Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Indah Iswanti
"Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif merupakan masalah keperawatan dengan karakteristik ketidakpatuhan klien melakukan regimen pengobatan dalam rutinitas sehari-hari. Ketidakpatuhan dalam pengobatan meningkatkan risiko masalah kesehatan, memperpanjang dan memperburuk kesakitan yang diderita. Terapi perilaku modeling partisipan merupakan suatu strategi meningkatkan kepatuhan dengan memodifikasi perilaku melalui role model perilaku kepatuhan dari seorang modeling.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh terapi perilaku modeling partisipan terhadap kepatuhan minum obat pada klien penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif. Jenis penelitian kuasi eksperimen pre-post test dengan kelompok kontrol, menggunakan 64 sampel (intervensi dan kontrol) dengan instrumen kuesioner kepatuhan.
Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan signifikan kepatuhan minum obat sebelum dan setelah diberikan terapi perilaku modeling partisipan pada kelompok intervensi. Guna mencapai hasil yang optimal maka terapi perilaku modeling partisipan dapat dilanjutkan dengan terapi kelompok suportif.

Inefective therapeutic regiment management is a nursing problem with the characteristic of disobedience in doing treatment regimen in daily activity. Disobedience in therapy raising risk of health problem, prolong and aggravate disease. The Theory of modeling bahaviour participant is a strategy to increase obedience by modifiying behaviour through a role model person.
The aim of this study was to identify the influence of modeling behavior therapy participants on medication compliance. This study was a quasi experimental research of pre-post test with control group, using 64 samples (intervention dan control) with adherence questionnaire.
The result showed there was a significantly difference of the obedience in taking madicine between before and after therapy in intervention group. To reach an optimum result a modeling behavior therapy participants can be pursued to a supportive group therapy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30349
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gobel, Hafni Van
"Motivasi individu dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik dan intrinsik yang akan, menyebabkan individu tersebut terdorong untuk melakukan sesuatu kegiatan. PeneIitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hal-hal yang mempengaruhi motivasi klien menarik diri dalam mematuhi program pengobatan. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi klien menarik diri dalam mematuhi program pengobatan.
Data dianalisa dengan menghitung nilai sentral (mean) dari komponen komponen faktor-faktor yang diukur. Sebanyak 30 orang klien menarik diri yang menjadi responden dapat membaca dan menulis, dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, dalam keadaan sadar dan cukup kooperatif. Alat pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner yang terdiri dari isian tentang demografi dan empat komponen faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor ekstrinsik dan intrinsik.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa dari faktor faktor tersebut ditemukan bahwa faktor dukungan keluarga ( support system ) dan tingkat pengetahuan klien paling berpengaruh pada tingkat kepatuhan klien dalam program pengobatan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5042
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iswanto
"Pendahuluan – Kasus HIV di Indonesia dilaporkan terus meningkat setiap tahunnya, secara kumulatif kasus HIV yang dilaporkan hingga Maret 2022 sebanyak 329.581 orang atau 60% dari estimasi jumlah orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) sebanyak 543.100 orang, sedangkan kasus AIDS sebanyak 137.397 orang atau 25%. Berdasarkan data dan pelaporan dari tahun 2022 dan Sekitar 214.819 orang memenuhi syarat untuk pengobatan ARV. Dari jumlah tersebut, hanya 180.843 orang yang mendapatkan obat ARV dan 39.543 menjalani post-absence care (LFU). Di antara pasien HIV yang menerima ARV, 21,87% adalah pasien yang tidak patuh. Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan peer group support untuk mengurangi stigma negatif dan meningkatkan kepatuhan minum obat ARV di Lapas DKI Jakarta. Metodologi/Pendekatan – Rancangan penelitian ini adalah Quasy Experiment dengan pre test dan post test group. Pada penelitian ini, desain eksperimen yang digunakan adalah one group pretest posttest yang dilakukan sebelum diberikan treatment dan posttest yang dilakukan setelah diberikan treatment, sampel penelitian ini berjumlah 27 orang dengan teknik sampling purposif. Variabel bebas penelitian ini adalah intervensi peer support dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah stigma dan kepatuhan minum obat ARV. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan statistik uji t berpasangan. Hasil: Hasil penelitian dengan uji t berpasangan menunjukkan hasil analisis bivariat sebelum dan sesudah intervensi peer support selisi rerata stigma 4,2 dengan SD 1,9 sedangkan tingkat kepatuhan selisi rerata sebelum dan setelah intervensi 4,8 dengan SD 1,3 setelah di uji statistic stigma dan kepatuhan didapat hasil uji paired tet p value 0,000<0,05 maka terdapat hubungan bermakna antara stigma dan kepatuhan sebelum dan setelah intervensi. Hasil penelitian dengan uji t berpasangan menunjukkan hasil analisis bivariat sebelum dan sesudah intervensi peer support selisi rerata stigma 4,2 dengan SD 1,9 sedangkan tingkat kepatuhan selisi rerata sebelum dan setelah intervensi 4,8 dengan SD 1,3 setelah di uji statistic stigma dan kepatuhan didapat hasil uji paired tet p value 0,000<0,05 maka terdapat hubungan bermakna antara stigma dan kepatuhan sebelum dan setelah intervensi. Implikasi: Hasil penelitian menunjukkan peran peer group terhadap stigma dan kepatuhan pada ODHA dapat membuktikan menurunkan stigma negatif terhadap ODHA dan meningkatkanya kepatuhan minum obat ARV. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi referensi bagi pelayanan keperawatan dalam upaya meningkatnya kepatuhan sehingga mengurangi angka dari HIV menjadi AIDS, mengurangi infeksi oportunistik, meningkatkan jumlah CD 4 dan meningkatkanya qualitas hidup.

Introduction – HIV cases in Indonesia are reported to continue to increase every year, cumulatively HIV cases reported up to March 2022 are 329,581 people or 60% of the estimated number of people living with HIV/AIDS (PLWHA) of 543,100 people, while AIDS cases are as many as 137,397 people or 25%. Based on data and reporting from 2022 and Approximately 214,819 people are eligible for ARV treatment. Of these, only 180,843 people received ARV drugs and 39,543 underwent post-absence care (LFU). Among HIV patients receiving ARVs, 21.87% were non-adherent patients. Purpose – The purpose of this study was to utilize peer group support to reduce negative stigma and increase adherence to taking ARV medication in the DKI Jakarta Prison. Methodology/Approach – The design of this research is Quasy Experiment with pre test and post test group. In this study, the experimental design used was one group pre-test post-test which was carried out before being given treatment and post-test which was carried out after being given treatment, a sample of this the study amounted to 27 people with a purposive sampling technique. The independent variable of this research is Peer support interventions and the dependent variables in this study were stigma and adherence to taking ARV medication. The data in this study were analyzed using the paired t-test statistic. Findings – The results of the study using paired t tests showed that the results of bivariateanalysis before and after peer support interventions had a mean difference of 4.2 with an SD of 1.9 while the average difference in the level of adherence before and after the intervention was 4.8 with an SD of 1.3 after being tested for stigma and statistics. Compliance was obtained from the results of the paired tet test p value 0.000 <0.05, so there was a significant relationship between stigma and adherence before and after the intervention. The results of the study using paired t tests showed that the results of bivariate analysis before and after peer support interventions had a mean difference of 4.2 with an SD of 1.9 while the average difference in the level of adherence before and after the intervention was 4.8 with an SD of 1.3 after being tested for stigma and statistics. Compliance was obtained from the results of the paired tet test p value 0.000 <0.05, so there was a significant relationship between stigma and adherence before and after the intervention. Implication –The results of the study show that the role of peer groups in stigma and adherence to PLWHA can prove to reduce negative stigma against PLWHA and increase adherence to taking ARV medication. It is hoped that the results of this study will become a reference for nursing services in an effort to increase adherence thereby reducing the number of HIV to AIDS, reducing opportunistic infections, increasing the number of CD 4 and increasing the quality of life."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najwa Harlika Chandra
"HIV (human immunodeficiency virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga mengharuskan penderitanya melakukan pengobatan Antiretroviral (ARV) sepanjang hidup penderitanya. Orang dengan HIV (ODHIV) mengalami banyak permasalahan sejak pertama kali terdiagnosis HIV positif, sehingga diperlukan resiliensi atau ketahanan pada diri ODHIV. Peneliti ingin melihat adanya hubungan antara resiliensi ODHIV dengan kepatuhan pengobatan ARV. Resiliensi diukur menggunakan kuesioner The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) dan kepatuhan pengobatan ARV diukur dengan kuesioner Simplified Medication Adherence Questionnaire (SMAQ). Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 107 responden di RSU Pengayoman Cipinang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Hasil analisis menggunakan uji chi-square didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistic antara resiliensi ODHIV dengan kepatuhan pengobatan ARV (p < 0,05). Tingkat resiliensi ODHIV berperan penting dalam menghadapi stres dan permasalahan yang terjadi selama pengobatan berlangsung, sehingga berdampak pada peningkatan kepatuhan pengobatan ARV.

HIV (human immunodeficiency virus) is a virus that attacks the immune system, requiring the sufferer to take Antiretroviral (ARV) treatment throughout their life. People living with HIV (PLWH) have experienced many problems since they were first diagnosed HIV positive, so resilience is needed. The researcher wanted to see the relationship between PLWH resilience and ARV treatment adherence. Resilience was measured using The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) questionnaire and ARV treatment adherence was measured using the Simplified Medication Adherence Questionnaire (SMAQ). The research design used was descriptive quantitative with a cross sectional approach. A total of 107 respondents at RSU Pengayoman Cipinang were selected based on purposive sampling technique. The results of the analysis using the chi-square test showed that there was a statistically significant relationship between PLWH resilience and ARV treatment adherence (p < 0.05). The level of resilience of PLWH plays an important role in dealing with stress and problems that occur during treatment, which has an impact on increasing ARV treatment adherence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Ardiya Putri Wicaksono
"Hipertensi sebagai beban kesehatan paling besar dan terabaikan di dunia membutuhkan upaya kontrol salah satunya kepatuhan minum obat. Perilaku kepatuhan minum obat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh faktor persepsi sehat terhadap kepatuhan minum obat hipertensi. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional kepada 110 responden penderita hipertensi dan dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara varibel persepsi sehat dengan kepatuhan minum obat  pada penderita hipertensi dengan p value 0,204. Pada penelitian selanjutnya, perlu diteliti terkait faktor-faktor yang menghambat kepatuhan minum obat penderita hipertensi.

Hypertension as the biggest and most neglected health burden in the world requires control efforts, one of which is medication adherence. Medication adherence behavior can be influenced by various factors. This study aims to examine the influence of perceived health factors on hypertension medication adherence. This study was an analytic observational study with cross-sectional approach to 110 respondents with hypertension and was analyzed with the chi-square test. The results showed that there was no significant relationship between health perception and medication adherence among hypertensive patient with  p value 0,204. In future research, it is necessary to examine the factors that hinder medication adherence in hypertensive patient."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Nur Fadilla
"Tuberkulosis (TB) membutuhkan pengobatan selama 6-9 bulan secara rutin melalui program Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) dengan pengawasan secara langsung dari Pengawas Menelan Obat (PMO). Peneliti ingin melihat adanya hubungan antara peran PMO berdasarkan persepsi pasien dengan tingkat kepatuhan minum obat. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sebanyak 129 responden di RSP Dr. M. Goenawan Partowidigdo dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Hasil analisis menggunakan uji chi-square didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistic antara persepsi pasien pada peran PMO dengan tingkat kepatuhan minum obat pada pasien TB (p < 0,05). Rumah sakit perlu melakukan follow-up secara berkala untuk menjaga kualitas dan kinerja PMO serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasien, terutama pentingnya pengobatan hingga tuntas.

Tuberculosis (TB) needs 6-9 months of routine treatment through Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) with direct supervision from drug swallowing supervisor (PMO). The researcher wanted to discover the relationship between PMO’s roles according to patient’s perception with the level of drug adherence. This research used cross-sectional descriptive quantitative design. Purposive sampling technique was chosen to select 129 respondents at Dr. M. Goenawan Partowidigdo Hospital. The result analysis using chi-square yielded a statistically significant relationship between patient’s perception of PMO’s role and the level of drug adherence (p < 0,05). Hospitals need to conduct routine follow-ups to maintain the quality and performance of PMO as well as increase patient’s knowledge and awareness, especially regarding the importance of drug adherence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ancilla Renya Damarasri
"Pendahuluan: Diabetes mellitus (DM) merupakan masalah kesehatan global dengan pertumbuhan tercepat di abad ke-21 yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. DKI Jakarta memiliki prevalensi DM tertinggi di Indonesia dan Jakarta Pusat menjadi kota dengan prevalensi DM tertinggi di DKI Jakarta. Beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan klien DM di antaranya adalah dukungan dari keluarga dan kepatuhan minum obat. Tujuan: mengidentifikasi hubungan antara dukungan dari keluarga dengan kepatuhan minum obat pada klien DM di DKI Jakarta. Metode: penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian menggunakan teknik simple random sampling yang melibatkan 109 responden klien DM. Analisis data univariat dilakukan dengan uji proporsi dan analisis bivariat dengan uji Chi-square. Hasil: Analisis Chi-square menunjukkan adanya hubungan signifikan antara dukungan dari keluarga dengan kepatuhan minum obat pada klien DM di DKI Jakarta dengan nilai p value 0,00. Kesimpulan: dukungan dari keluarga memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan minum obat pada klien DM di DKI Jakarta. Rekomendasi: menekankan peran keluarga dalam mendukung kepatuhan klien DM dapat menjadi strategi efektif dalam upaya mengendalikan DM, mencegah komplikasi, dan meningkatkan status kesehatan klien secara keseluruhan.

Introduction: Diabetes mellitus (DM) poses a global health challenge, experiencing the fastest growth in the 21st century, with an annual increase. DKI Jakarta holds the highest DM prevalence in Indonesia and Jakarta Pusat stands as the city with the highest DM prevalence in DKI Jakarta. Several factors influencing the health status of DM clients include family support and medication adherence. Purpose: To identify the relationship between family support and medication adherence among DM clients in DKI Jakarta. Methodology: A quantitative study employing a cross-sectional research design. The research utilized simple random sampling involving 109 DM client respondents. Univariate data analysis was conducted using proportion tests and bivariate analysis utilized the Chi-square test. Result: Chi-square analysis indicates a significant relationship between family support and medication adherence among DM clients in DKI Jakarta, with a p-value of 0.00. Conclusion: Family support has a significant association with medication adherence among DM clients in DKI Jakarta. Recommendation: Emphasizing the role of families in supporting DM client adherence can be an effective strategy in controlling DM, preventing complications, and enhancing the overall health status of clients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmansyah Rabikun
"Penyakit kardiovaskuler masih menempati urutan pertama masalah kesehatan di seluruh dunia. Salah satu jenis penyakit kardiovaskuler yang paling banyak terjadi adalah Hypertensive Heart Disease (HHD). HHD dapat berkembang menjadi Congestive Heart Failure (CHF) jika tidak patuh terhadap pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan pasien dengan HHD. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan 80 responden yang menjalani pengobatan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Poso yang ditetapkan dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan, kepercayaan pada pengobatan, motivasi, dukungan keluarga, dursi pengobatan dan kepatuhan pengobatan pasien dengan HHD. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, penghasilan dan kepatuhan pengobatan pasien dengan HHD. Berdasarkan analisis multivariat, faktor yang paling berhubungan dengan kepatuhan pengobatan pasien dengan HHD adalah kepercayaan pada pengobatan dengan nilai OR = 3,573.

Cardiovascular Diseases is still the number one of health problem in the world. One type of cardiovascular diseases which mostly occurs is Hypertensive Heart Disease (HHD). HHD can evolve in to Congestive Heart Failure (CHF) if the tereatment is violated. . This research was aims at identifying factors related to the medication adherence of HHD patients. The research method used was an analytic study with cross sectional approach involving 80 respondents who underwent treatment in the Poso General Hospital which were determined by purposive sampling . The results of this research showed that there was significant relationship between knowledge, belief in treatment, motivation, family support, duration of treatment and medication adherence of HHD patients. There was no significant relationship between age, gender, income and medication adherence of HHD patients. Based on multivariate analysis , the factor most related to medication adherence of patients with HHD was medication belief with an OR value = 3.573."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabbina Maharani
"Di Puskesmas Kecamatan Cilodong, hipertensi termasuk ke dalam 10 besar penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan tahun 2022. Kasus hipertensi di wilayah kerja Puskesmas juga terus mengalami peningkatan dari tahun 2020 hingga tahun 2022. Namun, masih ditemukan pasien yang tidak patuh minum obat akibat kurangnya kesadaran, lupa, dan tempat tinggal yang jauh dari Puskesmas untuk mendapatkan obat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui determinan perilaku kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi berdasarkan Theory of Planned Behavior (TPB) di Puskesmas Kecamatan Cilodong tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Dalam penelitian ini, terdapat 99 responden yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling serta merupakan pasien hipertensi yang terdaftar di Puskesmas Kecamatan Cilodong, berusia ≥ 18 tahun, dan tidak sedang hamil. Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari-Maret tahun 2024 melalui wawancara secara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan Uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor kepatuhan minum obat responden sebesar 58,75 dari skala 100. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan (p value = 0,001), sikap (p value = 0,001), norma subjektif (p value = 0,005), persepsi kontrol perilaku (p value = 0,001), dan niat (p value = 0,001) dengan perilaku kepatuhan minum obat pasien hipertensi. Akan tetapi, usia, tingkat pendidikan, lama menderita hipertensi, dan riwayat stroke tidak berhubungan signifikan (p value > 0,05) dengan perilaku kepatuhan minum obat pasien hipertensi. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk mendukung kepatuhan minum obat pasien hipertensi, seperti konseling secara menyeluruh, pembuatan sistem pelaporan khusus terkait hipertensi dari kader kepada tenaga kesehatan, dan inovasi agar pasien ingat minum obat.

At Puskesmas Kecamatan Cilodong, hypertension is included in the top 10 most common diseases among outpatients in 2022. Hypertension cases in the work area of Puskesmas also continue to increase from 2020 to 2022. However, there are still hypertensive patients who do not adhere to taking their medication due to lack of awareness, forgetting, and living far from Puskesmas to get medicine. This study aims to determine the determinants of medication adherence behavior in hypertensive patients based on the Theory of Planned Behavior (TPB) at the Puskesmas Kecamatan Cilodong in 2024. This research is a quantitative study with a cross-sectional study design. In this study, there were 99 respondents who were selected using a purposive sampling method and were hypertensive patients registered at Puskesmas Kecamatan Cilodong, aged ≥ 18 years old, and not pregnant. Data collection was carried out in February-March 2024 through direct interviews with respondents using a questionnaire. The data was analyzed using the Chi-Square Test. The results of the study showed that the average respondent's medication adherence score is 58.75 on a scale of 100. The results of the study also showed that there is a relationship between knowledge (p value = 0.001), attitude (p value = 0.001), subjective norm (p value = 0.005), perceived of behavioral control (p value = 0.001), and intention (p value = 0.001) with medication adherence behavior in hypertensive patients. However, age, education level, duration of suffering from hypertension, and history of stroke are not significantly associated (p value > 0.05) with medication adherence behavior in hypertensive patients. Several efforts need to be taken to support hypertensive patients' medication adherence, such as comprehensive counseling, creating a specific reporting system about hypertension from cadres to health workers, and innovation so that patients remember to take their medication."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia;Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia;Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifky Ayu Widyiasari
"Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan serius, terutama pada lansia dengan sistem imun yang melemah. Hal ini, menjadi tantangan besar bagi pemerintah dalam upaya penanggulangan penyakit tersebut. Program pemerintah TOSS TB bertujuan menurunkan angka TB melalui deteksi, diagnosis, pengobatan dan penyembuhan.Penelitian bertujuan mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan dan kepatuhan minum obat TB pada lansia. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, pendekatan study cross sectional. Melibatkan 65 orang lansia usia > 60 tahun yang menjalani pengobatan, alat pengumpulan data yang digunakan kuesioner pengetahuan TB dan MMAS-8 mengukur kepatuhan minum obat, Hasil menunjukkan pengetahuan tinggi 54 responden (83,1%), dan tingkat kepatuhan sedang, 31 responden (47,7%). Lansia yang sedang menjalani pengobatan TB di Puskesmas teridentifikasi memiliki tingkat pengetahuan tinggi, dan kepatuhan minum obat berada pada kategori sedang.

Tuberculosis remains a serious health problem, especially in the elderly with weakened immune systems. This is a big challenge for the government in efforts to overcome the disease. The TOSS TB government program aims to reduce TB rates through detection, diagnosis, treatment and cure. The study aims to identify the level of knowledge and compliance with taking TB medication in the elderly. This research design is descriptive quantitative, cross sectional study approach. Involving 65 elderly people aged > 60 years who are undergoing treatment, data collection tools used TB knowledge questionnaire and MMAS-8 measuring adherence to taking medication, The results showed high knowledge 54 respondents (83.1%), and moderate level of compliance, 31 respondents (47.7%). Elderly people undergoing TB treatment at the Puskesmas were identified as having a high level of knowledge, but adherence to taking medication was in the moderate category. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>