Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danti Pudjiati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perilaku seksual remaja pekerja seks, risiko kesehatan reproduksi mereka dan pengalamannya memanfaatkan Iayanan klinik milik sebuah LSM di DKI Jakarta. Pendekatan kualitatif dengan menggunakan perspektif perempuan digunakan dalam penelitian ini. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, studi dokumen dan observasi. Penelitian ini menemukan bahwa perilaku seksual informan pekerja seks menimbulkan risiko kesehatan reproduksi. Bagi remaja putri risiko itu adalah KTD, aborsi, terpapar IMS HIV-AIDS dan kekerasan seksual sedangkan bagi remaja waria adalah terpapar IMS HIV AIDS dan kekerasan seksual. Informan remaja putri maupun remaja waria mengatasi sendiri risiko kesehatan reproduksi tersebut sebelum mereka periksa di klinik. One day service yang cepat dan murah untuk pemeriksaan IMS membuat para informan ini datang ke klinik tersebut. Di samping itu, mereka dilayani dengan baik dan ramah di sana. Diperlukan penguatan kepribadian bagi remaja putri dan waria agar mereka sadar untuk meninggalkan profesi sebagai pekerja seks secepatnya karena membahayakan hidupnya di mass depan. Disamping itu negara wajib menghentikan prostitisi anak berkaitan dengan UU No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.
This research aimed to describe sexual behavior of adolescent prostitution, their risk in reproductive health and their experiences in using the services offered by a clinic which belong to a non government organization in DKI Jakarta. Qualitative approach using women perspective was applied in this research. The data collection techniques were in-depth interview, documentation study, and observation. This research revealed that sexual behavior of the informants who are adolescent prostitution causes reproductive health risk. For female informants the risks are unwanted pregnancy, abortion, sexually transmitted infection (STI) - HIV/AIDS and sexual violence. The risks for transgender adolescent informants are sexually transmitted infection (STI) - HIV/AIDS and sexual violence. Both informants, female adolescent and transgender adolescent, tried first to overcome those risks by taking antibiotics which sold out over the counter before going to the clinic. The one day service for examining STI which is quick and cheap makes informants prefer to visit that clinic_ Besides, they felt that they were well treated and the health providers are friendly. It needs a personal reinforcing for female and transgender adolescent to make them realize to leave prostitution as soon as possible since it is harmful for their future life. Actually, the state is responsible to stop child prostitution based on Law No 2312002 concerning child protection.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T18358
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Aria Aditia
Abstrak :
ABSTRACT
Infeksi Trichomonas vaginalis seringkali terjadi pada pekerja seks komersial PSK , menyebabkan mikrotrauma pada epitel saluran genital perempuan, dan menjadi portal masuk infeksi herpes genitalis; sehingga koinfeksi T. vaginalis dan herpes genitalis dapat terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang pada 212 PSK yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan proporsi infeksi herpes genitalis antara kelompok T. vaginalis positif dengan kelompok T. vaginalis negatif serta mengetahui faktor-faktor yang berhubungan. Analisis uji Chi-square menunjukkan perbedaan proporsi infeksi herpes genitalis yang bermakna p=0,027.
ABSTRACT
Trichomonas vaginalis infections are commonly found among female sex workers FSWs , causing microtrauma on the female genital epithelium, and predispose the entry of genital herpes infection thus co infection of T. vaginalis and genital herpes may occur. A cross sectional study was applied among 212 FSWs to analyze proportion differences of genital herpes infection between FSWs with T. vaginalis infection and FSWs without T. vaginalis infection, and to identify factors associated to the co infection. Analysis using Chi square revealed a significant association between T. vaginalis infection and genital herpes p 0,027.
2016
S70380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Rachmawati Waznah
Abstrak :
Kelompok Wanita Pekerja Seksual WPS merupakan kelompok paling rentan terkena HIV disebabkan perilaku seksual mereka yang berisiko tinggi. Cakupan program pencegahan HIV melalui hubungan seksual memang menunjukan peningkatan, untuk melihat dampak upaya intervensi tersebut, maka diperlukan evidence based, dapat dilihat dari perilaku tes HIV pada WPS. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan keterpaparan program pencegahan HIV dengan perilaku tes HIV pada kelompok WPSL di 16 Kabupaten/Kota di Indonesia tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan menggunakan data STBP Tahun 2015 kelompok WPSL. Sampel penelitian ini adalah keseluruhan data STBP WPSL 2015 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian n = 1918. Hasil penelitian menunjukan keterpaparan program pencegahan HIV terbukti secara statistik memiliki hubungan dengan perilaku tes HIV p value = 0,000 pada kelompok WPSL di 16 Kabupaten/Kota di Indonesia pada tahun 2015. WPSL yang terpapar program pencegahan HIV dengan kategori baik memiliki kecenderungan 2,46 kali AOR=2,46, 95 CI:1,70 ndash;3,56 untuk melakukan tes HIV dibandingkan dengan WPSL yang terpapar program pencegahan HIV dengan kategori kurang setelah dikontrol dengan variabel konfonding status pernikahan, pengetahuan tentang HIV, lama bekerja, dan variabel interaksi akses tes HIV gratis. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan cakupan program pencegahan HIV pada kelompok WPS agar terjadi peningkatan cakupan tes HIV dengan memperbanyak pelayanan tes HIV berupa mobile KTS. ......Female sex workers FSWs are the most vulnerable groups affected by HIV due to their high risk sexual behavior. The coverage of HIV prevention programs through sexual transmission indeed shows improvement, but to see the impact of intervention efforts, evidence based is needed, and it can be seen from the behavior of HIV testing among FSWs. This study aimed to identify the association of HIV prevention program exposure with HIV testing behavior among FSWs in 16 Districts Cities in Indonesia 2015. This study used a cross sectional survey, using data of The 2015 IBBS. The sample of this study is the overall data of the 2015 FSWs IBBS that meet the inclusion and exclusion criteria of the study n 1918 . The result showed that HIV prevention program exposure has been shown to be statistically related to the HIV testing behavior p value 0,000 among FSWs in 16 Districts Cities in Indonesia by 2015. FSWs with good exposed of HIV prevention programs has a tendency of 2.46 AOR 2.46, 95 CI 1.70 3.56 for HIV testing compared with WPSL who were less exposed to HIV prevention programs after being controlled with confounding variables such as marital status, knowledge of HIV, duration of work, and access to HIV test variable. Therefore, it is necessary to increase the coverage of HIV prevention programs for FSWs in order to increase the scope of HIV testing by increasing the HIV testing service in the form of mobile VCT.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanti Lituhayu
Abstrak :
ABSTRAK
Wanita Pekerja Seks (WPS) merupakan populasi yang beresiko tinggi untuk terjadinya infeksi HIV/AIDS sampai sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan determinan konsistensi pemakaian kondom untuk mencegah HIV/AIDS pada WPSTL/Pelanggannya. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan menggunakan data sekunder Survey Cepat Perilaku DKI Jakarta, jumlah sample adalah 240 responden. Hasil penelitian ini menemukan dari seluruh variabel pada studi ini faktor yang berhubungan dengan penggunaan kondom yang konsisten adalah : menawarkan kondom (OR= 19,539 95% CI 8,701-43,876), ketersedian kondom ( OR= 0 95% CI 0) dan pasangan seks (OR= 0,110 95% CI 0,057- 0,211). Penelitian ini merekomendaksikan adanya outlet kondom pada tempat tertentu yang mobile agar WPSTL dapat mengakses dan mendapatkan kondom secara berkala.
ABSTRACT
Female Sex Workers (FSW) is a high-risk population for infection HIV/AIDS until now. This study aims to explore the determinant consistency of condom use to prevent HIV/AIDS in FSW / client. This study used cross sectional study design by using Rapid Behavior Survey among key population at DKI Jakarta with total sample 240 respondents. This study found of all variables in this study factors associated with consistent condom use is: to offer condoms (OR = 19.539 95% CI 8.701 to 43.876), the availability of condoms (OR = 0. 95% CI 0) and sexual partners (OR = 0.110 95% CI 0.057 to 0.211). The study recommended to provide condom outlets in certain specific places to give more access for condom to WPSTL regularly.
2016
S66099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library