Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 360 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cornelia Riani Iskandar
Abstrak :
ABSTRAK
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan membedakan harta benda perkawinan berupa harta bersama yang diperoleh selama perkawinan dan harta bawaan yang diperoleh masing-masing suami isteri serta berada di bawah penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain. Pada saat atau sebelum perkawinan para pihak dapat membuat perjanjian perkawinan yang memisahkan harta kekayaan mereka sehingga masing-masing mengurus sediri harta baik yang dibawa ke dalam perkawinan maupun yang diperoleh sepanjang perkawinan. Lain halnya jika terdapat penetapan pengadilan yang menetapkan salah satu pihak baik suami maupun isteri berada dalam pengampuan dan tidak dapat mengurus hartanya, sedangkan sidang perceraian sedang berlangsung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat yuridis normatif, dimana penelitian mengacu pada norma-norma hukum yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengaturan harta perkawinan dan perjanjian perkawinan. Data yang dipergunakan adalah data sekunder berupa bahan kepustakaan. Kesimpulan yang diperoleh adalah dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan belum mengatur secara lengkap mengenai harta bersama dan perjanjian perkawinan. Jika melihat tanggung jawab suami sebagai kepala keluarga yang baik maka pengurusan suami terhadap harta benda istri dapat dibenarkan selama perkawinan tersebut belum berakhir. Suami dapat melakukan pengurusan terhadap harta isteri namun apabila setelah pengampuan tersebut berakhir maka suami harus bertanggung jawab terhadap pengurusan tersebut kepada Balai Harta Peninggalan selaku pengampu pengawas. Pengurusan harta tersebut dilakukan semata-mata untuk kepentingan isteri. Apabila terdapat kerugian akibat kelalaian suami maka suami wajib mengganti kerugian tersebut.
ABSTRACT
Law Number 1 of 1974 on Marriage defines two types of marital properties: joint property, which is acquired during marriage, and separate property, which is acquired by each husband and wife and is under each party’s power, providing that it is never stated otherwise. On the occasion of or prior to marriage, both parties may produce a prenuptial agreement which separates their properties, so that they may administer their own properties which were acquired by each party both before or during the marriage. Nevertheless, similar arrangement does not apply when a court’s decision has ruled that one of the parties (either the husband or the wife) is put under the guardianship of her/his spouse and deemed incapable of administering her/his own property, nevertheless, those parties eventually applied for a divorce. This study applies a juridical-normative research approach in which references are made to legal norms stipulated in laws on the management of marital properties and prenuptial agreement. This study utilizes secondary data in the form of literature resources. It concludes that Law Number 1 of 1974 on Marriage does not provide comprehensive regulation on joint property and prenuptial agreement. Based on the assumption that a husband should be a responsible head of his family, which appointed a husband as the guardian of his wife’s property, is justifiable provided that the marriage has not been terminated. During marriage, a husband can administer his wife’s property; however, when the marriage is terminated, he has to be deemed responsible for anything related to the said property during his guardianship to Balai Harta Peninggalan as a supervisor guardians. He must administer the property only for the benefit of his wife. Should there be any damage or loss due to his negligence, he is required to perform indemnification.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T39055
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asyari
Abstrak :
Investigate the optical properties and structures of CdS thin film as functions of deposition rate and annealing process, it was made the CdS thin film on the substrate glass by thermal co-evaporation CdS+S methode.To investigate the optical properties and structures of CdS thin film as functions of deposition rate and annealing process, it was made the CdS thin film on the substrate glass by thermal co-evaporation CdS+S methode. The deposition rates were adjusted to 4 A/s, 8 A/s, 12 A/s and 16 A/s and the annealing temperatures were to 200 °C, 300 °C and 400 °C- The thickness of thin films were around 7000 A. The optical constant and band gap energy were calculated from the Reflectance ( R ) and Tansmittance (T) by using O.S. Heavens formula. The value of R and T were obtained from UV-VIS Spectrofotometre with the wavelength from 400 inn to 800 run. From the calculations it was found that the deposition rate affected the optical properties and structures. At wave length 550 nm, the deposition rates 4 A/s, 8 A/s, 12 A/s and 16 A/s give the real refractive index n 2.534; 2.503; 2.46; 2.505 respectively and the absorption coefficient a 1.15 x 103, 5.96 x 103, 4.38 x 103, 7.33 x 103 /cm respectively and the band gap energy 2,46 eV, 2,44 eV, 2,42. eV, 2.40 eV respectively and the grain sizes 816 4 A, 291.5 A, 256.7 A, 251.1 A respectively. The annealing process to 200 °C, 300 0C and 400 0C also affected the optical properties and structures. At deposition rate 4 A/s the process without annealing, annealing to 200 °C, 300 °C and 400 °C give the real refraction index 2.513, 2.56, 2.54, 2.53 respectively and the absorption coefficient l .15x 103, 6 x 103, 7 x 103, 4 x 103 /cm respectively and the band-gap energy 2.46 eV, 2,43 eV, 2,40 eV, 2,42 eV respectively. At deposition rate 8 A/s the process without annealing, annealing to 200 °C, 300 °C and 400 0C give the real refraction index n 2.503, 2.527, 2.504, 2.505 respectively and the absorption coefficient 5.96x103, 6.5 x I03, 7.17 x l03 , 3-37 x 103 /cm respectively and the band gap energy 2,44 eV, 2,43 eV, 2.40 eV, 2,41 eV respectively. At deposition rate 12 A/s the process without annealing, annealing to 200 °C, 300 °C and 400 0C give the real refraction index n 2.46, 2.546, 2.495, 2.485 respectively and the absorption coefficient 4.38 x 103, 1.27 x 103, 0.15 x 103, 0.23 x 103 /cm respectively and the band gap energy 2.42 eV, 2,42 eV, 2,43 eV, 2,44 eV respectively. At deposition rate 16 A/s the process without annealing, annealing to 200 °C. 300 °C and 400 0C give the real refraction index n 2.505, 2.498, 2.499, 2.497 respectively and the absorption coefficient 7.33 x 103, 2.9 x 103, 1.7 x 103, 1.95 x 103 1cm respectively and the band gap energy 2,40 eV, 2,41: eV, 2,4.2 eV, 2,43 eV respectively. The c3-stall structures of thin film are found to be hexagonal with preferred orientation (002). The annealing processes affect the grain size. At the deposition rate 4 A's, the annealing process to 400 °C changed the grail? size from 816 A to 193,5 A. At the deposition rate 8 A/s, the amtealing process to 400 0C changed the grain size from 291,5 A to 168 A. At the deposition ratel2 A/s, the annealing process to 400 °C changed the grain size from 256,7 A to 198,2 A. At the deposition rate 16 A/s, the annealing process to 400 °C also changed the grain size from 251,1 A to 235,9 A.
Guna mengetahui perubahan sifat optis dan struktur terhadap laju deposisi pembuatan lapisan tipis dan juga terhadap anil, dibuat lapisan Cds dengan co-evaporasi termal CdS dan S diatas substrat kaca. Laju deposisi dibuat pada 4 A/s, 8 A/s, 12 As dan 16 A/s. Anil dilakukan pada setiap laju deposisi dengan 3 macam teinperatur yaitu: 200 0C, 300 oC dan 400 0C_ Ketebalan lapisan yang dibuat berkisar 7000 A. Konstanta optis yaitu koefisien absorpsi dan indek bias dihitung dari reflektansi R dan transmisi T berdasarkan metode fungsi minimal dengan menggunakan persamaan O.S. Heavens. Dad kurva koefisien abrsoipsi terhadap energi foton dibuat lebar pita terlarang CdS. Pengukuran nilai R dan T dilakukan dengan alat UV-VIS Spektrofotometer pada panjang gelombang 400 nm - 800 nm. Dari penelitian didapatkan bahwa laju deposisi mempengaruhi sifat optis material. Didapatkan nilai indek bias nyata pada laju deposisi 4 Als, 8 A/s, 12 A/s dan 16 A/s pada panjang gelombang 550 nm masing masing 2,534; 2,503; 2,46; 2,505 dan koefisien absorpsi masing-masing adalah 1,15 x 103; 5,96 x 103; 4,38 x I03; 7,33. x 103 /cm dan lebar pita terlarang masing-masing adalah 2,46 eV, 2,44 eV, 2.42 eV dan 2,40 eV. Besar butir menurun dengan meningkatnya laju deposisi. Besar butir pada laju deposisi 4 Als. 8 A/s, 12 AN dan 16 A/s berturut-turut adalah 816 A , 291,5 A, 256,7 A dan 251,1 A. Proses anil memberikan basil bahwa dari suhu 200 0C sampai 400 oC terjadi perobahan sifat optis dan struktur. Pada laju deposisi 4 A/s berturut-turut untuk proses tanpa anil, anil 200 0C, 300 oC dan 400 oC indek bias nyata n adalah 2,513; 2,56; 2,54 dan 2.53 dan nilai koefisien absorpsi adalah 1,15x103; 6 x 103; 7 x 103; 4 x 103 /cm dan lebar pita terlarang adalah 2.46 eV, 2,43 eV, 2,40 eV dan 2,42 eV. Piida laju deposisi 8 A/s berturut-turut untuk proses tanpa anil, anil 200 0C, 300 oC dan 400 oC indek bias nyata n adalah 2,503; 2,527; 2,504 dan 2,505 dan nilai koefisien absorpsi adalah 5.96x 103; 6,5 x 103; 7,17 x 103; 3,37 x 103 /cm dan lebar pita terlarang adalah 2,44 eV, 2,43 eV, 2,40 eV dan 2,41 eV. Pada laju deposisi 12 A/s berturut-turut tmtuk proses tanpa anil, anil 200 0C, 300 'DC dan 400 oC indek bias nyata n adalah 2,46; 2,546: 2,495 dan 2,485 dan nilai koefisien absorpsi adalah 4,38 x 103; 1,27 x 103; 0,15 x 103; 0,23 x 103 /cm dan lebar pita terlarang adalah 2.42 eV, 2,42 eV, 2,43 eV dan 2,44 eV. Pada laju deposisi 16 A/s berturut-turut untuk proses tanpa aril, aril .200 0C, 300 oC dan 400 0C indek bias nyata n adalah 2,505; 2,498; 2,499 dan 2.497 dan nilai koefisien absorpsi adalah 7,33 x 103; 2,9 x 103; 1,7 x 103; 1,95 x 103 /cm dan lebar pita terlarang adalah 2,40 eV, 2,41 eV, 2,42 eV dan 2,43 eV. Stniktur kristal lapisan tipis CdS yang terbentuk adalah heksagonal dengan prefi-'rred 0i-lank-Ilion (002). Proses anil inerubah besar ukuran butir. Pada sampel dengan laju deposisi 4 A/s anil 400 oC inerubah besar butir dart 816 A ke 193,5 A. Sampel dengan laju deposisi 8 A/s anil 400 oC merubah besar butir dari 291,5 A ke 168 A. Sampel dengan laju deposisi l2 A/s anil 400 oC merubah besar butir dari 256,7 A ke 198,2 A. Sampel dengan laju deposisi 16 A/s anif 400 oC merubah besar butir dari 251,1 Ake 235,9 A.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Hendroto Baswan
Abstrak :
ABSTRAK Masalah utama yang dihadapi KOPERPU adalah, bagaimana mengendalikan usaha menyediakan rumah murah dalam menghadapi krisis ekonomi terutama bagi Pegawai Negeri Sipil Golongan (PNS.GoI. I) dan Pegawai Negeri Sipil Golongan II (PNS Gol. II) Dep.PU. Penelitian ini dilakukan dengan memetakan keadaan yang dihadapi KOPERPU dengan menganalisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal menggunakan Proses Hirarki Analisis (PHA) untuk membobot derajat kepentingan setiap faktor tersebut. Dalam memetakan tingkat perkembangan KOPERPU menggunakan General Electric Matrix (GE Matrix). Berdasarkan hasil analisis PHA dan GE Matrix posisi tingkat perkembangan KOPERPU berada pada Kwadran V atau posisi Selective Investment yang berarti untuk melakukan investasi harus berhati-hati sekali terutama dalam melakukan kebijakan investasi. Hanya usaha-usaha yang mempunyai alasan kuat yang dipercayai mendatangkan keuntungan yang boleh diinvestasikan. Pada posisi Kwadran V, Fred R. David merekomendasikan strategi pengembangan yang sesuai adalah Market Penetration dan Product Development. Sejalan dengan pendapat tersebut David Aaker merekomendasikan pula bahwa Market Penetration dan Product Development untuk pengembangannya mengikuti Growth Strategies yaitu pengembangannya disesuaikan dengan karakteristik kondisi pengembangan perusahaan tersebut. Berdasarkan strategi yang telah ditetapkan tersebut, maka ditindak lanjuti dengan penjabaran strategi yang lebih rinci yaitu strategi fungsional untuk masing masing fungsi guna menyusun program pengembangan perusahaan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soedradjat Tisnasasmita
Abstrak :
ABSTRAK
Pertamina sebagai BUMN menghadapi tantangan pengembangan usaha sehubungan dengan akumulasi pemilikan aset lahan dan bangunan yang belum dimanfaatkan secara optimal, bahkan beberapa di antaranya masih bersifat idle (tidak didayagunakan semestinya). Lebih jauhnya berdampak pada beban pemeliharaan dan penjagaan dan penyerobotan liar yang tak bertanggung jawab. Prioritas utama pengembangan aset lahan dan bangunan ditetap oleh Pertamina di Jabotabek.

Pengembangan aset lahan dan bangunan diorientasikan pada " profit center", sebagai pengejawantahan dari restrukturisasi perusahaan dan diversifikasi usaha dalam spirit Holding Company. Tantangan pengembangan aset secara teknis, bahwasanya biaya proyek berskala besar, proses pembangunan bersifat "multi years", teknologi yang digunakan bersifat modern, pihak yang terkait dalam pembangunan berjumlah besar Stakeholders.

Untuk itu dibutuhkan Perencanaan Pola Kebijakan Optimasi Pengembangan Aset Lahan dan Bangunan Milik Pertamina, yang distudi melalui tesis ini, di mana kriteria optimasi yang dimaksud mencakup :

a. Kelayakan usaha diukur melalui kelayakan ekonomi dan pemasaran, kelayakan rencana fisik tata ruang, kelayakan rencana finansial dan cost recovery, kelayakan manajemen pengelolaan dan kelayakan aspek perijinan dan aspek-aspek dinamis yang terjadi dalam lingkungan eksternal bisnis yang berdampak pada ketidakpastian.

b. Proses evaluasi perencanaan ditempuh berdasarkan hierarki perencanaan (Rencana Induk, Pengembangan Rencana, Dokumen-okumen bagi pelaksanaan pembangunan, kesiapan manajemen pelaksanaan. Pada setiap tahapan hierarki perlu dievaluasi dan disetujui pihak terkait (Stakeholders Policy).

Untuk mempercepat proses pengambilan keputusan (judgement & approval) digunakan metoda Decision Support System (DSS) yang ditopang oleh Sistem Manajemen Informasi (SMI); melalui dukungan optimasi komputer.
Decision Support System (DSS) akan membantu sekali menghindarkan manusia dari keterbatasan kemampuan berpikir (bounded rationality), sifat komperhensif pengambilan keputusan, kecepatan dan efektivitas pengambilan keputusan.

Metoda yang ditawarkan dapat memenuhi tuntutan Pertamina dalam Perencanaan Pola Kebijaksanaan Optimasi Pengembangan Aset Lahan dan Bangunan Milik Pertamina, dan lebih jauh lagi metoda ini dapat dikembangkan dalam manajemen pembangunan baik di lingkungan pemerintah maupun swasta untuk proyek-proyek berskala besar.
[Depok, Depok]: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Susilo
Abstrak :
Penelitian ini menganalisa tentang persepsi pelaksanaan Pelatihan Kemampuan Teknis Pemeriksa dengan menggunakan metode pengukuran efektivitas pelatihan yang dikembangkan oleh Donald Kirkpatrick. Metode ini memiliki 4 (empat) aspek atau kriteria pengukuran, yaitu: Aspek Reaksi terhadap Isi dan Pelaksanaan Pelatihan, Aspek Pengetahuan dan Pembelajaran, Aspek Perubahan Perilaku, dan Aspek Hasil. Aspek hash tidak diikutkan dalam penelitian ini karma merupakan evaluasi jangka panjang. Populasi penelitian adalah eks peserta Pelatihan Kemampuan Teknis Pemeriksa dan atasan peserta, sedangkan data yang digunakan adalah berupa karakteristik dari eks peserta dan atasan, yaitu: jenis kelamin, umur, golongan, dan masa kerja. Dalam penelitian ini hanya menggunakan karakteristik umur dan rnasa kerja. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu pertama melihat persepsi eks peserta menurut umur dan masa kerja. Kedua, melihat persepsi atasan peserta terhadap eks peserta menurut umur dan masa kerja. Ketiga, mengelompokkan indikator-indikator prioritas atau indikator-indikator yang perlu mendapat perhatian khusus oleh Ditjen HKI untuk pelaksanaan pelatihan berikutnya. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data berupa analisis deskriptif, distribusi rata-rata, dan interval keyakinan. Distribusi rata-rata untuk melihat pola penyebaran rata-rata penilaian atau persepsi eks peserta dan atasan menurut karakteristiknya. Kemudian, interval keyakinan untuk melihat rata-rata skor tiaptiap indikator berada pada kisaran normal atau tidak. Setelah melakukan analisa-analisa di atas, maka hasil penelitian mengemukakan bahwa ada pola penyebaran yang bervariasi antara setiap rata-rata skor per subvariabel pada aspek reaksi, rata-rata skor aspek pengetahuan dan pembelajaran, dan aspek perubahan perilaku menurut karakteristiknya. Selanjutnya, terdapat 12 indikator berada di bawah interval keyakinan yang perlu mendapat perhatian khusus dari Ditjen HKI.
This research use to analyze of perception for Examiner Technical Ability Training with training effectiveness measuring method by Donald Kirkpatrick. This method has four aspects: Reactions, Learning, Behavior, and Result. Result not uses in the research because of it a long distance evaluation. Population of the research is ex-participant and their supervisor of Examiner Technical Ability Training. Thus, data has been use included ex-participant and their supervisor, such as genital status, age, echelon, and work time experience. This research had been included three steps: first, saw the perception of ex-participant accordance to age and work time experience. Second, saw the perception of supervisor accordance to age and work time experience. Third, categorize many priority indicators. This research has been use technique data analysis such as descriptive analysis, distribution of mean, and goodness of fit. Distribution of mean had been use to see participant's reactions, a positive reaction does not guarantee learning; a negative reaction almost certainly reduces its possibility. After have been done with many analyze above, so there are many various type of distribution mean score at reactions level, learning level, and behavior level accordance their characteristic. Thus, there are 12 indicators needs special intentions or priority from DGIPR.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T 20798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Agung Pribadi Heriawan
Abstrak :
Serat ijuk semakin menarik untuk diteliti sebagai bahan pengisi polimer. Dengan memodifikasi permukaan serat ijuk, didapatkan selulosa mikrofibril (MFC) yang berbasis ijuk untuk kemudian dicampurkan dengan polimer membentuk produk berbasis MFC ijuk. Namun morfologi, kompatibilitas, stabilitas termal MFC berbasis ijuk terhadap sifat produk polimer perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan dibandingkan karakteristiknya dengan produk berbasis bubble glass. Dalam penelitian ini telah dilakukan proses pencampuran lelehan panas dengan menggunakan mesin rheomix yaitu antara MFC berbasis ijuk dan bubble glass dengan polipropilena jenis homopolimer. Kandungan MFC berbasis ijuk dan bubble glass dalam campuran adalah 0,3; 0,6; dan 1 wt% dalam tiap 50 gram homopolimer polipropilena dengan variasi temperatur 160, 175, dan 190°C selama 15 menit. Dari hasil penelitian diketahui bahwa dengan penambahan MFC berbasis ijuk dan bubble glass dapat menurunkan temperatur leleh (Tm) dan menaikan temperatur dekomposisi (Td), kecuali Td produk berbasis bubble glass akibat karakteristik bubble glass yang amorf. Tm maksimum produk berbasis MFC ijuk dan bubble glass didapatkan pada komposisi yang sama yaitu 0,3 wt% masing-masing sebesar 160,68°C dan 161,29°C. Sedangkan pada Tm maksimum produk berbasis MFC ijuk dan bubble glass masing-masing didapatkan pada temperatur pencampuran 190°C sebesar 160,66°C dan 175°C sebesar 162,52°C. Untuk Td maksimum produk berbasis MFC ijuk dan bubble glass didapatkan pada komposisi 1 wt% sebesar 256,08°C dan 0,3 wt% sebesar 296,07°C. Sedangkan pada Td maksimum produk berbasis MFC ijuk dan bubble glass masing-masing didapatkan pada temperatur pencampuran 175°C sebesar 270,72°C dan 160°C sebesar 290,12°C. ......Ijuk fiber more interesting to study as a filler material for polymer. By modyfiying the surface fibers, microfibrilscellulose (MFC) ijuk-based obtained and then mixed it with polymer to form MFC ijuk-based products. However morphology, compatibility, thermal stability of MFC ijuk-based towards polymer product need further research and compared its characteristic with glass bubblebased products. In this research has been carried out the process of hot-melt mixing using a rheomix machine that is between MFC ijuk-based and glass bubble with homopolymer type of polypropylene. The content of MFC ijuk-based and glass bubble in the mixture is 0.3; 0.6; and 1%wt in each 50 grams of homopolymer polypropylene with a temperature variation of 160, 175, and 190°C for 15 minutes. The result showed that with the addition of MFC ijuk-based and glass bubblebased can lower the melting temperature (Tm) and raise the decomposition temperature (Td), except Td of glass bubble-based products due to the amorphous characteristics of glass bubble. The maximum Tm of MFC ijuk-based and glass bubble products obtained in the same composition that is 0,3%wt at 160.68°C and 161.29°C, respectively. In other side, the maximum Tm MFC ijuk-based and glass bubble-based obtained at mixing temperature of 190°C at 160.66°C and 175°C at 162.52°C, respectively. For maximum Td of MFC ijuk-based and glass bubble-based products obtained on the composition of 1%wt at 256.08°C and 0.3%wt at 296.07°C. In other side, the maximum Td of MFC ijuk-based and glass bubble product obtained at mixing temperature of 175°C at 270.72°C and 160°C at 290.12°C, respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45868
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Athessia Naomi
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh dopan Ag terhadap resistivitas dan sifat kemagnetan bahan La1,4Ca1,6-xAgxMn2O7 (x = 0; 0,4; 0,5; 0,6) dengan metode sintesa sol gel. Material La1.4Ca1.6-xAgxMn2O7 termasuk ke golongan double layered manganit dengan struktur umum R2-2xA1+2xMn2O7 (A = logam tanah jarang trivalen dengan dopan ion divalen seperti Sr, Ba, Ca, dsb). Rietveld analysis hasil karakterisasi XRD menunjukkan bahwa La1,4Ca1,6-xAgxMn2O7 memiliki fasa tunggal dengan struktur kristal tetragonal tipe Sr3Ti2O7 dan space group I 4/mmm. Pemberian dopan Ag tidak merubah struktur kristal namun menurunkan nilai parameter kisi kristal. Karakterisasi SEM-EDX menunjukkan bahwa unsur Ag sudah masuk ke dalam sampel dan adanya perubahan morfologi sampel ketika dopan Ag mulai divariasikan. Pada data resistivitas sebagai fungsi temperatur menunjukkan bahwa dopan Ag meningkatkan besar resistivitas bahan dan menggeser temperatur transisi metal isolator ke temperatur yang lebih rendah. Kurva histerisis yang dihasilkan menunjukkan bahwa pemberian dopan Ag menurunkan sifat kemagnetan bahan yang ditunjukkan oleh penurunan magnetisasi bahan.
ABSTRACT
The effect of Ag-doping on resistivity and magnetic properties of La1.4Ca1.6-xAgxMn2O7 (x = 0; 0.4; 0.5; 0.6) materials with sol gel method are reported. La1.4Ca1.6-xAgxMn2O7 belongs to the double layered group of manganites with the general structure R2-2xA1+2xMn2O7 (A = trivalent rare earth metal with dopant of divalent ions like Sr, Ba, Ca, etc.). Rietveld analysis of XRD characterization result showed that La1.4Ca1.6-xAgxMn2O7 were single phase with tetragonal crystal structure of Sr3Ti2O7-type and I 4/mmm space group. The Ag-doped did not change the crystal structure but decreased the lattice parameter. The characterization of SEM-EDX showed that Ag was included to the sample as a doping and the morphology changed with various Ag doped. Resistivity as temperature function showed that Ag doped increased the resistivity and decreased the metal-insulator transition temperature. The hysteresis curve showed that Ag doped decreases magnetic properties of samples.
2017
T48749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah Harfah
Abstrak :

Kami telah melakukan studi ab-initio pada hexagonal boron nitride (hBN) yang disisipkan antara lapisan-lapisan Ni(111) untuk menyelidiki antarmuka dari struktur bahan ini. Dalam studi ini, kami menggunakan sebanyak tiga lapisan atom Ni dalam satu bagian lempeng Ni dalam Ni(111)/hBN/Ni(111) untuk menentukan susunan atom yang tepat di daerah antarmuka. Perhitungan density functional theory untuk 36 struktur, menjadi dua kali lipat bergantung pada arah momen magnetik, yaitu konfigurasi paralel (PC) dan konfigurasi anti-paralel (APC), menunjukkan bahwa jumlah ikatan kimia lemah yang terbentuk dalam hibridisasi pd antara atom N dan Ni memiliki peranan yang sangat penting. Sebanyak maksimum dua ikatan hibridisasi pd menstabilkan struktur ini, dengan APC terbukti sebagai konfigurasi yang sangat stabil dan sesuai dengan hasil eksperimen terdahulu. Pada keadaan energi terendah, momen magnetik terinduksi pada atom N muncul ketika atom N digeser mendekati salah satu dari atom-atom N. Menariknya, arah momennya diubah oleh posisi lapisan N dan menghasilkan keadaan bi-stable dengan cara polarisasi elektrik ketika APC dipilih. Perhitungan probabilitas transmisi Ni/hBN/Ni yang telah memiliki struktur antarmuka yang tepat pada pusat persambungan, menunjukkan efek spin-filtering dimana arus dengan spin terpolarisasi dikontrol dengan medan listrik ketika pembalikan yang diinduksi sebuah medan diberikan.


We undertook an ab-initio study of hexagonal boron nitride (hBN) sandwiched between Ni(111) layers to examine the interface of this material structure. We considered Ni(111) /hBN/Ni(111) with a slab with three Ni atomic layers to determine the exact atom arrangement at the interface. The density functional theory calculations for 36 stacking arrangements, which are doubled with respect to the magnetic alignment of slabs in an anti-parallel configuration (APC) and parallel configuration (PC), revealed that the number of formed weak chemical bonds, in the pd-hybridization between the N and Ni atoms, is decisive. A maximum of two pd-hybridization bonds stabilized the structure, with APC proving to be the most favorable magnetic alignment, in line with the results of previous experimental studies. In the lowest energy state, an induced magnetic moment at an N site appears when N is moved closer to one of the Ni atoms. Interestingly, the moment direction is switched by the position of the N layer in the resulting bi-stable state with electrical polarization when APC is chosen. The transmission probability calculation of Ni/hBN/Ni having the determined interface structure at the center of the junction exhibits a spin-filtering effect where the spin-polarized current is controlled by the electric field when a field-induced reversal of the polarization is realized.

2019
T54296
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan
Abstrak :
ABSTRAK
Alloy FeSi adalah material softmagnetik yang banyak digunakan sebagai inti dalam transformator. Material ini memiliki sifat yakni magnetisasi saturasinya tinggi, koersivitasnya rendah, permeabilitasnya tinggi. Bertambahnya Si akan mengurangi koersivitas dan meningkatkan resistivitas sehingga core loss akibat hysterisis dan Eddy current menurun, dan didapatkan sifat magnetik material yang baik untuk apikasi transformer. Tetapi penambahan Si diatas 3 % menyebabkan alloy bersifat brittle. Penambahan Al pada alloy FeSi diharapkan dapat memperbaiki sifat magnetik dan sifat mekanik, sehingga efisiensi dari transformator dapat meningkat. Untuk itu dilakukan penelitian studi sifat magnetik beserta komposisi dan mikrostruktur dari FeSiAl. Dengan kadar Si 3% dan variasi kadar Al 4%,5% dan 6% serta kadar Fe100-3%-%Al . Dalam penelitian ini sifat magnetik yang diukur adalah koersivitas yang diperoleh dari hysterisis loop. dengan menggunakan alat VSM (Vibrating sample magnetometer). Dari hasil penelitian ini tampak bahwa koersivitas menurun dengan pertambahan Al yang berarti sifat magnetiknya lebih baik. Mikro struktur material diteliti dengan menggunakan XRD dan foto mikro yang menunjukkan fasa ketiga sampel sebagai body centered cubic.
ABSTRAK
The alloy FeSi is a softmagnetic material oftenly used as the core component of a transformer. This material has the properties of high saturation of magnetization, low coercivity and high permeability. Increased Si will reduce the coercivity and increase the resistance, so there is a reduction of core loss due to hysterisis and eddy current?properties of magnetic material that is good for application in transformers. But increasing Si more than 3% causes the alloy to become brittle. Adding aluminium to FeSi is hoped to improve the magnetic and mechanical properties of the alloy, so as to increase the efficiency of a transformer. To achieve the aims, a research was carried out to study the composition and microstructure of FeSiAl, with 3% Si concentration and varied concentrations of aluminium (4%, 5% and 6%), and Fe100-3%-%Al concentration. In this research, the magnetic property measured was coercivity obtained from loop hysterisis using VSM (vibrating sample magnetometer). In the research, it was observed that coercivity was reduced with the addition of Al, which means the alloy had better magnetic properties. The microstructure of the material was studied using XRD and microphotograph that showed the phase of the three samples as being body-centered cubic.
2008
T25326
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mashadi
Abstrak :
Telah berhasil dibuat Sistem Instrumentasi untuk pengujian Sifat Elektrik suatu bahan. Sistem instrumentasi ini dikembangkan dengan menghubungkan LCR HiTESTER HIOKI 3522 dengan personal komputer dengan LabView sebagai bahasa pemprogramannya. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur sifat listrik suatu bahan karbon yang dapat diaplikasikan untuk kapasitor. Bahan Karbon ini difungsikan sebagai bahan dielektrik pada kapasitor. Bahan karbon yang memiliki struktur porous, dengan menggunakan teknologi High Energy Milling (HEM) dapat berubah sampai ke ukuran nano porous. Tujuan dari persiapan bahan nano karbon menggunakan HEM juga sebagai langkah awal untuk memproduksi CNT secara sederhana. Bahan Karbon yang merupakan campuran serbuk Fe dan C hasil milling ini masing-masing ditimbang sebanyak 0,5 gram, kemudian dibuat menjadi bentuk pelet menggunakan mesin press ENERPAC sampai tekanan 5000 psi (400 kg/cm2), yang terdapat di BKAN, PTBIN-BATAN. Pelet yang terbentuk berukuran diameter 1,5 cm dan tebal sekitar 1 mm. Bahan kapasitor Fe-C yang sudah berbentuk pelet, akan dilakukan pengukuran nilai kapasitansi dan konduktansinya dengan parameter frekuensi antara 1 kHz sampai 100 kHz, pada tegangan potensial V = 1 Volt serta pada temperatur ruang, menggunakan LCR Meter HIOKI yang sudah dikembangkan menjadi sistem instrumentasi pengukur sifat elektrik dengan pemprograman Labview. Data-data hasil pengukuran ini dikirimkan ke komputer melalui GPIB, sehingga didapatkan hasil pengukuran yang cepat, tepat dan akurat. File data pengukuran dapat tersimpan dalam bentuk File SpreedSheet sehingga memudahkan untuk analisa. ......Instrumentation Systems has successfully created for testing electric properties of a material.Instrumentation system was developed by linking HiTESTER HIOKI 3522 LCR with a personal computer with LabView as pemprogramannya language. This tool can be used to measure the electrical properties of a carbon material that can be applied to the capacitor. Carbon materials are used as dielectric material in capacitors. Carbon material which has a porous structure, using the technology High Energy Milling (HEM) can be changed up to the size of the nano-porous. The purpose of the preparation of carbon nano materials using the HEM as well as an initial step to produce CNTs in a simple. Carbon materials which is a powder mixture of Fe and C is the result of milling each weighed as much as 0.5 grams, and then made into pellets using a press machine ENERPAC until pressure 5000 psi (400 kg/cm2), contained in BKAN, PTBINBATAN. Formed pellets 1.5 cm diameter and thickness of about 1 mm. Capacitor materials Fe-C, which has the form of pellets, will be measured capacitance values and parameters konduktansinya with frequencies between 1 kHz to 100 kHz, the voltage potential V = 1 volt and at room temperature, using HIOKI LCR Meters that have been developed into a system of measuring instruments electrical properties with LabVIEW programming. Measurement result data is transmitted to a computer via GPIB, so we get the measurement results fast, precise and accurate. Measurement data files can be stored in the form of files SpreedSheet making it easier to analyze.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T28845
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>