Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saragih, Ariel Sharonalauda
"Sistem kerja yang baik seperti pengaturan proses kerja yang memperhatikan keserasian antara pekerja, bahan/ material dan peralatan menentukan berjalannya suatu perusahaan. Antara pekerja, bahan/ material dan peralatan yang digunakan mempunyai suatu tingkat risiko tinggi keselamatan kerja yang berasal dari bahaya yang tidak dikendalikan berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja. CITIC Seram Energy Limited sebagai operator minyak dan gas bumi pada area Seram Blok Non Bula mempunyai bahaya dan risiko keselamatan kerja dalam menjalankan operasinya.
Usaha untuk mengatasinya adalah melalui Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dikembangkan melalui Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Penelitian dilakukan untuk menganalisis SMK3 CITIC Seram Energy Limited dan menemukan faktor-faktor berpengaruh terhadap sistem manajemen CITIC Seram Energy Limited. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dimana fokus dari penelitian adalah pelaksanaan SMK3 CITIC Seram Energy Limited dan wilayah penelitian adalah lapangan CITIC Seram Energy Limited.
Disimpulkan bahwa CITIC Seram Energy Limited belum berjalan dengan optimal dan berdasarkan faktor-faktor berpengaruh maka faktor komitmen belum berjalan dengan baik berupa masih adanya perilaku kerja tidak aman oleh operator, belum adanya tenaga ahli HSE seperti Safety Spesialist yang dapat memberikan masukan ke HSE Manager, koordinasi pelaporan yang belum berjalan dengan baik dan belum adanya bentuk awareness dalam pelatihan behavior demikian juga faktor inspeksi tempat kerja belum berjalan dengan baik berupa kurang optimalnya peran tenaga HSE CITIC Seram di lapangan yang mampu menangani seluruh area kerja CITIC Seram yang luas. Sedangkan faktor berpengaruh lainnya seperti faktor komunikasi dan komite K3 serta pengawasan keselamatan kerja telah berjalan dengan baik. Berdasarkan keadaan tersebut maka pada pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja harus dioptimalkan melalui perbaikan komitmen seperti pemberian sangsi yang tegas bagi pekerja yang melanggar ketentuan keselamatan kerja dan award bagi yang mematuhi, penambahan peran safety spesialist berfungsi konsultatif, pembuatan suatu prosedur pelaporan data HSE yang sistematis dan pemberian pelatihan behavior bagi pekerja, peningkatan komunikasi, peningkatan komite K3 dan perbaikan inspeksi tempat kerja seperti penambahan personil HSE di lapangan serta peningkatan pengawasan tenaga kerja.

Good working systems such as setting work processes noticed harmony between labor, materials / material and equipment to determine the passage of an enterprise. Between labor, materials / materials and equipment used have a high level of risk from safety hazards. CITIC Seram Energy Limited as operator of oil and gas in the area Seram Non-Bula Block has hazards and safety risks in the course of operation.
Attempts to overcome this is through the Occupational Health and Safety developed by Health and Safety Management System. The study was conducted to analyze Health and Safety Management System CITIC Seram Energy Limited and found these factors affect the Health and Safety Management System CITIC Seram Energy Limited. The research uses descriptive qualitative approach where the focus of the research is the implementation of Health and Safety Management System CITIC Seram Energy Limited and the study area is the field of CITIC Seram Energy Limited.
It was concluded that CITIC Seram Energy Limited has not run optimally and based on these factors influence the commitment factor has not been going well in the form of the persistence of unsafe work behavior by the operator, not have the expert?s role such as Safety Specialist to provide input to the HSE Manager, the coordination reporting that has not been going well and there is no awareness in the form of training as well as behavior, workplace inspections factors not run well in the form of less optimal role CITIC Seram HSE personnel in the field are capable of handling the entire work area CITIC Seram wide. While other influential factors such as communication and committees factors K3 and safety oversight has been going well. Under these circumstances it is in the implementation of safety management systems and health should be optimized through improved commitment as giving strict sanctions for employees who violate safety rules and the award for comply with, the addition of specialist safety function consultative role, creating a procedure of systematic data reporting HSE behavior and providing training for workers, improved communication, increased committees K3 inspection and repair work such as the addition of HSE personnel in the field as well as increased labor inspection.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T32947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbalus Zaman
"Penerapan management kesclamatan dan kesehatan ke1ja bagi organisasi yang mempekedakan 100 orang atau lebih di indonesia, menjadikan sistem management kcselamatan dan kesehatan kelja belsifat mandatory, tidak demikian dengan di luar Indonesia penerapan sistem management bersifat voluntary. Walaupun bersifat voluntary kesepakatan bisnis global setidalmya merubah Sesuatu yang bcrsifat voluntary menjadi sesuatu keharusan untuk di terapkan bila ingin tetap kompetiti£ GATT (General Agreement on taridk and trade) I994 menyatakan : "Negara anggota tidak boleh membuat ketentuan teknis yang menghambat masulcnya barang-barang di Negara anggota kecuali bagi hal yang menyangkut kepada masalah keselamatan kerja".
Penerapan sistem management keselamatan dan kesehatan kelja di [ndonesia belum di imbangi dengan pemahaman yang baik mengenai esensi sistem management keselamatan dan kesehatan kelja itu sendiri. Sehingga perkembangannya sangat lambat bahkan tetap ditempat. Sistem management keselamatan dan kesehatan kelja sebagai suatu siklus haruslah dipahami oleh setiap organisasi, siklus yang berjalan kearah perbaikan terus menenls hams tetap dliaga, untuk menjalankan, mengembangkan dan menjaga performa haruslah mengetahui jenis dan karakter sistem management keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan. Ada pengertian yang berbeda antara sistem management dan OHSAS 18001, SMK3 DEPNAKER merupakan jenis tipe atau model sistem management keselamatan dan kesehatan ketja, tentu saja hal ini menyebabkan pengembangan keaxarah perbaikan terus menems mcnjadi bias, dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai tipe dan karakter sistem management yang diterapkan. Dengan mengetahui bagaimana karakter dan tipe sistem management yang ditetapkan di organisasi tentu akan menjadi lebih mudah bagi pemegang tanggung jawab untuk melakukan tindakan tindakan kearah perbaikan.
Melihat banyaknya standar standar sistem management yang harus dipenuhi oleh organisasi, Serta kulangnya pemahaman mengenai tipe dan karakter suatu sistem management yang diterapkan oleh perusahaann , mendorong penulis untuk melakuknn kajian terhadap sistem management yang ada khususnya SMK3 yang diterapkan di PT X, dcngan harapan dapat memperoleh gambaran mengenai karakter dan tipe sistem management keselamatan kctja yang ada di PT X. Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam penelitiannya, dcngan mcmanfaatkan pengctahuan , pemahan serta penerapan para karyawan dilapangan sebanyak 80 orang sebagai sample, ditanyakan berbagai pertanyaan melalui kuesioner yang disusun kedalam empat kelompok.
Dari hasil pengolahan jawaban yang diperoleh dengan melakukan dua tahap perhitungan, yaitu pertama menjumlahkan nilai hasil survey, kemudian memberikan peringkat sehingga dapat diperoleh distribusi kecenderungan dari matrik yang ada dengan bantuan SPSS dan uji statistik anova dua arah serla uji signifikasi test freadman diperoleh nilai yang significant saling berhubungan. Dengan framework Gallagher tentang tipology system tipenya diperoleh gambaran keeendenlngan karakter dan system type yang diterapkan di PT X dimana diperoleh kesimpulan bahwa Struktur dan tipe Sistem management keselamatan dan kesehatan ketja di PT X adalah campuran traclisional innovative managementS Strategi pengendalian adalah .nge person, sehingga pendekatan yang dilakukan adalah mclalui mix antara Sophisticated Behavioral approach dan Ummm: act minimtser. Pelaksanaan element program khusus di PT X menggunakan gaya traditional Unsajiz act minimiser dan Traditional engineering and design.

Implementation of Occupational Health and Safety (OHS) for organization that employed 100 people or more in Indonesia, makes the OHS management system mandatory, on the contrary in the foreign country its management system Implementation is voluntary. Even though it is voluntary, the global business agreement at least changed the voluntary to be a compulsion to applied if wants to keep the competitiveness. The GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) 1994 stated: "The member state cannot make technical rules which obstruct incoming goods in the member state unless if concerning about occupational safety problems" OHS safety management implementation in Indonesia haven’t yet completed with good understanding of its OHS management system essence, it caused the improvement arc walk slowly and in fact static.
OHS management system as a cycle should be comprehended by all organization, the continuous improvement should preserve, to run, enlarge and keep the performance, organization should known the adequate type and characteristic of applied OHS management system. There are different understandings between OHS management system of Labour Department (SMK3 DEPNAKER) and OI-[SAS 18001. SMK3 DEPNAKER is type and model of OHS management system, of course this is caused the expansion of continuous improvement becomes difli-action, caused by lack of understanding about type and character of implemented management system. By known how the character and type of applied management system it will be easy for thc stakeholder to do improvement actions.
A large amount standard of management system which should followed by organization and lack of understanding about type and character of the applied management system by the company, encourages the researcher to study management system especially SMK3 which applied by PT. X, to obtain the description about character and management system type of occupational safety in PT. X. The researcher are using descriptive qualitative method in his research, using the knowledge, understanding, and implementation bythe field employee, as 80 persons as sample, asked by various question trough questionnaire which consist in four groups.
The answers are processed with two stage of calculation; first is sums up the value of survey result, then giving rank to obtain trend of distribution fiom the existence matrix with SPSS program and two way ANOVA statistic test and also friedman significant test, the result is interaction or interrelated significant value. From Gallagher’s ii-amework about typology of its type system obtained the descriptive of character trend and applied system type by PT. X. conclude that structure and type of OHS management system in PT. X. is combination of traditional innovative management system. The control strategy is safe person, so the approach used is the mix between sophisticated behavioral approach and unsajé act minimizer. The implementation of special element program in PT.X used traditional style of unsafe ac! minimrlfer and traditional engineering and design.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34234
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Santia Saptinary
"Keselamatan penerbangan merupakan salah satu isu nasional yang sedang menjadi objek pennasalahan dalam dunia keselamatan dan kesehatan ke1ja. Berbagai penycbab dapat saja dgadikan lingkup penelitian dalam mengatasi permasalahan tersebut_ Salah satunya adalah mempertanyakan kembali kualitas sumber daya manusia yang mengoperasikan alctifitas penerbangan tersebut. Keselamatan penerbangan memang menjadi titik awal dan titik akhir dari setiap aktifitas penerbangan. Namun dalam kenyataanya pelatihan yang secara tend adalah kunci daripada penilaian kualitas SDM, tcmyata masih belum memiliki data yang dapat mcmbuktikan keberhasilan pelaksanaan pelatihan.
Dengan pcnelitian ini diharapkan akan mernberikan data awal tentang peranan pelatihan keselamatan dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap keselamatan penerbangan. Pemilihan mang lingkup penelitian pengetahuan dan sikap karena pengaruh daripada pelatihan memang hanya dapat mengukur pengetahuan dan sikap pescrfanya. Sedangkan alat ukm' yang digunakan adalah kuesioner yang diisi oleh peserta secara pre dan post. Artinya terdapat dua kali pengukuran dengan alat ukur yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh intervensi yang dibcrikan yaitu pelatihan.
Hasil yang didapatkan membuktikan bahwa pelatihan yang dibcxikan dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap peserta. Walaupun tidak terdapat detail basil pcnelitian apakah peningkatannya sudah sesuai dengan tujuan ataupun standar secara nasional maupun internasional. Namun pcnelitan ini juga membcrikan bebezapa kesimpulan dan saran yang diharapkan akan terus berlanjut dalam meningkatkan keselamatan penerbangan sebagai salah satu upaya mengaiasi pcrmasalahan yang telah dimmgkapkan diatas.
Kesimpulan dari penelitian ini antara Iain bahwa melalui proses pelatihan, pengetahuan dan sikap individu dapat ditingkatican sesuai dengan tujuan pelatihan secara khusus dan pencapaian program secara umum. Pelatihan sendiri harus diperbaiki dari waktu ke walctu, baik dalam hal metoda maupun matcri pelatihan. Oleh sebab itu, evaluasi pelatihzm harus dilakukan secara berkala. Hal ini sangat pcnting karena pelatihan merupakan elemcn penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakzm aset utama bagi perusahaan penerbangan.

Aviation Safety is a national issue that has become an object in the occupational health and safety world. There are many aspects that can become scope of research in terms of addressing the problem. One of them is to inquire the human resources quality who operate the flight activities. Safety is the starting, as well as the ending, point from each flight. But as a matter of fact, training, that theoretically is the key in judging the human resources ability, still has no information yet that can prove the succeed ofa training.
This research is expected to come up with initial data about the role of safety training in improving the knowledge and flight safety attitude. Knowledge and attitude is chosen under consideration that the impact of training can only measure those two aspects of the trainees. A questioner that is filled by the trainees before and aller training would be measurement instruments. It means that there are two measurements with the same instrument. This is for us to see the impact of intervention that is training.
The result shows that training can improve knowledge and attitude of the trainees, though there is no detail result whether the improvement is already suited with the purpose or national and international standard. However, this research also comes up with conclusions and suggestions that should be continued in improving flight safety as an effort inaddressing the problems mentioned above.
One of the conclusions of this research is that through training process, knowledge and individual attitude can be improved in line with the purpose of the training and generally, program achievements. Training itself should he improved from time to time, both content and method, therefore training evaluation should be conducted frequently. This is very important as it is seen that training is an important element in improving the quality of human resources as main asset for the aviation company.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Regar
"Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja perlu diterapkan guna mencegah terjadinya kecelakaan pada saat kapal beroperasi. Skripsi ini membahas terkait tinjauan SMK3 tenaga kerja pelaut pada PT PELNI Persero dengan jenis penelitian deskriptif. Pada pelaksanaannya, masih ditemukannya kecelakaan kapal PELNI yang disebabkan oleh berbagai faktor. Maka dari itu pentingnya sistem manajemen tersebut untuk diterapkan tenaga kerja pelaut agar meminimalisir terjadinya kecelakaan kapal. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist berdasarkan acuan teoritis yaitu yang dikemukakan oleh Mathis dan Jackson dan dianalisis dengan data primer berupa wawancara mendalam dan data sekunder berupa studi kepustakaan.
Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa sistem manajemen keselamatan dan kesehatan tenaga kerja pelaut pada PT PELNI Persero sudah diterapkan oleh perusahaan. Akan tetapi, karena adanya faktor human error, technical error, dan act of God maka kecelakaan kapal di laut masih terjadi. Human error disebabkan karena masih kurangnya kesadaran dari tenaga kerja pelaut sehingga menyebabkan berbagai jenis kecelakaan diantaranya kapal kandas, kebakaran, tubrukan, kecelakaan individu, dan kebocoran. Technical error disebabkan karena masih terdapat ketidaksesuaian sinkronisasi antara manajemen darat dengan manajemen kapal sehingga pemeliharaan kapal tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Act of God merupakan aspek kecelakaan yang disebabkan dari keadaan tidak dapat dihindari seperi alam dan cuaca yang tidak dapat diprediksi.

Occupational health and safety management systems needs to be implemented to prevent the occurrence of accidents when the ship is being operated. This thesis discusses the related review of occupational health and safety management systems of seafarers at PT PELNI Persero with the type of descriptive research. In the implementation, PT PELNI's ship accident which is caused by multiple factors still can be found. Therefore the importance of the management system to be applied to the work of seafarers to minimize the occurrence of ship accidents. This research uses post positivist approach based on theoretical reference and analyzed with primary data in the form of in depth interview and secondary data in the form of literature study.
The result of this thesis research shows that the management system of marine worker safety and health at PT PELNI Persero has been applied by the company. However, due to the human error, technical error, and act of God that causes the occurrence of shipwreck accidents at sea. Human error is caused by the lack of awareness of the seafarers 39 labor, causing various types of accidents such as aground ships, fires, collisions, individual accidents, and leaks. Technical error is caused because there is still a synchronization mismatch between land management and ship management so that ship maintenance does not run as expected. Act of God is an aspect of accidents caused by unavoidable conditions like nature and unpredictable weather.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Eka Prasetya
"Pekerjaan konstruksi memerlukan perencanaan yang cukup matang, sebab pekerjaan tersebut melibatkan banyak aspek dan tenaga kerja. salah satu hal yang harus diperhitungkan dengan matang adalah keselamatan dan kesehatan kerja, sebab dalam pekerjaan konstruksi resiko terjadinya kecelakaan pada tenaga kerja dan lainnya cukup besar. Kecelakaan tersebut dapat terjadi pada pekerjaan yang berskala kecil hingga yang berskala besar. Kecelakaan yang terjadi dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar baik dari segi biaya maupun dari segi tenaga kerja. Dalam pelaksanaan umumnya para perusahaan konstruksi mengacu pada Program K3 untuk diterapkan pada pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung. Namun ada standarisasi yang lebih baik yaitu Sertifikasi OHSAS 18001:1999 yang berlaku di dunia. Sertifikasi tersebut memiliki tingkat yang lebih tinggi dalam hal standarisasi dibandingkan dengan pelaksanaan Program K3. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari Sertifikasi OHSAS 18001:1999 yang berlaku dan juga mempelajari proses-proses sertifikasi yang dilakukan pada perusahaan konstruksi terutama yang terkait dengan kendala dan manfaat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, dimana studi kasus dilakukan untuk mengetahui proses-proses yang dilakukan perusahaan konstruksi dalam rangka permohonan sertifikasi OHSAS 18001:1999. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara melihat riwayat pekerjaan konstruksi yang dilakukan dan juga dengan teknik wawanara semi terkonstruksi. Dari hasil pengumpulan data tersebut dengan studi literatur yang ada. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan proses sertifikasi masih ditemukan kendala seperti kurangnya kesadaran dan pemahaman dari berbagai pihak, namun dapat dipecahkan dengan cara mengadakan pelatihan yang akan diikuti oleh semua pihak."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didit Ahmad Aditya
"Dalam dunia konstruksi faktor keselamatan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja dari sebuah proyek sehingga dibutuhkan suatu mekanisme sistem manajemen K-3 yang terintegrasi dengan baik. Di Indonesia, pemerintah telah memberlakukan peraturan K-3 sebagai acuan standar bagi para kontraktor. Di luar peraturan yang diterbitkan pemerintah, terdapat pula sebuah sistem manajemen K-3 yang menyeluruh untuk menjaga dan meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku internasional, yaitu OHSAS 18001:1999 (Occupational Health and Safety Assessment Series).
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati proses pelaksanaan sistem manajemen K-3 untuk mengidentifikasi langkah-langkah pelaksanaan OHSAS pada proyek konstruksi, kemudian melakukan penilaian seperlunya sesuai dengan kriteria OHSAS dan melihat hubungannya dengan kinerja K-3 proyek. Untuk tujuan tersebut dilakukan studi kasus pada sebuah proyek bangunan gedung dengan metode wawancara semi terstruktur, observasi lapangan dan penelusuran dokumen. Mengacu pada literatur, disusun 9 prosedur yang akan diamati dari proses tersebut, yaitu Penetapan Struktur Organisasi, Penyusunan Rencana K-3, Pengadaan Sarana dan Prasarana K-3, Pelaksanaan Kegiatan Terkait K-3, Pengukuran dan Pemantauan Kinerja, Pelaksanaan Tindakan Koreksi, Penanganan Kecelakaan Kerja, Pengendalian Bukti Kerja dan Pengendalian Subkontraktor yang terlibat.
Berdasarkan data pemantauan dan pengukuran kinerja, penerapan sistem manajemen K-3 berhasil meningkatkan kinerja K-3 proyek. Berdasarkan hasil wawancara, observasi lapangan dan penelusuran dokumen yang diperbandingkan ditemukan ketidak sesuaian pada beberapa prosedur. Dari seluruh prosedur yang diamati, prosedur yang paling berpengaruh adalah Penetapan Struktur Organisasi, dimana kelemahan prosedur ini menjadi penyebab ketidak sesuaian pada prosedur lain dalam sistem manajemen K-3.

In construction world, occupational safety factor influence project performance greatly, it need a mechanism of occupational health and safety management system that well integrated. In Indonesia, government had enforced rules of occupational health and safety as a standard reference for contractors. Outside the rules that government published, there is also an occupational health and safety management system applied world-wide to keep and improve the quality of occupational health and safety, which is OHSAS 18001:1999 (Occupational Health and Safety Assessment Series). This study aims to observe the management system's implementation applied in construction project in order to identify the steps of the process, asses the process and looking for relations with project safety performance.
For that goal, a case study is executed on a building project by doing semi-structured interviews, field observation and document analysis. Referring to literatures, listed 9 procedures that will be observed from the process, which is Determining Organization?s Structure, Developing Plans, Providing Tools and Facilities, Executing Activities and Programs, Measuring and Observing Performance, Enforcing Correction Acts, Handling Accident Case, Controlling Work Evidence and Controlling Subcontractors Involved.
Based on performance's measurement, implementing the management system had proofed to successfully improve the level of occupational health and safety of the project. Based on comparing the results of interviews, observations and analysis, some non conformances were found on several procedures. From all procedures observed, one that influence other mostly is Determining Organization?s Structures, where weakness of this procedure causes non conformances in other procedures.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Retno Wulandari
"Penelitian ini membahas tentang gambaran evaluasi implementasi Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (SMK3L) di laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja di laboratorium. Penelitian ini bersifat semi kuantitatif dengan desain studi deskriptif.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui evaluasi implementasi SMK3L di laboratorium FMIPA UI. Hasil penelitian didapatkan pemenuhan aspek SMK3L yaitu kebijakan dan komitmen K3L (31,2%), perencanaan (22,7%), implementasi (49,2%), pemeriksaan (17,7%), dan tinjauan manajemen (0%). Diharapkan agar FMIPA UI dapat mempertimbangkan saran yang diberikan untuk SMK3L di laboratorium.

This study examines about a descriptive evaluation of the implementation of Safety, Health, and Environment Management Systems (SHEMS) in the laboratory of mathematics and sciences faculties of Universitas Indonesia (FMIPA UI) in an effort to prevent accident in the laboratories. This research is a semi quantitative with a design of descriptive study.
The purpose of this study is to recognize the evaluation of the SHEMS implementation in the laboratory of FMIPA UI. The result shows that acquirements of the SHEMS for aspect are SHE policy (31,2%), planning (22,7%), implementation (49,2%), checking (17,7%), management review (0%). It is suggested that FMIPA UI should consider recommendations given to SHEMS in the laboratories.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Fadyanti
"Skripsi ini membahas tentang proses pembuatan pagar teralis di Bengkel Las Sampurno yang memiliki berbagai hazard yang ada di area kerja sehingga terdapat berbagai risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada proses kerjanya. Untuk itu, dibutuhkan penilaian risiko pada tiap tahapan proses pembuatan produk untuk mengetahui tingkat risiko kerja sehingga kedepannya dapat dilakukan pengelolaan dan pengendalian risiko tersebut dengan baik sesuai dengan risiko yang ada. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional. Analisis yang digunakan yaitu analisis risiko kualitatif. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa pada proses pembuatan pagar teralis besi di BL Sampurno memiliki tingkat risiko yang berdampak pada pekerja sehingga diperlukan pengendalian risiko khususnya untuk risiko yang tidak dapat diterima (tinggi dan ekstrim) untuk menekan terjadinya kecelakaan pada pekerja.

The focus of the study is the process of making iron rail in Bengkel Las Sampurno which has a variety of hazards in the work area so that there are a variety of safety and health risks in the working process. Therefore, the required risk assessment at every stage of the product creation process to determine the level of risk to do the work so that future risk management and control of the well in accordance with the existing risks. This research uses descriptive observational method. The analysis is qualitative risk analysis. The results of this study suggest that the process of making iron trellis fence in BL Sampurno have a level of risk that impact on workers so that necessary risk control in particular to an unacceptable risk (high and extreme) to suppress the occurrence of accidents to workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64971
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Kusuma Wardani
"Persepsi karyawan terhadap implementasi sistem manajemen K3 adalah pandangan karyawan terhadap apa yang diberikan perusahaan yang bertujuan agar karyawan terjamin keselamatan dan kesehatan kerjanya. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap implementasi sistem manajemen K3 di PT X. PT. X merupakan perusahaan distributor alat berat yang memiliki tingkat bahaya dan risiko yang cukup tinggi bagi karyawan yang bekerja di lapangan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Dengan jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 133 orang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. PT. X telah menerapkan sistem manajemen K3 di seluruh area kerjanya dengan mengintegrasikannya berdasarkan OHSAS 18001 dan PP No.50 tahun 2012.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa persepsi karyawan PT. X terhadap implementasi sistem manajemen K3 secara umum masih kurang baik. Dari hasil kuesioner diperoleh bahwa dari 133 responden yaitu sebanyak 69 orang (51,9%) memiliki persepsi kurang baik tentang implementasi sistem manajemen K3 dan 64 orang (48,1%) yang memiliki persepsi baik tentang implementasi sistem manajemen K3. Disarankan agar perusahaan memberikan sosialisasi kepada seluruh karyawan tentang SMK3 khususnya mengenai manfaat penerapan SMK3 bagi perusahaan, peran serta karyawan dalam penerapan SMK3.
Meninjau kembali dan menginformasikan kepada karyawan tentang pencapaian tujuan, sasaran dan program-program K3 dalam pertemuan tinjauan manajemen. Mendeskripsikan dengan jelas tugas dan fungsi masing ? masing anggota P2K3 serta meningkatkan pengawasan terhadap kehadiran pengurus terhadap rapat-rapat yang diadakan sehingga pelaksanaan SMK3 oleh P2K3 dapat lebih efektif. Serta menjaga kesinambungan pelaksanaan SMK3 yang telah ada di perusahaan sehingga senantiasa diperoleh tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan produktifitas dapat ditingkatkan.

Employee perceptions of implementation occupational health and safety management system (OHSMS) is the view of employees to what is given the company aims to secure the safety and health of employees work. The main objective of this study was to determine the employees' perception of the implementation occupational health and safety management system at PT. X. PT. X is a heavy equipment distributor that has the level of hazard and risk is quite high for employees working in the field. This research is descriptive analytic. With the number of respondents involved in this study as many as 133 people. This study was conducted using questionnaires. PT. X has implemented an occupational health and safety management system throughout the work area by integrating based on OHSAS 18001 and PP 50 in 2012.
The results of the study showed that the employees perceptions of implementation occupational health and safety management system at PT. X in general is still not good. From the questionnaire results showed that of the 133 respondents as many as 69 people (51.9%) had a poor perception of the implementation of OHSMS and 64 (48.1%) who have a good perception of the implementation of OHSMS. It is recommended that the company provide socialization of all employees about the benefits of applying OHSMS especially for the company, the participation of employees in the application of OHSMS.
Reviewing and inform employees about the achievement of goals, objectives and OHS programs in management review meetings. Describe clearly the duties and functions of each member Committe of OHS and increasing supervision of the presence of officials of the meetings are held so that the implementation OHSMS by committee can be more effective. As well as maintain the continuity of the implementation OHSMS that already exist in the company so always obtained workplace that is safe, comfortable, healthy and productivity can be improved."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Monicasari
"ABSTRAK
Perundang-undangan mengatur mengenai Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) disetiap perusahaan guna melindungi pekerja/buruh dari ancaman kecelakaan
yang mungkin timbul di tempat kerja. Program K3 itu sendiri harus diterapkan
kepada seluruh pekerja/buruh. Dalam kenyataannya jaminan atas kecelakaan kerja
yang menimpa pekerja/buruh yang dialih daya/outsourcingkan hanya dibebankan
kepada satu pihak dan menimbulkan ketidakpastian yang selanjutnya akan dibahas
dalam pokok permaslahan yang diangkat dalam skripsi ini. Penelitian dalam skripsi
ini menggunakan bentuk metode penilitian yuridis-normatif yang mengacu pada
norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penulis juga melakukan serangkaian wawancara untuk digunakan sebagai data
pendukung. Adapun tujuan penulisan skripsi ini untuk mengetahui status hukum
pekerja alih daya/outsourcing dan pihak yang harus bertanggungjawab atas
kecelakaan kerja yang menimpa pekerja/buruh alih daya/outsourcing.

ABSTRACT
Every company has to make Occupational Health and Safety regulation to protect
their employee from accident that can happened while they are working.
Occupational Health and Safety programs itself should be applied to all
workers/laborers. In fact, the guarantee on accidents that befall workers/laborers who
converted only being charged to one side and cause uncertainty which is further
discussed in problems that is raised in this thesis. The research in this thesis using the
method of juridical-normative reference to legal norms a series of interviews to be
used as supporting data. The purpose of writing this essay is to determine the legal
status of outsourcing workers/laborers and the parties shall be liable for accident that
befall to outsourcing workers/laborers."
2016
S65358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>