengan kompleksnya permasalahan yang ada maka perlu diadakan penelitian untuk mengetahui gambaran pengelolaan pelayanan serta faktor input dan faktor proses yang mempengaruhi pengelolaan pelayanan di Bagian Gawat Darurat R S RK. Cbaritas Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan pemecahan masalah yang di!akuk.an di BGD RS RK Cbaritas pada bulan Maret sampai April 2008 melalui wawaneara mendalarn, observasi langsung, dan telaah dokumen.
Hasil penelitian dengan mempergunakan problem priority matrix untuk memprioritaskan pemecahan masalah berdasarkan besarnya manfaat yang diperoleh dengan usaha yang dibutuhkan maka didapatkan lima permasalahan yang menduduki tiga rangking pertama yaitu lamanya waktu penjemputan pasien rawat inap, kualitas dokter jaga dan perawat BGD yang kurang jumlah perawat BGD kurang, pelaksanaan triase belum baik di BGD RS RK Charitas Palembang.
Disarankan adanya kordinasi antara direktorat medis dan keperawatan untuk mempercepat proses penjemputan pasien rawat inap, memberikan pendidikan dan pelatihan untuk dokter jaga dan perawat BGD, menambah tenaga perawat BGD mempertegas pelaksanaan triase dan membuka poli insidentil dekat BGD pada saat poli rawat jalan tutup.

The Emergency Department (ED) has already known as the gateway and the reflection of services given by the hospital which is suppose to be fast accurate and qualified without neglecting the pntient's safety. As the problem is more and more complicated regarding to services at the ED, therefore, a study is needed in order to explore how the quality of the service management is, as well as the input and process factors influenced at the ED of RK Charitas Hospital of Palembang. The research is a qualitative study with the Problem Solving Approach as the strategy of the study. The study is carried out at the ED of RK Charitas Hospital from March to April 2008 with an in-depth interview, direct observation and documents assessment (secondary data exploration), as the method of infonnation eolleetion.
The study is using the Problem Priority Matrix in order to find the problem solving prioritizing base on the magnitude of benefit yielded from effort required. There are five problems in the three first order, namely ; time for picking-up inpatient care at the ED still too long, inadequate quality of doctor and nurse at the ED, in adequate amount of nurses, and inadequancy on triase implementation at the ED of RK Charitas Hospital of Palembang.
It was suggested the existence of coordination between medical directorates and nursing to minimize time of patient?s transfer from ED to inpatient care unit, giving education and training for doctor and nurse at ED, adding nurse worker at ED, assuring triase implementation and opening an incidental unit near ED at the time of outpatient unit is closed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T11520
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Juana
"Rumah sakit merupakan organisasi yang padat modal, padat karya, padat sumber daya dan sarat akan resiko-resiko. Bagi rumah sakit yang tidak mempersiapkan diri untuk mencegah kejadian-kejadian yang berpotensi teJjadinya resiko medis akan mengalami tuntutan hukum dan mengalami kerugian-kerugian secara finasial. Pengelolaan dan antisipasi resiko medis harus ditunjang oleh pengetahuan, sikap dan hubungan sosial tenaga kesehatan mengenai kesalahan medis untuk menghlndari dampak yang mcrugikan pasien tenaga kesehatan dan rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan hubungan sosial tenaga kesehatan terhadap kesalahan medis serta mengetahui keadaan sarana dan prasarana di unit gawat darurat. Penelitian dilakukan di rumah sakit Bhakti Husada dengan 10 informan yang terdiri dari para Kepala Ruang unit gawat darurat, Ketua Tim Perawat unit gawat darurat, dokter pelaksana dan perawat pelaksana. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan metode kuantitatif yang kemudian dilakukan wawancara mendalam, telaah dokumen dan pengisian kuesioner. Analisis data dilakukan dengan membandingkan basil penelitian dengan teori-teori kepustakaan(Content analysis).
Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar informan untuk pengetahuan mengenai defenisi, macam tipe dan proses serta sumber-sumber kesalahan medis medis secara umum pengetahuan tenaga kesehatan telah satu pendapat atau satu persepsi terhadap kesalahan medis. Untuk sikap informan mengenai dampak dan upaya-upaya pencegahan kesalahan medis mempunyai respon yang positip dengan mendukung program keselamatan pasien yang telah dilakukan rumah sakit Bhakti Husada.
Hubungan sosial tenaga kesehatan secara umum mereka sudah terbentuk dalam hal komunikasi antar tenaga kesehatan sudah terjalin baik dan berkelanjutan dengan adanya forum diskusi sebagai upaya membentuk kebersarnaan dan satu pendapat dalam melakukan tindakan medis dan menunjukkan adanya hubungan yang timbal balik dengan saling memberi dan mengawasi dalam setiap melaksanakan tugasnya.
Dari hasil penelitian ini disaraukan untuk manajemen rumah sakit lebih memperhatikan unit gawat darurat dalam memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dalam dalam hal fasilitas dan peralatan medis, meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dengan memberikan pelatihan-pelatihan keselamatan pasien secara periodik. Peran kepala ruang unit gawat darurat diharapkan lebih meningkatkan pengawasan pelaksanaan (Standard operating procedure) SOP sebagai upaya mengetahui hal-hal apa saja yang selama ini dilakukannya yang dapat berpotensi menimbulkan kesalahan medis.

Hospital is an organization with full of complexity of things and high risk. For several hospitals with un-preparation them selves to avoiding some incidents which has potential high risks probably will get law problem and also will get financial losses. Managerial and anticipating of medical risks, must be completed with good attitude, good knowledge, and good social relationship of medical employees to avoiding incident or action which dangerous for patient, medical employees and also for the hospital it self.
This research is aimed to understand the knowledge, attitude and social relationship of medical employees. Research done in the hospital Bhakti Husada involving 10 (ten) information sources consist from head of emergency room, team leader of nurse, doctors and nurse implementer. Research method used are both qualitative and quantitative method and later make in-depth interview, filling in questioners and document analysis. Data analysis was performed using comparing results of research to literature theory (Content analysis).
It was found of the research that the knowledge of the information about definition, type of medical error and source of medical error were good general. Attitude from information about impact of medical error and prevention of medical error has positive response with supporting patient safety program which has done by the hospital Bhakti Husada. While social relationship of medical employees in general already has good communication and good team work.
From this research, it is advisable for the hospital management more pay attention to emergency room to get standard from health of department about facilities and medical equipment, arrange routine schedule training about patient safety and emergency program. Head of emergency room always supervise the implementation of standard operating procedure to avoid and prevent of medical action which can be occurred as medical error.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T29174
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>