Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Patricia Novida
"Dewasa ini terapi radiasi merupakan salah satu cara pengobatan yang dipilih dalam menangani penyakit kanker. Hal ini disebabkan karena sifat sel kanker yang sensitif terhadap radiasi. Akan tetapi, di antara sel-sel darah, ternyata limfosit juga bersifat radiosensitif, sehingga penggunaan terapi radiasi pada penderita kanker dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada jumlah dan fungsi limfosit yang selanjutnya berpengaruh pada reaksi imunitas selular. Pada penelitian ini telah dilakukan pemeriksaan reaksi imunitas selular secara in vitro dengan uji tranformasi limfosit terhadap stimulator PHA, serta penghitungan jumlah limfosit dan jumlah leukosit pada 30 orang penderita kanker payudara yang menjalani terapi radiasi. Pengamatan dilakukan sebelum penderita tersebut mandapat radiasi, dan selama terapi radiasi, yaitu setelah terapi radiasi berlangsung 2 minggu dengan dosis total 2000 rad, setelah terapi radiasi berlangsung 4 minggu dengan dosis total 4000 rad, dan setelah terapi radiasi berlangsung 5 minggu dengan dosis total 5000 rad. Dari hasil analisis varians pada a = 0,01 diperoleh kesimpulan bahwa dosis radiasi mempengaruhi indeks stimulasi, jumlah limfosit, serta jumlah leukosit penderita kenker payudara. Dari uji Newman-Keulspada a = 0,01 diketahui bahwa indeks stimulasi , jumlah limfosit, dan jumlah leukosit selama terapi radiasi berbeda nyata dibandingkan sebelum terapi radiasi. Dengan analisis korelasi didapatkan adanya korelasi negatif antara dosis radiasi dengan indeks stimulasi, jumlah limfosit, serta jumlahleukosit. Bentuk hubungan antara dosis radiasi dengan indeks stimulasi, jumlah limfosit, maupun jumlah leukosit adalah parabola, yang diperoleh dari analisis regresi. Setelah penyinaran berlangsung selama 5 minggu dengan dosis total 5000 rad, baik indeks stimulasi, jumlah limfosit, maupun jumlah leukosit cenderung meningkat kembali; walaupun demikian ternyata peningkatan tersebut tidak berbeda nyata dibandingkan setelah terapi radiasi berlangsung 4 minggu dengan dosis total 4000 rad, maupun setelah terapi radiasi berlangsung 2 minggu dengan dosis total 2000 rad."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Suciarti
"Trastuzumab adalah produk bioteknologi terbaru dalam pengobatan kanker payudara. Antibodi monoklonal ini bekerja langsung pada targetnya yaitu reseptor HER2 (Human Epidermal growth factor Receptor-2). Harga obat ini sangat mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pola pengobatan 61 data rekam medis pasien kanker payudara yang memiliki HER2+ di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta selama periode September 2003 hingga Maret 2006. Hasil dari uji chi-square menggunakan likelihood ratio menunjukkan bahwa ada hubungan antara penjamin biaya pengobatan terhadap jenis pengobatan (p< 0,05). Sedangkan tidak ada hubungan antara pendidikan dengan jenis pengobatan (p>0,05). Hasil survei deskriptif menunjukkan bahwa kelompok usia 40 - 49 tahun memiliki persentase kanker payudara yang memiliki HER2+ terbesar (36,1 %), stadium yang tertinggi persentasenya adalah stadium IV (19,7 %), serta pasien yang mempunyai riwayat kanker keluarga adalah sebanyak 10 dari 17 pasien (58,82 %), sedangkan 44 pasien tidak diketahui datanya."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pentagamavunon-0 or [2,5-bis-(4-hydroxy-3-methoxy- benzylidene), was determined on its on its cytotoxicity,antiproliferative and antiangiogenesis effects in comparation to the effect of its analogue,curcumin(1,7-bis-(hydroxy-3-methoxyphenyl)-1,6 heptadiena-3,5-dion) againts 17-b-estradiol(E) induced human breast cancer cells T47D"
610 SKJ 19:1 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Berdasarkan laporan tahun 1999 Badan registrasi kanker ikatan ahli patologi Indonesia (BRK-IAPI) di Indonesia kanker payudara merupakan keganasan yang menduduki urutan kedua (19,18%) setelah kanker leher rahim....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Melania Meitty Parman
"Moos (1982; Moos & Schaefer, 1986 dalam Sarafino, 1998) mengajukan Teori Krisis, yang mendeskripsikan sebuah variasi dan faktor yang mempengaruhi anak menyesuaikan diri selama krisis, seperti pada saat memiliki sebuah penyakit. Ketiga faktor tersebut adalah fakior penyakit, faktor latar belakang pribadi, dan faktor lingkungan isik
dan sosiai. Ketiga faktor tersebut akan mempengaruhi proses coping anak terhadap leukaemia yang dideritanya. Proses coping itu sendiri diawali dengan penilaian kognitif.
Sarafino (1998) mendifinisikan penilaian kognitif sebagai proses mental dimana anak menilai dua faktor, yaitu: apakah tuntutan mengancam kesejahleraan mereka dan sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi tuntutan situasi tersebut. Anak menilai apa
yang dipertaruhkan, apakah anak berada dalam bahaya atau tidak Hasil penilaian terhadap apa yang diperintahkan memampukan anak untuk melihat apakah transaksi tersebut berhubungan dengan kesejahteraan anak, tidak berbahaya atau memiliki implikasi yang positif dan slresful Sumber daya yang ada untuk memenuhi tuntutan lersebut. Evaluasi pilihan coping dan hambatannya dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya dalam situasi yang serupa, keyakinan umum tentang diri sendiri dan lingkungan, ketersediaan sumber daya yang
dimiliki oleh diri sendlri (kekuatan fisik atau kemampuan pemecahan masalah) dan sumber daya lingkungan (dukungan sosiai atau uang). (Wmbel, Benner & Lazams, 1981 dalam Goldberger & Breznitz, 1982) »
Leukemia adalah suatu keganasan sistem hematopoietic di dalam sumsum tulang yang berupa proliferasi tidak terkendali atau patologi sehingga sistem hematopoietic yang normal terdesak. (Moeslichan, 2002). Leukemia sering ditemukan pada anak berusia
kurang dan 15 tahun. (ACS, 1996; Lazio, 1987; Williams, 1990 dalam Saraiino, 1998)
Sama halnya dengan orang dewasa, leukemia menimbulkan stress pada anak-anak, tetapi anak-anak memiliki kemampuan dan tugas perkembangan yang berbeda dengan orang dewasa. Dengan tingkat stressor yang sama, dan kemampuan kognitif dan bahasa untuk memahami leukemia yang berbeda dengan orang dewasa_ leukemia menjadi stressor yang sulit dipahami oleh anak, walaupun bukan berarti tidak mungkin.
Dengan keterbatasan kemampuannya, penilaian anak terhadap leukemia menjadi menarik untuk diteliti berbungan dengan proses penyesuaian diri mereka dengan leukemia itu sendiri.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang berusaha mendalami pandangan dan pengalaman subyektif anak dalam
menghadapi leukemia dan cara orang tua membantu anak menghadapi leukemia yang dideritanya. Wawancara dan observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, Subyek penelitian ini adalah empat orang anak penderita leukemia
yang menjalani perawatan jalan di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan orang tuanya,khususnya ibu (Dua orang anak perempuan dan dua orang anak laki-laki). Anak sedang menjalani pengobatan kemoterapi fase maintenance.Usia anak subyek penelitian berkisar
antara 9 - 12 tahun. Subyek dalam penelitian ini didiagnosa menderita leukemia pada usia antara 8 sampai 10 tahun. Pemilihan usia 9 - 12 tahun didasarkan pada kemampuan kognilif dan berbahasa anak yang memungkinkan dilakukannya wawancara.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara non-probability sampling atau tidak semua anak yang termasuk dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden. Sampel diambil dengan teknik pengambilan sampel incidental sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian kognitif subyek tidak ditujukan kepada leukemia itu sendiri tetapi pada sesuatu yang terkait dengan leukemia. Subyek melakukan penelitian kognitif terhadap leukemia dalam kaitannya dengan prosedur medis
yang mereka pikir harus mereka lalui, disability yang disebabkan oleh leukemia, sensasi rasa sakit yang leukemia akibatkan dan keterbatasan kegiatan serta makanan-minuman yang dapat mereka nikmati. Subyek lebih memusatkan penilaian kognitif mereka pada
rasa sakit dan disability yang langsung mereka alami akibat leukemia dan tidak pada leukemia itu sendiri. Bila dibandingkan dengan leukemia, tampaknya prosedur medis yang terlibat dalam pengobatan leukemia menjadi suatu hal yang lebih stresful, lemtama BMA.
Dalam membantu anak menghadapi leukemia yang dideritanya, dan hasil
penelitian diketahui bahwa orang tua cenderung untuk lidak memberitahukan kepada anak tentang leukemia yang dideritanya, walaupun akhirnya sikap ini menimbulkan kesulitan
bagi orang tua sendiri dalam membantu anak menghadapi leukemianya.
Dengan hasil penelitian tersebut muncul suatu bahan diskusi tentang bagaimana anak dengan ketidakadaan penilaian kognitif terhadap leukemianya dapat menyesuaikan diri dengan leukemia itu sendiri, Hal ini kembali merujuk pada Teori Krisis yang menyataken bahwa proses coping diawali dengan penilaian kognitif, dimana salah satu
penilaian tersebut adalah penilaian terhadap leukemia yang diderita oleh anak Salah satu kemungkinan penyebab yang memampukan anak menyesuaikan diri terhadap
leukemianya adalah kemampuan kognitif anak juga yang masih lerbatas pada saat ini dan di sini, didukung oleh dukungan sosial yang mereka terima.
Dari hasil penelitian dan diskusi muncul beberapa saran praktis yang ditujukan untuk orang tua, tim medis dan rumah saklt Saran-saran tersebut secara umum diharapkan dapat memberi ide dalam membantu anak menghadapi leukemia yang dideritanya.
Saran metodlogis untuk penelitian lanjulan adalah dengan menambah metode penelitian dengan menggunakan inventori keprbadian dan metode pengambilan data dengan menggunakan hasil karya anak sehubungan dengan leukemia yang dideriianya.
"
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Huda
"ABSTRAK
Cachexia merupakan masalah yang umum dialami oleh pasien kanker stadium
lanjut. Studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dilakukan untuk
memperoleh gambaran tentang pengalaman cachexia pasien kanker stadium lanjut
dan keluarga yang merawat di RS Kanker Dharmais. Data studi diperoleh dari
lima partisipan pasien dan lima partisipan keluarga. Temuan memberikan
informasi rinci tentang pengalaman cachexia pada pasien kanker stadium lanjut
dan keluarga yang merawat dengan enam tema utama yang sama yaitu 1)
pengetahuan yang kurang tentang cachexia, 2) gangguan biopsikososial, 3)
perubahan pola makan, 4) perhatian perawat yang dirasakan kurang oleh pasien
dan keluarga, 5) kebutuhan akan pendidikan kesehatan dan 6) kebutuhan akan
peningkatan fasilitas kesehatan. Pada keluarga terdapat satu tema tambahan yaitu
terjadinya konflik dalam keluarga. Kemampuan dalam melakukan asuhan
keperawatan yang menyeluruh pada akhirnya akan meningkatan status nutrisi
pasien dan mengurangi konflik dalam keluarga.

Abstract
Cachexia is a common problem for cancer patient in end stage.
Phenomenologycal approach of qualitative study was conducted to get illustration
regarding experience of end stage cancer patient with cachexia and their families
who were involved during treatment in the Dharmais Cancer Hospital. Study
result gathered from five participants constituted of five patients and five families.
The current study showed detail information about experience of end stage cancer
patient with cachexia and their families within six main themes, namely : 1) lack
of knowledge about cachexia, 2) Biopsychosocial disturbances, 3) diet pattern
disturbances, 4) lack of attention from nurse, 5) in need of health education and 6)
in need of improvement of health facilities. Particularly within families member
there were additional main theme, namely : conflict in family. Abilities in
establishing holistic nursing care will lead to increase patient nutrition level and
decrease conflict within families."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30951
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhaniyah
"ABSTRAK
Remaja merupakan masa peralihan yang memiliki proses perkembangan yang
berbeda dengan usia anak-anak dan dewasa. Adanya diagnosis kanker pada masa
remaja akan menimbulkan berbagai macam respon fisik dan respon psikologis
bagi mereka. Tujuan penelitian ini ingin mengeksplorasi pengalaman dan
mekanisme adaptasi remaja yang didiagnosis penyakit kanker. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif.
Partisipan penelitian ini terdiri dari tujuh orang remaja dengan penyakit kanker.
Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam berdasarkan tujuan
penelitian. Analisis data hasil wawancara menggunakan tahapan analisis menurut
Colaizzi. Temuan hasil penelitian ini antara lain: respon dan adaptasi fisiologis,
respon dan adaptasi psikologis, dimensi kebutuhan, dimensi sosial, dimensi
konsep diri, dimensi aktivitas, serta harapan dan upaya untuk sembuh.
Rekomendasi hasil penelitian ini ditujukan pada perawat anak yang mungkin akan
berhubungan langsung dengan remaja penderita kanker dalam membantu mereka
untuk menggunakan strategi yang adaptif dalam menghadapi diagnosis kanker
dan efek terapi kanker.

Abstract
Adolescence is a transition period which has a different developmental process
with childhood and adults period. Cancer diagnosis during adolescence can cause
a variety of physical and psychological responses. The purpose of this study is to
explore the experience and adaptation mechanisms of adolescents who diagnosed
with cancer. This study use a qualitative method with descriptive
phenomenological approach. Participants of this study consisted of seven
adolescents with cancer. Data is collected by in-depth interviews. Data is analyzed
according to Colaizzi?s stage data analysis. The findings of this study include:
response and physiological adaptation, response and adaptation of psychological,
adolescence with cancer needs, social dimension, self concept dimension,
dimensions of activity, as well as the hopes and efforts of adolescent cancer to
heal. Recommendations of this study is aimed at pediatric nursing to help
adolescent with cancer in use an adaptive strategy in dealing with cancer
diagnosis and side effects of cancer therapy."
2012
T30942
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nuryanih
"[ABSTRAK
Perawat memegang peranan penting dalam pemberian asuhan keperawatan serta mendampingi
pasien dengan kanker ginekologi selama 24 jam. Pada pelaksanaan, belum semua perawat
melakukan pengkajian psikoseksual ketika memberikan asuhan pelayanan keperawatan untuk
menggali masalah seksual akibat terapi yang dialami oleh pasien kanker. Penelitian ini bertujuan
untuk mengeksplorasi pengalaman perawat yang bekerja diunit ongkologi dalam mendiskusikan
isu seksual dengan pasien dan penyintas kanker ginekologi. Secara keseluruhan fenomena yang
didapatkan dalam penelitian ini adalah suatu gambaran pengalaman perawat dalam
mendiskusikan isu seksual dengan pasien kanker ginekologi. Penelitian dengan metode kualitatif
dengan desain fenomenologi ini melibatkan sampel sepuluh partisipan. Analisa hasil penelitian
dilakukan dengan cara analisa isi dengan menyimpulkan pernyataan partisipan menjadi tema
dalam penelitian. Penelitian ini menemukan lima tema utama yang berkaitan dengan pengalaman
perawat dalam mendiskusikan isu seksual dengan pasien kanker ginekologi yaitu persepsi
perawat tentang pelayanan psikoseksual, hambatan yang ditemukan perawat ketika
mendiskusikan isu seksual dengan pasien kanker ginekologi, menemukan masalah yang
mengganggu seksualitas pada pasien kanker ginekologi, cara/upaya perawat memperoleh
dukungan dalam membantu masalah psikoseksual pada pasien kanker ginekologi, kebutuhan
perawat terhadap implementasi pelayanan psikoseksual pada pasien kanker ginekologi.
Pelayanan psikoseksual pada pasien kanker ginekologi dapat ditingkatkan dengan adanya diskusi
isu seksual dengan pasien kanker ginekologi. Perawat diharapkan dapat melakukan pengkajian
psikoseksual di dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien kanker ginekologi.

ABSTRACT
Nurses play an important role in providing nursing care as well as assisting gynecologic cancer
patients for 24 hours. In fact, not all nurses do a psychosexual assessment when providing
nursing care in order to explore sexual problems related to the cancer therapy experienced by the
patients. This study aimed to explore the experiences of nurses who work in oncology unit in
discussing sexual issues with the patients and survivors of gynecologic cancer. Overall
phenomenon obtained in this study was an overview of nurses? experiences in discussing sexual
issues with gynecologic cancer patients. This study applied a qualitative method with
phenomenological design. The samples were ten participants. The results were analyzed using
content analysis by concluding the participants? statements to become the research themes. This
study identified five main themes related to nurses? experiences in discussing sexual issues with
gynecologic cancer patients, including nurses? perceptions of psychosexual services, the
obstacles found by nurses when discussing sexual issues with gynecologic cancer patients,
finding problems that interfere with sexuality in gynecologic cancer patients, nurses? attempts to
obtain supports in helping psychosexual problems of gynecologic cancer patients, nurses? needs
to the implementation of psychosexual services for gynecologic cancer patients. Psychosexual
services for gynecologic cancer patients can be improved by the presence of sexual issues
discussion with gynecologic cancer patients. Nurses are expected to do a psychosexual
assessment in providing nursing care to gynecologic cancer patients.;Nurses play an important role in providing nursing care as well as assisting gynecologic cancer
patients for 24 hours. In fact, not all nurses do a psychosexual assessment when providing
nursing care in order to explore sexual problems related to the cancer therapy experienced by the
patients. This study aimed to explore the experiences of nurses who work in oncology unit in
discussing sexual issues with the patients and survivors of gynecologic cancer. Overall
phenomenon obtained in this study was an overview of nurses? experiences in discussing sexual
issues with gynecologic cancer patients. This study applied a qualitative method with
phenomenological design. The samples were ten participants. The results were analyzed using
content analysis by concluding the participants? statements to become the research themes. This
study identified five main themes related to nurses? experiences in discussing sexual issues with
gynecologic cancer patients, including nurses? perceptions of psychosexual services, the
obstacles found by nurses when discussing sexual issues with gynecologic cancer patients,
finding problems that interfere with sexuality in gynecologic cancer patients, nurses? attempts to
obtain supports in helping psychosexual problems of gynecologic cancer patients, nurses? needs
to the implementation of psychosexual services for gynecologic cancer patients. Psychosexual
services for gynecologic cancer patients can be improved by the presence of sexual issues
discussion with gynecologic cancer patients. Nurses are expected to do a psychosexual
assessment in providing nursing care to gynecologic cancer patients.;Nurses play an important role in providing nursing care as well as assisting gynecologic cancer
patients for 24 hours. In fact, not all nurses do a psychosexual assessment when providing
nursing care in order to explore sexual problems related to the cancer therapy experienced by the
patients. This study aimed to explore the experiences of nurses who work in oncology unit in
discussing sexual issues with the patients and survivors of gynecologic cancer. Overall
phenomenon obtained in this study was an overview of nurses’ experiences in discussing sexual
issues with gynecologic cancer patients. This study applied a qualitative method with
phenomenological design. The samples were ten participants. The results were analyzed using
content analysis by concluding the participants’ statements to become the research themes. This
study identified five main themes related to nurses’ experiences in discussing sexual issues with
gynecologic cancer patients, including nurses’ perceptions of psychosexual services, the
obstacles found by nurses when discussing sexual issues with gynecologic cancer patients,
finding problems that interfere with sexuality in gynecologic cancer patients, nurses’ attempts to
obtain supports in helping psychosexual problems of gynecologic cancer patients, nurses’ needs
to the implementation of psychosexual services for gynecologic cancer patients. Psychosexual
services for gynecologic cancer patients can be improved by the presence of sexual issues
discussion with gynecologic cancer patients. Nurses are expected to do a psychosexual
assessment in providing nursing care to gynecologic cancer patients.;Nurses play an important role in providing nursing care as well as assisting gynecologic cancer
patients for 24 hours. In fact, not all nurses do a psychosexual assessment when providing
nursing care in order to explore sexual problems related to the cancer therapy experienced by the
patients. This study aimed to explore the experiences of nurses who work in oncology unit in
discussing sexual issues with the patients and survivors of gynecologic cancer. Overall
phenomenon obtained in this study was an overview of nurses’ experiences in discussing sexual
issues with gynecologic cancer patients. This study applied a qualitative method with
phenomenological design. The samples were ten participants. The results were analyzed using
content analysis by concluding the participants’ statements to become the research themes. This
study identified five main themes related to nurses’ experiences in discussing sexual issues with
gynecologic cancer patients, including nurses’ perceptions of psychosexual services, the
obstacles found by nurses when discussing sexual issues with gynecologic cancer patients,
finding problems that interfere with sexuality in gynecologic cancer patients, nurses’ attempts to
obtain supports in helping psychosexual problems of gynecologic cancer patients, nurses’ needs
to the implementation of psychosexual services for gynecologic cancer patients. Psychosexual
services for gynecologic cancer patients can be improved by the presence of sexual issues
discussion with gynecologic cancer patients. Nurses are expected to do a psychosexual
assessment in providing nursing care to gynecologic cancer patients., Nurses play an important role in providing nursing care as well as assisting gynecologic cancer
patients for 24 hours. In fact, not all nurses do a psychosexual assessment when providing
nursing care in order to explore sexual problems related to the cancer therapy experienced by the
patients. This study aimed to explore the experiences of nurses who work in oncology unit in
discussing sexual issues with the patients and survivors of gynecologic cancer. Overall
phenomenon obtained in this study was an overview of nurses’ experiences in discussing sexual
issues with gynecologic cancer patients. This study applied a qualitative method with
phenomenological design. The samples were ten participants. The results were analyzed using
content analysis by concluding the participants’ statements to become the research themes. This
study identified five main themes related to nurses’ experiences in discussing sexual issues with
gynecologic cancer patients, including nurses’ perceptions of psychosexual services, the
obstacles found by nurses when discussing sexual issues with gynecologic cancer patients,
finding problems that interfere with sexuality in gynecologic cancer patients, nurses’ attempts to
obtain supports in helping psychosexual problems of gynecologic cancer patients, nurses’ needs
to the implementation of psychosexual services for gynecologic cancer patients. Psychosexual
services for gynecologic cancer patients can be improved by the presence of sexual issues
discussion with gynecologic cancer patients. Nurses are expected to do a psychosexual
assessment in providing nursing care to gynecologic cancer patients.]"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>