Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarwono Waspadji
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
613.2 SAR d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
613.2 DAF
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pelenkahu, T.B.S.
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
613.2 PEL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Purwiyanto Hariyadi
Bogor: Sotheast asian food science & technology (SEAFAST) Center, 2007
R 612 .3 UPA
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Tiodor
"Sistem Pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah/Badan POM sebagaimana fungsi pengawasan yang dimiliki. Sebagai organ pemerintah Badan POM mempunyai peran panting dalam melakukan fungsi pengawasan sebagaimana telah diberikan kepadanya melalui Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir No. 64 Tabun 2005. Melihat perkembangan ilmu dan teknologi pada hakekatnya proses perubahan orientasi nilai dan pemikiran termaksud selalu berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan social budaya. Kemajuan teknologi informasi dan transportasi serta perkembangan hukum perdagangan internasional sampai pada tahapan dimana transaksi perdagangan hampir tidak lagi mengenal Batas Negara dengan biaya transaksi yang lebih murah, dengan demikian produk-produk farmasi dan makanan dapat menyebar cepat ke wiayah berbagai Negara dan mampu menjangkau seluruh strata masyarakat, oleh karena itulah diperlukan fungsi pengawasan secara tepat dan benar terhadap peredaran obat dan makanan dari hulu sampai hilir dan juga tidak menutup kemungkinan pengawasan obat dan makanan akan ditentukan pengawasan yang berskala nasional dan internasional. Kembali kepada tugas dan fungsi Badan POM, jika dikaitkan dengan program yang menjadi tugasnya, ruang lingkup kegiatan menjadi sangat luas, upaya pegendalian, pengawasan dan pembinaan dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan pengadaan/produksi distribusi, pelayanan dan penggunaan perbekatan farmasi, makanan dan bahan berbahaya bagi kesehatan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Disamping itu upaya pengendalian pengawasan dan pembinaan dilakukan melalui kerjasama dengan sector terkait dengan penekanan pada tugas dan fungsi masing-masing. Dalam tulisan ini akan dijelaskan Badan POM sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen mempunyai fungsi pengawasan terhadap peredaran obat dan makanan terhadap mutu, khasiat dan manfaatnya dari standar yang ditentukan, dimana karena kedudukannya sebagai organ Negara diberikan tugas dan fungsi untuk mengawasi seluruh peredaran obat dan makanan yang mencakup pengawasan dari pre-market sampai dengan post-market artinya pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah sangat Iuas dari hulu sampai ke hilir. Oleh karena itu pengawasan terhadap peredaran obat-obatan dan makanan perlu suatu kerja sama yang baik antara para penegak hukum itu sendiri dengan instansi terkait yang hares menangani bagaimana peredaran obat dan makanan seharusnya yang diatur dan yang diperbolehkan oleh aturan yang berlaku dan oleh sebab itu pemerintah memberikan kepercayaan kepada Badan POM tentang kewenangan pengawasan obat dan makanan diseluruh Wilayah Indonesia melalui keputusan Presides No. 103 Tahun 2001, namun Badan POM bukan merupakan single player, akan tetapi Pemerintah Daerah juga terlibat dalam pengawasan sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang mengaturnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indonesia: HKI, 2002
613.2 BRE b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lumbantoruan, Dian Berdhika Sari
"Sisa makanan adalah indikator standar pelayanan minimal gizi rumah sakit menurut Depkes RI (2008). Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan penampilan makanan dan faktor lainnya dengan sisa makanan biasa pasien kelas 3 Seruni RS Puri Cinere. Penelitian dilakukan selama bulan April dan Mei 2012 dengan desain cross sectional dengan cara work sampling. Pemberian kuesioner kepada pasien untuk mengetahui pendapat tentang penampilan makanan, rasa makanan, ketepatan waktu penyajian dan keramahan petugas penyaji diberikan menurut waktu makan sebanyak 73 kali makan. Sisa makanan diperoleh dengan cara penimbangan setiap waktu makan.
Hasil analisis univariat dengan distribusi frekuensi diperoleh persentase sisa makanan 21.4%, sisa terbanyak sisa makan siang 24,86% dan sisa sayur 29,22%. Hasil analisis bivariat dengan Chi Square diperoleh penampilan makanan dan rasa makanan berhubungan dengan sisa makanan, sedangkan ketepatan waktu penyajian dan keramahan petugas penyaji tidak berhubungan dengan sisa makanan.

Plate Waste is an indicator of minimum service standards of nutrition unit in hospital by Health Ministry of Indonesia (2008). This study showed the relationship among food appearance and other factors with the plate waste of regular diet in the third grade Seruni ward's patients in Puri Cinere Hospital. This study has been done during April and May 2012 with cross sectional study and work sampling. The questionnaire was given to know opinion about food appearance, taste, delivery mealtime and hospitality staff to 73 mealtimes. The plate waste was obtained with weighted during a mealtimes.
The result showed that 21.4% plate waste, most plate waste at lunch time 24.86% and most plate waste in vegetable 29.22%. Chi Square analysis obtained there are relationships among food appearance and taste with plate waste, but there are no relationships among delivery mealtime and hospitality staff with plate waste.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Amrulloh
"Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penerapan sistem keamanan pangan dengan pendekatan prinsip HACCP pada 3 katering masing-masing dengan tipe A1, A2, dan A3 di Kota Depok, Jawa Barat. Waktu penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan desain penelitian deskriptif analitik. Teknik pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasi dan wawancara dengan mengacu kepada daftar tilik. Alat bantu penelitian berupa kamera yang berfungsi untuk menggambarkan kondisi lokasi penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa katering A1 dan A2 belum menerapkan 7 prinsip HACCP pada seluruh tahapan penyelenggaraan makanan mulai dari pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, persiapan dan pengolahan bahan makanan, penyimpanan makanan jadi, pengemasan/penyajian makanan, hingga distribusi makanan. Pada katering A3, hanya tahap penyajian makanan yang telah sesuai dengan prinsip HACCP ideal. Saran dari peneliti, diharapkan ketiga katering terpilih sesegera mungkin menerapkan prinsip HACCP pada seluruh tahapan penyelenggaraan makanan.

The purpose of this study was to analyze the food safety implementation with HACCP principles in each of the three catering type A1, A2, and A3 in Depok, West Java. This study used qualitative method with descriptive analytic design. Data collection techniques used observation and interviews methods with reference to the checklist. This study was helped by camera which is used to describe the condition of the sites.
The results showed that the catering A1 and A2 have not applied 7 principles of HACCP in all phases of food management, among foodstuffs selection, foodstuffs storage, foodstuffs preparation and processing, food storage, food packaging and presentation, and food distribution. At the catering A3, there's only food presentation that has been suitable to the HACCP principles. The author suggests the three catering should apply HACCP principles for all the phase of food management soon.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Mulyono
"Masalah kesehatan akibat makanan yang tidak aman di Indonesia sering terjadi, terutama pada kelompok anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model kolaborasi guru, siswa, dan keluarga (KOGUSIGA) terhadap peningkatan keamanan makanan pada siswa Sekolah Dasar (SD).
Penelitian ini menggunakan disain Quasi Experiment pre-post test dengan menggunakan kelompok kontrol. Sampel guru diambil secara total sampling sebanyak 28. Sampel siswa dan keluarga diambil secara random sampling sebanyak 206, terdiri dari 103 responden kelompok intervensi dan 103 responden kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberi perlakuan berupa proses kelompok yang dilakukan selama 10 minggu sebagai implementasi model KOGUSIGA dengan kelengkapan modul untuk perawat dan guru, buku bacaan untuk siswa dan keluarga, dan buku kerja siswa.
Hasil menunjukkan model KOGUSIGA memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap pengetahuan keluarga (R2=23,7%); pengaruh yang lemah terhadap keterampilan keluarga (R2=1,7%), pengetahuan siswa dan sikap siswa terhadap pemenuhan nutrisi (R2=3,3%; R2=4,5%); serta pengaruh yang sangat lemah terhadap keterampilan siswa (R2=0,1%). Selain itu, model KOGUSIGA juga berpeluang meningkatkan pemenuhan kebutuhan gizi siswa siang hari sebesar 0,5 kali. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa model KOGUSIGA cenderung meningkatkan keamanan makanan siswa. Model KOGUSIGA diharapkan dapat menjadi program intervensi dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan disarankan perawat kesehatan sekolah menjadi koordinatornya.

Food insecurity, especially in school-age children often caused health problems. The purpose of this study was to determine the effect of collaboration model for teachers, students, and families (KOGUSIGA) toward food safety in elementary school students (SD).
This study applied Quasi Experiment design pre - post test with a control group. A total sampling method applied for teachers, while a random sampling for students. There were 28 teachers and 206 students participated. The intervention group (n=103) were given KOGUSIGA model by having process in group as an intervention strategy. It conducted over 10 weeks (April 2014 - June 2014) and supported with modules for nurses and teachers, textbooks for students and families, and student workbook.
The results showed KOGUSIGA model has a strong influence on the family knowledge (R2 =23.7%), but it had weak influence on family skills (R2 =1.7%), students knowledge and attitudes (R2 =3.3%; R2 =4.5%) and a very weak influence on students' skills (R2 = 0.1%). KOGUSIGA model also likely to improve nutritional needs during the day by 0.5 times. It is concluded that KOGUSIGA model tends to promote food safety for students. It is expected that KOGUSIGA model applied under school health nurses? supervision."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
D1873
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>